"Bu Laras ayo kita makan dulu. Duduklah......putri kita sangat sibuk rupanya. Sampai kita jarang duduk bersama hanya untuk sekedar makan bareng. Aku rindu anak itu......." kata Bu Caroline kepada Bu Larasati sembari meletakkan nasi ke atas piringnya.
"Iya Nyonya.....anak itu terlalu gila kerja. Saya sampai bingung melihatnya.Biasanya gadis seusianya masih suka kelayaban untuk bersenang-senang. Tapi Rania hampir tidak pernah ke pesta,kecuali acara yang berkaitan dengan perusahaan. " jawab Bu Larasati mengomentari putrinya.
"Aku jadi ingat masa mudaku Bu Laras..Aku hampir sama gilanya dengan anak gadis kita. Rasanya belum puas kalau target yang di inginkan belum tercapai." jawab Bu Caroline sembari terkekeh.
"Selamat malam Nyonya....selamat malam Bu......." sapa Rania kepada dua wanita kesayangannya.
"Selamat malam Rania......panjang umur kamu nak.....bari saja Mama dan Bunda membicarakanmu,eh......yang di omongin datang. Ayo sini,kita makan malam sekalian. Mama dan Bunda baru aja mau mulai ." kata bu Caroline sembari menuntun tangan Rania,selepas Rania menyalami dan mencium tangan bu Laras dan bu Caroline bergantian.
"Wah.....ini enak sekali.....Bunda yang masak semua ini ?" tanya Rania sembari mandang bundanya penuh kerinduan.
"Nyonya Caroline yang memintanya,karena beliau kangen sama kamu Nak....." kata Bu Laras sembari menyendokkan nasi di atas piring Rania.
"Makasih Nyonya.....makasih Bunda......" kata Rania dengan dengan mata berbinar-binar.
"Dan kenapa kamu selalu memanggilku nyonya,aku adalah mamamu Nak.....aku ingin kamu memanggilku mama....."jawab Bu Caroline dengan wajah cemberut.
"Iya.....maaf Mama......kalau Rania masih sering lupa.Tapi bukankah seharusnya seperti itu ya Ma.....?" tanya Rania.
"Benar Nyonya.....kami tidak boleh kurang ajar, kami sudah sangat-sangat merepotkan dan membebani nyonya selama ini. Di tampung,di beri tempat tinggal yang layak,di fasilitasi juga. Sekiranya kami tidak tahu berterima kasih jika kami berlaku tidak sopan kepada Nyonya Caroline." jawab Bu Larasati.
"Mana ada seperti itu....kalian adalah bagian hidupku. Tanpa kalian aku di sini sebatang kara. Kalian sudah aku anggap sebagai keluargaku. Dan asal kalian tahu....rumah dan perusahaan yang tengah Rania pimpin saat ini,itu sudah aku atas namakan Rania. Sebulan mendatang,saat ulang tahun perusahaan,aku akan mengumumkan itu." jawab Bu Caroline.
"Apa itu tidak terlalu berlebihan Nyonya....eh...maaf. Mama......." jawab Rania sembari mengusap tengkuknya yang tiba-tiba meremang dengan perkataan Bu Caroline.
"Iya Nyonya.....menurutku itu sudah sangat berlebihan untuk kami." jawab Bu Larasati tersengar lirih. Di pelupuk matanya mengambang butiran kristal bening yang siap meluncur di pipi tirusnya.
"Tidak berlebihan Bu Laras.....semua ini kompensasi kalian yang sudah merawatku,menemaniku di hari tuaku. Alberto dan Frans sudah mendapat bagian masing-masing. Dan mereka juga sama posisinya dengan Rania." jawab Bu Caroline sembariemgelus tangan Bu Larasati yang duduk di hadapannya.
Dan ketiganya berpelukan meluapkan keharuan yang mereka rasakan. Bu Caroline memang sebatang kara di Indonesia. Semenjak menjadi WNI Bu Caroline enggan kembali ke negara asalnya,karena memang beliau juga tidak tahu siapa keluarganya. Kisah hidupnya yang hanya anak dari panti asuhan bersama suaminya,bekerja keras untuk mendirikan perusahaan dan berhasil.
Sangat di sayangkan,pernikahannya dengan suaminya juga tidak di karuniai keturunan. Namun beliau mengadopsi 2 putra dari panti asuhan di mana mereka di besarkan dulu.
Dan di Indonesia Bu Caroline mengangkat Rania sebagai putrinya. Dan di jadikan CEO cantik di perusahaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments