Seperti hari-hari biasanya aku tidak ada aktivitas sama sekali, di rumah besar bak istana ini tidak ada pekerjaan yang bisa aku kerjakan.
Begitulah kehidupan orang kaya, semua pekerjaan rumah ini di kerjakan oleh art.
"Hmm... kalau aku cari kerjaan gimana ya?"
Tapi aku tak tau harus cari kerjaan di mana, sedangkan aku baru di kota ini, tempat-tempat sini masih belum jelas bagiku.
"Mbak Audia...!"
"Mbak!"
"Mbak!" panggil Aquila.
Aku yang sedang duduk santai di belakang rumah, jadi terusik dengan adik ipar ku ini.
"Udah pulang! ujar ku
"Sudah mbak!" ujar nya.
Dia duduk di sebelah ku sambil memakan snack yang ia pegang.
"Ganti baju dulu quila, nanti baju sekolah kamu kotor lho!"
"Ntar aja mbak, aku mau curhat sama mbak dulu! ujar nya berhenti mengunyah.
Bocah hampir seumuran dengan ku ini mau curhat apa coba, kayak punya beban aja.
Melihat Aquila memakai seragam sekolah ini, bikin ke ingat sama masa-masa sekolah ku dulu, aku pengen sekolah lagi gara-gara melihat Aquila memakai seragam sekolah.
"Mbak aku mau curhat!"
Aku mengangguk kecil, aku tidak mendengarkan betul ucapan Aquila, karena yang aku pikirkan itu sekarang ini adalah gimana cara nya aku bisa mendapatkan cinta suamiku.
"Mbak, aku jatuh cinta pada pandangan pertama mbak, mana cowok nya ganteng lagi, bikin aku kepengen memiliki dia segera, menurut mbak aku harus apa ya?"
Aku pengen mas Arnav mencintai ku secara tulus, tapi bagaimana aku bisa mendapatkan hati keras nya itu.
"Mas, apa kamu tak punya sedikit pun perasaan untuk!" batin ku
"Mbak!"
"Mbak Audia!"
"Mbak Audia nggak dengerin aku ngomong?", aku kaget saat Aquila menguncang bahu ku, aku menghela nafas berat lalu tersenyum kecil.
"Apa tadi Aquila?" aku balik bertanya, karena aku tidak mendengarkan curhatan nya tadi.
Adik ipar ku itu cemberut sambil memonyongkan bibirnya, aku terkekeh geli.
"Iya maaf, mbak emang tadi nggak dengerin kamu, tapi sekarang mbak janji mau mendengarkan curhatan kamu!" ujar ku.
Dia masih memonyongkan bibirnya itu, aku geleng-geleng kepala saja.
"Itu lho aku suka sama seseorang, menurut mbak gimana? ujar nya lalu mengubah ekspresi wajah nya begitu antusias menginginkan sebuah pendapat dari ku.
"Lanjutin aja sekolah kamu dulu, bukanya mbak melarang kamu untuk jatuh cinta, tapi menurut mbak, sebaiknya kamu fokus sama belajar kamu dulu, urusan cinta-cintaan itu belakangin aja dulu!
"Tapi kalau kamu mau tetap sama lelaki itu, ya... mbak apa boleh buat, ini tentang hati kamu Aquila, bukan tentang hati mbak maupun yang lain nya!" ujar ku.
Entah dia mau menerima masukan ku entah tidak, yang terpenting aku sudah menasehati nya.
"Mbak tidak melarang kamu kok, ini masalah hati kamu lho, tapi ingat juga Aquila, jika kamu jatuh cinta pada seseorang kamu jangan terlalu berharap, karena kita hanya pantas berharap banyak itu hanya kepada yang di atas, Allah SWT!' ujar ku
"Cinta boleh, tapi jangan berharap banyak!
"Bukanya mbak sok bijak menasehati kamu!" ujar ku.
Dari tadi mulut nyerocos mulu, mulus kayak jalan tol aja.
Aquila mengangguk-angguk, ni bocah paham nggak sih sama ucapan ku yang panjang nya subhanallah.
"Nasehat mbak sangat berarti bagi ku mbak, benar yang mbak bilang, cinta sih boleh tapi jangan berharap juga, ya kan mbak!'
"Hmm... seperti nya aku harus banyak lagi belajar dari mbak deh!" ujar nya.
"Syukurlah kamu menerima nasehat dari mbak!" ujar ku.
Aquila menatap aku dengan senyum manis nya, gadis berumur 18 tahun ini sangat ceria, jadi kangen dengan Yudia, adik ku apa kabar ya?
Sudah lama kami tidak bertemu!
"Mbak pakai jilbab sepanjang itu apa tidak panas? tanya Aquila.
Aku tersenyum lebar sambil mengelus rambut hitam panjang nya itu.
"Tidak sayang, mbak lebih suka menutup aurat mbak dari pada mbak umbar!" ujar ku.
"Setiap wanita muslimah harus menutup dengan sempurna aurat nya, yang boleh melihat aurat kita itu hanya suami kita, terus keluarga kita!" ujar ku
Dia mengangguk kecil.
Lama kami berdiam diri di sini, kenapa makin ke sini makin tidak ada saja rasa cinta dia untuk ku?
Aquila menatap aku lagi aku terus saja kepikiran sama mas Arnav.
"Mbak jika aku menggunakan jilbab juga kayak mbak, apa boleh? tanya nya.
Aku langsung tersenyum dengan ucapan Aquila.
"Boleh saja, asalkan ada niat di hati kamu untuk menutup aurat kamu, menutup aurat itu karena Allah bukan karena ingin ikut-ikutan saja, menutup aurat itu harus dari hati kita sendiri bukan karena keterpaksaan!"
"Aku kadang masih ragu sih mbak, kalau aku memakai jilbab, aku takut orang-orang akan menghina atau mencaci ku sok alim!" ujar Aquila dengan wajah sendu.
Ku pegang tangan putih lembut nya itu, lalu aku usap tangan itu penuh kelembutan dan memberi support juga untuk adik ipar ku ini.
"Tidak usah dengarkan omongan orang, yang kita butuhkan itu hanya keridhoan Allah SWT!
Dia mengangguk lagi, "sekarang mbak tanya, apa kamu siap untuk berhijab? tanya ku
"Hmm... gimana ya mbak, tapi aku juga kepengen pakai jilbab!" ujar nya.
Ku hela nafas panjang seraya tersenyum, "niatkan di hati kamu untuk berhijab semata-mata untuk Allah ya sayang! ujar ku.
"Insyaallah mbak!"
"Tapi kalau aku belajar mulai memakai baju yang lebih longgar dan dalam kayak mbak gini apa boleh mbak?" tanya nya.
"Boleh banget, siapa yang akan melarang kamu?"
"Mbak yakin, mama sama papa pasti akan bangga mempunyai anak perempuan yang cantik dan solehah seperti kamu ini! ujar ku.
"Aamiin... do'akan aku ya mbak, supaya aku bisa menjadi wanita yang lebih baik lagi!"
"Aamiin... Masya Allah, adek mbak sudah makin bijak saja!" ujar ku.
Lama kami ngobrol di taman belakang ini, Aquila pamit untuk undur diri.
🌼🌼🌼
POV Author
Adem, saat telinga Arnav mendengarkan nasehat yang di berikan oleh Audia kepada adik nya itu, dulu Aquila sangatlah pembangkang dan susah di atur, tapi semenjak ada Audia di sini, adik nya itu jadi tambah baik dan tidak lagi membangkang.
"Apa yang kamu pikirkan nav? ujar mama Ima yang tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Arnav
Arnav mengubah ekspresi wajah nya ke seperti biasa, dingin, cuek, jutek itulah ekspresi nya yang sering Arnav perlihatkan di depan keluarga nya.
Dulu nya Arnav tidak seperti ini, dulu ia anak yang ceria dan suka bercanda dengan keluarga nya, tapi semenjak mama dan papa menjodohkan nya dengan Audia, Arnav jadi suka murung dan jutek.
"Mama tau apa yang kamu pikirkan, mama hanya ingin memberikan hal yang terbaik untuk kamu nav, jadi jangan pernah berpikir untuk menyakiti hati dia! ujar mama Ima menunjuk Audia.
"Entahlah ma, Arnav tidak tau, bahkan Arnav tidak punya perasaan untuk wanita itu! batin Arnav
"Tidak tau ma!" tanggapan Arnav cukup membuat mama nya itu jadi kecewa.
"Buka hati kamu untuk istri kamu!" ujar mama Ima, menepuk bahu anak nya itu.
...
Bersambung...
Komentar, like and vote nya ya🙏😃
Yang follow Instagram ku ntar aku follback
Ig : purna_yudiani
fb : purna yudiani
Kita boleh berteman ya😀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Alvenawahyup
lanjut kak bagus ceritanya
2023-01-21
1
Nurul2103
semoga arnav bisa membuka hati tuk audia biar gk bertepuk sebelah tangan... ditunggu kelanjutannya kak ☺️ sehat berkah selalu 🥰
2023-01-20
1