part 13. Jangan Memberi Harapan Palsu

Senja pun tiba aku duduk di balkon kamar ku ini, menatap langit yang berwarna jingga, matahari terik tadi perlahan-lahan terbenam di ufuk barat.

Kini tatapan ku beralih ke pesawat terbang yang melintasi rumah ini, pesawat itu sangat tinggi hanya berukuran kecil yang bisa kita lihat.

"Kalian terlalu terbang tinggi, apa kalian tidak takut jatuh?'

Dengan melihat pesawat terbang tinggi itu, aku jadi keinget sama dia.

Dia apa kabar?, sudah satu minggu aja dia pergi berkerja tanpa memberi kabar pada ku.

"Oh, mustahil kan, aku kan bukan siapa-siapa dia, aku hanya jadi beban dia selama ini, mana mungkin dia peduli dengan ku!".

Hufff... berasa hidup ku tidak ada guna nya untuk sekarang ini, bagaimana tidak, suamiku sendiri tidak peduli dengan ku.

"Cih, Audia kamu ini sungguh munafik, kamu bilang kamu tidak mencintainya tapi apa, kamu malah memikirkan dia!"

Kenapa kamu begitu b*doh Audia, sudah jelas dia tidak mencintai kamu, tapi kamu terus saja berharap dengan dia.

"Arnav, aku itu sudah b*doh karena mencintaimu!"

Tidak di sangka air mata ku lolos dari pelupuk mataku, "haha... b*doh, b*doh, kenapa aku harus menangis gini sih!" umpat ku.

Ku seka air mata yang mengalir ini sambil berusaha tersenyum, walaupun senyum itu hanya senyum palsu.

Aku harus kuat biar bagaimanapun dia masih suamiku, bismillah semoga dia bisa membuka hatinya itu untuk ku.

"Mbak!"

Bahu ku di tepuk oleh Aquila aku hampir menjatuhkan telepon genggam ku yang aku pegang.

"Eh, Aquila!" ujarku seraya mengelus dada.

"Maaf mbak, aku bikin kaget mbak saja!"

Aku tersenyum kecil, "mbak Audia kenapa?' tanya nya, mungkin Aquila melihat mata sembab akibat aku menangis tadi.

"Tidak!" bohong ku.

"Keluar yuk mbak, mbak pasti akan senang!" ujar nya.

Aku mengerutkan keningku, maksud nya apa, dan hubungan nya apa, jika aku keluar kenapa aku musti senang, ada apa?.

"Mbak nggak enak badan quila!" ujarku berdusta, justru aku keluar kamar, pasti akan banyak drama lagi, seperti waktu itu.

Aku sengaja menghindar dari mbak Naya, dia selalu menyindir dan merendahkan ku, lebih baik aku menghindar dari pada bertengkar, kalau mama mertua tau, pasti salah satu dari kami akan mendapatkan hukuman.

"Mbak sakit, apa aku harus telepon mbak Anas supaya mbak Anas pulang untuk memeriksa mbak!"

Kekhawatiran terlihat jelas dari wajah Aquila, dia satu-satunya orang yang aku percaya di sini, selain mama dan juga papa.

Mbak Anas juga sering uring-uringan tidak jelas pada ku, waktu itu dia juga pernah menghina ku, aku jadi ketakutan untuk itu.

"Tidak, mbak baik-baik saja, Aquila jangan khawatirkan mbak!" ujar ku.

"Baiklah, jika mbak tidak mau!" ujar nya.

Aquila balik keluar kamar, aku pergi ke tempat tidur untuk merebahkan tubuhku, azan magrib berkumandang, aku masih belum selesai haid makanya aku belum sholat.

Cklekk

Tiba-tiba pintu kamar di buka, aku sengaja membelakangi pintu kamar, mungkin itu mama mertua ku?.

"Ma, apakah itu mama!" ujar ku lalu membalikkan tubuhku menghadap ke pintu.

