“Dua? Aku baru tau ternyata aku memiliki tiga nyawa selama ini, tau gitu aku ikutan balap liar jadi kalau mati masih bisa hidup lagi ya kan? Tapi tenang saja, aku akan menggunakan nyawaku dengan baik, terimakasih bapak Mahar!” ucap Karren dengan semangat membuat Gibran semakin tidak bisa mengendalikan emosinya lagi.
Di pojok kelas, Kevin dan Silvia menatap Karren dengan tatapan kasihan, sedangkan Darren menahan tawa karena tingkah sepupunya itu.
“Lo kok oon banget sih beb… Cari gara-gara deh.” Gumam Kevin yang kasihan melihat sang mantan kekasih.
Bukan hanya Karren yang terkejut melihat Gibran di kelasnya, Kevin pun sebenarnya terkejut saat Gibran masuk dan memperkenalkan diri sebagai dosen pengganti.
Untung saja Gibran adalah orang yang professional dan tidak mempermasalahkan kejadian semalam, tapi tetap saja Gibran sempat memberikan tatapan tajam kepadanya.
“Sepertinya kamu belum mengerti maksud dari ucapan saya Karren, oke biar saya jelaskan.” Ucap Gibran.
“Selama kamu menjadi mahasiswa saya, kamu mendapatkan tiga nyawa, nyawa kamu akan berkurang setiap kamu membuat masalah, seperti terlambat, tidak mengerjakan tugas, dan membolos di mata kuliah saya.” Jelas Gibran.
“Kok bisa gitu?” tanya Karren yang mulai nyolot karena dia tidak terima dengan peraturan yang di buat Gibran.
“Ya karena memang begitu peraturannya.” Balas Gibran dengan santainya.
Karren yang masih tidak terima itu akhirnya memutuskan untuk pergi dari ruang kelasnya tanpa berpamitan kepada Gibran.
“Setelah kelas selesai, kamu segera ke ruangan saya karena ada tugas tambahan untukmu!” teriak Gibran agar Karren mendengar ucapannya.
Karren tidak perduli, dia mengacuhkan ucapan Gibran dan terus berjalan keluar dari ruang kelasnya.
Karren menghentakkan kakinya di lantai, dia kesal dengan Gibran, baru saja kemarin penilaian Karren terhadap Gibran berubah, tapi sekarang Gibran sudah mengajaknya bertengkar lagi.
“Dia kayaknya emang cuma taunya mengibarkan bendera perang aja deh!” ketus Karren sambil menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
“Dia pikir dia siapa berhak ngasih nyawa orang! Kucing aja nyawanya ada 9 masa iya dia cuma ngasih gue 3 nyawa, udah berkurang lagi 1!” gumam Karren.
Karren terus mengoceh tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya aneh dan juga terkekeh geli karena tidak tau Karren sedang mengomel pada siapa.
Akhirnya setelah puas mengoceh, Karren memutuskan untuk ke kantin menunggu teman-temannya yang masih mengikuti kelas Gibran.
Karren menikmati minuman dingin yang dia pesan tadi untuk mendinginkan tubuhnya yang terbakar emosi, mood Karren benar-benar sangat buruk saat ini, pertama karena dia bangun kesiangan, kedua karena sepupunya itu meninggalkannya begitu saja dan akhirnya Karren terpaksa untuk menyetir mobilnya sendiri, dan ketiga dia kesal karena harus di usir oleh Gibran di depan teman-temannya.
Sebenarnya Karren menyadari kesalahan yang dia buat, tapi harusnya Gibran memberinya kesempatan terutama saat Karren tidak tau dengan peraturan yang di buat Gibran.
Karren pikir dia akan berhadapan dengan dosen lamanya yang akan selalu luluh dengan aktingnya, jika tau kalau Gibran adalah orang yang akan menjadi dosennya di jam pertama dia akan mengempeskan ban mobil Gibran semalam agar dia terlambat pergi ke kampus.
“Hihihi, mungkin ide itu bisa gue pake kalo gue niat mau telat.” Karren tertawa saat otak liciknya itu sedang mencetuskan ide baru.
Memang terkadang otak karren bekerja dengan sangat luar biasa melebihi batas otak manusia normal, ya itu karena Karren memang tidak normal hahaha…
Tapi jangan aneh kalau Karren memiliki sifat seperti itu, kalau di lihat dia adalah putri dari Keyla Putri Kalandra yang selalu memiliki ide aneh yang akan membuat suami dan keluarganya menggelengkan kepalanya, tentu saja hal itu masih terbilang normal bagi Karren dan keluarganya.
Key dan Bernard memiliki banyak penggemar walaupun mereka bukan artis, model atau selebgram, mereka hanyalah pengusaha yang masuk ke dalam jajaran pengusaha terbesar, tapi memiliki banyak sekali penggemar karena sikap rendah hati mereka dan keluarga besar mereka.
Berbeda dengan Karren yang terkenal bukan hanya karena putri pengusaha terkenal, tapi Karren memiliki banyak penggemar karena dia adalah seorang model iklan yang selalu ramah menyapa para penggemarnya yang mayoritas adalah laki-laki.
Karren tidak pernah merasa risih dengan statusnya sebagai model dan memiliki banyak penggemar, karena dia memang bercita-cita menjadi model walaupun keluarganya masih berharap kalau Karren akan meneruskan perusahaan keluarga mereka.
Menjadi model dan putri dari pengusaha terkenal membuat Karren sudah terbiasa menjadi perhatian banyak orang. Sejak kecil Karren selalu tersorot kamera dan di kerumuni banyak orang.
“Lo sendirian aja Ren.” Ucap Mike, salah satu penggemar Karren yang sudah lama mendekati Karren hanya saja selalu di gagalkan oleh Darren dan Kevin.
Karren hanya menanggapi ucapan Mike dengan anggukan karena Karren juga malas berbicara banyak dengan Mike.
Mike sudah terkenal sebagai playboy kelas kakap, bukan hanya Karren yang dia dekati, tapi Mike juga mendekati Silvia dan banyak wanita lainnya.
“Gue boleh duduk di sini?” tanya Mike.
“Boleh.” Ucap Karren singkat.
Akhirnya Mike segera duduk di kursi yang ada di depan Karren dan wajahnya menghadap ke arah Karren.
Banyak laki-laki yang menatap ke arah Mike dengan tatapan iri karena berhasil duduk di satu meja yang sama dengan Karren.
Sebenarnya mereka bisa melakukan hal yang sama dengan Mike, karena Karren juga tidak pernah membatasi dirinya untuk berdekatan dengan siapa saja.
Tapi sayangnya mereka tidak memiliki keberanian seperti Mike, karena ada Darren dan Kevin yang selalu menjadi bodyguard untuk Karren.
“Kok tumben ga bareng Darren?” tanya Mike yang sedang berbasa-basi, padahal di hatinya dia senang sekali karena tidak ada Darren dan Kevin yang akan mengganggunya mendekati Karren.
“Dia masih ada kelas.” Jawab Karren.
“Terus kenapa lo ada di luar? Bukannya kalian selalu bareng?”
“Gue di usir dari kelas.”
“Kenapa?”
“Telat.”
“Emang siapa dosennya?”
“Mahar.”
“Hah? Mahar? Emang ada nama dosen di kampus kita namanya Mahar?” tanya Mike yang kebingungan dengan nama yang keluar dari mulut Karren.
“Maksud gue Gibran, Gibran Mahardika.” Jelas Karren.
“Oh dosen baru yang katanya ganteng itu ya?” tanya Mike.
“Haah, dengan berat hati gue jawab iya!” ucap Karren.
“Yah walaupun gue sih berharapnya dia ga ganteng biar gue bisa dengan mudahnya membencinya.” Gumam Karren yang masih terdengar samar oleh Mike.
“Hah? Lo ngomong apa Ren?” tanya Mike yang mendekatkan wajahnya karena dia tidak mendengar gumaman Karren.
Belum sempat Karren menjawab, wajah Mike sudah tertarik ke belakang karena ulah tangan Darren yang menjambak rambut klimis Mike.
“Aw!” teriak Mike yang langsung menoleh ke belakang.
“Kenapa? Ga terima lo?!” ketus Darren.
“Lo lagi lo lagi! Padahal gue udah seneng ga liat lo di deket Karren, eh malah muncul lagi! Lo tuh sebenernya sepupunya apa bodyguarnya sih?” ucap Mike dengan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments