"Sial......kenapa aku sampai nggak menyadari gerakannya. Benar-benar licin Rania......" rutuk Dewangga.
Matanya mengedarkan pandangan masih mencari keberadaan Rania. Dan nyatanya netranya tak menangkap bayangan sosok yang di carinya.
Dewangga menuju mobilnya. Dan masuk ke dalamnya. Bukannya untuk berlalu,tapi justru berdiam diri di belakang kemudi. Dewangga terkekeh sendiri mengingat kejadian barusan.
"Kamu semakin menarik Rania.....tapi tingkahmu maaih seperti bocah yang suka main kucing-kucingan. Jinak-jinak merpati,di dekati tenang,tapi saat akan di tangkap terbang. Aku suka. Dan akan aku ladeni gayamu." monolog Dewangga dan di sertai derai tawa.
Perlahan kendaraannya keluar dari area parkiran cafe tersebut,dan mulai membelah jalanan kota Kalimantan.
"Bro......apa kamu ada waktu....aku mau ketemu sama kamu !" seru Dewangga di pesawat telephonnya.
"Hai....kau di mana...apa kau di Kalimantan?" tanya seseorang di seberang telephon.
"Ya....aku di sini sekarang. Ada urusan bisnis yang harus aku selesaikan." jawab Dewangga.
"Ok....datanglah ke cafe XX nanti malam jam 7,kita kumpul bareng temen-temen. Aku tunggu,jangan sampai nggak datang lho ya.....!"
"Aku pasti datang....tunggu lah...." jawab Dewangga. Senyum smirk menghiasi bibir Dewangga.
******
"Bu Rania.....boleh saya bertanya?" kata Siska dengan sedikit kikuk.
Walaupun pimpinannya seorang wanita cantik dan anggun semampai seperti Rania,namun melihat sepak terjangnya membuat Siska sungkan. Sebenarnya Rania adalah sosok pimpinan yang sangat arif,tapi di balik sikapnya yang dingin,terkadang membuat para bawahannya enggan untuk berbasa-basi.
"Mau tanya apa......?" jawab Rania sembari fokus membawa mobilnya.
"Bu Rania sudah kenal dekat dengan pak Dewangga ya.......?" tanya Siska.
"Apa pertanyaanmu ada kaitannya dengan hal pekerjaan,tentang kerja sama mungkin?" alih-alih menjawab,Rania justru balik bertanya.
"Maaf Bu.....tidak ada. Tidak jadi bertanya saja." kata Siska dan langsung terdiam dan tertunduk di samping pimpinannya yang memegang kemudi.
Melihat reaksi Siska justru mengundang tawa bagi Rania.
"Hahahaha....kamu lucu Siska. Apa aku begitu menakutkan sampai-sampai kamu tak jadi bertanya?" jawab Rania.
"Mohon maaf Bu.....jika perkataan saya tadi tidak berkenan." nyali Siska semakin menciut.
Mendengar tawa pimpinannya yang selama ini terkenal dingin dan tidak pernah bercanda,justru membuat Siska takut untuk semakin ingin tahu. Walaupun itu sangat bertentangan dengan jiwa kepo nya. Lebih baik dirinya tak mengetahui apapun tentang pimpinannya,dari pada dirinya harus kehilangan kepercayaan.
"Umurmu berapa Sis......?" tanya Rania.
" 24 tahun Bu......" jawab Siska.
"Sudah punya pacar atau tunangan mungkin?" tanya Rania lagi.
"Sudah Bu......" jawab Siska.
"Keluarga saling menyetujui hubungan kalian?" tanya Rania lagi.
"Iya Bu......." jawab Siska masih dengan mode bingung.
"Bagus....pertahankan kalau membuatmu nyaman. Tapi jangan pernah bertahan jika kamu mendapat penekanan. Lebih baik mundur dari pada harus hancur." kata Rania seperti pimpinan yang mengajarkan strategi berperang.
"Iya Bu....." jawab Siska.
"Dewangga adalah kekasihku di masa SMU dulu. Tapi hubungan kami di tentang orang tua Dewangga,karena aku hanya anak pembantu rumah tangga yang miskin. Dan kami berpisah tanpa kata-kata putus setelah lulus SMU. Dan baru ketemu hari ini. " jelas Rania panjang lebar.
"Jadi Ibu kekasih pak Dewangga......pantas saja melihat ibu dan pak Dewangga tadi,seperti bukan orang yang baru kenal. Banyak kesamaan yang saya lihat Bu.....menupun sama. Bisa jadi Ibu berjodoh dengan pak Dewangga ." cerocos Siska. Mendengar keterbukaan pimpinannya,rasa takutnya sedikit menghilang dan tanpa di sadari telah membuat penilaian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments