Minggu, 25 Desember
Kehilangan atau tidak dan mendapatkan atau bukan tetap saja kau akan selamanya menjadi orang terfavorit yang pernah ku kenal.
Asmi Altalariq Mavendra.
***
Kana sangat kaget dengan hal yang baru saja di lakukan oleh Farel. Ini semua terlalu mendadak serta Kana tidak siap dengan perlakuan dadakan yang di berikan oleh Farel. Bukankah ini terlalu berlebihan?
Farel tersenyum tipis melihat reaksi Kana saat ini. Dari sini Farel dapat mengetahui bahwa Kana belum pernah melakukan ciuman dengan siapapun. Entah mengapa Farel merasa sedikit lega saat mengetahui itu semua. Saat mengetahui bahwa Kana hobi memainkan hati laki-laki, Farel sedikit resah apabila gadis itu sudah ternoda. Namun ternyata semua dugaannya salah.
"Yuk berangkat!"ajak Farel.
Farel menunjukkan ekspresi bahagia tanpa rasa bersalah sedikitpun seolah-olah baru saja tidak terjadi apapun.
"Mau sampai kapan kau berdiri di sana?apa tidak mau mengejar Asmi lagi?"teriak Farel yang sudah memasuki mobilnya.
Kana langsung mengejar Farel di detik berikutnya. Apapun yang akan terjadi selanjutnya Kana tidak akan pernah mundur untuk mendapatkan hati Asmi. Meskipun sudah berkali-kali dia selalu di tolak begitu saja.
Tekadnya sudah terlalu bulat untuk di menyerah. Semangatnya terlalu kuat untuk mundur. Kana merasa saat ini ada kemungkinan kalau Asmi akan menjadi kekasihnya. Namun di balik semua itu Kana juga menyimpan sedikit ketakutan jika Asmi menolaknya lagi. Ada apa ini? Mengapa orang yang biasanya suka mempermainkan malah takut di tolak?
Meskipun tak mengerti tetapi obsesi Kana untuk mendapatkan Asmi terlalu besar kali ini sehingga dapat mematahkan segala ketidakmungkinan yang ada.
"Cepat atau lambat lo harus jadi milik gua!"batin Kana.
Farel yang melihat Kana begitu bersemangat untuk mendapatkan hati Asmi menjadi sedikit sakit hati. Tampaknya Kana atau Zella benar-benar tidak pernah di takdirkan untuk bersama dengannya. Farel tetap ingin membuat gadis ini bahagia meskipun nantinya dia sendirilah yang akan menerima lukanya.
"Kita sampai.."ujar Farel menepikan mobilnya.
Kana menatap keluar jendela dengan bingung. Bukankah ini berada di restoran mewah? Apa yang Farel inginkan di sini?
"Ngapain ke sini?"tanya Kana heran.
"Lha, biasanya orang-orang ke restoran buat apaan?"Farel balik bertanya.
Kana mengerutkan keningnya dan menatap Farel dalam. Kana tidak mengerti sama sekali dengan jalan pikiran Farel saat ini. Bukankah Farel sudah berjanji untuk membantunya mendapatkan hati Asmi? Kana sangat heran apa hubungannya mendapatkan hati Asmi dengan restoran saat ini.
Saat Kana perhatikan lagi, tempat Farel berhenti saat ini bukanlah restoran biasa seperti pada umumnya. Ini adalah restoran mahal yang selalu di kunjungi oleh orang-orang kelas atas. Bahkan ini adalah kali pertamanya Kana melihat restoran seperti ini dari jarak dekat.
Farel yang melihat kebingungan dimata Kana langsung menjelaskan,"Asmi akan datang ke sini dan gua udah siapin semua hal buat lo nembak Asmi."
Kana mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Oh, jadi Asmi akan datang ke sini dan gua bakal nembak Asmi,"ujar Kana.
Kana terus menatap kagum restoran yang begitu besar dan letaknya juga sangat strategis yaitu di tengah-tengah ibu kota Jakarta. Sebentar sepertinya ada yang aneh dengan hal yang di ucapkan oleh Farel tadi. Tapi apa,ya?
"Hah?! Gu-gua?bakal nembak Asmi?!"kaget Kana tak percaya.
Semua hal ini baru Kana pahami setelah detik berikutnya. Bagaimana bisa Kana sangat lambat merespon semua ini?
Farel hanya terkikik melihat sikap Kana yang begitu imut di matanya. Gadis di depannya ini berpikir sangat lambat sekali, persis seperti Zella. Zella, mengapa Farel kembali mengingatnya? Mungkin sebab wajah Kana yang sangat mirip dengan Zella.
"Kenapa?gak mau?"tanya Farel menyelidik.
Mengapa Kana menjadi sekaget ini?bukankah seharusnya dia senang karena akan mendapatkan hati Asmi yang menjadi pujaannya itu. Setidaknya itu yang di pikirkan oleh Farel namun sepertinya semua itu malah tak berlaku kepada seorang Kanara Naavaila Athalia.
Kana melihat ke sekitar melalui jendela. Benar saja seperti dugaannya, di sini sangat ramai sekali dengan orang. Bisa saja salah satu koleksi laki-laki akan muncul di sini atau mungkin berada disini. Kana tentu tidak ingin mengorbankan beberapa laki-laki koleksi yang dia miliki. Walaupun Kana berkeinginan untuk mendapatkan Asmi.
"Gua gak bisa!"tolak Kana langsung.
Kana tidak bisa mengambil resiko yang begitu besar seperti ini. Rasanya pengorbanannya nanti terlalu banyak apalagi hanya untuk mendapatkan satu hati saja. Kana merasa semua ini terlalu tidak seimbang jika nanti dia mendapatkan Asmi tetapi malah kehilangan jutaan hati yang telah lama dia simpan.
"Tenang, gua udah nyewa private room "ucap Farel seolah-olah tahu isi hati Kana.
Kana menjadi kaget saat Farel menyebutkan private room. Bagaimana bisa Farel melakukan semua itu? Ini adalah restoran mahal dan private room di sini pastinya lebih mahal daripada room biasa. Bukankah itu terlalu berlebihan? Bagaimana nantinya mereka akan membayar semua ini?
"Udah,gausah banyak mikir.."Farel langsung menarik tangan Kana.
Farel membawa Kana masuk ke dalam. Sebelum bertemu dengan Asmi, Farel harus memperbaiki penampilan Kana terlebih dahulu. Farel sangat tahu bahwa adiknya itu menyukai gadis feminim.
Awalnya Kana tidak ingin di makeup tetapi karena Farel terus memaksa akhirnya Kana hanya bisa pasrah begitu saja.
"Gua bakal lakuin apapun asal lo bahagia,"lirih Farel.
Sementara Kana sedang di makeup oleh para orang-orang yang di utus oleh Farel, Farel ingin keluar untuk memastikan bahwa semua hal yang dia persiapkan telah selesai sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Farel melihat semuanya dengan seksama.
"Kak Farel.."Asmi tiba-tiba datang.
Farel melihat ke arah Asmi yang baru saja datang. Bukankah ini terlalu cepat?
"Ngapain lo datang secepat ini?"tanya Farel.
Asmi menjadi heran kenapa Kakaknya ini malah mempermasalahkan kedatangannya yang terlalu cepat? Asmi hanya ingin tepat waktu saja sebab ini adalah kali pertamanya Farel berinisiatif untuk mengajaknya keluar.
Asmi melihat ke sekitar yang penuh dengan hal-hal romantis. Bunga mawar dimana-mana dan lilin semua ini sangat romantis. Tidak mungkin kan kalau Farel gay? Asmi memang menginginkan agar Farel lebih memperhatikannya sebagai adik tetapi Asmi juga tidak pernah berpikir kalau Farel menyukainya dalam artian lain.
"A-aku selesai.."Kana keluar dari kamar ganti.
Kedua kakak beradik itu langsung memandang Kana secara bersamaan. Kana yang biasanya hanya memakai celana jeans dan baju kaos kini malah memakai balutan dress panjang yang sangat anggun. Apakah ini sebuah mimpi? Makeup yang berada di wajah Kana juga membuatnya terlihat lebih menawan.
"Kanara?"
Kana tersenyum kikuk saat mengetahui Asmi telah sampai di sini. Kana terlihat tidak terlalu pede saat memakai balutan dress panjang ini. Ini pertama kalinya Kana memakai dress seperti ini dan di tambah lagi dress ini sangat mahal. Kana takut apabila nanti dia tak sengaja merusaknya lalu bukankah dia harus ganti rugi?
"Kalian ngomong aja berdua. Gua keluar dulu," Farel langsung pergi meninggalkan private room itu.
Meskipun sebenarnya Farel sangat berat hati meninggalkan Kana berdua dengan Asmi namun tetap saja dia harus melakukannya.
"Ada apa ini?"tanya Asmi heran.
Kana hanya tersenyum lalu mempersilahkan Asmi duduk di kursi yang telah di persiapkan. Meja makan ini terlihat sangat romantis dan hanya ada dua kursi tersedia. Lilin-lilin yang ada di atas meja juga menambah kesan romantis malam ini.
"Gak mau makan dulu,mi?"tanya Kana lembut.
Kana memang selalu seperti ini jika bersama Asmi. Kana hanya memperlihatkan sisi lembut dan hangat tidak seperti biasanya yang selalu bersikap blak-blakan. Kana hanya berusaha membuat Asmi agar merasa nyaman saat berada di dekatnya.
"Ada apa ini?"tanya Asmi yang masih di merasa keheranan.
Kana memegang tangan Asmi perlahan dan Kana mengarahkan agar Asmi menatap wajahnya.
"Mi, mungkin ini udah gak asing buat kamu. Aku selalu nyatain meskipun kamu tidak pernah menanggapi. Tapi kali ini aku tulis dari dalam hati yang paling dalam. Kamu mau gak jadi pacar aku?"ungkap Kana sambil menatap mata Asmi.
Asmi tidak dapat melihat ketidakseriusan di mata Kana saat ini. Kana sangat serius dan bersungguh-sungguh.
Dengan perlahan Asmi melepaskan tangan Kana. Hal itu membuat sorot mata Kana menjadi redup.
"Maaf,tapi jawaban ku masih sama,"sesal Asmi.
"Tapi kenapa Mi?kenapa kamu selalu nolak aku tapi sikap kamu malah seolah-olah nyuruh aku terus maju. Kenapa?"Kana tak terima.
Asmi menghela nafas panjang dengan sikap Kana saat ini. Sebenarnya Asmi juga tak rela dan tak tega kepada Kana. Tetapi Asmi juga tidak bisa menerima cinta dari Kana.
"Aku udah punya pacar.."lirih Asmi.
Sakit? begitulah yang di rasakan oleh Kana. Awalnya Kana menduga bahwa dia akan mendapatkan Asmi saat ini tetapi dugaannya ternyata salah.
Air mata Kana menetes dengan begitu saja. Kana tak bisa menahannya lagi. Meskipun demikian Kana masih berusaha mengukir sebuah senyuman di bibirnya.
"Siapa dia?"Kana bertanya lagi.
Asmi terdiam sesaat. Asmi merasa bersalah karena telah berbohong kepada Kana saat ini. Meskipun Asmi juga memiliki perasaan yang sama tetapi tetap saja dia tidak bisa untuk menjalin hubungan yang lebih dari sahabat dengan Kana.
"Gua!"Adira tiba-tiba masuk.
Kana menatap Asmi dan Adira bergantian. Rasanya Kana sangat tidak bisa mempercayai semua hal yang dia lihat dengan matanya saat ini. Kana yang biasanya selalu memasang wajah datar sekarang mengeluarkan air mata dan menangis.
Asmi merasa tidak tega melihat Kana yang menangis saat ini. Biasanya Asmi lah yang selalu menghapus air matanya namun sekarang malah dia yang membuat air mata Kana keluar.
"Sudah berapa lama?"tanya Kana lagi.
Meskipun sebenarnya dia tak ingin tahu semua ini. Mengetahui Asmi memiliki kekasih saja sudah membuatnya sangat sakit hati.
"Udah 3 bulan.."kali ini Asmi yang menjawab.
Sesak kembali menghampiri hati Kana. Mengapa semuanya sesakit ini? Pantaskah seseorang yang menginginkan ketulusan mendapatkan sakit tak berdarah seperti ini?
"Kan, are you ok?"Asmi mulai khawatir.
Kana menghapus air matanya kasar lalu memaksakan dirinya untuk tersenyum.
"Langgeng ya.."
Kana langsung berlari keluar dari sana sambil terus menangis.
"Maafin aku,Kan. Kamu tetap bakal jadi orang terfavorit buat aku meskipun kamu tidak menjadi kekasih ku.."lirih Asmi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments