Pacar Antik
"ASTAGA ABANG! INI BUKAN LAGI JAMAN DINOSAURUS YA, INI UDAH JAMAN INTERNET TAU!!"
Thalita berteriak kesal, karena Gideon cowoknya yang bebal, tak mau mendengar penjelasan gadis itu.
"Apa salahnya sih kirim chat via SMS, kan sama aja sampai juga ke orangnya," jawab Gideon santai.
"Tapi, hari gini orang jarang punya pulsa, punyanya kuota, Bang."
"Abang punya pulsa, tapi gak punya kuota, makanya Abang kirim SMS bukan PC."
"Au ahh, terserah Abang aja, suka-suka Abang! Asal aja Abang bahagia mah silakan aja!"
Thalita mendengkus kesal, ketika Gideon mengeluh SMS nya tak dibalas oleh Karin, adiknya, padahal SMS itu sudah masuk dan dibaca, katanya. Harap maklum saja, kalau Karin membalas SMS lewat chat WA dan Gideon tak punya kuota untuk membuka, sampai Dinosaurus bertelur ayam juga gak bakal ketemu juntrungannya.
"Kenapa sih, Tha? Cewek itu selalu lama kalau balas SMS, padahal ini penting banget lho, gak bisa di tunda soalnya."
"SMS lagi aja, siapa tau yang tadi belum masuk!"
"Udah kok udah, ada notif juga kalau pesan sudah dibaca kok."
"Masa? Masih nyangkut kali balasannya, di sini kan banyak pohon-pohon," kata Thalita asal. Gadis itu sedang gak berminat ngobrol karena kesal.
B*gonya, Gideon mendongak seperti mencari sesuatu di antara daun-daun dan ranting pohon. Mungkin dia mengira balasan SMS nya memang nyangkut di sana.
Mereka berdua sedang berada di Kebun Raya, melakukan penelitian pada tanaman pemangsa serangga, kantung semar, untuk tugas kampus Gideon.
"Pasti ini si Karin sengaja gak membalas SMS ku nih. Emang anak itu sedikit kurang ajar sama abangnya."
Gideon merasa kesal, adiknya tak kunjung membalas SMS nya. Sebenarnya Karin sudah membaca SMS itu, dan mengirim balasan melalui aplikasi hijau. Karena dalam SMS, Gideon meminta Karin mengambil foto pertanyaan yang semalam sudah Gideon siapkan untuk penelitiannya. Catatan itu tertinggal di rumah.
"Emang Abang kirim SMS apa?"
"Minta fotoin catatan Abang yang tertinggal di meja."
Thalita ngakak sampai guling-guling mendengar ucapan pacar antiknya yang lempeng dan gak merasa bersalah sama sekali.
"Kok malah tertawa sih, Tha? Apanya yang lucu coba?"
"Gimana gak tertawa, Abang suruh kirim foto kok lewat SMS sih? Emang bisa?"
"Eh, gak bisa ya, Tha? Terus gimana dong? Abang lupa, semalam nulis apa, makanya suruh Karin fotoin."
Gideon menggaruk kepalanya yang tak gatal, membuat rambut keritingnya makin berantakan. Thalita melihatnya dan terbayang sarang burung yang ada di pohon jeruk nipis samping jendela kamarnya. Tinggal taruh telur burung di atasnya, udah persis banget rambut Gideon sama sarang burung itu.
"Kok ketawa mulu sih, tha? Apa yang lucu? Bukannya bantuin Abangnya, malah ngetawain," kata Gideon sewot.
"Thalita bagi hotspot bentar deh, Bang. Siapa tau si Karin udah kirim lewat aplikasi hijau. Tapi ingat, nanti pulang dari sini, Abang traktir Thalita mie ayam yang ada baso nya!"
"Beres, Sayang. Suka deh Abang, punya pacar pintar kayak gini, beneran gak salah pilih."
Abang gak salah pilih, tapi justru Thalita yang ketemu sial, punya pacar kayak Abang, batin Thalita gondok.
Thalita mengutak-atik ponselnya, untuk memberi hotspot pada Gideon. Seketika wajah Gideon cerah, karena ternyata Karin sudah mengirim foto, seperti dugaan Thalita.
"Lho...lho...lho, kok hotspot nya mati sih, Tha?"
"Mati sendiri, kuota Thalita abis."
