15. Menahan amarah

Sabtu, 21 Januari

Orang yang paling menginginkan kamu di awal biasanya adalah orang yang akan paling menyakiti mu di akhir cerita.

***

Kana langsung menatap dengan tajam orang yang ada di hadapannya saat ini.

"Hay! Teman lama..."

Kana menatapnya dengan tatapan datar. Rasanya Kana tidak ingin bertengkar saat ini. Namun tampang menjijikkan yang di tunjukkan olehnya sungguh membuat Kana menjadi kesal.

Wajahnya memang terlihat sangat cantik tetapi kebusukan hatinya merusak segalanya.

"Gak mau nyapa gua gitu?"ucapnya tak senang di abaikan.

Kana tidak memiliki kekuatan dan minat untuk melawannya saat ini. Mengapa tuhan selalu saja menitipkan seseorang yang membuatnya kesal? Setidaknya jangan untuk saat ini. Tunggu setelah tubuhnya pulih baru Kana bersedia untuk ribut dengan segerombolan sampah ini.

Kana mengetik beberapa angka di ponselnya.

"Jemput gua s-e-k-a-r-a-ng!"titah Kana tak terbantahkan.

Kana tidak ingin berlama-lama di sini apalagi dengan seorang sampah seperti ini. Kana membencinya dengan sangat tinggi saat ini.

"Pengen cepatan pergi,nih?"tanyanya dengan nada meremehkan.

"Oh iya dong ya. Kan mau cepetan ketemu sama tuan muda Diaskara,"ucapnya dengan nada meremehkan.

Kana berusaha menahan dirinya saat ini. Kana tak peduli kepada orang yang berada di depannya saat ini. Namun di sisi lainnya, Kana juga takut apabila kesabarannya habis dan dia akan membunuh wanita menyebalkan ini.

Kana sangat buruk dalam menahan amarah. Apalagi baru saja dia di siksa habis-habisan oleh ayahnya lagi. Ada amarah yang tak terselesaikan saat ini. Jangan sampai besok akan ada berita seseorang yang mati di halaman rumahnya karena ulahnya.

"Oh apa jangan-jangan mau layanin tuan muda yang la--"

"NADIA ANNURA AZMAIRA! TUTUP MULUT LO SEBELUM GUA TONJOK!"bentak Kana.

Nadia langsung terdiam setelah mendapatkan bentakan dari Kana. Tak di sangka Kana masih sangat tidak bisa menahan emosi seperti biasanya. Meskipun dalam keadaan sedang terluka, Kana tetaplah sangat berbahaya untuk Nadia ganggu.

Nadia juga masih ingat masa di mana Kana menghajar beberapa suruhannya waktu itu.

"Kenapa sih nyuruh gua buru-buru datang?" Rayen tiba dengan motornya.

Tatapan Rayen yang tadinya hendak kesal langsung berubah saat melihat kondisi Kana yang penuh dengan luka.

Tak perlu Kana menjelaskan apapun, Rayen langsung mengetahui semua penyebabnya. Ini pastinya gara-gara ulah keluarganya yang sangat hobi menyiksa tubuh Kana. Terkadang rasanya, Rayen ingin menghajar mereka semua yang berani melukai Kana namun Kana tak pernah mengizinkannya.

"Antar gua ke rumah sakit,"pinta Kana menahan kesakitan.

Wajahnya sudah pucat pasi saat ini karena kehilangan banyak darah. Jika wanita biasa berada di posisinya mungkin sudah pingsan sejak lama. Kemampuan bertahan tubuh Kana sangat baik meskipun selalu di sakiti.

"Tunggu gua bantu lo naik," Rayen hendak turun dari motornya.

"Gua bisa sendiri,"

Walaupun dalam keadaan terluka, Kana masih tidak bersedia menerima bantuan dari seseorang. Memang sangat keras kepala bahkan pada dirinya sendiri. Kana sangat sulit sekali untuk di luluhkan. Setidaknya bisakah Kana lebih memperhatikan dirinya?

Dinda mengumpat kesal saat melihat masih ada laki-laki yang sialnya tampan itu sangat peduli kepada Kana.

"Dasar gadis murahan! Selalu saja dikelilingi banyak laki-laki tampan, huh!" Kesal Dinda lalu pergi meninggalkan ke dua orang itu.

Entah mengapa tiba-tiba saja Dinda berkeinginan untuk lewat di depan rumah Kana tadinya. Ini sangat larut malam dan Dinda baru saja kembali dari party di klub yang biasanya dia kunjungi. Selama ini hanya party dan bersenang-senanglah yang bisa membuatnya tenang.

Tidak ada seorang laki-laki pun yang bersedia menjadi kekasihnya. Jika pun ada, pasti Dinda tak menyukainya.

"Andai saja Aldy menyukai ku," batin Dinda.

Dinda terus berjalan menyusuri jalanan yang sepi. Ini sudah beranjak pagi dan bukanlah malam lagi. Party malam ini sepertinya benar-benar sangat gila sehingga membuat Dinda menjadi lupa waktu seperti ini.

Dinda memang selalu memilih party untuk menenangkan dirinya.

"Hai Dinda!"sayup-sayup terdengar suara panggilan seseorang dari belakang.

Dinda merasa merinding mendengarnya. Suasana subuh ini benar-benar mulai terasa menakutkan. Tidak mungkin tidak ada hantu yang berkeliaran pagi ini, bukan?

Dinda terus mempercepat langkahnya berharap agar segera sampai menuju rumahnya.

"Dinda, mau buru-buru kemana?" Suara itu kembali memanggil namanya.

Demi tuhan, Dinda sangat ketakutan saat ini. Tak sanggup membayangkan bagaimana jadinya jika tubuhnya yang indah ini harus bertemu dengan hantu bertubuh jelek. Membayangkannya saja sudah membuat Dinda ketakutan.

Bisa saja kalau hantu itu menginginkan tubuh moleknya inikan?

"Dinda, kamu tak mendengar ku?"

Tak hanya suara, kini Dinda merasakan ada sebuah tangan yang hendak menyentuhnya.

Refleks Dinda langsung menangkis tangan yang hendak memegangnya.

"Arghk..sakit!"

Suara rintihan mulai terdengar di telinga Dinda. Ada apa ini? Mungkinkah hantu itu ketakutan akibat ulahnya. Tapi apa hantu bisa kesakitan?

"Huhuhuu... Ini sangat sakitt,"tangisannya kini terdengar.

Dinda merasa sangat-sangat ketakutan sekali. Jalanan ini juga tidak memiliki lampu atau penerangan sama sekali. Semuanya tidak terlihat begitu jelas di mata Dinda. Bagaimana bisa dia melihat hantu itu?

"Hei! Apa kau gila?"teriakan terdengar masuk ke dalam pendengaran Dinda.

Bulu kuduk Dinda sudah berdiri tegak mendengarkan suara-suara ini.

Dinda mengambil ancang-ancang untuk lari. Namun sebelum itu, Dinda mengambil heels yang dia pakai. Lari dengan memakai heels itu sama saja dengan ingin menyakiti dirinya sendiri.

"Ampun mba kuntii!!!" Teriak Dinda lalu lari dengan kecepatan tinggi.

Syabila menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat melihat Dinda berlari begitu cepat. Mungkin atlet lari akan insecure saat melihat lari Dinda yang sangat kencang seperti itu. Namun tetap saja bokong Syabila terasa sakit akibat ulah Dinda. Bagaimana bisa Dinda sangat penakut seperti itu? Mungkinkah dia berjalan setelah minum banyak alkohol?

***

"Jadi gimana sama proyek di Jawa Barat?"Farel bertanya dengan serius.

Orang-orang yang berada di sekitarnya benar-benar merasa sangat tertekan dengan hawa mencekam yang di keluarkan oleh Farel saat ini. Tidak bisakah Farel menghilangkan hawa mencekamnya? Semua orang tidak bisa bernafas dengan lega saat Farel berlaku seperti ini.

Farzan yang merupakan asisten sekaligus teman dari Farel saja merasa tak bisa bernafas lega saat ini.

"M-mereka bilang kalau pengerjaannya akan di tunda sampai 1/2 minggu," Farzan berusaha menjelaskan.

Farel menatap Farzan dengan tatapan ketidakpuasannya. Farzan merasa sangat tertekan dan ketakutan saat mendapatkan perlakuan seperti ini dari Farel. Bagaimana ini? Tuhan, tolong kirim seseorang untuk menenangkan iblis ini.

Farel tidak pernah menyukai karyawan atau stafnya yang tidak bisa menjalankan tugas dengan baik.

"DAN KALIAN MASIH DIAM SETELAH MENDENGARKANNYA, HAH?!"

" APA KALIAN TIDAK PUNYA OTA--"

"Sayang aku laper!!"

Terpopuler

Comments

Elma Yusniwati

Elma Yusniwati

lanjut thor
tetap semangat

2023-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!