Kamis, 29 Desember
Jangan pernah mengharapkan cinta dari seorang pemain yang selalu mengganti hati ketika lelah. Tahu kenapa? Karena kamu hanyalah mainan selanjutnya bukan kekasih hatinya.
Kanara Naavaila Athalia.
***
Farel merasa senang dengan setiap kesempatan yang dia dapatkan untuk modus kepada Kana. Namun di sisi lain Kana malah memikirkan cara lain untuk menaklukkan Asmi lewat kakaknya ini. Bukankah gagal kemarin tak pertama kalinya? Kanara bukanlah gadis yang akan mudah menyerah begitu saja.
"Mainan ku siapapun tak boleh merebutnya.."batin Kana.
Farel terdiam menatap Kana yang tiba-tiba melamun. Gadis ini bahkan tak menatap hidangan lezat yang sudah tersusun dengan rapi di hadapannya. Apa yang sedang dia pikirkan?
Semua makanan yang tersaji di meja saat ini adalah makanan kesukaan Zella. Seafood, Zella sangat menyukai semua ini dulunya tapi tak tahu apakah Kana juga menyukai hal yang sama atau tidak. Farel hanya berharap Kana juga sama agar kedepannya dia tak perlu repot-repot mencari tahu segala hal tentang Kana lagi.
"Aku pulang dulu,"
Kana bangkit dari kursinya dengan tiba-tiba. Farel sangat keheranan dengan tingkah gadis ini. Benar-benar sangat sulit untuk di terka tetapi beginilah kenyataan yang harus di terima oleh Farel.
"Makanlah dahulu.." Farel dengan lembut.
Kana bukanlah gadis biasa yang bisa luluh hanya dengan beberapa kata manis dan lembut yang di ucapkan oleh laki-laki. Kana lebih terbiasa membuat laki-laki tunduk kepadanya dari pada menjadi mainan hati para laki-laki.
Farel memegang tangan Kana dengan lembut berharap agar Kana luluh kepadanya.
"Lepasin!"sinis Kana.
"Gak mau!"Farel tak kalah sinis.
Kana menghela nafas kesal dengan sikap Farel yang sangat kekanak-kanakan menurutnya saat ini. Bagaimana bisa pria dewasa bisa bersikap memalukan seperti ini?
"Pokoknya kamu harus makan dulu!"tegas Farel lagi.
Tetapi bukannya tegas, Farel malah terlihat seperti seorang anak kecil yang merengek di mata Kana. Kana memang selalu menghadapi banyak laki-laki di kehidupannya. Meskipun umurnya masih sangat muda namun dia sudah banyak menghadapi berbagai jenis laki-laki. Jadi hal kali ini bukanlah termasuk yang sudah untuk Kana.
"Siapa lu ngatur-ngatur gua gitu?!"tanya Kana sinis.
Farel memanyunkan bibirnya kesal dengan Kana yang menolaknya. Kana bahkan tak terhasut sedikitpun dengan sikap Farel saat ini. Farel sedikit curiga jika Kana tak memiliki hati.
"Gua suami lu!"
Kana menatap Farel datar dengan ucapan yang baru saja di lontarkan oleh Farel. Tidak tahu apakah Farel sengaja mengatakan itu semua atau hanya refleks saja. Namun dengan begini Kana memiliki sedikit peluang untuk mendekati Farel.
Bukankah seseorang tak bisa rugi begitu saja? Kana hari ini sudah kehilangan beberapa tetes air mata untuk menangisi Asmi yang menolak pernyataan cintanya. Sekarang Farel yang merupakan saudara tiri dari Asmi harus membayar semua itu akan semua tangis Kana tak sia-sia. Setidaknya jika tak mendapatkan adiknya kakaknya juga boleh.
"Jadi pacar aja belom," ujar Kana memancing.
Dengan karakter Farel yang seperti ini Kana dapat menebak apa yang akan di katakan oleh Farel selanjutnya. Dan hal itu semua Kana akan mendapatkan keuntungan setidaknya mendapatkan mainan baru untuk dia mainkan nantinya.
"Yaudah ayok pacaran!"ucap Farel tanpa berpikir panjang sedikitpun.
Kana tersenyum tipis dengan ucapan yang di lontarkan oleh Farel. Semuanya benar-benar sama persis dengan apa yang Kana pikirkan. Farel hanya diam sambil mengerucutkan bibirnya menunggu jawaban dari Kana nantinya. Farel tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mengungkapkannya.
Kana melepaskan tangan Farel yang menggenggam tangannya. Kana mendekatkan wajahnya kepada wajah Farel.
'CUPP
Ciuman kilat di berikan oleh Kana kepada Farel. Kana sepertinya sudah belajar beberapa hal dengan Farel. Tadi Farel yang selalu mencium bibirnya dengan tiba-tiba lalu mengapa sekarang dia tidak bisa melakukan hal yang sama?
"Oke, mulai sekarang lo eh kamu milik aku. Kamu milik Kanara Naavaila Athalia,"bisik Kana tepat di telinga Farel.
Telinga Farel memerah mendengar suara Kana. Kana sepertinya tak mengetahui kalau telinga adalah salah satu titik sensitif Farel.
Farel terdiam masih tak percaya dengan apa yang baru saja di lakukan oleh Kana. Sekarang Kana dan dia berpacaran? Bukankah ini terlalu cepat dan tak terduga? Farel mengira jika akan sulit untuk mendapatkan Kana. Tapi perkiraannya rupanya salah sepenuhnya.
"Sekarang harimau kutub anterin aku pulang,ya?"rayu Kana.
Farel mengangguk mantap dengan penuh semangat tinggi. Farel saja tidak mengetahui bahwa Kana adalah pemain hati yang selalu memainkan beberapa hari yang datang kepadanya. Di tambah lagi Kana baru saja di tolak oleh adiknya dan itu membuat Kana berpikir untuk mendapatkan Farel sebagai gantinya.
***
Asmi sekarang terkapar di atas kasur rumah sakit yang mengatasnamakan Asmi Altalariq Mavendra. Setelah di hajar habis-habisan oleh kakaknya itu, Farel juga yang membawanya kerumah sakit. Asmi sekarang tahu jika Kana adalah gadis yang sudah berhasil membuat Farel jatuh hati lagi.
"Kan, kayaknya kamu memang lebih pantas sama kak Farel," lirih Asmi.
Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit sekali. Meskipun demikian Asmi tak pernah mengatakan kalau Kakaknya ini adalah orang yang jahat. Asmi masih selalu mengharapkan Farel bersikap lebih baik padanya di masa depan.
"As, kamu kenapa?!!"
Adira berlari masuk ke dalam ruangan Asmi. Dengan pelan Asmi melihat kedatangan Adira yang sangat terburu-buru.
Raut kekhawatiran terlihat sangat jelas dan tak bisa di sembunyikan dari wajah cantik milik Adira. Adira kali ini rupanya tak datang sendiri melainkan juga bersama dengan kakaknya. Aldy Rakhan Diaskara, dia adalah kakak dari Adira yang sangat protektif terhadap Adira.
"Ulah kakak mu lagi?"tebak Aldy.
Aldy dan Adira selalu dapat menebak dengan benar setiap perlakuan Farel yang selalu serta sangat membenci Asmi. Aldy juga selalu menyempatkan waktunya untuk mengunjungi Asmi sebab adiknya benar-benar sangat mencintai Asmi.
Adira menggertakkan giginya geram mengingat Farel yang selalu saja menyiksa Asmi. Dulu Farel juga menjadikan dirinya sebagai cara untuk menyiksa Asmi secara tak langsung. Sepertinya Farel benar-benar tak ingin jika Asmi memiliki kehidupan yang layak dan indah.
"Sampai kapan kamu akan terus pasrah di siksa seperti ini hah?!!"teriak Adira kesal.
Adira sungguh tak sanggup lagi membayangkan siksaan-siksaan yang selalu di berikan oleh Farel untuk Asmi. Apakah Farel begitu membencinya sehingga selalu menyiksa Asmi sampai seperti ini?
"Kontrol diri kamu. Jangan sampai emosi buat kamu ngelakuin hal bodoh!" Aldy memberi peringatan.
Aldy tak mau jika semua ini membuat adiknya ini kehilangan kendali dan jatuh sakit lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments