07. Undangan Mantan

       Jum'at, 30 Desember

Hampa itu seperti langkah tak berjejak,senja tapi tak jingga, mencinta tapi tak di anggap ada.

    Farel Laskara Abnibrata.

         ***

Sudah hampir beberapa minggu lamanya Kana dan Farel menjalin hubungan sepasang kekasih. Kana tidak selalu bersama dengan Farel sebab dia juga harus menghabiskan waktu dengan beberapa kekasihnya yang lainnya.

Setiap harinya Kana selalu sibuk untuk membagi waktu bersama para koleksi laki-laki miliknya.

"Hari ini lu mau sama siapa?" Tanya Tahta seperti biasanya.

Kana terdiam dan berpikir sejenak. Kemarin Kana sudah menghabiskan waktu untuk jalan-jalan ke pantai bersama dengan Vicky sekarang mungkin adalah jadwalnya Kana untuk nonton bioskop bersama dengan Vranelvan.

"Hai sweetie!" Elvan menyapa dengan hangat.

Tahta menatap gaya Elvan saat ini serta langsung memahami jika Elvan adalah salah satu koleksi Kana lainnya.

Kana yang tadinya bersikap datar langsung berpura-pura menjadi manis saat melihat kedatangan Elvan. Bagaimana bisa dia terlihat cuek saat berhadapan dengan salah satu kesayangannya itu? Kana memang selalu terlihat manis saat bersama laki-laki koleksi miliknya.

"Bub, tangan aku sakitt," rengek Kana dengan manjanya.

Elvan tersenyum riang saat melihat sikap manja kekasihnya ini. Elvan hanya tidak tahu saja jika semua ini adalah trik yang selalu di mainkan oleh Kana setiap harinya bersama dengan laki-laki yang selalu berbeda-beda pula.

Elvan mendekati Kana dan mengambil alih buku-buku yang tadinya ada di tangan Kana.

"Kasian banget kamu sweetie. Masa tangan imut kamu ini bawa buku yang sebanyak ini," ujar Elvan dengan iming-iming gombalan tentunya.

Tahta yang melihat ini semua merasa sangat mual sekali. Kenapa semua laki-laki selalu menjadi bodoh saat bersama dengan Kana? Bahkan tak jarang Tahta curiga kalau Kana memakai pelet untuk meluluhkan hati para laki-laki ini secara bersamaan.

Ini semua sangat tidak masuk akal jika di pikirkan dengan akal sehat manusia biasa.

Lalu bagaimana pula Kana tak ketahuan dengan para laki-laki koleksinya itu? Apa Kana tidak takut jika semua laki-laki koleksinya tahu dia akan mendapatkan musibah? Entahlah, Tahta sangat tidak bisa untuk mengerti jalan pikiran Kana yang tak bisa dia tembus begitu saja. Meskipun demikian, Tahta diam-diam juga kagum dengan cara Kana.

"Tah, aku mau jalan sama bubub Elvan. Kamu mau aku antar?"Kana menawari.

Tahta tahu jika tawaran yang di berikan oleh Kana itu hanyalah basa-basi saja. Jika Tahta ikut Kana pasti akan mengamuk setelahnya. Tahta lebih memilih untuk menjalin jalan aman agar kehidupannya tentram tanpa ada gangguan. Tahta tahu jika Kana bukanlah lawannya yang bisa dia tentang begitu saja.

"Baguslah kalau lu tau tempat,"batin Kana.

Kana memang sangat tidak menyukai seseorang yang selalu menganggu waktu bermainnya bersama para laki-laki koleksinya. Jika ada yang berani melakukan hal itu Kana pasti akan memberikan sedikit pelajaran kepadanya.

Kana benar-benar ingin terus bersenang-senang bersama para laki-laki koleksinya setidaknya sampai Kana bosan dengan laki-laki itu dan akhirnya mencampakkannya begitu saja. Kana bukanlah gadis baik akan kasihan pada hati orang yang selalu dia patahkan. Patah? Maka bangkitlah sendiri sebab kau sendiri yang memilih jalan untuk berakhir di dalam cinta bertepuk sebelah tangan.

"Apa itu benar-benar Kanara?"

Aldy yang tak sengaja lewat melihat gadis itu dengan kaget. Apa yang terjadi? Mungkinkah gadis kecil yang dulunya berkeinginan menjadi istrinya itu benar-benar ada di sini? Aldy tak percaya dengan apa yang dia lihat. Dengan langkah ragu-ragu Aldy langsung menghampiri Kana.

Kana masih sibuk dengan laki-laki yang hari ini memiliki jadwal untuk bersenang-senang bersamanya.

"Raa?"

Kana menoleh saat ada seseorang yang memanggilnya.

Tatapannya terbeku saat melihat Aldy kini berdiri tepat di hadapannya. Apakah ini sebuah mimpi? Jika ini mimpi Kana berharap agar dia dapat segera bangun saat ini juga. Kana benci jika dia harus bermimpi tentang seseorang yang menjadi penyebab dia seperti ini.

"Ini benar-benar kamu Kanara?"Aldy kembali memastikan.

Bagaimana bisa Kana berada di kota ini? Aldy tidak mengetahui jawabannya namun pastinya dia akan merasa senang jika Kana bersedia untuk memberitahu kepadanya.

"Ayok kita pergi Elvan!" Kana hendak pergi menarik tangan Elvan.

Elvan sedikit terkejut sebab kali ini Kana tidak memanggilnya dengan embel-embel bubub lagi. Ada apa dengan ini semua? Tatapan Elvan menjadi tajam saat menatap Aldy. Elvan yakin bahwa Aldy bukanlah orang sembarangan. Terlebih lagi tampaknya Kana sangat tidak ingin menatap wajah Aldy secara langsung saat ini.

Aldy mencekal tangan Kana agar gadis kecil itu tak meninggalkannya saat ini.

"Lepas!"Kana menepis tangan Aldy dengan kasar.

Aldy sangat kaget dengan tingkah kasar yang di berikan oleh Kana kepadanya. Ada apa ini? Dimana sikap manis dan lembut seorang Kanara Naavaila Athalia kemarin? Apakah mungkin semua sikapnya itu hanyalah pura-pura saja?

Kana menatap Aldy dengan wajah penuh kebencian tetapi tak ada yang menyadari bahwa jauh di dalam lubuk hatinya ada sebuah kerinduan yang terbalas. Ada kecewa yang tak bisa di ungkapkan oleh kata-kata. Kecewa yang membuat rasa cinta tertutupi kebencian yang tak berujung. Rasa kecewa itu juga yang membuat hati mencari pelampiasan untuk menenangkan jiwa yang bimbang.

"Sebenci itu kamu sama aku sampai kamu gak mau natap muka aku,"lirih Aldy.

Kana tak menjawabnya hanya terus menundukkan kepalanya kebawah tanpa berniat menatap lagi. Ada sebuah luka yang teriris dalam hanya sebab beberapa kata. Lukanya sembuh namun masih selalu ada bayang-bayang kejadian yang membuatnya kembali merasa perih dan kesakitan. Bahkan sebuah kata maaf saja tak mampu untuk menyembuhkannya.

"Apa yang kamu lakuin di sini,sayang?"Natalie datang menggandeng Aldy.

Kana menatap Natalie intens serta dapat menebak semua yang telah terjadi di hadapannya saat ini. Mana mungkin ada seseorang yang berani menunggu hingga bertahun-tahun lamanya bukan?

Natalie memberikan senyuman peringatan kepada Kana. Di detik berikutnya Natalie mengeluarkan sebuah undangan dari dalam tasnya.

"Kamu Kanara mantannya Aldy kan?"

Kana sangat tahu jelas bahwa Natalie saat ini menganggap dirinya adalah sebuah ancaman yang jelas untuknya.

"Jangan lupa datang,ya? Aldy pasti bakal senang banget kalau kamu datang,"

Natalie menyodorkan undangan itu namun hanya di tatap datar oleh Kana. Kana tak berkeinginan sedikitpun untuk menyentuh sesuatu yang berasal dari Natalie saat ini. Sebab Kana tahu bahwa sorot mata Natalie menyiratkan sebuah ancaman agar dia tak berharap lebih pada Aldy lagi.

"Maaf, tapi pacar saya tak biasa menyentuh benda kotor seperti ini!"sela Farel yang tiba-tiba datang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!