Pagi akhirnya tiba.
Heiven segera mengakhiri meditasinya ketika melihat cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela kecil yang ada di sudut-sudut istana kecilnya.
Ia pun segera keluar istana dan menghirup segarnya udara pagi di tempat ini.
Heiven merasa sangat nyaman saat merasakan udara yang sangat bersih ini mulai masuk ke dalam tubuhnya. Sebab, sama sekali tidak ada polusi di dalamnya.
Berbeda sekali dengan kondisi udara di masa depan yang dipenuhi dengan polusi udara dari asap kendaraan bermotor dan juga limbah pembakaran dari berbagai macam industri. Udara seperti itu terasa sangat tidak nyaman bahkan terkadang menimbulkan rasa sesak.
“Andai manusia di masa depan masih memiliki rasa kepedulian yang tinggi pada Alam maka kualitas udara seperti itu pasti dapat mereka nikmati dengan bebas,” ucap Heiven sambil merentangkan kedua tangannya dan menarik nafas dalam-dalam.
“Masa depan? Masa depan seperti apa yang kau maksud? Dan, siapa manusia yang tidak peduli dengan Alam? Apakah mereka semua tidak sadar bahwa mereka bisa hidup karena pertolongan dari alam?”
Suara seorang wanita yang terdengar sangat familiar tiba-tiba mengejutkan Heiven dari arah sampai.
Heiven segera menoleh ke arah sumber suara itu dan melihat Lin Yao berdiri dengan santai sambil menyadarkan badan di salah satu pohon yang cukup rindang.
Entah sejak kapan Lin Yao berada di tempat itu tanpa ia sadari. Namun pastinya, Lin Yao sudah berdiri di tempat itu dalam waktu yang cukup lama dan telah mendengar semua yang telah ia ucapkan dengan sangat jelas.
“Emm … Tidak ada. Mungkin kau salah dengar. Seingatku, aku tadi mengatakan jika manusia harus selalu peduli dengan alam,” bantah Heiven tersenyum bodoh.
Lin Yao menyipitkan matanya menatap tajam ke arah Heiven. “Salah dengar? Rasanya itu tidak mungkin. Di sini tidak ada orang lain selain kita berdua, jadi aku bisa mendengar ucapanmu dengan sangat jelas.”
“…” Heiven hanya terdiam tidak bisa menjawab karena ia memang tidak mahir berbohong. Dan, Lin Yao sepertinya juga seorang gadis yang sangat pintar jadi tidak akan mungkin percaya begitu saja dengan alasan yang dibuat secara sembarang.
Karena tak kunjung mendapat jawaban yang ia inginkan, Lin Yao pun berniat pergi dari tempat ini dan mengabaikan Heiven. Ia benar-benar penasaran dengan ucapan Heiven tentang "penduduk masa depan" sebab dibalik kata-kata itu pasti terselip sesuatu rahasia yang begitu besar.
Namun, Heiven buru-buru menahannya dan segera mengalihkan pembicaraan.
“Kenapa kau buru-buru pergi setelah melihatku? Apakah tujuanmu datang ke sini hanya untuk melihat wajahku yang tampan ini lalu pergi begitu saja setelah keinginanmu tercapai?” ucap Heiven sambil mendekatkan wajahnya.
“Humph ... Jangan terlalu percaya diri!” Lin Yao mendengus kesal dan bergerak sedikit mundur beberapa ke belakang menjauhi Heiven. “Jaga sikapmu selama berada di dalam area istana jika kau tidak ingin mendapat masalah.”
Heiven hampir lupa jika Lin Yao adalah Putri dari kerajaan ini. Ia masih merasa bahwa Lin Yao adalah seorang wanita biasa yang secara tidak sengaja ia temui di tengah hutan.
“Kalau begitu aku minta maaf,” ucap Heiven sedikit membungkukkan badannya. “Tapi, jika kita berada di luar istana, apakah aku harus tetap bersikap terlalu formal layaknya seorang pengawal istana?” lanjut Heiven dengan nada mengeluh.
Lin Yao menyilangkan ke-dua tangannya dan melirik Heiven sekilas lalu membuang pandangannya ke arah lain. “Jika berada di luar istana, itu terserah kamu mau memanggilku seperti apa. Lagipula aku bukanlah seorang Putri yang gila hormat. Teguranku barusan bertujuan agar kau tidak mendapat intimidasi dari ayahku ataupun penghuni istana yang lain.”
Lin Yao lalu berjalan meninggalkan istana kecil tempat tinggal Heiven tanpa ada pengawalan ketat. Heiven pun segera mengejar Lin Yao karena ia sebenarnya juga ingin berkeliling istana namun ia tidak tahu bagaimana caranya mengatakan hal ini. Jadi, mana mungkin ia akan melepaskan begitu saja kesempatan sebaik ini.
Lin Yao dan Heiven terus berjalan mengikuti jalan setapak yang terbuat dari batu marmer berwarna putih salju.
Selama perjalanan, Heiven melihat beberapa kamp pelatihan para prajurit istana. Lin Yao pun membiarkan Heiven untuk melihat kamp pelatihan itu selama beberapa menit untuk mengobati rasa penasaran Heiven dan sedikit memberi penjelasan singkat tentang keunggulan dari masing-masing kamp pelatihan sebelum mereka ber-dua kembali melanjutkan perjalanan.
“Kemana kita akan pergi? Apakah kau berniat membawaku terjun bunuh diri ke dasar jurang?” tanya Heiven karena yang ada di hadapannya saat ini hanyalah sebuah jurang yang sangat curam.
Mereka berdua saat ini berada di area halaman belakang istana dan merupakan perbatasan langsung dengan pemukiman penduduk.
Di seberang jurang ini, Heiven dapat melihat sebuah perkampungan yang dihuni oleh ratusan penduduk.
Akan tetapi, Heiven merasa bahwa perkampungan penduduk yang ia lihat itu tidak 'lah nyata karena gerakan setiap penduduk yang ada di tempat itu tidak alami dan seolah-olah hanya sekedar boneka yang dikendalikan oleh sesuatu.
“Hehe ... Apakah kau takut?” Lin Yao menyeringai menggoda mencoba mempermainkan pikiran Heiven.
“Takut?! Hanya jurang seperti itu tidak akan mungkin dapat membunuhku jadi untuk apa aku harus merasa takut,” balas Heiven.
Lin Yao lalu menggerakkan tangannya dan membuat sebuah formasi sihir yang mirip dengan sebuah kunci.
“Perkampungan penduduk dan jurang yang ada di hadapanmu ini sebenarnya adalah sebuah Ilusi untuk menyembunyikan tempat yang akan kita tuju. Tempat itu sebenarnya tidak boleh dikunjungi oleh sembarang orang dan hanya anggota keluarga Kerajaan yang memiliki status tertentu saja yang diijinkan masuk. Kau adalah yang pertama.”
Lin Yao segera mengaktifkan formasi sihir yang ada di tangan kanannya dan sebuah gerbang setinggi tiga meter tiba-tiba muncul di hadapan mereka menggantikan semua Ilusi yang sebelumnya ada di depan mata mereka.
“Formasi Kunci Langit, Buka!”
Pintu gerbang misterius itu langsung terbuka lebar setelah Lin Yao memasukkan formasi kunci yang ada di tangan kanannya.
Di pintu gerbang itu Heiven hanya melihat sebuah pusaran energi yang sangat kuat seolah-olah dapat menghisap apapun. Ia sama sekali tak bisa melihat apa yang ada balik pusaran energi itu.
“Apakah kau yakin kita berdua tidak akan hancur saat mencoba melewati pusaran energi sekuat ini?” tanya Heiven mencoba menggali informasi.
“Tenang saja, tidak akan terjadi sesuatu selama aku berada di dekatmu karena aku memiliki mantera sihir khusus yang dapat melindungi tubuh kita selama menerobos pusaran energi ini. Lagipula aku tidak akan mungkin membunuh orang yang telah menolongku,” jawab Lin Yao mulai melangkah maju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
kas
next
2023-01-03
0