NovelToon NovelToon

Medicinal Spirit

episode 01 : Kematian Su Luxie, si dokter yang bodoh

...episode 01...

...Kematian Su Luxie, si dokter yang bodoh...

...----------------...

"Su Luxie! Su Luxie! Seharusnya kau tahu maksud dari niat awal ku, hemm. Mendekatimu bukan karena diriku memiliki perasaan dengan mu." Mu Anlong berbicara dengan merendahkan Su Luxie.

Mu Anlong mendekat kepada Su Luxie yang sedang terduduk menundukan kepala sembari menangis mendengar pengakuan pahit dari, Mu Anlong.

"Kau ini bodoh dan juga memiliki wajah yang mengerikan. Bagaimana pewaris dari keluarga Anlong sepertiku ini bisa bertunangan dengan dokter bodoh dan jelek seperti, dirimu!!" Lanjutnya, sembari memukul-mukul kepala Su Luxie dengan kipasnya.

Su Luxie hanya bisa menangis dan menangis. Tidak bisa dipikirkan oleh nya jika pria yang dia cintai selama ini ternyata hanya mempermainkan dirinya dengan memberi sebuah harapan palsu.

"Lalu...mengapa dari awal kau datang padaku... dan pada akhirnya kau meninggalkan ku beserta pengakuanmu yang menyakitkan itu?! Apa salahku sehingga orang-orang melakukan itu, padaku?! Aku hanya ingin baik pada semua orang tapi Orang-orang selalu jahat padaku."

Ditengah-tengah dari itu, tiba-tiba datang seorang wanita cantik dengan pakaian mewahnya bewarna putih didominasi warna biru, sedang berjalan anggun mendekati, Mu Anlong.

"Feng, sayang. Apa yang kau lakukan disini...?" Tanya nya pada Mu Anlong dengan memanggil nama tengah, Mu Anlong.

Su Luxie terhentak mendengar suara yang begitu familiar baginya. Suara yang lembut seakan-akan menggambarkan jiwa yang tenang dan anggun itu perlahan memanggil nama Su Luxie.

"Adikku, Su Luxie... mengapa kau duduk disana?" Tanya wanita itu, tersenyum dibalik kipasnya yang bewarna putih bercorakan bambu hijau yang rimbun.

"Heh... Jangan hiraukan dia. sebaiknya kita pergi dari sini dan bersenang-senang." Ajak Mu Anlong menggait pinggang ramping wanita itu.

"Ah, kau benar juga. Apa kau tahu, Feng, sayang. Aku baru saja membeli sebuah perhiasan baru, dan warnanya sangat indah sekali."

"Benarkah? Seindah, apa? Akan aku berikan perhiasan yang paling indah padamu, sehingga kau tidak bisa perpaling lagi padaku."

"Kau ini... pandai sekali menggoda."

Seiring menjauhnya mereka, suara merekapun ikut memudar dari telinga Su Luxie yang masih terduduk sedih dengan hatinya yang hancur-sehancur-hancurnya.

Perlahan dia berdiri. Badannya yang kurus, pucat pasi, dan kulit wajah yang mengalami jerawat yang cukup parah. Itulah yang membuatnya sempat terpuruk, namun tiba-tiba dirinya semakin terpuruk setelah mengetahui hubungan yang dijalin oleh kakak sepupunya dengan Mu Anlong.

"Tidak seharusnya... penderitaan ini ku tanggung sendiri! Pada akhirnya... aku hanya akan tenggelam didalam danau yang penuh akan racun berbisa. Aku terjebak, dan tidak memiliki kemampuan untuk keluar didalam danau yang penuh akan racun, itu."

Su Luxie berjalan menuju keperumahan sederhana dibelakang kediaman utama Su. Langkah demi langkah terlihat lirih. Mata yang kosong itu selalu melihat kearah perumahan sederhana milik keluarga kecilnya.

"Sebuah keluarga yang seharusnya saling membantu... ujung-ujungnya malah menghianati dan menggigit kami seperti anjing dan babi. Ibu dan kakak ku seharusnya bahagia karena harta Su yang melimpah. Mereka seharusnya bahagia!"

"Tapi karena diriku. Aku yang pembawa sial ini... aku yang menyebabkan penderitaan dari kedua keluargaku yang beharga. Lalu apakah aku pantas untuk hidup?! Ya. Aku tidak pantas!!"

Su Luxie membuka pintu kediaman sederhananya dan kemudian menutupnya lagi. Dia berjalan menuju kamarnya yang terlihat sederhana dengan interior yang jadul dan juga mulai lusuh.

Dia ambil sebuah meja fiji dan dia letakkan ditengah-tengah ruangan kamarnya.

Kaki kurusnya itu perlahan melangkah kesebuah lemari kayu tua dan kemudian dia buka pintu lemari itu.

Sorot matanya perlahan melihat kesebuah selendang yang panjang bewarna merah darah. Dia ambil selendang itu dengan tangan kanannya.

Dia kembali melangkah kepada meja Fiji yang sudah dia persiapkan sebelumnya.

"Hidup ini... harus berakhir didetik ini juga! Dengan meninggal... aku bisa membuat ibu dan kakak, bahagia. Aku yakin mereka bahagia."

"Mati... mati... mati... seharusnya ini terjadi sejak dulu."

KRIETT....suara deritan meja yang ditendang oleh Su Luxie terdengar cukup keras, menggema diseisi kamar. Kaki Su Luxie meronta seakan-akan begitu kesakitan. Namun... tak terdengar sedikitpun suara dari mulut Su Luxie.

"Mati... mati... mati... " Dia selalu membantin dengan kata-kata itu. Seolah-olah dia terobsesi akan sebuah kematian.

Seiring berjalannya waktu. Sebuah kaki yang awalnya meronta kini terdiam dan terbujur lemas.

Tak terlihat tanda-tanda kehidupan lagi di diri, Su Luxie.

Diiringi dengan berakhir nya hidup Su Luxie, tiba-tiba pintu kediaman sederhana itu terbuka dan memperlihatkan seorang laki-laki yang terlihat 3 tahun lebih tua dari Su Luxie dan seorang wanita cantik paruh baya. Mereka terlihat sangat kelelahan sehabis bekerja.

"Syukurlah racikan ramuan dari adik laku hari ini. Adik pasti sangat senang sekali karena ramuan yang dia kembangkan selama 2 minggu itu bisa menyembuhkan demam seorang anak-anak." Ucap pria itu.

"Yah... dia pasti senang. Ibu bangga padanya. Kita harus merayakan ini." Sahut wanita paruh baya itu.

"Kita memang harus. Omong-omong, diamana anak itu?"

Mereka berdua melihat kekanan dan kekiri, namun tidak menemukan sang empu yang dicari.

"Ibu akan melihat dikamarnya. Kau istirahatlah dulu." Ucap wanita itu.

" Iya, ibu."

Wanita itupun melangkahkan kaki menuju kamar Su Luxie dan kemudian membukanya.

"Su Luxie... nak, kau didalam?" Panggil wanita itu.

"Nak...

BRUKK... suara jatuhan botol dari tangan wanita itu.

"LUXIE..... TIDAK!!"

...----------------...

Mata Su Luxie kembali terbuka, namun dia tidak berada ditempat yang sama. Dia berada diranjangnya dan kemudian melihat kearah ibu dan kakaknya yang sedang menangis mengusap-usap telapak tangannya.

"Luxie! Kamu sudah sadar, nak." Wanita itu terhentak saat melihat Su Luxie sudah kembali sadar.

"Adik. Apa kau baik-baik saja? Apa masih sakit, adik?" Tanya laki-laki itu.

Namun Su Luxie hanya diam seolah-olah masih mengamati keadaan yang ada didepannya.

"Luxie?"

"Adik, kau kenapa?"

Su Luxie hanya diam. Namun dia menunduk dan kemudian berkata.

"Tidak. Aku baik-baik saja, ibu dan kakak tidak perlu khawatir." Jawab Su Luxie perlahan.

"Syukurlah." Gumam laki-laki itu memurus dada.

"Tapi nak...

"Ibu. Aku ingin menjelaskannya pada kalian, tapi bisakah aku istirahat dulu? Aku benar-benar sangat kelelahan." Ucap Su Luxie yang benar-benar terlihat kelelahan.

"Ya. Kau harus istirahat. Istirahatlah sepuasmu, sayang. Cepat lah sembuh dan kembali ceria."

"Kami pergi, adik. Kau harus istirahat dengan tenang."

Mereka berduapun pada akhirnya keluar dari sana dan menutup pintu kembali.

Su Luxie hanya bisa melihat pada pintu yang sudah tertutup itu. Dia hanya bisa menghela napas dalam-dalam.

"Bagaimana bisa aku terjebak didunia ini?" Ucapnya secara tiba-tiba berubah kesal dan sangat marah.

^^^Tu be continued_^^^

episode 02 : Masuknya seorang dokter hantu ke dunia asing

...episode 02...

...Masuknya seorang dokter hantu ke dunia asing...

...----------------...

"Aku adalah seseorang yang berasal dari abad 22, namaku Su Casa. Aku dijuluki sebagai dokter hantu karena keterlibatanku dalam penjualan obat-obatan sakti di pasar gelap. Bukan hanya sebagai penjual obat-obatan sakti akan tetapi aku juga merupakan dokter ahli bedah di sebuah rumah sakit terbesar didunia."

"Umurku 25 tahun. Seluruh keluargaku adalah pembisnis yang hebat. Mereka semua mengharapkan diriku untuk melanjutkan bisnis mereka sebagai president perusahaan."

"Awalnya aku menerima, tapi ujung-ujungnya aku memilih untuk terjun kedalam dunia medis dan menerima sebuah gelar yang sangat menakjubkan."

"Pada tanggal 23 Desember 2022 di jam 16:30, aku melakukan penerbangan dari China menuju korea. Akan tetapi... pesawat yang aku tumpangi malah meledak dan mengakibatkan ku datang kedunia asing ini!"

"Aku sangat kesal!! Mengapa aku tiba-tiba datang kemari dan mendapat semua ingatan yang membosankan ini!"

"Tubuh yang sekarang aku tempati adalah sebuah tubuh yang awalnya miliki jiwa yang bodoh dan juga lugu. Sangat membosankan!!"

Su Luxie berbisik dilubuk hatinya dan merasakan perasaan yang bercampur aduk. Disatu sisi dia merasa sangat kesal namun disisi lain dia juga kasihan kepada si pemilik tubuh asli dan kedua keluarganya.

Dia bingung akan melakukan apa?! Dia terbaring dengan tetap membuka mata menatap langit-langit ruangan.

"Tidak punya pilihan! Sekarang tubuhmu sudah menjadi milikku. Aku memiliki kontrol penuh atas tubuhmu, sekarang ini." ucap Su Luxie.

"Su Luxie memiliki satu kakak laki-laki dan juga seorang ibu yang tak muda lagi. Ayahnya meninggal setelah Su Luxie berusia 9 tahun. Karena hal itu pula, keluarga kecil Su Luxie diasingkan oleh paman Su Luxie, adik dari ayah Su Luxie."

"Mereka mengambil alih semua kekuasaan ayahnya Su Luxie dan memperlakukan keluarga Su Luxie selayaknya pelayan."

"Jadi yang menarik disini adalah... aku akan mengambil alih itu semua dan kemudian menjadikan mereka sebagai pelayan kami."

"Namun pertama-tama, aku harus menjadi kuat dan mengumpulkan uang yang sangat banyak, setidaknya mampu mendominasi kekaisaran Xiao."

"Meski terdengar merepotkan, mengingat jika aku ini seorang tuan putri dikeluargaku. Aku dimanjakan dan benar-benar disayang, jadi, aku harus mempersiapkan hati selapang-lapangnya untuk menerima cacian mereka. Aku tidak boleh tersulut emosi yang pada ujung-ujungnya akan mengagalkan rencanaku."

"Dimulai dari meracik ramuan dulu. Hasilkan uang, keluar dari kediaman Su, beli rumah yang lebih besar dari kediaman Su, setelah kekayaanku cukup mendominasi kekaisaran Xiao, baru akan aku ambil alih kembali kediaman Su dan membalas dendam pada babi-babi itu."

...****************...

Su Luxie, ibu dan kakak laki-laki nya sedang duduk disebuah meja dengan makanan yang begitu sederhana. Hanya sebuah bapao ayam dan tumis asam pedas sayur sawi putih.

Meski pada zaman itu bapao hanya bisa dimakan oleh golongan tinggi saja, namun terlihat bahwa Ibunya Su Luxie cukup berusaha supaya anak-anak nya bisa merasakan makanan yang mungkin tidak bisa mereka nikmati setiap hari.

Disana Su Luxie duduk sambil memegang sumpit dan memperhatikan kakak laki-laki nya yang sedang menyantap bapao ayam dengan lahap.

"Dia adalah Su Tiao Tie, 19 tahun. Dia kakak laki-laki Su Luxie yang dulunya memiliki tingkat kultivator setidaknya mencapai tingkat Alam menengah. Namun disaat umurnya 18 tahun, titik meridian nya hancur karena diserang oleh 3 orang kultivator ranah alam akhir. Mereka adalah seorang prajurit bayaran yang dibayar seseorang untuk mencelakai Su Tiao Tie"

"Seharusnya meridiannya masih bisa dibentuk dan disembuhkan. Namun akan sulit... mengingat bahan-bahan nya yang agak susah didapatkan."

Su Luxie terus membantin sembari menyuap sedikit demi sedikit nasi kedalam mulutnya.

Dia terus melihat kearah, Su Tiao Tie, dia kemudian mengalihkan pandangan kearah ibunya yang sedang menjahit sebuah pakaian bolong sambil menemani mereka berdua makan.

Su Luxie melihat dalam-dalam pada wajah ibunya.

"Dia adalah ibunya Su Luxie, Su An'yang, 42 tahun. Dia berasal dari golongan rakyat biasa yang tidak memiliki satupun keluarga. Dia sangat menderita setelah kepergian suaminya, ayah dari Su Luxie. Dia sangat baik, dia menyayangi Su Luxie dan kakak laki-laki Su Luxie dengan tulus."

"Jadi... aku harus mempercepat rencanaku. Aku harus cepat-cepat menjadi kaya dan memutus penderitaan keluarga kecil Su Luxie."

"Apakah Luxie dan Tiao menyukai bapao nya?" Tanya Su An'yang pada kedua anaknya.

"Ya, ibu. Meskipun kita tidak bisa sering-sering memakan bapao ayam ini... tapi Tiao cukup bersyukur karena hari ini, berkat adik, kita bisa memakan bapao ini." Jawab Su Tiao Tie menunjukan raut wajah harunya, menatap pada bapao yang sedang dia pegang dikedua tangannya.

Su an'yang tersenyum begitu melihat kebahagian dari anaknya, lalu dia mengalihkan pandangan kearah Su Luxie.

"Dan bagaimana dengan, Luxie? Apakah Luxie menyukai nya?" Tanya Su An'yang pada Su Luxie.

"Yah... ini lumayan enak, ibu." Jawab Su Luxie tersenyum kecil.

"Ibu senang jika kalian senang. Tapi..."

"Luxie. Apakah ibu bisa mengetahui alasanmu melakukan, itu? Ibu benar-benar khawatir dan juga frustasi memikirkan tindakanmu tadi... untungnya... untungnya nyawamu masih bisa diselamatkan..."

Kondisi ruangan mendadak menjadi sunyi tanpa suara apapun lagi. Wajah kedua orang itu mendadak menjadi serius sambil menunduk menunggu jawaban.

"Bagaimana aku menjawabnya...?"

"Ibu, kakak. Aku mengaku salah karena melakukan sebuah tindakan yang bodoh. Aku memutuskan mengakhiri hidupku dan meninggalkan kalian semua." Jelas Su Luxie.

"Tapi, tapi... apa alasanmu, adik? Mengapa kau ingin mengakhiri hidup? Apakah mereka sudah mengusik mu lagi?" Su Tiao Tie bertanya dengan amarahnya. Dia menatap Su Luxie tajam seolah menuntut jawaban didetik itu juga.

"Mu Anlong, tunanganku, membatalkan pertunangan kami dan memilih untuk bersama kakak sepupu, Su Manman."

BUMMM... Su Tiao Tie membanting cangkir dimeja...

"BAJINGAN! Lelaki sialan itu sudah bertindak kurang aja padamu, adik. Ji-jika saja meridianku tidak rusak... maka akan aku hancurkan dia menjadi berkeping-keping! Berani sekali dia berselingkuh dengan orang lain!" Su Tiao Tie dengan cepat berdiri dan meremas tangan dengan kuat seolah-olah dia sedang meremas tubuh Mu Anlong hingga menjadi berkeping-keping.

"Tiao, tenanglah. Keluarga utama akan mendengarmu nanti."

"Luxie, apakah karena itu kau sampai ingin mengakhiri hidupmu?" Tanya Su An'yang.

"Tidak."

"Tidak?" Mereka berdua terkejut mendengar jawaban dari Su Luxie.

"Aku memutuskan untuk mengakhiri hidup karena aku merasa jika aku telah membawa kesialan pada kalian. Aku berpikir jika karena dirikulah, kalian menderita sangat lama."

"Pikiran apa itu!" Su An'yang kesal pada Su Luxie sampai-sampai dirinya mencubit tangan Su Luxie.

"Auu.. ibu."

"Kenapa sampai kau berpikir begitu? Kamilah yang cukup lama menyusahkan dirimu, adik. Kau selalu bekerja keras meracik ramuan untuk dijual kepasar. Kau itu penyelamat kami." Sambung Su Tiao Tie.

"Oleh karena itu, aku berpikir jika aku telah melakukan hal bodoh dengan berpikir seperti tadi."

^^^To be continued_^^^

episode 03 : Menjual harta peninggalan ayah

...episode 03...

...Menjual harta peninggalan ayah...

...----------------...

Pada pagi itu, Su Luxie dan Su Tiao Tie berjalan dipasar dengan membawa sebuah kantungan yang berisi cukup banyak oleh barang-barang.

"Adik, apakah ibu yakin menyuruh kita menjual ini semua?"

"Inikan peninggalan dari ayah." Ucap Su Tiao Tie.

"Yah... kalau kita memiliki cukup uang maka kita harus menebusnya kembali. Ibu terlihat sangat menyayangi barang-barang ini." Jawab Su Luxie.

"Kau benar. Tapi, adik. Dengan uang penjualan perhiasan ini, apakah yang akan kau lakukan berikutnya?"

"Paling tidak aku akan menyulih pil. Lalu menjualnya." Jawab Su Luxie.

"Ba-baiklah."

Mereka berjalan menuju toko perhiasan yang berada dipojok pasar. Toko itu terlihat lumayan besar namun penampilannya cukup terlihat lusuh tidak terawat.

Su Luxie dan kakaknya memasuki toko itu dan kemudian mulai menyapa.

"Halo pak penjual emas." Sapa Su Tiao Tie.

"Ah kalian berdua. Masuklah." Pak penjual emas itu mempersilahkan mereka berdua masuk kedalam toko emas miliknya.

"Dia adalah teman dari ayahku. Dia terlihat sangat bisa dipercaya."

"Pak penjual emas, aku ingin menjual semua emas ini. Bisakah kau melihatnya dan menentukan berapa harga dari emas-emas ini?" Tanya Su Luxie.

"Emas-emas ini ya... baiklah, aku akan melihatnya."

Pak penjual emas itupun memeriksa beberapa emas yang akan di jual kepadanya. Dia memeriksa ukuran, berat, warna, tekstur, dan kualitas. Yah.. dia terlihat cukup puas pada emas-emas itu.

"Emas ini telah dirawat dengan baik. Aku akan membelinya, kira-kira berjumlah 3 koin rulex."

not: Koin munir-perak dan koin rulex-emas. satu koin rulex setara dengan 1000 koin munir.

"Hanya 3 koin rulex.. huhh setidaknya ini cukup membeli sejumlah herbal yang akan ku sulih nanti."

"Tidak masalah." Jawab Su Luxie.

"Ini banyak sekali adik, ini bisa untuk kita makan satu tahun." Su Tiao Tie terlihat kagum pada jumlah yang disebutkan oleh pak penjual emas.

"Banyak kepalamu! Ini bahkan tidak cukup untuk membeli ramuan kumis naga!"

"Terima kasih, kami akan pergi."

Mereka berdua pergi dari sana dan lanjut untuk menelusuri pasar. Pada saat hendak menelusuri pasar, mereka justru dikejutkan dengan kehadiran Mu Anlong dan Su Manman yang sedang bergandengan melihat pernak-pernik disalah satu kios.

"Feng, sayang. Ini sangat indah." Ucap Su Manman takjub pada sebuah kantong wewangian yang bewarna hijau gelap.

"Bungkus ini."

Mu Anlong yang mendengar itupun tidak mau tinggal diam dan segera membungkus kantong wewangian itu untuk Su Manman.

Su Tiao Tie yang melihat itu merasa sangat kesal. Dia hendak ingin maju namun Su Luxie menghentikan dirinya lalu berkata.

"Jangan hiraukan mereka. Kita pergi saja dari sini." Ucap Su Luxie melarang kakaknya untuk melabrak mereka berdua.

"Mereka... kita perlu memberi mereka pelajaran!"

"Sebaiknya jangan. Selagi mereka tidak melihat kita mari kita pergi dari sini."

"Aku tidak mau berurusan dengan kedua manusia itu. Aku butuh healing dan melupakan semua tragedi ini, aku tidak boleh menambah beban pikiranku!"

(tragedi yang dimaksudkan adalah datang kedunia asing setelah kematian)

Dengan berat hati Su Tiao Tie meninggalkan Mereka bersama Su Luxie untuk pergi ke kios herbal.

...****************...

"Huh dasar penjual herbal yang jelek! Dia mau menipu kita dengan menjual herbal dengan herga tinggi?! Langkahi dulu mayatku!" Su Taio Tie berjalan dengan kesal masuk kedalam kediamannya sambil meletakan beberapa bahan makanan yang mereka beli.

Sedangkan Su Luxie membawa sejumlah kantungan herbal lalu masuk kedalam kamarnya.

"Kakak, katakan pada ibu jika aku tidak akan keluar sampai besok pagi. Jadi jangan panggil aku untuk makan." Kata Su Luxie pada Su Tiao Tie.

"Tapi... baik adik, kakak akan menyampaikan pesanmu."

Su Luxie menutup kembali pintu kamarnya disusul oleh Su Tiao yang sedang mengemasi sejumlah barang belanjaannya.

"Ini aneh. Apakah adikku telah mendapat pencerahan setelah memutuskan untuk mengakhiri hidup? Dia berubah menjadi lebih tenang dan juga lebih cerdik. Senyumannya pun sangat anggun seperti senyuman mendiang nenek."

"Syukurlah, dia bertambah dewasa dan bisa mengontrol emosinya. Aku tidak takut lagi jika dia akan mengacau kepada kediaman utama."

"Jika dipikir-pikir lagi, dulu dia akan mengacau dan berteriak dikediaman utama karena terpancing emosi oleh Su Manman. Dan akhirnya, keluarga paman memotong pengeluaran kami sebesar 100 keping munir perbulan. Tapi mengingat dirinya yang sekarang...aku sudah tidak takut lagi."

bisik hati Su Tiao tersenyum sambil membereskan sejumlah barang yang ada didapur.

...****************...

...Kamar Su Luxie...

Su Luxie terlihat sedang menyiapkan beberapa barang yang akan dia pergunakan untuk menyulih beberapa pil.

Dia mengambil sebuah tungku obat yang terlihat cukup besar bewarna hijau gelap dan bercahaya.

Su Luxie kagum melihat penampilan tungku obat itu. Dia mengusap-usap nya dengan takjub dan selalu berkata

"Ini keren! Bagaiaman di dunia ini memiliki tungku obat yang sehebat dan semenakjubkan ini!"

"Ini adalah tungku obat peninggalan mendiang nenek Su Luxie. Ini dirahasiakan oleh keluarga utama karena jika mereka tahu, mereka pasti akan mengambil ini lalu menjualnya."

"Tapi sekarang. Diri Su Luxie yang baru, yaitu aku, akan mempertahankan tungku obat ini dan akan membunuh siapapun yang mengambilnya."

"Ini sangat beharga. Dulu pada saat aku hidup di abad 22 aku hanya memakai tungku obat level 5, itu pun hasil peninggalan kakek roh obat. Tapi... ini adalah tungku level 10! Level 10 adalah level tertinggi yang setidaknya mencapai level surgawi. Akhhh aku senang sekali."

Note: nanti kalian akan dapat jawaban siapa si kakek roh obat ini.

Su Luxie mulai menjalankan aksinya. Dia mulai mencampur berbagai herbal. Disana terdapat gingseng akar 100 tahun, sisik ikan obat 100 tahun, tanaman bunga merah, dan kumis ikan obat.

Melihat dari bahan-bahan tersebut, Su Luxie berniat ingin menyulih pil penambah kekuatan mana dan meningkatkan tingkatan kultivator menjadi 2 tingkatan.

Menyulih pil ini sangat lah susah, tapi hal itu akan mudah dilakukan oleh Su Luxie. Mengingat jika kakek roh obat selalu mengajarkan dirinya tekhnik meracik ramuan apapun itu fungsinya.

"Dengan pengetahuan dari kakek roh obat, aku bisa membuat apapun pil yang tidak berguna di abad 22 namun sangat berguna di abad ini. Apalagi nilai jual pil ini sangat besar dipasaran. Seharusnya pil ini cocok dijual di pelelangan karena orang-orang akan berebutan menawar dengan harga yang tinggi." Ucapnya.

Dia mulai fokus dan terus mengalirkan mana kearah tungku obat itu. Tungku obat membuat reaksi yang siknipikan. Terlihat jika progres dalam pembuatan obat akan segera berhasil dengan diringi oleh sambaran petir parmacy.

Malampun semakin larut seiringan dengan petir yang terus menyambar tanpa turun setitik hujan pun.

Su An'yang dan Su tiao sedang berjaga didepan pintu kamar Su Luxie. Mereka duduk disana dengan menyeret meja dan kursi untuk mereka berjaga sambil duduk jika kelelahan.

"Tiao, ini sudah semakin larut. Adik mu belum makan sama sekali dan tidak terdengar sedikit pun suara dari dalam." ucap Su An'yang gelisah.

"Tidak perlu khawatir, ibu. Luxie sudah berpesan pada diriku bahwa tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Dia akan keluar besok pagi dan membawa kabar yang bahagia." Jawab Su Tiao meredakan kekhawatiran Su An'yang.

"Tapi... adikmu takut petir. Bagaiamana bisa dirinya sendirian didalam sana disaat petir terus menyambar."

"Kita hanya bisa menunggu ibu."

^^^To be continued_^^^

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!