Bukan mama yang aku lihat melainkan pria bertubuh tegap masih mengunakan seragam pilot berwarna putih dan dasi bermotif batik masih melingkar sempurna di leher dan menjuntai dengan apik nya.

Tangan kanan nya masih memegangi ganggang koper.

Oh dia, ternyata dia pulang.

Aku hanya melihatnya saja, lalu membelakangi dia lagi, aku tidak menyapa nya, untuk apa menyapa dia sedangkan aku hanya wanita pajangan saja.

"Assalamualaikum!"

"Wa'alaikumussalam!" jawabku masih membelakangi nya, ku dengar dia yang menyeret kopernya, aku tidak mau tau soal dia lagi.

Mau dia kembali mau dia tidak kembali apa urusannya dengan ku, toh dia sendiri yang bilang kalau aku ini hanya menyusahkan dia saja.

Ini jalan satu-satunya yang aku pilih, yaitu diam tanpa banyak basa-basi.

"Apa orang miskin selalu di injak-injak seperti ini?"

"Apa orang miskin tidak di hargai juga?"

"Kenapa orang berpendidikan rendah selalu di hina, apa salah nya kita saling menghargai!"

Tidak terasa cairan panas membasahi pipi ku lagi, entahlah akhir-akhir ini aku jadi wanita lemah, seenggaknya aku bisa menunjukkan pada mereka, kalau orang miskin tidak selalu di rendahkan, di hina, di caci maki!

Ayolah Audia, kamu tidak perlu lemah dengan cacian mereka yang tidak suka sama kamu, paling tidak kamu harus menjadi wanita kuat dan tangguh.

Ku rasakan ranjang yang aku tiduri ini bergetar, seperti nya dia mau istirahat juga.

Aku menggeser tubuhku ke lebih ujung lagi.

"Suami pulang di sapa sedikit napa!' suara berat nya itu menusuk indra pendengaran ku.

Bulir bening panas ini masih mengalir deras di pelipis ku, aku tidak mau peduli dengan dia lagi, mau dia ngomong aku tidak mau dengar.

"Tidak sopan kamu ya!" ujar nya

"Udahlah capek ngomong sama wanita kampungan kayak kamu ini, di ajak ngomong malah diam membisu, di diami malah ngelunjak! umpat nya.

"Kamu itu memang jadi beban saya saja!"

Hikss... aku memang jadi beban kamu mas, tapi aku tidak suka sama cara bicara kamu itu, lagi-lagi kata menyakiti perasaan ku itu kamu keluarkan.

Aku menangis dalam diam tapi isak demi isakan ini tidak bisa aku kontrol.

"Hiks...hiks...hiks...!" lepas sudah isakan ini keluar dari mulutku, ku yakini dia pasti mendengar tangisan lirih ku ini.

Ranjang yang semula tenang kini bergetar karena guncangan dari tubuhku yang mengeluarkan isakan tangis ku.

"Hikss... ayah... bunda...!"

"Nangis?

"Audia, kamu nangis?"

Badanku di putar oleh pilot itu tatapan mata kami saling beradu, mataku masih basah, tangan ku refleksi memukul dada nya.

"Hiks...hiks...hiks...!' aku menangis tersedu-sedu sambil memukul dia, entah apa yang merasuki diri ku ini sehingga aku berani memukul dia.

"Hiks... aku ingin pulang!' ujar ku di sela-sela tangis ku.

Matanya melotot saat aku mengatakan ingin pulang, aku tidak tahan lagi hidup di tengah-tengah keluarga dia yang selalu menghina ku.

"Antar aku sekarang juga ke tempat ayah dan bunda ku!' ujar ku, menatap wajah nya yang kelihatan marah.

"Lepas aku mas, biarkan aku hidup dengan tenang tanpa kamu!" ujar ku lagi.

Dia menjauhkan wajahnya dari ku, lalu tangan nya menghapus air mataku yang masih membasahi pipi ku.

Aku sempat terdiam dengan aksi nya itu, tapi itu hanya sementara karena aku masih ingat dengan kata-kata menyakiti perasaan ku tadi.

Ku tepis tangan nya itu secara kasar.

"Setidaknya kamu jangan memberi harapan palsu pada ku!' ujar ku lalu memunggungi dia kembali.

...

Bersambung...

Tinggalkan Jeeeejakkkk....

Yang penasaran dengan si penulis cerita ini boleh berteman langsung dengan ku di Instagram dan fb ku.

Ig : purna_yudiani

fb : purna yudiani

Yang follow Instagram ku ntar aku follback 😉

Episodes
1 part 1. Tamu Istimewa Ayah Datang Untuk Melamar
2 part 2. Pernikahan
3 part 3. Berencana Pindah
4 part 4. Tidur Udah Kayak Kebo
5 part 5. Mulutnya Menyakiti Hati Ku
6 part 6. Baru Menyesali
7 part 7. Biar Kamu Lewat Sekalian
8 part 8. Kebanyakan basa-basi
9 part 9. Mas Pilot I Love You
10 part 10. Pertama Kali Pergi Ke Rumah Mertua
11 part 11. Lelah
12 part 12. Pemberian Kalung Berlian
13 part 13. Jangan Memberi Harapan Palsu
14 part 14. Jangan Pedulikan Ku
15 part 15. Pendatang Baru
16 part 16. POV Author
17 part 17. Di Kira Tuna Rungu Jelas-jelas Bisa Bicara
18 part 18. Karena Perjodohan Ini Arnav Berubah
19 part 19. POV Author (Audia Tak Di Anggap)
20 part 20. POV Author (Capek)
21 part 21. Miris Sekali Hidup Ku
22 part 22. POV Author (Audia Pergi)
23 part 23. POV Author (Audia Pulang Membawa Luka)
24 part 24. POV Author (Mimpi Buruk Arnav)
25 part 25. Putri Kita Masih Kecil
26 part 26. POV Author (Lagi-lagi Arnav Tidak Semangat Kerja)
27 part 27. Menceritakan Masalah Ku
28 part 28. POV Author (Arnav Baru Tau Audia Pergi)
29 part 29 POV Author (Ketemu Lagi Kita)
30 part 30. Fakta Baru
31 part 31. Merasa Sangat Amat Bersalah
32 part 32. Apakah Masih Mimpi
33 part 33. Di Imami
34 part 34. Meluruskan Titik Masalah
35 part 35. Tidak Peka
36 part 36. I Love You Pilot
37 part 37. Jahilnya Arnav
38 part 38. Dinner For Two At The Restaurant
39 part 39. POV Author (Suara ponsel Bikin Rusak Suasana)
40 part 40. POV Author (Flashback on)
41 part 41. Ana Uhibbuka Fillah
42 part 42. Aku Cemburu
43 part 43. Merasa Takut
44 part 44. Penghinaan Dari Kakak Ipar
45 part 45. Merasa Kecewa
46 part 46. Merasa Tak Dianggap Oleh Keluarga Sendiri
47 part 47. Kamu Sakit?
48 part 48. Merasa Aneh Tapi Apa?
49 part 49. Kepolosan Audia
50 part 50. Tidak Mempercayai
51 part 51. Masalah Makin Runyam
52 part 52. Tidak Bisa Berdekatan
53 part 53. POV Author ( Jodoh Di Lauhulmahfudz)
54 part 54. POV Author (Kesedihan)
55 part 55. POV Author (Subhanallah Istriku Cantik Banget)
56 part 56. Belanja Baju
57 part 57. POV Author (Ayat Kursi)
58 part 58. POV Author (Kenapa Tidak Ngajak?)
59 part 59. POV Arnav (Kecewa Dengan Audia)
60 part 60. Berencana Pulang Kampung
61 part 61. POV Author (Berkumpul)
62 part 62. POV Author (Arnav Sakit)
63 part 63. Mas Arnav Yang Manja
64 part 64. POV Author (2 tahun kemudian)
65 part 65. Flashback On ( Melahirkan)
66 part 66. Cari Jodoh Buat Mbak Anas
67 part 67. POV Anastasya
68 part 68. Naik Pesawat
69 part 69. POV Anastasya
70 part 70. POV Anas (Mencari Wisnu)
71 part 71. Anas & Wisnu
72 pada 72. Ending
73 Pengumuman
Episodes

Updated 73 Episodes

1
part 1. Tamu Istimewa Ayah Datang Untuk Melamar
2
part 2. Pernikahan
3
part 3. Berencana Pindah
4
part 4. Tidur Udah Kayak Kebo
5
part 5. Mulutnya Menyakiti Hati Ku
6
part 6. Baru Menyesali
7
part 7. Biar Kamu Lewat Sekalian
8
part 8. Kebanyakan basa-basi
9
part 9. Mas Pilot I Love You
10
part 10. Pertama Kali Pergi Ke Rumah Mertua
11
part 11. Lelah
12
part 12. Pemberian Kalung Berlian
13
part 13. Jangan Memberi Harapan Palsu
14
part 14. Jangan Pedulikan Ku
15
part 15. Pendatang Baru
16
part 16. POV Author
17
part 17. Di Kira Tuna Rungu Jelas-jelas Bisa Bicara
18
part 18. Karena Perjodohan Ini Arnav Berubah
19
part 19. POV Author (Audia Tak Di Anggap)
20
part 20. POV Author (Capek)
21
part 21. Miris Sekali Hidup Ku
22
part 22. POV Author (Audia Pergi)
23
part 23. POV Author (Audia Pulang Membawa Luka)
24
part 24. POV Author (Mimpi Buruk Arnav)
25
part 25. Putri Kita Masih Kecil
26
part 26. POV Author (Lagi-lagi Arnav Tidak Semangat Kerja)
27
part 27. Menceritakan Masalah Ku
28
part 28. POV Author (Arnav Baru Tau Audia Pergi)
29
part 29 POV Author (Ketemu Lagi Kita)
30
part 30. Fakta Baru
31
part 31. Merasa Sangat Amat Bersalah
32
part 32. Apakah Masih Mimpi
33
part 33. Di Imami
34
part 34. Meluruskan Titik Masalah
35
part 35. Tidak Peka
36
part 36. I Love You Pilot
37
part 37. Jahilnya Arnav
38
part 38. Dinner For Two At The Restaurant
39
part 39. POV Author (Suara ponsel Bikin Rusak Suasana)
40
part 40. POV Author (Flashback on)
41
part 41. Ana Uhibbuka Fillah
42
part 42. Aku Cemburu
43
part 43. Merasa Takut
44
part 44. Penghinaan Dari Kakak Ipar
45
part 45. Merasa Kecewa
46
part 46. Merasa Tak Dianggap Oleh Keluarga Sendiri
47
part 47. Kamu Sakit?
48
part 48. Merasa Aneh Tapi Apa?
49
part 49. Kepolosan Audia
50
part 50. Tidak Mempercayai
51
part 51. Masalah Makin Runyam
52
part 52. Tidak Bisa Berdekatan
53
part 53. POV Author ( Jodoh Di Lauhulmahfudz)
54
part 54. POV Author (Kesedihan)
55
part 55. POV Author (Subhanallah Istriku Cantik Banget)
56
part 56. Belanja Baju
57
part 57. POV Author (Ayat Kursi)
58
part 58. POV Author (Kenapa Tidak Ngajak?)
59
part 59. POV Arnav (Kecewa Dengan Audia)
60
part 60. Berencana Pulang Kampung
61
part 61. POV Author (Berkumpul)
62
part 62. POV Author (Arnav Sakit)
63
part 63. Mas Arnav Yang Manja
64
part 64. POV Author (2 tahun kemudian)
65
part 65. Flashback On ( Melahirkan)
66
part 66. Cari Jodoh Buat Mbak Anas
67
part 67. POV Anastasya
68
part 68. Naik Pesawat
69
part 69. POV Anastasya
70
part 70. POV Anas (Mencari Wisnu)
71
part 71. Anas & Wisnu
72
pada 72. Ending
73
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!