Kamis,12 Januari
Goresan tinta mengukir rasa,deretan kata menyusun kisah. Kenangan indah tentang kita kini menghilang bersama indahnya senja.
***
Kana hanya diam tak menanggapi ucapan Rayen barusan. Kana memang tahu jika kali ini semuanya adalah kesalahan yang dia perbuat. Mengapa dia harus menyangkal?
Pandangan Kana malah tertuju kepada tumpukan botol minuman yang sudah kosong. Apakah mereka semua gila? Mereka minum sebanyak ini padahal mereka tahu jika malam ini akan ada balapan antar geng. Kana menatapi mereka satu-persatu dengan tatapan yang tentunya sangat tak bersahabat.
"Kalian mau mati?"sarkas Kana.
Mereka sedikit kaget dengan ucapan yang sangat tak ramah dari Kana. Mengapa ketuanya kali ini berkata-kata demikian? Bukankah yang seharusnya marah adalah mereka? Kana yang terlambat di sini lalu mengapa dia juga yang marah?
Hawa di sekeliling mereka menjadi terasa sangat dingin. Para anak-anak geng ATHARIOZ sangat mengenal hawa dingin ini.
"Nyali kalian udah gede,ya?!"tanya Kana penuh penekanan.
Mereka semua sangat merasa tertekan dengan hawa yang di keluarkan oleh Kana. Tetapi belum ada yang mengerti sedikitpun kenapa Kana bersikap seperti ini. Apa ada sesuatu yang telah merusak moodnya? Jika iya, hal apa itu?
Rayen terdiam sejenak dengan Kana yang tiba-tiba saja marah tak jelas. Ini bukan pertama kalinya Kana marah namun apa penyebab amarahnya kali ini? Siapa orang sial yang berani membuat Kana marah seperti ini? Biasanya jika Kana marah dia akan melampiaskan amarahnya kepada anak-anak geng ATHARIOZ.
"Kenapa kalian minum sebanyak itu?"geram Kana lagi.
Anak-anak ATHARIOZ benar-benar sangat paham bagaimana caranya membuat Kana mati kesal. Kana sangat mudah terbawa suasana yang panas dan terbakar emosi.
Mereka semua hanya diam tanpa berniat untuk membalas sedikitpun. Lagipula ini juga memang kesalahan mereka. Jika membalas juga tidak akan menang melawan Kana yang tidak pernah bisa menerima kekalahan. Hasilnya mereka semua hanya akan mengantarkan diri untuk di hajar secara habis-habisan oleh Kanara.
"E-eh bentar lagi mulai. Kenapa kita kaga berangkat sekarang?"Ozi mengalihkan perhatian.
Sebenarnya Ozi sangat takut kalau usahanya mengalihkan topik tak berhasil. Sebab hal itu semua pasti akan memicu amarah Kana lebih meluap lagi. Sejauh ini belum ada orang yang sanggup menanggung amarah dari Kana. Bagus jika suatu saat ada seorang laki-laki yang sanggup menghadapi sikap kejamnya.
Kana tidak pernah bersikap manis kepada seseorang. Mungkin semua itu hanya akan menjadi impian belaka. Lagipula mana ada laki-laki yang tahan dengan sikap kasar Kana?
"Hm,"
"Kita berangkat dulu,ya sayang? Nanti baru lanjut marahnya lagi.."Bujuk Rayen.
***
Saat ini Asmi dan Adira tengah belajar dengan girang. Kejadian kemarin seolah-olah tak pernah ada dan terjadi di hadapan mereka. Adira juga sangat senang sebab sekarang Asmi dan dia sudah resmi menjalin hubungan sepasang kekasihnya. Ternyata perjuangannya selama ini untuk mendapatkan Asmi tak semuanya berakhir sia-sia.
Usaha tak akan mengkhianati hasil meskipun hasilnya akan muncul di akhir.
"Kalian lagi belajar?"tanya Aldy yang tiba-tiba masuk.
Adira dan Asmi saling pandang satu sama lain. Baru kali ini Aldy tiba-tiba berinisiatif untuk melihat mereka sedang belajar. Ada apa kali ini? Tak ada yang mengerti dengan hal yang membuat Aldy datang kali ini.
Semenjak pertemuan terakhirnya dengan Kana, Aldy menjadi sangat murung. Entah apa yang menyebabkan itu semua. Tetapi Adira tahu persis jika kakaknya ini belum terlalu bisa menerima kenyataan dimana dia dan Kana benar-benar telah selesai dan tak berakhir bersama. Bagaimana pun di paksakan tetap saja tak akan mampu mendapatkan hasil sebuah kebersamaan yang nyata.
Adira mungkin terlalu berharap jika kakaknya ini selalu mengikuti kemauannya, tetapi Aldy juga tak pernah menolak kemauan Adira meskipun harus mengorbankan hubungannya.
"Boleh Abang pinjem Asmi bentar?"
Adira menoleh ke arah Asmi seolah-olah mencari tahu persetujuan dari kekasihnya itu.
Asmi juga sedikit penasaran kenapa kali ini Aldy tiba-tiba memanggilnya. Selama ini Aldy selalu bersikap acuh dan menyapanya hanya sekadarnya saja. Tetapi mengapa kali ini malah ingin berbicara dengannya secara pribadi? Bagaimana hal ini bisa membuat Asmi menjadi tak penasaran?
"Kemana bang Al?"tanya Asmi penasaran.
"Ikut gua bentar," Aldy langsung pergi lebih dulu.
Asmi meminta izin kepada Adira lalu di beri anggukan oleh Adira. Kali ini tampaknya ada hal yang sangat serius dan penting yang ingin di sampaikan oleh Aldy kepadanya. Sebab setahu Asmi Aldy bukanlah tipe orang yang begitu peduli terhadap beberapa hal.
Selama ini Aldy juga tak banyak bicara. Nama Aldy yang begitu terkenal membuat banyak orang menyukainya namun Asmi tak pernah mendengar kalau Aldy sangat akrab pada seseorang kecuali orang itu adalah kerabat atau keluarganya.
"Jadi, lo adik dari Farel Laskara Abnibrata?"Tanya Aldy tiba-tiba berhenti.
Asmi sedikit tersentak dengan pertanyaan yang di berikan oleh Aldy saat ini. Tidak banyak yang tahu kalau dia dan Farel memiliki hubungan saudara. Ya meskipun hanya saudara tiri. Tapi ini semua bukanlah hal yang sering di umbar-umbar.
Selama ini Farel selalu menyembunyikan fakta jika dia dan Asmi adalah saudara.
"Gausah takut. Gua cuma mau sebab Farel udah ngusik perusahaan gua!"sinis Aldy.
Asmi menjadi semakin gemetar saat Aldy mengungkapkan itu semua. Meskipun ini bukan pertama kalinya Farel mengusik seseorang namun tetap saja kali ini Asmi menjadi ketakutan saat mengetahuinya. Lagipula mengapa Farel mengusik Aldy?
Setahu Asmi sejauh ini Farel tidak memiliki masalah apapun dengan Aldy. Lalu mengapa tiba-tiba Farel mengusik Aldy seperti saat ini?
"Gua cuma mau lo peringati Farel, jangan pernah ganggu gua lagi! Atau gua gak bakal segan-segan buat balas semuanya berkali-kali lipat!"ancam Aldy lalu pergi.
Aldy memang sudah merasa sangat kesal dan muak dengan Farel saat ini. Terakhir kali Asmi hampir saja membuat dia kehilangan perusahaannya hanya karena seorang wanita. Bukankah dia sangat gila?
Aldy hanya mengatakan beberapa kata pada Kana dan sekarang Farel malah membuatnya hampir kehilangan perusahaan yang selama beberapa tahun ini dia pertahankan dengan susah payah. Lagipula perusahaan itu juga satu-satunya yang di miliki oleh keluarganya.
"Farel sudah benar-benar gila karena seorang wanita!"amuk Aldy.
Aldy berjalan meninggalkan rumahnya. Lagipula Aldy juga tidak bisa berbuat apa-apa pada Asmi. Meskipun faktanya Asmi adalah adik dari Farel, tetapi Farel sama sekali tidak mempedulikannya. Aldy juga tidak bisa mengambil resiko untuk menyakiti Asmi yang artinya akan menyakiti adiknya juga.
Aldy tidak sebodoh Farel yang akan mengorbankan segalanya demi seorang wanita. Aldy sangat mendahulukan adik dan keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments