episode 14 : Kematian seseorang?

...episode 14...

...Kematian seseorang?...

...****************...

Setelah meninggalkan tempat pesta itu, Su Luxie berjalan seorang diri untuk menuju kekediaman sederhana milik nya.

Dia berjalan diremang-remang nya cahaya sambil terus bergelut dengan pemikirannya itu.

"Kenapa aku harus dinikahkan?! Bagaimana mereka setega itu padaku? Aku sangat menghargai mereka...tapi mereka justru berbuat seenaknya padaku. Aku tidak ingin hidup lagi...

SLASHH... Tubuh Su Luxie terpanting kebelakang setelah seseorang mulai menarik tangannya dengan paksa.

"AUU." Pekik Su Luxie jatuh kepada pelukan Mu Anlong.

"Apa yang kau bicarakan?! Kau berani ingin mengakhiri hidupmu? Ingatlah, hidupmu milikku, tidak ada siapapun yang boleh merenggut itu terkecuali aku!" Ucap Mu Anlong dengan suara pelan namun tajam.

Su Luxie dapat dengan jelas merasakan helaan napas Mu Anlong yang menggebu-gebu. Tangan yang besar itu merangkul erat pinggang ramping Su Luxie sehingga tubuh keduanya saling berdempetan.

Dia tatap Su Luxie dengan pandangan yang sangat tajam seolah-olah ingin menghabisi Su Luxie saat itu juga.

"Tuan muda Anlong, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku, nanti ada yang lihat. Aku mohon... aku tidak mau menyakiti kak Su Manman." Ujar Su Luxie dengan pelan sambil memohon.

"Aku sangat jijik dengan kata-kata ku sendiri!" Lanjutnya dalam hati.

Mu Anlong mendorong tubuh Su Luxie sehingga Su Luxie sedikit mundur kebelakang. Dia melihat Su Luxie lalu mulai berkata.

"Jika tidak mau menikah maka jangan menikah!" Ucapnya kesal namun dengan ekspresi yang sedikit sedih dan berpaling dari Su Luxie.

"Maaf?" Ucap Su Luxie sedikit memiringkan kepala.

"JIKA TIDAK MAU MENIKAH MAKA JANGAN MENIKAH!!" Teriak Mu Anlong.

"!"

Su Luxie tertegun. Dia menatap Mu Anlong yang baru saja meneriakinya. Wajah yang memerah dan sorot mata yang putus asa itu cukup membuat Su Luxie terkejut. Dia tidak mengerti mengapa Mu Anlong tiba-tiba bersikap seperti itu?!

"Kau maupun aku tidak bisa mengambil keputusan itu! Aku sudah bertahun-tahun hidup dibawah belas kasih keluarga paman. Mereka sudah banyak berkorban untuk ku, ibu dan juga kakak ku. Lalu aku...? Aku tidak memiliki hak itu... Tuan muda Anlong!" Ujar Su Luxie dengan suara getirnya dia membelakangi Mu Anlong.

Mu Anlong diam terpaku dibelakang Su Luxie, seolah-olah dirinya baru saja melihat setan. Tubuh tegap itu dan sorot mata yang tajam itu... perlahan-lahan melemah dan kemudian menunduk, meringkuk dan bergetar.

"Lalu... apa yang akan aku lakukan! Bagaimana dengan ku?" Ucapnya dengan begitu lirih, bertanya pada dirinya sendiri. Sorot mata itu terlihat kosong dan putus asa.

"Berbahagialah, Mu Anlong. Aku yakin kau bisa bahagia." Ujar, Su Luxie, lalu pergi dari sana, meninggalkan Mu Anlong.

Tubuh yang tegap itu bergetar seolah-olah mengalami sebuah rasa takut yang hebat. Pria yang biasanya terlihat berwibawa dan tegas itu benar-benar terlihat hancur pada malam ini.

Perlahan-lahan dirinya berlutut dan kedua tangan itu terjatuh ketanah.

"Jika saja... aku bukan seorang anak selir... maka aku tidak akan..."

...Flashback on...

Sebuah dedaunan terbang terbawa oleh arus angin yang berhembusan dengan kencang.

Perlahan-lahan angin itu membawa daun tersebut kesebuah halaman rumah yang terlihat cukup besar namun sedikit kumuh

Daun itu jatuh dan tergeletak direrumputan.

Perlahan , terlihat sepasang kaki anak kecil mendekat kearah dau itu. Dan kemudian sebuah tangan mungil mulai mengambil daun tersebut.

Sebuah daun dengan cabang tiga dan bewarna cokelat terang itu sangat menarik perhatian, anak itu. Dia adalah, Mu Anlong, yang masih berusia 7 tahun.

"Ibu, ibu, aku mendapat kan daun yang sangat cantik." Teriak Mu Anlong kecil berlarian menghampiri sesosok wanita cantik berbaju putih yang dia sebut, ibu.

Wanita itu tersenyum pada Mu Anlong sambil mengelus lembut pipi Mu Anlong.

"Feng kecil sangat pintar!" Puji wanita itu pada Mu Anlong kecil.

Mereka berdua saling melemparkan senyuman yang hangat.

Namun ditengah-tengah kebahagian itu, sangat disayangkan jika seorang wanita berpakaian dengan glamor dan beserta kedua pelayan wanitanya menghancurkan kebahagian dari ibu dan anak itu.

"SIA!" Teriak wanita itu pada ibu Mu Anlong.

"!"

"!"

"Ibu, aku takut." Mu Anlong sangat ketakutan sembari mencekram baju ibunya dengan kuat.

Sia dengan cepat menutupi Mu Anlong kebelakangnya lalu mulai berkata.

"Kakak, apa yang kau lakukan didepan anak kecil?!" Tanya Sia dengan raut kesal.

Wanita itu melirik pada Mu Anlong lalu tersenyum sinis.

"Apa peduli ku dengan anak harammu itu?! Aku memiliki urusan denganmu!" Teriak wanita itu pada Sia

"Seret dia masuk dan pukuli!" Titahnya pada kedua pelayannya.

"!"

Kedua pelayannya maju dan menyeret Sia dengan paksa.

Sia hanya bisa meronta-ronta dan berteriak pada wanita yang sangat jahat itu.

"Kakak apa yang kau lakukan, lepaskan aku!" Teriak Sia.

Mu Anlong sangat ketakutan. Dia melirik kearah Sia, dan wanita itu secara bergantian.

"Tidak... tidak apa yang kau lakukan pada ibuku! lepaskan ibu!" Mu Anlong berteriak sambil berlari menuju pelayan yang menyeret paksa Sia kedalam kediaman.

"Lepaskan...

AKH...Tubuh mungil Mu Anlong terpelanting jatuh setelah mendapat dorongan dari wanita kejam itu.

"Mengapa... mengapa....ibu tidak salah apapun padamu!" Ujar Mu Anlong lirih dengan merasakan rasa sakit ditangannya akibat salah posisi pada saat menopang diri.

"Diam kau disini, anak haram! Ingatlah, kau ini hanya anak haram keluarga Anlong dan ibumu hanya seorang selir rendahan! Kalian harus tahu posisi kalian dimana!" Ujar wanita itu pelan namun tajam.

Bagaimana bisa? Bagaimana seorang wanita dewasa, mampu melakukan hal itu kepada seorang anak kecil?! Wanita itu malah tertawa tanpa merasakan rasa bersalah sedikitpun.

Sedangkan Mu Anlong sedang memendam rasa dendam dihatinya. Dia menggenggam rumput dengan kuat, sambil menatap wanita itu penuh dendam kebencian.

"Ibu... ibu... Jangan lakukan apapun pada ibuku." Ujarnya perlahan sadar dan kemudian berlari dengan tergopoh-gopoh.

BRAK... Mu Anlong membuka pintu kediaman dengan kasar. Saat dia membuka pintu dia melihat sebuah pemandangan yang sangat menyayat hatinya. Perlahan-lahan air matanya bercucuran dengan deras setelah melihat hal itu.

Bagaimana bisa! Bagaimana bisa mereka memukuli Sia dengan sangat keji?!

Sia tergeletak dilantai dengan tubuh dan wajah babak belur. Sementara kedua pelayan itu meletakkan kaki mereka diatas perut dan juga kepala Sia

"TIDAK! JAUHI IBUKU, JANGAN GANGGU IBUKU." Mu Anlong berteriak dan berlari kepada salah satu pelayan lalu mulai menggigit tangan pelayan itu.

"AKHHH." Pelayan itu berteriak lalu mendorong jatuh tubuh Mu Anlong.

BRUK....

"Kau! Sialan anak ini...

Pelayan wanita itu hendak ingin memberi pelajaran pada Mu Anlong, namum teman pelayannya tiba-tiba menghentikkannya.

"Sudahlah, jauhi dia. Kita sudah memukuli wanita ini, mari pergi dari sini." Ujar pelayan satunya menghentikan pelayan itu untuk menyakiti Mu Anlong.

Dengan menatap Mu Anlong yang sedang meringis kesakitan, pelayan itu dengan terpaksa meninggalkan Mu Anlong dan pergi dari sana.

BRAK.... Suara pintu yang ditutup oleh mereka secar kasar.

"Ibu... ibu... ibu baik-baik sajakan?" Tanya Mu Anlong sambil merangkak dan mengulurkan tangan kepada Sia yang sedang terbaring tidak bedaya di lantai yang dingin.

"Ibu.... mengapa mereka jahat pada kita?!" Kata-kata itu kembali terdengar dengan diakhiri oleh tetesan air mata yang deras.

Dua hari berlalu....

Kediaman Anlong begitu ramai dikunjungi oleh orang-orang berpakaian putih. Seolah-olah sedang melakukan rasa duka, mereka datang kesana dengan raut wajah sedih mereka.

Mu Anlong berdiri disana. Dia hanya diam, dia melihat keselililingnya. Lalu dia mulai melihat kesebuah peti besar yang diletakkan ditengah-tengah rumah.

Perlahan-lahan wajah tegap itu jatuh tertunduk kebawah. Jari-jemari yang mungil itu saling mengenggam dengan erat.

"Berkat mereka... Aku menjadi anak piatu! Heh... cukup sudah, Mu Anlong. Kau bisa berharap apa dari ibu yang sudah membunuh dirinya sendiri?!" Batinnya dalam hati dengan sorot mata kosong.

Disaat Mu Anlong sedang berdiri sambil berdiam disana. Tiba-tiba dirinya bisa dengan jelas merasakan ada sebuah tangan mungil yang begitu lembut sedang menggait tangannya.

"Kakak, kenapa? Kakak sedang sedih, ya?" Tanya seorang anak perempuan berwajah imut dan sangat cantik seperti boneka.

"Kakak?"

Mu Anlong terpana melihat kecantikkan dari anak perempuan didepannya. Dia terdiam seolah-olah tidak bisa mengatakan sepatah katapun.

"Kakak ingin main dengan, Luxie? Luxie mau kok bermain bersama kakak." Lanjut anak perempuan itu, pertama kali menyebutkan namanya kepada Mu Anlong.

"Luxie?" Bisik hati Mu Anlong terpana mendengar nama yang begitu indah, baginya.

Setelah kejadian itu, hari-hari Mu Anlong berjalan dengan penuh lika-liku dengan identitas sebagai anak selir keluarga Anlong. Dia tumbuh dibawah tekanan, cacian, hinaan dan kekerasan dari wanita yang sangat tega telah memukuli Sia sebelumnya.

Dia adalah ibu tiri Mu Anlong, istri sah dari kepala keluarga Anlong.

Mu Anlong sudah berjuang dengan keras setelah mencapai umur 11 tahun. Dirinya selalu berlatih untuk meningkatkan kultivasi miliknya. Dia menjadi sangat kuat sehingga kepala keluarga Anlong, ayahnya, mulai menaruh perhatian kepadanya.

Tentu saja hal itu yang sangat diinginkan oleh Mu Anlong, namun juga mengundang keirian dari anak pertama keluarga Anlong dan istri sah dari kepala keluarga Anlong.

1 minggu berlalu...

Kediaman Anlong kembali ramai seperti melakukan acara duka.

Mu Anlong masih berada diposisi sama. Diam berdiri menatap pada Peti yang besar.

"Datangkah keneraka! Aku sudah susah-susah menghabisimu dan menghilangkan bukti-bukti. Jangan sampai masuk kesurga dan bertemu ibuku!" Bisik hatinya sambil menunjukan senyum yang samar dan menatap kearah sang ibu tiri yang sedang menangis.

Dua minggu telah berlalu dengan cepat...

Kediaman Anlong kembali ramai dan Lagi-lagi sedang melakukan acara duka. Orang-orang berdatangan dengan ramai untuk melakukan rasa duka cita mereka.

Dan Mu Anlong masih tetap berada diposisi yang sama. Duduk diam sambil melihat kearah peti besar.

"Syukurlah dia mati sebelum aku menghabisinya!" Benak Mu Anlong tersenyum sinis menatap pada peti Jenazah.

Jika dihitung sudah ada dua orang yang meninggal diminggu-minggu yang berdekatan. Hal itu sempat mendatangkan rumor-rumor jahat untuk keluarga Anlong.

Karena frustasi dengan rumor-rumor itu. Kepala keluarga Anlong berinisiatif untuk menjadikan Mu Anlong sebagai satu-satunya pewaris dikeluarga Anlong.

Berkat dari itu, rumor-rumor jahat mulai menghilang dan timbul sebuah pujian kepada pewaris baru keluarga Anlong.

^^^Yo be Continued_^^^

Terpopuler

Comments

Dilla

Dilla

tentu saja bisa terjadi perselisihan, maka nya para suami cukup 1 istri, kalo sudah tidak bisa mending bercerai, dan para wanita harus jaga diri dan jangan kau jadi istri ke 2, Walaupun dapat duda dari yg sudah cerai dpan jadi istri satu satunya

2024-08-18

1

N'Dön Jùañ Shakespeare

N'Dön Jùañ Shakespeare

mencengkram

2023-10-28

0

Meigha

Meigha

emangx siapa yg mati yaaaa...🤔🤔

2023-04-18

1

lihat semua
Episodes
1 episode 01 : Kematian Su Luxie, si dokter yang bodoh
2 episode 02 : Masuknya seorang dokter hantu ke dunia asing
3 episode 03 : Menjual harta peninggalan ayah
4 episode 04 : Menjual pil sulihan
5 episode 05 : menjadi kaya dalam satu hari?
6 episode 06 : Keributan
7 episode 07 : Rencana pembelian gedung
8 episode 08 : Meracik obat
9 episode 09 : Melanjutkan bisnis yang tertunda
10 episode 10 : Kemarahan Mu Anlong
11 episode 11 : Membalas dendam
12 episode 12 : Acara di keluarga utama Su
13 episode 13 : Keluarga tidak tahu diri
14 episode 14 : Kematian seseorang?
15 episode 15 : Seputar flashback kisah Mu Anlong
16 Episode 16 : Pergi ke istana
17 episode 17 : Rencana keberangkatan ke istana kekaisaran
18 episode 18 : pergi ke istana kekaisaran pt 3
19 episode 19 : Mendiaknosa
20 episode 20 : Mendiaknosa penyakit putra mahkota
21 episode 21 : Aura negatif yang dimiliki putra mahkota
22 episode 22 : Awal munculnya sebuah gift baru
23 episode 23 : Rapat dadakan yang diadakan oleh para menteri
24 episode 24 : Surat pribadi Su Luxie untuk kaisar
25 episode 25 : pemeriksaan kepala kepolisian yang tegas
26 episode 26 : Su Luxie menjadi seorang tersangka
27 episode 27 : Introgasi kasus kematian keluarga Ang
28 episode 28 : Awal tumbangnya kejayaan Su
29 episode 29 : Bukti penggelapan Su Taipong
30 episode 30 : menemani Su Taipong menuju akademik
31 episode 31 : Kondisi kesehatan Su Miaomiao yang semakin memburuk
32 episode 32 : Pengakuan Su Luxie kepada ibunya.
33 episode 33 : Pergi ke akademi angin
34 episode 34 : Terintimidasi
35 episode 35 : penipu yang menjual obat palsu
36 episode 36 : Pria yang membuat Su Luxie terhina
37 episode 37 : kondisi kritis
38 episode 38 : pelajaran hidup yang bisa diambil
39 episode 39 : Rencana putra mahkota yang membuat raja gusar
40 episode 40 : Awal kehancuran berbalut awan kegembiraan
41 episode 41 : Kepulangan Su Naling
42 episode 42 : Persiapan menuju kediaman Su
43 episode 43 : Kesedihan setelah kebahagian
44 episode 44 : Kekecewaan Wang Yan
45 episode 45 : Hancurnya sebuah keluarga yang harmonis
46 episode 46 : Momen bersama yang langka
47 episode 47 : para bangsawan penjilat
48 episode 48 : Keluar
49 episode 49 : Emosi Su Manman
50 episode 50 : Bayangan Su Luxie yang memalukan
51 episode 51 : Kegilaan Su Manman pada pagi hari
52 episode 52 : Ke istana
53 episode 53 : Ibu Mellen
54 episode 54 : Kenangan buruk yang harus dikubur
55 episode 55 : Berbincang bersama raja
56 episode 56 : Meminta bantuan
57 episode 57 : God bless you
58 episode 58 : Eksekusi
59 episode 59 : Wanita tua
60 episode 60 : Status black one
61 episode 61 : Hukuman Su Manman
62 episode 62 : Pengepungan
63 episode 63 : penculikan
64 episode 64 : Pengorbanan
65 episode 65 : terpanggilnya raja iblis
66 episode 66 : Lari dari kejaran iblis
67 episode 67 : Pahlawan?
68 episode 68 : kehadiran Ji Fu, duda keren
69 episode 69 : Batu sumber kehidupan para iblis
70 episode 70 : Utusan Dewi Rubynia
71 episode 71 : Mati satu tumbuh seribu
72 episode 72 : Bangkitnya gadis berambut emas
73 episode 73 : Rencana antara Wang Yan dan Ji Fu
74 episode 74 : Abu Dupa
75 episode 75 : Salah paham #1
76 episode 76 : Salah paham #2
77 episode 77 : Salah paham #3
78 episode 78 : Salah paham #4
79 episode 79 : Salah paham #5
80 episode 80 : Salah paham #6
81 episode 81 : Salah paham #7
82 episode 82 : Salah paham #8
83 episode 83 : Salah paham #9
84 episode 84 : SLP #10
85 episode 85 : SLP #11
86 episode 86 : SLP #12 TAMAT
87 Chapter spesial
88 Chapter spesial
Episodes

Updated 88 Episodes

1
episode 01 : Kematian Su Luxie, si dokter yang bodoh
2
episode 02 : Masuknya seorang dokter hantu ke dunia asing
3
episode 03 : Menjual harta peninggalan ayah
4
episode 04 : Menjual pil sulihan
5
episode 05 : menjadi kaya dalam satu hari?
6
episode 06 : Keributan
7
episode 07 : Rencana pembelian gedung
8
episode 08 : Meracik obat
9
episode 09 : Melanjutkan bisnis yang tertunda
10
episode 10 : Kemarahan Mu Anlong
11
episode 11 : Membalas dendam
12
episode 12 : Acara di keluarga utama Su
13
episode 13 : Keluarga tidak tahu diri
14
episode 14 : Kematian seseorang?
15
episode 15 : Seputar flashback kisah Mu Anlong
16
Episode 16 : Pergi ke istana
17
episode 17 : Rencana keberangkatan ke istana kekaisaran
18
episode 18 : pergi ke istana kekaisaran pt 3
19
episode 19 : Mendiaknosa
20
episode 20 : Mendiaknosa penyakit putra mahkota
21
episode 21 : Aura negatif yang dimiliki putra mahkota
22
episode 22 : Awal munculnya sebuah gift baru
23
episode 23 : Rapat dadakan yang diadakan oleh para menteri
24
episode 24 : Surat pribadi Su Luxie untuk kaisar
25
episode 25 : pemeriksaan kepala kepolisian yang tegas
26
episode 26 : Su Luxie menjadi seorang tersangka
27
episode 27 : Introgasi kasus kematian keluarga Ang
28
episode 28 : Awal tumbangnya kejayaan Su
29
episode 29 : Bukti penggelapan Su Taipong
30
episode 30 : menemani Su Taipong menuju akademik
31
episode 31 : Kondisi kesehatan Su Miaomiao yang semakin memburuk
32
episode 32 : Pengakuan Su Luxie kepada ibunya.
33
episode 33 : Pergi ke akademi angin
34
episode 34 : Terintimidasi
35
episode 35 : penipu yang menjual obat palsu
36
episode 36 : Pria yang membuat Su Luxie terhina
37
episode 37 : kondisi kritis
38
episode 38 : pelajaran hidup yang bisa diambil
39
episode 39 : Rencana putra mahkota yang membuat raja gusar
40
episode 40 : Awal kehancuran berbalut awan kegembiraan
41
episode 41 : Kepulangan Su Naling
42
episode 42 : Persiapan menuju kediaman Su
43
episode 43 : Kesedihan setelah kebahagian
44
episode 44 : Kekecewaan Wang Yan
45
episode 45 : Hancurnya sebuah keluarga yang harmonis
46
episode 46 : Momen bersama yang langka
47
episode 47 : para bangsawan penjilat
48
episode 48 : Keluar
49
episode 49 : Emosi Su Manman
50
episode 50 : Bayangan Su Luxie yang memalukan
51
episode 51 : Kegilaan Su Manman pada pagi hari
52
episode 52 : Ke istana
53
episode 53 : Ibu Mellen
54
episode 54 : Kenangan buruk yang harus dikubur
55
episode 55 : Berbincang bersama raja
56
episode 56 : Meminta bantuan
57
episode 57 : God bless you
58
episode 58 : Eksekusi
59
episode 59 : Wanita tua
60
episode 60 : Status black one
61
episode 61 : Hukuman Su Manman
62
episode 62 : Pengepungan
63
episode 63 : penculikan
64
episode 64 : Pengorbanan
65
episode 65 : terpanggilnya raja iblis
66
episode 66 : Lari dari kejaran iblis
67
episode 67 : Pahlawan?
68
episode 68 : kehadiran Ji Fu, duda keren
69
episode 69 : Batu sumber kehidupan para iblis
70
episode 70 : Utusan Dewi Rubynia
71
episode 71 : Mati satu tumbuh seribu
72
episode 72 : Bangkitnya gadis berambut emas
73
episode 73 : Rencana antara Wang Yan dan Ji Fu
74
episode 74 : Abu Dupa
75
episode 75 : Salah paham #1
76
episode 76 : Salah paham #2
77
episode 77 : Salah paham #3
78
episode 78 : Salah paham #4
79
episode 79 : Salah paham #5
80
episode 80 : Salah paham #6
81
episode 81 : Salah paham #7
82
episode 82 : Salah paham #8
83
episode 83 : Salah paham #9
84
episode 84 : SLP #10
85
episode 85 : SLP #11
86
episode 86 : SLP #12 TAMAT
87
Chapter spesial
88
Chapter spesial

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!