Sebuah tangan raksasa yang terbuat dari petir tiba-tiba muncul dari dalam istana utama Kerajaan Merak Hijau dan langsung merebut tombak pusaka yang ada di tangan Heiven.
Sosok Heiven yang ada di dalam cermin waktu segera bergegas mengejar sosok tangan raksasa itu untuk melihat siapa sebenarnya dalang dibalik semua kekacauan yang terjadi di Kerajaan ini.
Namun, sosok pemilik dari tangan raksasa itu telah hilang tanpa jejak dan hanya meninggalkan sebuah array raksasa di atas permukaan tanah.
Di atas Array sihir itu terdapat Roh Bumi yang telah kehilangan semua energinya dan dalam keadaan sekarang. Tampaknya array raksasa ini meminjam kekuatan Roh Bumi untuk mengaktifkan kekuatan hukum ruang dan waktu.
Array raksasa itu sebenarnya adalah array sihir untuk membuka portal ruang dan waktu. Dengan menggunakan portal itu, maka seseorang bisa pergi dengan bebas ke masa lalu ataupun masa depan.
Setelah menghubungkan setiap kejadian yang dimunculkan oleh cermin waktu, Heiven akhirnya menyadari bahwa dalang dibalik kekacauan ini menggunakan kekuatan ruang dan waktu untuk pergi ke masa depan dan membawa ibunya ke zaman ini.
Mungkin penjahat itu juga menggunakan ibunya sebagai sandera untuk mengacaukan pikiran dan melemahkan kekuatan yang ia miliki.
Itu artinya dalang dari semua kekacauan ini sebenarnya telah lama berada di dalam Kerajaan Merak Hijau dan melakukan penyamaran dengan sangat baik sehingga mampu menyembunyikan diri dari pandangan Raja Kerajaan Merak Hijau yang juga merupakan seorang penyihir tingkat tinggi. Sebab, hanya dengan cara itu saja maka penjahat itu bisa mendapatkan semua informasi tentang dirinya dengan begitu akurat.
Heiven pun kembali menggunakan kekuatan hukum waktu yang ada di dalam cermin waktu untuk melihat kejadian di masa depan. Ia sangat ingin mengetahui siapa sosok sebenarnya di balik kekacauan ini dan menyamar sebagai apa selama ia berada di dalam Kerajaan Merak Hijau.
Namun, takdir sepertinya tak berpihak pada Heiven untuk saat ini.
Cermin waktu tiba-tiba retak dan hancur berkeping-keping saat Heiven mencoba melihat kejadian di masa depan di mana ibunya berada saat ini.
Ia berusaha keras mencoba membuat cermin waktu yang lain, namun hasilnya sia-sia.
Semua mantera sihir waktu yang ia gunakan tidak dapat terhubung satu sama lain dan akan langsung meledak kembali menjadi fluktuasi energi. Ia seolah-olah telah lupa bagaimana caranya membuat cermin waktu.
“Sudah cukup! Kau tidak perlu mencoba membuat cermin waktu lagi.” Yu Hao yang merasa kasihan akhir menegur Heiven.
Heiven langsung menatap tajam ke arah Yu Hao dan membalas dengan penuh emosi. “Kenapa? Kenapa kau melarangku! Apakah kau tindak ingin melihat siapa dalang dibalik semua kehancuran ini?”
“Waktu adalah rahasia takdir. Di dalam hukum waktu terselip hukum karma yang harus dilalui oleh semua makhluk hidup saat menjalani takdirnya. Karena itu, takdir pasti memiliki alasannya sendiri kenapa ia tidak mengijinkanmu melihat masa depan,” jawab Yu Hao menjelaskan tentang hubungan antara waktu, takdir dan karma.
“Apakah itu artinya bahwa takdir akan selalu berpihak pada kejahatan? Aku tidak bisa menerima takdir yang seperti itu!” Heiven tetap keras kepala dan ingin mencoba kembali membuat cermin waktu.
Heiven kembali membaca mantera dan melakukan gerakan sihir yang sama seperti saat ia membuat cermin waktu. Dan, usahanya kali ini masih tetap tidak membuahkan hasil. Ia pun akhirnya berhenti membuat cermin waktu.
“Takdir tidak pernah berpihak pada kejahatan. Mungkin takdir ingin melindungi keselamatanmu sampai kau cukup kuat untuk melawan musuhmu,” balas Yu Hao.
“Apa maksudmu?” Heiven melemparkan pandangannya ke arah Yu Hao. Ia seolah-olah menantikan sebuah jawaban yang dapat memuaskan batinnya.
“Coba kau ingat baik-baik. Dirimu yang ditujukan oleh cermin waktu belum memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan dalang di balik kehancuran Kerajaan Merak Hijau dan akhirnya harus mati digantung di depan gerbang istana. Bukan hanya dirimu saja, tapi semua orang yang ada di dalam Kerajaan Merak Hijau tidak mampu menghadapinya.”
Ucapan Yu Hao ini bagaikan sabaran petir yang kembali mengingatkan Heiven tentang kelemahan terbesarnya yaitu kekuatan. Sebagai seorang penyihir ataupun kultivator kekuatan yang ia miliki memang sangat rendah.
Kekuatan yang ia miliki saat ini memang tak lebih dari seekor semut. Terlebih lagi kekuatan dirinya yang ada di dalam cermin waktu itu jelas-jelas bisa dibandingkan dengan kekuatan seorang penyihir tingkat tinggi, namun dirinya yang ada di dalam cermin waktu tetap saja tidak dapat mengalahkan sosok musuh itu. Lalu apa yang terjadi jika saat ini dia bertemu sosok itu dan bertarung satu sama lain?
Yu Hao memperhatikan Heiven yang mulai tenggelam dalam ucapannya. “Jika kau mengetahui siapa sosok dibanding kehancuran Kerajaan Merak Hijau, maka kau pasti akan melakukan berbagai cara untuk mendekatinya dan membongkar penyamarannya di depan umum. Dan, hal itu hanya akan mempercepat kehancuran Kerajaan Merak Hijau dan juga kematianmu.”
“Apakah kau tidak melihat bahwa yang diincar oleh penjahat itu sebenarnya adalah tombak pusaka warisan Dewa Waktu yang kau miliki. Dan, dengan kekuatan waktu yang dimiliki oleh tombak pusaka itu 'lah dia dapat dengan bebas pergi kemanapun,” lanjut Yu Hao saat mengetahui bahwa ucapannya mulai mempengaruhi jalan pikiran Heiven.
Heiven tentu saja masih ingat dengan sangat jelas semua kejadian yang ditunjukkan oleh cermin waktu. Ia juga mengkonfirmasi bahwa semua yang diucapkan oleh Yu Hao memang benar.
Jika ia mengetahui siapa dalang di balik kehancuran itu, maka ia pasti melakukan semua tindakan ceroboh yang dikatakan oleh Yu Hao.
“Kalau begitu aku harus menjadi semakin kuat dan memiliki kekuatan di atas Raja Kerajaan Merak Hijau dan semua penyihir tingkat tinggi yang ada di dalam Kerajaan ini sebelum aku kembali mencari penyusup itu.” Heiven akhirnya mendapatkan kembali ketenangannya. Ia telah bertekad untuk menjadi lebih kuat dari siapapun yang ada di Kerajaan ini.
“Bukan hanya itu. Tapi kau sama sekali tidak boleh menunjukkan kekuatan waktu yang kau miliki di depan umum. Terutama tombak pusaka ini sebelum kau memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi dirimu sendiri.” Yu Hao kembali memberi peringatan.
“Aku mengerti!” Heiven mengangguk setuju. Ia sendiri telah melihat dengan jelas bahwa kekuatan yang dimiliki tombak pusaka memang penyebab sebenarnya dari kehancuran itu.
Andai saja ia dapat mempertahankan tombak pusaka itu, maka musuh itu tidak akan mungkin bisa pergi ke masa depan dan membawa ibunya ke masa lalu sebagai sandera.
Heiven akhirnya kembali bermeditasi di dalam istana kecil ini sambil menunggu pagi karena ia tidak bisa tidur setelah melihat semua kejadian yang diperlihatkan oleh cermin waktu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments