04.Kana bangun

     Selasa, 27 Desember

Jangan mengharapkan suatu hal yang berlebihan pada manusia jika kau tak ingin berakhir di dalam  keputusaan.

      Farel Laskara Abnibrata.

              ***

"Apapun tuan inginkan tentu saja tidak ada hubungannya dengan anda nona Adira.."potong Frans.

Frans adalah salah satu kaki tangan Farel lainnya. Di bandingkan dengan anak buah Farel yang lainnya, Frans lebih memiliki mulut yang tajam. Frans selalu menjalankan tugasnya dengan bagus tetapi mulutnya akan sangat keji kepada orang-orang yang menurutnya tak baik untuk tuannya.

Terutama kepada Adira yang merupakan salah satu mantan kekasih dari Farel. Frans beranggapan bahwa setiap wanita yang mendekati tuannya hanyalah untuk mencari kesenangan sementara lalu mengambil beberapa harta yang dimiliki oleh tuannya.

"Kenapa lu selalu muncul gak tepat waktu sih?"kesal Adira saat melihat Frans.

Bagaimanapun Adira tahu bahwa menyinggung tangan kanan Farel seperti Frans hanya akan menimbulkan masalah untuk kakak dan keluarganya nanti. Namun di sisi lain Adira juga tidak bisa membiarkan Asmi di bawa pergi oleh Farel.

"Asmi gak bisa ikut dengan kalian!"tegas Adira was-was.

Kemungkinan saja Frans membawa beberapa bodyguard untuk memaksa Asmi ikut bersamanya. Seperti hal yang biasa di lakukan selama ini kepada Asmi. Jadi Adira tidak ingin itu semua terjadi kepada Asmi.

Frans menatap wajah Adira datar dan di detik berikutnya beberapa bodyguard masuk ke dalam private room itu.

"Sesuai dugaanku,"lirih Adira.

Asmi menjadi khawatir dengan keadaan saat ini. Sikap Adira yang menentang Frans membawanya hanya akan menimbulkan masalah tambahan untuk Asmi dan keluarga Diaskara nantinya.

Asmi sangat tahu watak kakaknya itu pasti tidak akan membiarkan siapapun yang menentangnya lolos begitu saja. Di tambah lagi dengan sepertinya Farel memiliki hubungan khusus dengan Kana. Apa ada hal yang dia lewatkan? Asmi sungguh tak mengerti apapun yang sedang terjadi saat ini.

"Saya peringatkan jangan mencoba-coba untuk menganggu pekerjaan kami atau anda akan tahu akibatnya.."ancam Frans.

Adira menjadi sedikit gentar dengan ancaman yang di berikan oleh Frans. Adira menjadi kebingungan dan menatap Asmi untuk mencari solusi. Asmi yang seakan-akan mengerti langsung berjalan mendekati Frans dengan pasrah. Lagipula untuk masalah ini Asmi tidak bisa melibatkan Adira ataupun keluarga Diaskara.

"As! Jangan gegabah!"khawatir Adira.

Asmi menoleh kebelakang dan menampilkan seutas senyuman. Asmi sangat paham tentang kekhawatiran sahabatnya ini tetapi dia tak memiliki opsi untuk memilih saat ini.

Asmi dan Adira memanglah bersahabat sudah sangat lama. Namun Kana tidak pernah menyadari semua itu sebab sebelumnya Adira bersekolah di Thailand. Asmi dan Adira juga sudah lama dekat. Adira menyimpan rasa kepada Asmi namun dia tak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.

"Kamu sekarang pulang aja. Mungkin kak Aldy udah khawatir kamu belum pulang,"ucap Asmi dengan lembut.

Adira sejenak menjadi tersentuh dengan perhatian dan kelembutan yang di berikan oleh Asmi. Tapi bisakah dia mendapatkan hati Asmi? Adira tahu bahwa hati Asmi sudah di isi oleh Kana tetapi Asmi hanya terlalu munafik untuk menyatakan semuanya.

Adira hanya bisa berharap jika suatu saat nanti dia mendapatkan posisi di hati Asmi.

"Ayo kita pergi,"ujar Asmi pada kedua kaki tangan kakaknya ini.

Asmi saat ini tak merasa melakukan kejahatan apapun sehingga dia harus takut. Tapi tetap saja ada sedikit rasa khawatir di hati Asmi saat ini. Farel bukanlah tipe orang yang bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Yang bisa Asmi lakukan saat ini hanyalah berdo'a.

Farel duduk di kursinya sambil menatap pemandangan panta yang sangat indah saat ini. Suasana hatinya sudah sedikit lebih tenang daripada sebelumnya namun tetap saja Farel belum merasa puas jika tidak memberikan pelajaran kepada Asmi. Farel tidak bisa membiarkan siapapun mengganggu gadis kecil miliknya.

"Bagaimana?apa dia sudah bangun?"tanya Farel menelepon seseorang dari villanya.

Di villa itu tentunya Farel menempatkan beberapa pelayan untuk mengurus villa miliknya. Sekarang Farel juga memperketat penjagaan di villa itu sebab sekarang ada Kana yang harus di jaga di sana. Tidak hanya itu, Farel juga memasang beberapa cctv untuk mengawasi dari jauh.

Bagi Farel saat ini Kana adalah orang yang sangat berharga yang harus dia jaga dengan sepenuh hati. Farel tak ingin kehilangan untuk yang ke sekian kalinya.

"Tuan muda, kami sudah membawa tuan muda Mavendra.."lapor Frans.

Farel berbalik untuk melihat orang yang baru saja datang. Ini adalah waktunya dia untuk melampiaskan seluruh kekesalannya kepada Asmi.

Farel menatap Asmi dengan tatapan tajam penuh tekanan. Tampaknya kali ini Asmi akan benar-benar mendapatkan pelajaran setimpal dari Farel. Farel akan membalas satu tetes air mata Kana dengan darah Asmi. Bukankah itu akan setimpal? Air mata di balas darah.

Farel bangkit dari duduknya lalu beranjak menghampiri Asmi yang tampaknya mulai menggigil ketakutan. Farel menatap orang yang berstatuskan adiknya ini dengan intens. Selama ini Farel hanya menganggap Asmi sebagai adik di depan ibunya.

"Kayaknya selama ini gua terlalu baik sama lo,"Farel menatap tajam.

Asmi tidak berani untuk menatap langsung mata Farel saat ini. Meskipun Asmi tidak tahu kesalahan apa yang dia perbuat, dia tetap menunduk takut pada kakaknya ini. Aura yang di keluarkan oleh Farel saat ini sungguh mencekam.

Asmi tak bisa lari maupun berteriak saat ini meskipun sebenarnya dia ingin melakukannya. Bagi Asmi di dunia ini ada dua hal yang sangat menakutkan, pertama kehilangan orang tua dan kedua adalah amarah dari Farel. Farel sangat menakutkan jika sedang dalam kondisi marah dan tidak ada siapapun yang bisa meredakan itu semua.

'BUGH

Sebuah pukulan mengenai wajah tampan milik tuan muda Mavendra itu. Asmi tersungkur ke lantai setelah menerima pukulan dadakan dari Farel.

"Bangun lo!"teriak Farel emosi.

Asmi yang berniat untuk menanya dan protes tak sempat sebab Farel sudah menariknya untuk berdiri.

Sudut bibir Asmi tampak mengeluarkan darah segar akibat pukulan Farel. Tentu saja Farel bukanlah tandingan untuk Asmi serta jikalau pun bisa Asmi tetap tidak akan melawan pada kakaknya ini.

"Lo tau hah?! Gara-gara elo Kana nangis sampe pingsan!"

'BUGH

pukulan lainnya menyusul setelah ucapan yang dilontarkan oleh Farel. Asmi tak di berikan kesempatan sedikitpun untuk mengeluarkan argumennya. Farel terus menghajarnya habis-habisan tanpa ampun sedikitpun.

"Hentikan!ku mohon jangan sakiti Asmi lagi!!"Kana berteriak.

Nafasnya ngos-ngosan saat terbangun dari tidurnya. Kana sangat panik sekali saat bermimpi bahwa Asmi di hajar oleh seseorang. Itu semua persis seperti kenyataan. Apa yang terjadi pada Asmi? Tubuh Kana penuh keringat saat ini. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat daripada biasanya.

"Dimana ponsel ku?"

Kana mencari kesana kemari lalu mendapatkan ponselnya di atas meja nakas. Tanpa basa-basi Kana langsung memencet telpon ke nomor Asmi.

Setelah terhubung Kana berkata," Asmi.. kamu dimana? Kamu baik-baik aja kan?"

"Aku--"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!