"Aku antar ya.......!" kata Yudas sembari menyelipkan anak rambut di belakang telinga Tania.
"Aku bawa mobil sendiri,lagipula nanti kalau kamu antar dan pak tua tahu,bisa-bisa dia mencurigai kita."kata Tania sembari merapatkan tubuhnya dalam dekapan Yudas.
"Hem......tapi ingat,besok malam kita ketemu di cafe seperti biasanya. Aku mau perkembangan berita selanjutnya yang kamu dapat dari pak tua itu. Aku tak sabar untuk duduk di kursi empuknya itu." jawab Yudas . Tangannya mengelus bibir Tania dengan ibu jarinya.
Tania merespon ulah Yudas dengan mengulum ibu jari Yudas yang menari-nari di bibirnya. Netranya menantap manik mata Yudas yang sudah mulai tampak sendu menikmati sensasi yang gerakan lidah Tania dan hangatnya rongga mulut Tania.
Yudas semakin mengeratkan pelukannya. Sosis jumbo di dalam boxer Yudas kembali mengeras. Di lepaskannya ibu jari tangannya dari mulut Tania,dan di gantikan dengan anggota tubuh yang sama milik Yudas. Saling berbelit bertukar saliva menyalurkan hasrat mereka yang tak pernah padam.
Nafas terengah,Tania mengakhiri aktifitas mereka.
"Kita nggak akan pernah berhenti kalau selalu berdekatan. Dan aku di pastikan nggak akan jadi pulang. Hentikan dulu,dan biarkan aku pulang untuk berjuang mendapatkan apa yang kita inginkan." kata Tania sembari merangkum wajah Yudas yang masih sangat erat merengkuh pinggangnya.
"Kamu yang selalu menggodaku ." kata Yudas sengan suara paraunya.
"Kita bermain cepat saja sebelum kamu pulang. Dia nggak mau tidur kalau belum masuk dalam ke dalam donat gembulmu itu." rayu Yudas sembari menggerakkan pinggulnya.
Alih-alih menolak namun mulut Tania tak mampu membohongi nalurinya. Lenguhan indah los begitu saja dari mulut Tania. Yudas menyeringai mendengarnya. Di baliknya tubuh Tania membelakangi tubuhnya,badrobe yang di kenakan Tania pun telah teronggok tak berdaya di lantai kamar apartemen itu.
Mereka kembali melakukan penyatuan di depan cermin meja rias di kamar itu,dan mempertontonkan aksi diri sendiri mereka. Gerakan-gerakan yang mereka lakukan semakin memicu dan memacu lebih cepat adrenalin dan melepaskan berjuta-juta kenikmatan yang mereka ciptakan.
*******
"Daddy........aku merindukanmu daddy......!" seru Tania manakala memasuki apartemen milik pak Baratha.
Tania berlari bak anak kecil sembari mengembangkan kedua tangannya dan merangsek masuk ke dalam pelukan pak Baratha.
"Honney.........oh honney.......aku juga sangat merindukanmu. Aku butuh kamu." kata pak Baratha tak kalah heboh menyambut kehadiran Tania.
Keduanya saling menempel seperti magnet yang susah di lepaskan. Dan itu membuat pak Baratha bagaikan di sirami dengan bunga-bunga yang bermekaran. Wanita muda yang penuh perfoma,yang mampu meluluh lantahkan jiwanya yang mulai renta,namun masih bergaya seperti si perkasa yang selalu berjaya.
Sedangkan Tania,tak harus bersusah payah menaklukannya. Dengan gaya manja yang di bumbui sedikit kenakalannya,sudah mampu melumpuhkan aksi pak Baratha.
"Kamu nakal sekali honney......." kata pak Baratha yang sudah terkalahkan karena ulah nakal tangan Tania.
"Dan daddy nggak sabaran sekali. Katanya kangen,tapi belum-belum sudah lemes duluan. Tapi nggak masalah daddy.....nanti malam kita lanjutkan. Pasti nanti malam daddy akan menjadi juara seperti biasanya." kata Tania menggoda.
"Kamu selalu memahamiku honney.....dan kamu selalu membuatku puas. Pekerjaanmu hebat. Tak salah aku menempatkanmu di sini." puji pak Baratha.
"Aku siapkan makan malam dulu daddy.....setelah itu aku mau buat laporan hasil kerjaku dengan pak Yudas. Baru kita susun rencana untuk perusahaan kita. Daddy nggak pernah lama di sini. Jadi kita harus memanfaatkan kesempatan yang sedikit ini untuk kita berdua." kata Tania sembari berlenggok menuju dapur di apartemen itu.
Setelah meraka makan malam,keduanya asyik membicarakan urusan pekerjaan yang berkaitan dengan perusahaan pak Baratha.
Dan aktifitas mereka juga di bumbui dengan melihat aset-aset dan menyusuri perusahaan yang Tania punya.
"Daddy....aku buatkan minuman penambah stamina dulu ya. Daddy koreksi dan tanda tangani dulu berkas-berkas yang sudah aku susun,sebelum daddy menandatangani berkasku yang lain." kata Tania sembari menyentuh pena tua pak Baratha.
Pak Baratha terkekeh kegirangan dengan aksi Tania. Jiwanya berasa muda kembali menjadi usia dua puluh tahunan, yang masih penuh stamina dari usia hampir 60an yang sebenarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments