Part 3 : Curhat

"Kusut banget wajahmu, Tha?" sapa Deasy melalui sambungan video call.

"Ya begitulah, lagi galau aku, Des. Bantuin mikir dong!"

"Mikirin apa?"

"Mikirin gimana caranya ngajarin Bang Gideon biar gak katrok. Capek aku berhadapan dengan sifatnya yang antik itu, Des."

"Kenapa gak kamu putusin aja sih? Biar gak ribet dan bikin kamu galau mulu kayak gitu?"

"Jangan! Aku masih sayang sama dia. Dia itu gak ada duanya di dunia."

"Kalau ada dua, bisa-bisa dunia cepat kiamat, Tha. Satu aja nyusahin gitu kok," kata Deasy sewot.

"Udah, jangan menghujat mulu, kasih solusi dong!"

"Ya solusinya, putusin dia, terus cari pacar lagi cowok yang normal, gak gesrek kayak dia! Lagian, apa sih yang kamu harapkan dari dia, Tha?"

"Entahlah, Des, aku juga gak tau."

"Lama-lama, kamu bakalan ketularan antik kayak dia, Tha. Kalau gak buru-buru kamu putusin."

Thalita terdiam, hatinya mulai bimbang, antara putus dari Gideon atau tetap bertahan. Alasan kenapa Thalita masih sayang pada Gideon saja masih membuat gadis itu bingung. Gideon gak ada bagus-bagusnya. Penampilan pas-pasan, pinter juga enggak, ngeselin yang iya. Tapi masih membuat Thalita merasa nyaman, entah nyamannya di bagian mana.

Thalita mengenal Gideon, karena cowok itu abang Karin, teman sebangkunya ketika SMP. Dulu Gideon selalu menjemput Karin saat pulang sekolah, dan Thalita sering ditawarin untuk pulang bareng, bonceng tiga.

Saat SMA, Thalita tak lagi satu sekolah bareng Karin, tapi Gideon malah sering menjemputnya, dengan alasan rumah mereka searah, dan Gideon lewat di depan rumah Thalita. Daripada duitnya buat naik angkot, mending nebeng Abang, kan lumayan, itu alasan yang dikatakan Gideon, dan dibenarkan oleh Thalita.

Niatan Gideon sering menjemput Thalita, ternyata ada udang di balik rempeyek. Gideon naksir sama Thalita. Ini sudah tahun ketiga, mereka resmi jadian, tapi Thalita belum memahami, kenapa pacarnya itu antik.

"Woy, malah melamun, Buk? Kesambet baru tau rasa lho," kata Deasy menghentikan lamunan Thalita.

"Maaf, Des! Kalau lagi galau, aku suka gak fokus," jawab Thalita sambil nyengir.

"Galau mulu, udah putusin aja tuh cowok antik! Nanti aku carikan yang agak bagusan buat kamu. Mau selusin atau sekodi?"

"Apaan tuh, selusin, sekodi, kamu kira cari daster?"

Thalita tampak sewot, tapi Deasy malah ngakak.

"Sebenarnya, ada apa sih, Tha?"

"Ya gimana ya, Des. Bang Gideon itu antiknya luar biasa. Masa hari gini masih kirim chat lewat SMS, terus ambil foto pakai kamera jadul, yang negatifnya harus dicuci dulu baru bisa cetak. Apa namanya gak mempersulit diri sendiri tuh? Duit dia banyak, bapaknya kan pengusaha, mbok ya beli kamera digital gitu kek."

Deasy semakin ngakak mendengar cerita Thalita. Bisa dibayangkan Gideon yang mengambil foto dengan kamera jadul. Pastinya dia nanti akan kerepotan buat memasukkan foto ke naskahnya, dan itu bakal jadi PR buat Thalita.

"Mending kamu matiin daya ponselmu, Tha. Biar dia tau rasa, hahaha."

"Ya dia bakal nyamperin ke rumahku, Des. Masa aku harus pindah rumah juga. Nyesel aku tadi gak pinjamkan ponsel aja ke dia, eh malah ku kasih baterai buat kameranya."

"Dia mau pinjem ponsel kamu?"

"Iya, buat ambil foto."

"Gak kamu pinjemin kan?"

"Ya enggaklah, kan ini lagi ku pakai buat Vcall kamu gini kok."

"Kalau kemarin, dia pakai ponsel siapa?"

"Punya dia sendiri."

"NAH! Kenapa sekarang gak pakai punya dia lagi?"

Thalita tiba-tiba tertawa ngakak teringat kejadian kemarin di kebun raya, juga idenya yang ngawur untuk mengambil foto selfi. Alih-alih meminjamkan ponselnya untuk dipakai Gideon.

"Wah gak bener emang nih anak, ditanyai malah ngakak," gerutu Deasy.

"Itu dia masalahnya, Des. Kamera belakang dia kan error, jadi dia ngambil fotonya pakai mode selfie. Bisa bayangin kan, kalau di makalah dia, semua foto terlampir ada foto wajah dia?"

Deasy ikut tertawa setelah mendengar cerita Thalita tentang pacar antiknya.

"Serius, Tha?"

"Serius dong. Makanya dia hari ini ngajakin aku buat ngulang penelitian lagi, tapi aku ogah. Dia cuma ku kasih baterai untuk kameranya doang."

"Dan kamu gak mikir apa akibatnya kalau dia pakai kamera antik?"

"Nah, aku baru nyadar, kalau karena itu bakal nyusahin aku lagi," keluh Thalita.

Deasy kembali tergelak dan membuat Thalita semakin manyun.

"Udah deh, Tha. Mending kamu nurut aja sama saran aku, daripada kamu galau mulu karena selera antiknya. Putusin dia dan cari yang baru! Toh kamu itu cantik, menarik, banyak yang naksir pula, ngapain sih bertahan sama dia?" kata Deasy serius.

"Kan aku udah bilang, Des, kalau aku masih sayang sama dia. Aku cuma mau merubah dia biar gak katrok aja, bukan mau putus sama dia."

"Terserah kamu aja deh, Tha. Nyerah aku kasih saran ke kamu, gak pernah didengar juga."

"Ya bukan gitu, Des, aku---"

"Pokoknya jangan minta saran ke aku lagi, titik."

Thalita menghela napas, Deasy satu-satunya teman yang bisa dia mintai saran udah menyerah. Terpaksa Thalita harus menyelesaikan masalahnya sendiri, masalah dengan Gideon maksudnya.

"Udah ya, Tha, ini ku matiin dulu Vcallnya, kuotaku lagi sekarat nih."

"Mau gak kalau ku bagi kuota?"

"Serius kamu, Tha? Lagi kaya ya?"

"Bukan kaya juga, tapi tadi dikasih Bang Gideon 50 ribu. Kalau mau ku bagi separuh buat kamu."

"Ya jelas mau lah, Tha. Masa iya rejeki kok ditolak sih?"

"Masih nyuruh aku putus sama Bang Gideon?"

"Ya kalau gini mah enggak. Dia kan baik hati dan suka memberi, jadi pertahankan, Tha!"

"Halah, labil lu, Des!!"

Deasy tertawa ngakak, melihat ekspresi Thalita yang sewot.

"Ya wes lah, matiin dulu panggilannya, biar ku isi kuotamu. Nanti malah sambung lagi ya."

"Siap, Bosque. Sampaikan terima kasihku buat Bang Gideon yang cakep nya sekebon binatang. Semoga rejekinya selalu lancar."

Thalita mencebikkan bibir mendengar omongan Deasy, kemudian mematikan sambungan Vcall.

Setelah mengisi kuota untuk Deasy, Thalita merebahkan diri ke kasurnya. Tak lama gadis itu memejamkan mata dan terlelap.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!