Sebuah kartu ucapan yang terselip dalam paperbag tadi siang di timang-timang Rania di dalam kamarnya. Tersunging senyum di sudut bibirnya.
"Apa maumu sebenarnya Wa.......jangan pernah bermain air,jika kamu tak ingin terciprat muka sendiri." gumam Rania.
" Mengapa kita harus kembali bertemu,manakala aku hampir bisa melupakanmu Wa.......?"
"Aku harus bisa profesional dalam bekerja,Dewa milik Tania dan aku tak mau terjebak dalam bayang masa lalu. Aku harus bisa melupakanmu dan bekerja profesional seperti yang di katakan Mama." tekad Rania dalam hati.
Rania segera mematikan lampu tidurnya,dan akhirnya terlelap dalam mimpinya.
Sebuah buket mawar merah terpampang cantik diatas meja kerja Rania. OG yang pagi ini membersihkan kantor Rania,di minta security untuk membawa buket bunga,yang pagi-pagi sekali sudah diantarkan oleh seorang kurir ke PT Permata Sejahtera. Dan ada sebuah kartu ucapan yang terbungkus amplop warna merah muda bertuliskan " Untuk Rania ".
Siska yang datang ke kantor lebih awal, begitu terkejut melihat buket bunga mawar yang cantik sudah bertengger indah di meja kerja pimpinannya.
"Wi....bunga mawar dari mana ini,koq ada di meja Bu Rania?" tanya Siska kepada Dewi,OG yang membersihkan ruangan itu.
" Kurang paham mba Siska.....tadi security yang meminta saya membawanya ke ruangan Bu Rania, tapi ada kartunya koq Bu....!"jawab Dewi.
" Oh.....ya sudah. Nanti kan Bu Rania tahu dari mana asalnya," jawab Siska.
Siska merasa heran dan penuh tanda tanya,dalam 2 hari ini ada kejadian yang menurutnya luar biasa. Menjadi anak buah Rania selama 3 tahun,baru kali ini ada penggemar rahasia yang begitu getol mengirimi sesuatu untuk bosnya. Dan baru kali ini si bos memerima,tanpa ada penolakan seperti yang biasanya di lakukan.
"Bunga dari mana ini Sis.......?" tanya Rania yang tiba-tiba sudah ada di ruangannya tanpa di sadari Siska.
" Eh Bu.....maaf tidak tahu ibu datang,saking asyiknya melihat buket bunga yang cantik ini." jawab Siska tersipu.
"Dari siapa......?" tanya Rania sembari meletakkan jasnya di sandaran kursinya.
"Kurang paham Bu....tadi Dewi yang bawa,katanya security yang memintanya. Tapi ada kartunya koq Bu....." kata Siska sembari menunjuk amplop berwarna pink yang terselip di tengah-tengah kumpulan bunga mawar.
" Lebay sekali ini....pakai warna pink pula," kata Rania sembari membuka amplop dan membaca ucapan yang terter di sana.
" ku wakilkan perasaan rinduku lewat mawar merah ini,walau ku tahu....kecantikanmu tak terkalahkan walau dengan beribu-ribu bunga. Selamat bekerja. Love you."
Seulas senyum terukir di bibir Rania. Walau tak ada nama di sana,tapi Rania bisa menebak siapa pengirimnya. Karena hanya dia yang tahu bunga kesayangannya.
"Kirimkan pesan untuk no hp yang kemarin. Katakan kalau aku masih hidup,tak perlu di beri bunga." kata Rania sembari memandang Siska.
"Baik Bu.....segera saya lakukan." jawab Siska.
"Apa agenda hari ini Sis.....?"
" Jam 10 nanti ada mengisi acara untuk menjadi mentor Bu.....' jawab Siska.
"Ok...sharelock ya,dan minta pak Jamal untuk mengantarku. Setelah itu nggak ada acara di luar bersama klien kan....?" tanya Rania.
"Nggak ada Bu.....nanti mau langsung makan siang di luar atau mau makan siang di kantor Bu..?" tanya Siska.
"Kelihatannya aku mau makan siang di kantor saja. Banyak yang harus aku kerjakan,jadi lebih baik selesai acara langsung ke kantor lagi. Titip kantor sebentar,dan kalau ada klien yang mau ketemu,jadwalkan setelah jam makan siang." kata Rania mengintruksikan tugas kepada Siska.
" Baik Bu....." jawab Siska dan langsung undur diri.
Rania berkutat dengan pekerjaannya,sebelum pergi menghadiri undangan untuk menjadi mentor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments