Bab 11 Gila kerja

"Bu Laras ayo kita makan dulu. Duduklah......putri kita sangat sibuk rupanya. Sampai kita jarang duduk bersama hanya untuk sekedar makan bareng. Aku rindu anak itu......." kata Bu Caroline kepada Bu Larasati sembari meletakkan nasi ke atas piringnya.

"Iya Nyonya.....anak itu terlalu gila kerja. Saya sampai bingung melihatnya.Biasanya gadis seusianya masih suka kelayaban untuk bersenang-senang. Tapi Rania hampir tidak pernah ke pesta,kecuali acara yang berkaitan dengan perusahaan. " jawab Bu Larasati mengomentari putrinya.

"Aku jadi ingat masa mudaku Bu Laras..Aku hampir sama gilanya dengan anak gadis kita. Rasanya belum puas kalau target yang di inginkan belum tercapai." jawab Bu Caroline sembari terkekeh.

"Selamat malam Nyonya....selamat malam Bu......." sapa Rania kepada dua wanita kesayangannya.

"Selamat malam Rania......panjang umur kamu nak.....bari saja Mama dan Bunda membicarakanmu,eh......yang di omongin datang. Ayo sini,kita makan malam sekalian. Mama dan Bunda baru aja mau mulai ." kata bu Caroline sembari menuntun tangan Rania,selepas Rania menyalami dan mencium tangan bu Laras dan bu Caroline bergantian.

"Wah.....ini enak sekali.....Bunda yang masak semua ini ?" tanya Rania sembari mandang bundanya penuh kerinduan.

"Nyonya Caroline yang memintanya,karena beliau kangen sama kamu Nak....." kata Bu Laras sembari menyendokkan nasi di atas piring Rania.

"Makasih Nyonya.....makasih Bunda......" kata Rania dengan dengan mata berbinar-binar.

"Dan kenapa kamu selalu memanggilku nyonya,aku adalah mamamu Nak.....aku ingin kamu memanggilku mama....."jawab Bu Caroline dengan wajah cemberut.

"Iya.....maaf Mama......kalau Rania masih sering lupa.Tapi bukankah seharusnya seperti itu ya Ma.....?" tanya Rania.

"Benar Nyonya.....kami tidak boleh kurang ajar, kami sudah sangat-sangat merepotkan dan membebani nyonya selama ini. Di tampung,di beri tempat tinggal yang layak,di fasilitasi juga. Sekiranya kami tidak tahu berterima kasih jika kami berlaku tidak sopan kepada Nyonya Caroline." jawab Bu Larasati.

"Mana ada seperti itu....kalian adalah bagian hidupku. Tanpa kalian aku di sini sebatang kara. Kalian sudah aku anggap sebagai keluargaku. Dan asal kalian tahu....rumah dan perusahaan yang tengah Rania pimpin saat ini,itu sudah aku atas namakan Rania. Sebulan mendatang,saat ulang tahun perusahaan,aku akan mengumumkan itu." jawab Bu Caroline.

"Apa itu tidak terlalu berlebihan Nyonya....eh...maaf. Mama......." jawab Rania sembari mengusap tengkuknya yang tiba-tiba meremang dengan perkataan Bu Caroline.

"Iya Nyonya.....menurutku itu sudah sangat berlebihan untuk kami." jawab Bu Larasati tersengar lirih. Di pelupuk matanya mengambang butiran kristal bening yang siap meluncur di pipi tirusnya.

"Tidak berlebihan Bu Laras.....semua ini kompensasi kalian yang sudah merawatku,menemaniku di hari tuaku. Alberto dan Frans sudah mendapat bagian masing-masing. Dan mereka juga sama posisinya dengan Rania." jawab Bu Caroline sembariemgelus tangan Bu Larasati yang duduk di hadapannya.

Dan ketiganya berpelukan meluapkan keharuan yang mereka rasakan. Bu Caroline memang sebatang kara di Indonesia. Semenjak menjadi WNI Bu Caroline enggan kembali ke negara asalnya,karena memang beliau juga tidak tahu siapa keluarganya. Kisah hidupnya yang hanya anak dari panti asuhan bersama suaminya,bekerja keras untuk mendirikan perusahaan dan berhasil.

Sangat di sayangkan,pernikahannya dengan suaminya juga tidak di karuniai keturunan. Namun beliau mengadopsi 2 putra dari panti asuhan di mana mereka di besarkan dulu.

Dan di Indonesia Bu Caroline mengangkat Rania sebagai putrinya. Dan di jadikan CEO cantik di perusahaannya.

Episodes
1 Bab 1 Bos Cantik
2 Bab 2 Masa lalu bos cantik
3 Bab 3 Masa lalu bos cantik 2
4 Bab 4 Jangan dekati putraku
5 Bab 5 pertemuan tak sengaja
6 Bab 6 Licin seperti belut
7 Bab 7 Jinak-jinak merpati
8 Bab 8 Harta Karun
9 Bab 9 Emang kamu siapanya...
10 Bab 10 Apakah ini karma
11 Bab 11 Gila kerja
12 Bab 12 Bunda Mama pingin cucu
13 Bab 13 Ulet Bulu
14 Bab 14 Simbiosis mutualisme.
15 Bab 15 Sarapan donat mix sosis
16 Bab 16 Pena tua
17 Bab 17 Penggemar rahasia
18 Bab 18 Wanita tangguh
19 Bab 19 "Love you"
20 Bab 20 Siapa dia
21 Bab 21 Batu jalanan berdebu
22 Bab 22 Gundik laki-laki tua
23 Bab 23 Itu juga mauku
24 Bab 24 Pelan-pelan saja
25 Bab 25 Belum putus
26 Bab 26 Khilaf
27 Bab 27 Kunci Hati
28 Bab 28 Kisah yang tertunda
29 Bab 29 Pemberi warna
30 Bab 30 Terjeda iklan
31 Bab 31 perbincangan di ruang makan
32 Bab 32 Legit dan pulen
33 Bab 33 amunisi perang
34 Bab 34 Rasa berdosa
35 Bab 35 Rahasia sang nyonya
36 Bab 36 Mama sakit?
37 Bab 37 Penyesalan mama
38 Bab 38 Trauma masa lalu
39 Bab 39 Label halal dan tidak halal
40 Bab 40 Bagaikan taman bunga
41 Bab 41 Benang kusut
42 Bab 42 Bagaimana perasaanmu
43 Bab 43 Tak suka makan barengan sama papa
44 Bab 44 Fitnah
45 Bab 45 Mimpipun tidak.
46 Jejak Cinta
47 Bab 47 Dewa mengancam
48 Bab 48 Basmi Serangga
49 Bab 49 Kabur Ya.....?
50 Bab 50 Terpantau
51 Bab 51 Kelembuatan hati
52 Bab 52 Ancaman Tania
53 Bab 53 Diam-diam rindu
54 Bab 54 Sebuah fakta
55 Bab 55 Atur Strategi
56 Bab 56 Kecurigaan Bu Wanda
57 Bab 57 Kejujuran yang menyakitkan
58 Bab 58 Kesedihan bu Wanda
59 Bab 59 Hampir saja
60 Bab 60 Sesuai rencana
61 Bab 61 Stop Tania......!
62 Bab 62 Kekecewaan Wanda
63 Bab 63 Terbongkarnya sebuah rahasia
64 Bab 64 Dua hati yang merindu
65 Bab 65 Dewangga terkontaminasi
66 Bab 66 Berharap cinta pertama dan terakhir.
67 Bab 67 Mendadak Nikah
68 Bab 68 Menunggu putusan
69 Bab 69 Keputusan Dewangga
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Bos Cantik
2
Bab 2 Masa lalu bos cantik
3
Bab 3 Masa lalu bos cantik 2
4
Bab 4 Jangan dekati putraku
5
Bab 5 pertemuan tak sengaja
6
Bab 6 Licin seperti belut
7
Bab 7 Jinak-jinak merpati
8
Bab 8 Harta Karun
9
Bab 9 Emang kamu siapanya...
10
Bab 10 Apakah ini karma
11
Bab 11 Gila kerja
12
Bab 12 Bunda Mama pingin cucu
13
Bab 13 Ulet Bulu
14
Bab 14 Simbiosis mutualisme.
15
Bab 15 Sarapan donat mix sosis
16
Bab 16 Pena tua
17
Bab 17 Penggemar rahasia
18
Bab 18 Wanita tangguh
19
Bab 19 "Love you"
20
Bab 20 Siapa dia
21
Bab 21 Batu jalanan berdebu
22
Bab 22 Gundik laki-laki tua
23
Bab 23 Itu juga mauku
24
Bab 24 Pelan-pelan saja
25
Bab 25 Belum putus
26
Bab 26 Khilaf
27
Bab 27 Kunci Hati
28
Bab 28 Kisah yang tertunda
29
Bab 29 Pemberi warna
30
Bab 30 Terjeda iklan
31
Bab 31 perbincangan di ruang makan
32
Bab 32 Legit dan pulen
33
Bab 33 amunisi perang
34
Bab 34 Rasa berdosa
35
Bab 35 Rahasia sang nyonya
36
Bab 36 Mama sakit?
37
Bab 37 Penyesalan mama
38
Bab 38 Trauma masa lalu
39
Bab 39 Label halal dan tidak halal
40
Bab 40 Bagaikan taman bunga
41
Bab 41 Benang kusut
42
Bab 42 Bagaimana perasaanmu
43
Bab 43 Tak suka makan barengan sama papa
44
Bab 44 Fitnah
45
Bab 45 Mimpipun tidak.
46
Jejak Cinta
47
Bab 47 Dewa mengancam
48
Bab 48 Basmi Serangga
49
Bab 49 Kabur Ya.....?
50
Bab 50 Terpantau
51
Bab 51 Kelembuatan hati
52
Bab 52 Ancaman Tania
53
Bab 53 Diam-diam rindu
54
Bab 54 Sebuah fakta
55
Bab 55 Atur Strategi
56
Bab 56 Kecurigaan Bu Wanda
57
Bab 57 Kejujuran yang menyakitkan
58
Bab 58 Kesedihan bu Wanda
59
Bab 59 Hampir saja
60
Bab 60 Sesuai rencana
61
Bab 61 Stop Tania......!
62
Bab 62 Kekecewaan Wanda
63
Bab 63 Terbongkarnya sebuah rahasia
64
Bab 64 Dua hati yang merindu
65
Bab 65 Dewangga terkontaminasi
66
Bab 66 Berharap cinta pertama dan terakhir.
67
Bab 67 Mendadak Nikah
68
Bab 68 Menunggu putusan
69
Bab 69 Keputusan Dewangga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!