Hemmm.... Jika ini racun, dan sesuatu terjadi padamu... Maka orang pertama yang jadi tersangka adalah aku. Tapi, jika ini benar adalah obat... Maka, itu berarti aku sudah menghambat kesembuhan mu..." Lily bergumam lagi, otaknya menimbang-nimbang mana yang lebih menguntungkan dan merugikan dirinya. Terlebih dia sudah mendapatkan ancaman dari Camelia agar menjadi gadis yang penurut.
"Baiklah, aku tidak punya pilihan lain. Jadi jangan Salahkan aku..." Gumam Lily lagi seraya menuangkan obat itu ke sebuah cawan kecil lalu asal meletakan botol itu tanpa menutupnya. Tangan Lily hendak mengambil cawan, namun tangannya menyenggol botol hingga botol itu jatuh dan berpindah ke lantai. Menimbulkan suara yang cukup menarik perhatian.
"Aaarrrggg.... Ya ampuunn... Aku menjatuhkannya, suamiku. Astaga..." Lily memutar malas matanya, seolah telah melakukan kesalahan yang di sengaja.
Beberapa orang pengawal yang berjaga langsung merangsek masuk. Di belakangnya menyusul Elvan dan Camellia lalu kakek dan juga Raize.
"Ada apa nona." Tanya salah satu pengawal yang masuk lebih dulu.
"Aaagghhhh... Ya ampun, aku hanya kurang hati-hati dan menjatuhkan botol ini." Lily berjongkok dan mengambil pecahan botol yang berserak lantai.
"Bodoh!" Bisik Camelia tanpa suara, namun gerakan bibirnya dapat Lily lihat dari tempatnya berjongkok.
"Botol? Botol apa?" Tanya kakek menyelidik.
"Botol obat kakek... Ya ampun. Memangnya botol apa lagi? Aku tak mungkin membawa botol minyak kemari kan?" Jelas Lily menjawab asal.
Kakek Douglas melirik pada cucu kesayangan nya yang terbaring. Lalu menoleh sedikit pada Raize.
"Bantu nona Lily untuk memberesi pecahan itu." Dengan tatapan dingin.
"Baik." Tunduk Raize berjalan mendekat pada Lily. Sembari memasang sarung tangan.
"Biar saya bereskan nona."
Lily berjalan mundur mempersilahkan sembari mengusap tengkuknya. Lily melirik Camelia, yang melihat berang padanya.
'sepertinya aku sudah melakukan kesalahan.' batin Lily, 'Apa setelah ini aku akan mendapatkan masalah lagi? Aaahh, ya ampun.'
Lily memelirik lagi Camelia, wanita itu menatap Lily dengan sangat mendominasi. Dengan pandangannya menyuruh Lily untuk mengambil pecahan botol itu. Tentu saja Lily masih ingat dengan apa yang terjadi kemarin. Ia tak ingin itu terjadi lagi.
"Ra-raize, biar aku saja.." lirih Lily mengambil pecahan di tangan Raize yang menggunakan sarung tangan.
"Nona, pecahan botol ini bisa saja melukaimu."
"tidak apa aku pakai saputangan." Lily bersikeras sembari melirik kecil pada Camelia yang perlahan mengikuti tuan douglas yang berjalan keluar.
"Aku ada sedikit urusan di luar. Biar aku sekalian membuangnya."
Mata Raize menyelidik di wajah Lily yang tampak sangat gugup dan gusar. Lalu Raize melirik tuannya yang terbaring tak jauh darinya berjongkok.
"Baiklah." Kata Raize akhirnya. Lily menghembus nafas lega."Terima kasih."
Lily melanjutkan memunguti pecahan botol kaca itu, tanpa ia tau, Raize menyembunyikan satu percahan di tangan nya. Pria tampan dan dingin itu berjalan keluar tanpa mengatakan apapun lagi. Hanya wajah serius yang terlihat.
Lily membuang pecahan botol di tempat pembakaran sampah di belakang. Lalu berbalik dan dia sangat terkejut melihat Camelia sudah ada di belakangnya dengan wajah garang nya.
Lily menegang,tiba-tiba saja seluruh syarat di tubuhnya menjadi tak berfungsi. Lidahnya pun terasa sangat kelu. Entah kenapa dia menjadi sangat takut pada Camelia sekarang. Kejadian pelecehan yang dia alami dan senyum sadis dari wanita di depannya kini sangat membekas di ingatannya.
"Kau sengaja?"
Lily mengeleng cepat, tanpa mengurangi ketakutan di wajahnya.
Camelia berjalan mendekat dan berbicara tepat di depan wajah Lily.
"Kalau aku sampai tau kau melakukannya dengan sengaja. Kau bahkan akan kehilangan lebih dari sekedar kesucianmu. Kau mengerti?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Sena_cantik9
kasihan lily
2023-01-09
0