Thalita memang mematikan hotspot, karena Gideon sudah mendapat foto yang dia inginkan. Cowok antik itu akan dengan kurang ajar menggunakan hotspot untuk buka yutub, kalau dibiarkan. Thalita sudah belajar dari pengalaman, hingga tak mau terlalu dimanfaatkan Gideon.
"Ya udah, nanti pulang dari sini kamu beli kuota!"
"Abang yang beliin?"
"Ya kamu beli sendiri! Kan tadi mintanya dibeliin mie ayam baso, bukan kuota," jawab Gideon enteng.
"Dasar cowok antik yang pelit. Bisa-bisanya aku punya pacar kayak gini ya? Entah dosa apa yang dulu ku lakukan sebelum reinkarnasi di kehidupan sekarang ini, " gerutu Thalita.
"Ngomong apa barusan, Sayang?"
"Siapa juga yang ngomong, Bang? Thalita cuma lagi kumur-kumur kok," kata Thalita masih kesal.
"Ya udah kalau gitu, kamu di sini aja ya! Abang mau ke sana, meneliti tumbuhan kantung semar."
Thalita cuma mengangguk, kemudian tampak asik dengan ponselnya. Gideon berlalu untuk melakukan tugasnya.
"Tha, tolongin Abang dong! Abang bawa kamera, tapi lupa bawa baterainya, jadi gak bisa buat foto nih."
Gideon yang balik lagi dengan buru-buru, menganggu keasikan Thalita yang sedang membaca novel online di platform favoritnya, NovelToon.
"Kan tinggal foto pakai ponsel, Bang. Gitu aja kok repot sih?" sahut Thalita jengkel.
"Kan kamu tau, Tha, ponsel Abang kamera belakangnya error, fotonya nanti jadinya jelek, ngeblur gitu. Makanya tadi Abang bawa kamera, biar nanti hasilnya bagus."
"Kamera depan, bagus?"
"Bagus kalau kamera depan."
"Tinggal ajak selfi aja kantong semar nya, gitu aja kok repot sih, Bang?"
"Iya juga ya, kenapa tadi gak kepikiran ya?" gumam Gideon sambil menggaruk kepala.
Thalita menahan tawa dengan menutup bibirnya, gadis itu benar-benar gak habis pikir, kenapa Gideon semakin lama semakin Antik. Dan tawa Thalita pecah, ketika di kejauhan, melihat Gideon yang selfi dengan kantung semar.
"Haduh, karma apa yang ku terima, hingga punya pacar dengan otak cuma separuh. Dulu emaknya ngidam apa, ya? Kok anaknya bisa kayak gitu," kata Thalita masih dengan tawa.
Tampak Gideon kembali menghampiri Thalita dengan bibir manyun, membuat Thalita mengerutkan kening.
"Kenapa lagi, Bang?"
"Abang kan mau ambil foto serangga yang terjebak di dalam kantung si Semar, tapi susah ngambil posisi selfi nya, gimana tuh, Sayang?"
"Terus? Maunya Abang gimana?"
"Abang mau pinjam ponsel Thalita buat ambil foto. Boleh ya, pliss!"
Gideon menangkupkan tangan di depan dada, berharap Thalita meminjamkan ponselnya. Tapi cewek itu malah tersenyum jahil, timbul niatnya untuk mengerjai Gideon.
"Ogah ah, nanti Thalita harus kirim fotonya ke ponsel Abang, kan itu perlu kuota, dan Abang gak mau beliin."
"Lha kan kamu udah minta mie ayam, masa Abang harus beliin kuota juga?"
"Kan mie ayam buat ganti yang hotspot tadi, kalau kuota kan buat kirim foto, beda dong Bang!"
"Tapi Abang lagi gak ada duit kalau beliin semua, bisanya cuma beliin salah satu aja," kata Gideon memelas.
"Kalau gak punya duit ya harus kreatif, punya otak itu dipakai. Gini lho caranya, ponsel taruh posisi di atas kantung semar, terus Abang posisi di bawahnya, nah abis itu ambil foto. Ada tongsis juga kan, manfaatin!"
"Wah, emang pacar Abang ini pinter banget, idenya selalu cemerlang, Abang aja gak kepikiran lho tadi. Ya udah, Abang ke sana dulu."
Tak lama, Thalita terpingkal sambil memegang perutnya, melihat Gideon mempraktekkan idenya yang konyol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments