Senin,09 Januari
Jika menyakiti kau anggap sebagai bentuk kasih sayang maka aku akan membunuhmu untuk membuktikan bahwa aku sangat mencintaimu.
***
Farel menjadi ciut setelah mendapatkan ancaman dari Kana. Siapa sangka CEO yang terkenal dengan kejamnya ini malah takut dengan sedikit gertakan belaka?
Farel tidak melepaskan pelukannya dari Kana namun mulai berhenti untuk menciumi leher Kana. Farel kali ini sepertinya benar-benar ingin menuruti Kana dan tidak terlalu menganggu Kana dalam memasak. Selama ini Kana selalu memasak untuk dirinya tapi tak tahu apakah makanannya cocok di lidah seorang miliader seperti tuan muda Abnibrata ini.
"Awas aku mau ngambil piring!"sinis Kana.
Dengan enggan Farel melepaskan pelukannya. Rasanya Farel benar-benar belum puas untuk memeluk gadisnya itu. Tetapi jika Farel terus memeluk kemungkinan saja Kana akan marah besar kepadanya.
"Duduk di sana!"perintah Kana.
Farel dengan baik hanya menuruti kata-kata Kanara tanpa berniat untuk membantahnya sedikitpun.
Farel duduk dengan tenang layaknya seorang kucing yang menunggu makanan dari tuannya. Kana pun ternyata diam-diam mencuri pandang pada Farel. Kana menjadi gemas dengan sikap Farel yang penurutnya. Bisakah pria ini selalu bersikap seperti ini? Rasanya ingin sekali Kana menggigit pipinya sebab gemas.
"Makanan siap!!"seru Kana sambil membawa sepiring nasi goreng.
Farel menoleh sedikit untuk melihat kekasihnya ini. Kekasih yang selama ini selalu dia rindukan. Farel selama ini hanya melihat bahwa Kana adalah sosok Zella yang dia rindukan selama ini. Zella yang selama beberapa tahun ini membuat Farel selalu gila kini telah hadir kembali meskipun bukan sebagai Zella lagi. Namun setidaknya dia masih bisa bersama dan selalu melihatnya lagi.
Kana mulai merasa sedikit nyaman dengan adanya Farel di sisinya. Mungkin tidak begitu buruk jika Kana dan Farel dapat selamanya bersama.
"Apa-apaan yang gua pikirin sih?!"kesal Kana.
Kana tidak berniat sedikitpun untuk jatuh hati pada orang ini. Tujuannya ialah hanya untuk menyakiti hati Farel seperti Asmi telah menyakitinya. Sakit hati di balas sakit hati, bukankah hal itu seimbang?
Namun sikap Farel terus saja membuat Kana merasa nyaman. Sikap Farel seolah-olah dia ada dunianya membuat Kana merasa istimewa. Setajam apapun duri setangkai mawar dia tetaplah bunga yang di takdirkan sebagai tanda cinta. Kana terus saja memperhatikan Farel yang makan dengan lahap. Kana merasa sangat senang di saat Farel menyukai apa yang dia buat. Dia merasa sangat di hargai.
"Mau tambah!!"seru Farel semangat.
Kana tersadar dari lamunannya dan menatap ke arah piring kosong milik Farel. Benar saja, Farel sudah menghabiskan nasi goreng itu sebanyak 3 piring namun sekarang masih minta tambah? Apa perutnya tidak akan kekenyangan?
Kana benar-benar tidak menyangka jika Farel memiliki nafsu makan yang sangat besar seperti saat ini.
"Gak ada abis,"ucap Kana datar.
Bagaimana bisa seorang CEO bersikap kekanak-kanakan seperti ini? Padahal itu hanya nasi goreng saja, mengapa nafsu makan Farel sangat tinggi saat ini? Kana tak bisa menebak sedikitpun bagaimana Farel saat ini. Benar-benar seperti seorang anak-anak yang selalu saja bermain-main. Apakah dia tak pernah puas?
Farel cemberut dengan ini semua padahal Farel belum benar-benar puas dengan makanan yang di sajikan oleh Kana.
"Sayang,aku ngantuk"
Kana memijit pelipisnya pusing dengan kelakuan Farel yang super manja ini. Seorang CEO yang galak bersikap manja layaknya anak kecil yang haus akan kasih sayang. Kana saat ini hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan Farel.
Lagipula Kana sebenarnya juga sedikit senang dengan sikap manja Farel.
"Ayo tidur!"ujar Kana sambil merentangkan kedua tangannya.
Farel tak membutuhkan waktu lama untuk mengerti kode dari Kana. Langsung berhamburan ke dalam pelukan Kana. Pelukan yang selalu menjadi candu untuknya. Pelukan yang selalu dia rindukan bila tak mendapatkannya.
Farel langsung menggendong Kana dan berjalan menuju kamarnya. Farel sudah benar-benar mengantuk setelah menghabiskan banyak makan siang kali ini. Meskipun demikian, Farel tampaknya tak ingin Kana menjauh darinya walaupun sejengkal saja. Kana sudah menjadi bagian terpenting dari hidupnya yang membuat Farel terus di dera ketergantungan.
"Aku ngantuk,"desis Farel sambil mengendus-endus leher Kana.
Kana mengerutkan keningnya dengan perlakuan yang di keluarkan oleh Farel. Mengapa bisa laki-laki ini selalu bersikap manja?
"Tidur sayang,"lirih Kana.
Farel tak mendengarkan malah kembali merengek lagi pada Kana.
"Sayang!"
"Hm,"
Farel jadi jengkel sebab Kana hanya membalasnya dengan deheman belaka. Tetapi rasanya tidak mungkin menunjukkan kejengkelannya dengan marah. Farel kembali mengeluarkan aksinya yang kekanak-kanakan.
"Sayang..athwu mawu tidul di puk puk!!"rengek Farel.
Kana menghela nafas kesal dengan tingkah Farel. Kana langsung melakukan hal seperti yang di inginkan oleh Farel. Kana sekarang merasa bahwa dirinya seperti seorang istri tanpa suami. Mengurus seorang bayi besar setiap harinya membuat Kana hampir stres.
Farel mulai memejamkan matanya saat ini. Farel terus saja masih memeluk tubuh Kana dengan erat seolah-olah takut jika Kana akan kabur darinya.
"Hadeuhh...kayak janda anak satu gua njirr,"Kana menghela nafasnya.
Sikap manis Farel yang seperti ini membuat Kana sangat sulit dan keberatan untuk menolaknya. Bagaimana bisa dia menolak kemauan seorang pria semanis ini? Apalagi Farel juga memiliki wajah tampan yang memikat. Tentu saja hal ini semakin membuat seorang gadis sulit menolak, meskipun gadis itu adalah playgirl kelas kakap seperti Kana.
***
Matahari yang tadinya bersinar dengan terik kini telah perlahan-lahan menghilang di gantikan bulan. Kana yang tadinya hanya berniat untuk membuat Farel tidur ternyata akhirnya juga ikut tertidur bersama Farel. Waktu terasa berjalan dengan cepat saat Kana menghabiskan hari bersama kekasihnya ini.
Entah mengapa ada sedikit rasa nyaman yang kian menyelinap ke dalam hari Kana.
"Sudah bangun?"tanya Farel melihat Kana membuka mata.
Kana mengangguk dan melihat ke arah sekitar. Tatapannya tertuju kepada jendela yang memperlihatkan indahnya sinar rembulan.
Kana termenung seperti ada sesuatu yang dia lupakan. Tetapi otaknya saat ini tak bisa mengingat apapun atau memang otaknya yang lemot memikirkan sesuatu saat ini. Kana terus berpikir apa yang dia lupakan.
"Anjirr!! Gua lupa hari ini mau ke markas!"teriak Kana frustasi.
Kana langsung bangkit dari kasur, menyambar jaket dan ponselnya dengan buru-buru. Kana tak memperdulikan Farel yang memanggilnya.
Kana benar-benar sudah sangat terlambat saat ini.
"Lo yakin dia bakal datang?"tanya Eza ragu.
Ini sudah hampir jam sembilan malam, namun Kana belum menunjukkan wajahnya. Apa kapten geng ATHARIOZ ini akan lupa? Anak-anak geng ATHARIOZ menatap dengan bosan. Sudah hampir 6 botol minuman mereka habiskan, tetapi Kana tak lekas datang sedikitpun.
"Maaf gua tel--"
"Darimana aja lo? Masih inget punya kami disini?" Omel Rayen saat melihat Kana yang baru saja datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments