Karren masih menatap dengan lekat pada seorang laki-laki yang saat ini sedang memeras kanebo yang di gunakan untuk mengelap mobilnya.
Otot-otot tangannya membuat Karren menelan salvilanya, bahkan jantungnya berdegup dengan kencang dan sepertinya jantungnya ingin melompat ke luar.
Di pikirannya, Karren masih berkhayal kalau laki-laki itu adalah pangerang berkuda putihnya yang berasal dari mimpinya.
“Bukannya mami bilang yang punya rumah itu hanya memiliki anak perempuan? Terus kenapa sekarang ada laki-laki tampan itu? Masa iya dia supirnya sih? Ga mungkin dong, kalo ada supir yang kayak gitu gue juga mau kali.” Gumam Karren.
Karren langsung menggelengkan kepalanya, menghapus semua dugaan yang ada di pikirannya, karena baginya laki-laki itu hanya menyia-nyiakan ketampanannya kalau hanya bekerja menjadi supir.
Tanpa Karren sadari, Key sudah masuk ke dalam kamarnya dan melihat kedua mata Karren yang terus menatap laki-laki yang ada di depan rumah tetangganya itu.
“Liatnya begitu banget, kamu suka sama dia ya?” tanya Key yang membuat Karren terkejut.
“Yaampun mami ngagetin aku aja deh, jangan suka tiba-tiba dateng deh mam kayak…” kata-kata Karren terputus sebelum dia menyelesaikannya karena maminya langsung menatapnya dengan tajam.
“Kayak apa hah?!” tanya Key.
“Hehehe, kayak ratu mam.” Balas Karren.
“Kamu belum jawab pertanyaan mami loh, kamu suka sama dia?” tanya Key kembali.
“Hah? Engga mam, aku cuma penasaran aja, kata mami anak yang punya rumah di depan itu perempuan, tapi kok sekarang malah ada laki-laki itu, dia siapa mam?” tanya Karren.
Key tersenyum mendengar pertanyaan putrinya, dia yakin kalau Karren tertarik dengan laki-laki itu karena selama ini Karren paling anti peduli kepada orang yang ada di lingkungan sekitarnya, dan semua info yang di dapat Karren hanya dari sang mami.
“Mami pernah muda juga kali, kalo kamu tertarik sama dia ga apa-apa loh, papi dan mami sangat setuju kalau memiliki menantu seperti Gibran.” Ucap Key.
“Ah,, jadi namanya Gibran?” ucap Karren.
“Iya, dia tetangga baru kita, orang yang punya rumah pindah ke luar negeri jadi rumahnya di jual dan di beli sama Gibran.” Jelas Key.
“Oh gitu, dia pindah dari kapan mam? Aku kok baru liat?” tanya Karren.
Karren memancing maminya agar mau menceritakan tentang Gibran karena maminya pasti update tentang gossip yang tersebar di komplek itu.
“Cih, gimana kamu mau tau kalo kerjaannya keluyuran terus sama Darren, padahal dia udah dua hari yang lalu pindah ke sini.” Jawab Key.
Karren hanya memamerkan gigi putihnya mendengar sindiran dari maminya, Karren tidak menyangka kalau dia akan kalah telak karena pertanyaannya sendiri.
“Aku kira awalnya dia supir loh mam.” Ucap Karren.
“Mami baru tau kalo ada supir setampan itu.” Balas Key.
“Terus dia itu apa? Model? Cocok sih badannya atletis banget mam.”
“No! Bukan model, denger-denger sih dia dosen loh.”
“What!? Dosen mam? Jangan bercanda deh!” karren terkejut saat maminya mengatakan hal itu.
Key terkejut saat nada sang putri meninggi, mungkin jantungnya hampir copot karena hal itu.
“Kamu ngagetin mami aja sih Karren! Kamu kenapa kok syok begitu, emang ada yang salah kalo dia dosen?” ucap Key.
“Tubuhnya terlalu bagus untuk jadi dosen mam, dosen di kampusku itu badannya krempeng, kalo engga ya buncit hahaha.” Ucap Karren.
“Kalo ga percaya ya kenalan sendiri aja sana sama dia, sekalian modus dikit-dikit ga apa-apa lah.” ucap Key sambil terkekeh menggoda putrinya.
Karren yang merasa maminya sedang menggoda dirinya memutuskan untuk tidak memperpanjang dan bertanya-tanya lagi tentang Gibran.
“Mending kamu sama dia sih dari pada pacar kamu yang minggu lalu kamu bawa, lagian papi pasti langsung setuju kalau kamu sama Gibran.” Ucap Key.
“Mantan mam, kita udah putus dua minggu yang lalu.” Karren mencoba untuk membenarkan ucapan maminya.
“Ooo sudah jadi mantan toh? Baguslah, dia bukan laki-laki baik-baik.” Ucap Key.
Karren memang pernah berkencan dengan seorang laki-laki yang baru saja dia putuskan dua minggu yang lalu karena papi dan maminya tidak setuju dengan hubungan mereka.
Papi dan maminya merasa kalau mantan pacar Karren itu adalah laki-laki yang tidak benar, bukan tanpa alasan mereka merasa seperti itu, tapi karena mereka pernah melihat laki-laki itu keluar dari club malam dengan penampilan yang berantakan karena sedang mabuk dan sepertinya habis di pukuli seseorang.
Itulah yang membuat kedua orang tuanya melarang Karren untuk ikut ke dalam pergaulan Darren, karena mantan kekasih Karren adalah salah satu teman Darren yang nakal.
“Mami tenang aja, aku juga ga akan kembali pada kekasihku karena kami putus juga karena dia selingkuh dengan laki-laki lain.” Ucap Karren.
“Apa?! Laki-laki? Mami ga salah denger? Maksudnya dia gay?” tanya Key tidak percaya.
“Iya mam, aku sampe di ketawain sama Darren karena tergila-gila dengannya!” Karren menceritakan hal itu dengan kesal mengingat betapa dia di bodohi.
“Dia kan temennya Darren, emang Darren ga tau kalau laki-laki itu gay?” tanya Key.
“Engga lah mam, mami kan tau kalo Darren sama sepertiku yang tidak perduli dengan kepribadian orang lain.”
“Nah kan, emang paling bagus tuh kamu sama Gibran aja deh, dia laki-laki baik-baik loh.” Key mulai memanasi Karren kembali.
Seketika wajah Karren berubah menatap ke arah maminya dengan tatapan curiga.
“Apa? Kenapa kamu ngeliatin mami seperti itu?” tanya Key.
“Apa yang dia kasih sampe papi dan mami sangat membanggakannya?” tanya Karren.
Bisa di bilang, kedua orang tuanya ini sangatlah overprotective kepada Karren, tentu saja untuk menjadi pasangan seorang Karren membutuhkan seleksi yang sangat ketat.
Terutama sang papi yang sangat menyayangi Karren dan menjaganya seperti berlian, papinya akan memberikan ujian yang lebih sulit di bandingkan ujian cpns untuk laki-laki yang mau menjadi kekasih putrinya.
Walaupun tanpa sengaja, Gibran membuat papinya menaikkan standar kandidat laki-laki yang akan menjadi calon menantunya dan hal itu akan membuat Karren semakin tersiksa kedepannya.
“Ga ngasih apa-apa kok, papi sering melihatnya ke masjid setiap subuh.” Ucap Key.
“Emang papi ke masjid juga? Bukannya selama ini papi sama mami sholat di rumah?” tanya Karren.
“Engga, papi ga ke masjid, dia habis begadang di rumah uncle Ken biasalah urusan pekerjaan.” Ucap Key.
“Sudah kuduga mam, papi ga akan serajin itu subuh-subuh sholat di masjid.” Ucap Karren sambil menggelengkan kepalanya.
“Heh, jangan ngomongin papi ntar mami aduin tau rasa kamu!” ucap Key.
“Udah ayo turun sarapan, papi udah laper tuh katanya, dia mau langsung ke perusahaan.” Ajak Key.
Karren mengangguk dan langsung menaruh gelas jahe hangatnya di meja yang ada di balkon, dan hal itu membuat Karren kembali melihat ke arah Gibran yang kebetulan sedang melihat ke atas.
Melihat hal itu membuat Karren tersenyum nakal, dia ingin mengerjai tetangga barunya itu.
Karren langsung menyenderkan kepalanya di besi balkon sambil melambaikan tangan dan mengedipkan satu matanya untuk menggoda Gibran hingga membuat Gibran melotot.
“Astagfirullah!” ucap Gibran yang langsung memalingkan wajahnya.
Melihat hal itu membuat Karren terkejut, dia tidak menyangka kalau tatapan mematikannya membuat Gibran sampai istighfar.
“Tatapan gue emang mematikan banget ya sampe dia istighfar haha.” Ucap Karren dengan bahagia karena sudah berhasil menggoda Gibran.
Setelah merasa sudah sukses menggoda Gibran, Karren memutuskan untuk masuk ke dalam untuk turun ke bawah.
Karren sudah sangat percaya diri kalau tatapannya benar-benar membuat Gibran merasa gugup, namun Karren tidak tau apa yang membuat Gibran bukanlah karena tatapannya saja, melainkan karena pakaiannya yang terlalu terbuka.
Ya memang saat itu Karren hanya memakai celana pendek berwarna putih dan kaos bertali satu yang berwarna hitam membuat lekuk tubuh Karren terlihat sangat jelas dan menggoda.
“Apa dia tidak malu memakai pakaian seperti itu untuk menyapa seorang laki-laki?” gumam Gibran yang kembali melanjutkan kegiatannya mengelap mobilnya.
Gibran kembali menoleh ke balkon kamar Karren untuk melihatnya, entah rasanya Karren memiliki sesuatu yang menarik untuk di lihat.
Jika Karren masih berada di sana dan melihat Gibran kembali menatapnya, mungkin Karren akan benar-benar merasa kalau tatapannya sangat mematikan sampai membuat Gibran tertarik kepadanya.
...****************...
Kali ini author kasih visual babang Gibran yaaa, si dosen tampan 😍
Gibran Mahardika
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
rahayu
subhanalah gantengny kebangetan thot
2023-04-27
0
Khodijah Dijah
gantenggg uyy
2023-04-16
0
Umi Badriah
subhanallah ganteng banget gibran
2023-01-24
2