Dugaan Ruby

Keesokan harinya, Nachya kembali diantar oleh Boy dan lagi-lagi mereka jadi bahan perhatian beberapa siswa yang sengaja nongkrong di dekat parkiran.

"Inget! Nanti aku akan jemput kamu!" tegas Boy yang sudah dari rumah terus saja mengingatkan Nachya untuk tidak diantar oleh Pak Adit.

"Iya bawel!" balas Nachya yang langsung meninggalkan Boy dan bergegas menuju ke kelas.

Tepat saat Boy hendak meninggalkan sekolah Nachya, mobil Adit berhenti tepat di sampingnya.

"Hai Boy!" sapa Adit membuka kaca jendela mobilnya.

"Eh, iya bang!" balas Boy dengan sedikit kikuk.

Adit pun turun dari mobilnya dan mendekati Boy. "Turun dulu yuk, ngobrol bareng kita. Banyak hal yang ingin abang bicarain sama kamu!" ajak Adit membuat Boy bimbang harus menjawab apa.

"Udah gak usah kebanyakan mikir. Buruan turun yuk. Sekalian ngecek gimana adik kamu kalo di sekolah!" timpal Adit lagi.

Mau tidak mau, Boy pun akhirnya melepas helm yang ia kenakan dan turun dari motor.

Kini suasana SMA Bright Shine pun langsung riuh ramai karena pesona pak Adit dan juga Boy yang berjalan secara beriringan menuju ke ruang yayasan. Bahkan hampir semua siswi SMA tersebut menyapa keduanya yang melintas di sepanjang koridor menuju ruangan Adit.

"Nach, bukannya itu Boy yang lagi jalan sama Pak Adit?" tanya Ruby sambil menepuk bahu sahabatnya.

Nachya pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu kelasnya yang baru saja ditunjuk oleh Ruby.

"Iya bener! Mereka berdua mau ngapain ya?" tanya Nachya penasaran.

"Fix banget dugaan aku Nach!" balas Ruby.

"Dugaan apa?"

Ruby langsung mendekatkan bibirnya ke telinga Nachya, "Pak Adit beneran naksir berat sama kamu!"

"Liat aja, sekarang dia langsung gerak cepat loh minta persetujuan sama Abang kamu!"

Nachya langsung terdiam sambil mengerutkan dahinya mencerna ucapan sahabatnya kali ini. Sejak kemarin bertemu dengan Pak Adit, Nachya merasa biasa saja tidak ada yang istimewa.

Bahkan meski Nachya pulang ke rumah diantar oleh gurunya, tidak ada sesuatu apapun yang terjadi di antara mereka berdua. Bahkan Nachya merasa hubungan mereka tidak lebih dari guru dan murid.

"Tapi kemarin, Pak Adit itu sikapnya biasa aja loh sama aku!" sanggah Nachya.

"Serius biasa aja?" tanya Ruby dengan nada tidak percaya yang langsung diangguki oleh Nachya.

"Coba ceritain sama aku, Pak Adit ngapain aja di rumah kamu?!" pinta Ruby.

Nachya pun langsung menceritakan secara detail apa yang dilakukan Pak Adit saat di rumahnya. Mulai dari mengobrol dengan papa Belva, makan bersama dengan keluarga Nachya hingga akhirnya belajar bersama di taman.

"Ya Ampun Nachya, kamu itu polos apa o-on sih?" tanya Ruby sambil geleng-geleng kepala setelah mendengar cerita dari sahabatnya ini.

"Mulai ngaco nih ngomongnya!" balas Nachya kesal.

"Abisnya gerem deh punya sahabat kayak kamu!" Ruby menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Gini Nachya sayang, Pak Adit itu pria dewasa yang siap untuk menikah. Jadi, tujuan pertamanya pasti pendekatan dulu sama orang tua kamu!"

"Ck, bener juga tuh omongan kamu, Ruby! Kemarin, aku lihat Pak Adit cepet banget loh akrab sama papa mama aku!" balas Nachya yang mulai was-was dengan apa yang Ruby bicarakan.

"Nah, kan! Pucuk dicinta, ulam pun tiba! Pasti, papa sama mama kamu udah setuju loh sama keinginan Pak Adit yang ingin jadiin kamu sebagai Nyonya Aditya Carlson!" tukas Ruby membuat Nachya langsung menepuk nepuk pipinya.

"Idih, amit-amit banget deh, Ruby! Aku gak mau nikah muda, apalagi sama cowok yang gak aku kenal!" balas Nachya yang mulai berfikiran yang tidak-tidak.

"Eh, tapi kan Mama Ecca ngelarang banget loh aku pacaran! Jadi gak mungkin dong dia malah nikahin anaknya di usia muda!" sanggah Nachya.

"Belum tentu loh Nach, gimana kalo ternyata Mama Ecca melarang kamu pacaran karena dia memang udah jodohin kamu sama Pak Adit sebelumnya?" balas Ruby lagi membuat Nachya semakin kalang kabut.

"Gak bisa dibiarin kalo kayak gini! Aku harus berani nolak kalo memang semua dugaan kamu itu bener!" gumam Nachya.

"Oke, kali ini aku dukung. Tapi kalo misalnya dugaan aku gak bener, kamu harus traktir aku makan sirloin steak ya!" pinta Ruby sambil menaik turunkan alisnya.

"Looh, kok jadi aku sih yang traktir?" protes Nachya.

"Iya dong, sebagai bukti rasa syukur kamu!" balas Ruby membuat Nachya mendengus kesal.

Sedangkan di ruangan Adit, Boy kini sedang menikmati teh hangat bersama dengan abang tiri nya sambil mengobrol santai.

"Rencana kuliahnya ambil jurusan apa?" tanya Adit. "Ambil hukum juga kayak papa sama mama kamu?"

Boy pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Iya Bang. Dari kecil ngeliat papa sama mama jadi pengacara kayaknya asik banget!" balas Boy yang sudah mulai terbuka dengan Adit.

"Gak mau coba ambil kuliah manajemen?" tanya Adit. "Kamu bisa loh Join sama aku untuk meneruskan bisnis papa kita."

Boy terkekeh pelan, "Gak lah Bang. Aku justru sangat minder setelah mengetahui posisi dan status aku!"

"Kenapa harus minder? Tidak ada anak yang mau dilahirkan dengan status yang buruk, Boy!"

"Bahkan sebelum meninggal dunia, mamaku berpesan untuk menemuimu dan menyampaikan perasaan bersalah mama terhadapmu."

"Karena mama selalu melarang papa untuk menemui mu, Boy sepanjang hidup mama. Tapi di akhir hidup mama, ia sadar bahwa kau sama sekali tidak bersalah dan tidak perlu menanggung kesalahan yang telah diperbuat oleh orang tua kita!"

Ucapan tulus Adit kali ini membuat Boy merasa memiliki seorang abang meski mereka baru saja bertemu.

"Terima kasih tidak membenci kehadiranku, Bang!"

"Tentu saja tidak! Karena kau adalah satu-satunya adik lelakiku!" balas Adit.

Boy kini sudah tidak mampu berkata apa-apa lagi. Ia sendiri awalnya sudah berburuk sangka dengan Adit jika kedatangannya ke rumah karena Adit menyukai Nachya.

Ternyata dugaannya salah besar. Kedatangan Adit kemarin justru ingin bertemu dengannya untuk menyampaikan wasiat mendiang Mamanya.

Tak lama kemudian bel masuk sekolah pun berbunyi. Boy pun langsung undur diri karena sudah waktunya Adit harus mengajar.

"Bang, aku pamit ya! Terima kasih untuk pagi ini!" ucap Boy.

"Ya, jangan lupa akhir pekan datang ke rumah untuk bertemu dengan papa dan kakak perempuanmu!" pesan Adit kepada Boy.

"Oh iya. Aku akan usahakan untuk datang!" balas Boy yang langsung keluar dari ruangan Adit.

Nachya yang diam-diam mengamati Boy keluar dari ruangan Pak Adit pun semakin was-was melihat Abangnya tampak gembira meninggalkan ruangan guru barunya itu.

"Aduh!" Nachya menepuk jidatnya.

"Jangan-jangan Boy setuju juga sama permintaan Pak Adit!" gumam Nachya yang terus memandangi Boy yang berjalan ke arah motornya.

Saking fokusnya memandangi Boy, Nachya sampai tidak sadar jika Pak Adit sudah berdiri di sampingnya.

"Memangnya setuju apa?" tanya Pak Adit.

...💕💕💕...

Waduuh, ini rival dalam damai ya ceritanya 😂. Meski sama-sama baik, tapi antara Adit dan Boy tetap berbeda.

Nah, kira-kira dimana letak perbedaan mereka?

Nantikan terus kelanjutannya yaaa.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

aduh² hrusnya saingan nih kok malah damai² aja 🤣🤣

2023-12-03

0

Rice Btamban

Rice Btamban

tetap semangat

2023-01-18

0

☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ

☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ

nah lho 😳🤣🤣🤣 Nach jawab tuh wkwk

2023-01-12

0

lihat semua
Episodes
1 Meet Again
2 Dag Dig Dug
3 Kenyataan Manis
4 Bukan Perasaan Terlarang
5 Perasaan Aneh Nachya
6 Healing Malam
7 Tertolak
8 Guru Baru Nachya
9 Diantar siapa?
10 Rivalnya Boy
11 Dilema Berat
12 Nachya Menggemaskan
13 Dugaan Ruby
14 Penasaran kan?
15 10 Soal Pertama
16 Cerita Nachya
17 Penjelasan Mama Ecca
18 Tetangga Baru
19 Dimana Soal Math Aku?
20 Percakapan di Mobil
21 Tawaran Pak Adit
22 Dering Ponsel
23 Makan Siang
24 Terlambat Jemput
25 Dilema Boy
26 Do Homework
27 Nah, Ketemu!
28 Tip Pertama Boy
29 Aku Cemburu
30 First Kiss??!
31 Les Math
32 Kenapa bukan kamu sih
33 Mengidolakan Pak Adit
34 Belum Final
35 Pagi di Rumah Nachya
36 Maaf Ya
37 Pernyataan Perasaan
38 Ditembak
39 Pindah Sekolah?
40 Kalang Kabut
41 Pagi Menyebalkan
42 Waduh!
43 Terngiang - ngiang
44 Surprise
45 Cinta Monyet
46 Tertimpa Durian
47 Plot Cepat
48 Iklaaan
49 The Day
50 Bad or Good News?
51 Shock!
52 Ketahuan kan?!
53 Sama-sama Lapar
54 Not Agree
55 Kamu, bukan Anak Papa!
56 Kita Putus, Boy!
57 Jangan Kalah Mesra!
58 Ternyata...
59 Salah Kaprah
60 Adit Kritis
61 Melepas Diri
62 Kencan Pertama
63 Menikmati Sun Set
64 Kecelakaan
65 Gubraaak!
66 Lamaran
67 Monica Menyerah
68 Otewe Kencan
69 Kencan Romantis
70 Kelulusan
71 Tantangan
72 Perpisahan (Go to London)
73 Welcome London
74 Tantangan Baru
75 Kado dari Boy
76 Dean Mulai Tertarik
77 Keputusan Dean
78 Rencana Baru
79 Dua Minggu Kemudian
80 Penemuan Baru Nachya
81 Tersulut Emosi
82 Sisi Lain Nachya
83 Akung Keras Kepala
84 Nachya VS Akung Mario
85 Boy Arrived
86 Bertemu dalam Diam
87 Ketahuan Bo-ong
88 Epping Forest
89 Yonna Is Nachya
90 Pertolongan Pertama
91 Boy Pamit
92 Kedatangan Papa Belva dan Mama Ecca
93 Terbongkar
94 Kemarahan semuanya
95 Boy Meet Nachya
96 Ini Serius?
97 Pulang dari RS
98 Menuju Hari H
99 The Day
100 In room with you
101 You're Mine
102 Ke Rumah Sakit
103 Minuman Racikan Uti
104 Efek Racikan Uti
105 Penawaran Boy
106 Tugas Nachya
107 Nakal ya
108 Tidak tega
109 Jelous
110 Perhatian Boy
111 Istri Sempurna
112 Bayar Hutang
113 Once again
114 Pencapaian Nachya
115 Menuju ke London
116 Kedatangan Boy
117 Pentas Budaya
118 Perpisahan dan Perjumpaan
119 Meluahkan Rindu
120 The End
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Meet Again
2
Dag Dig Dug
3
Kenyataan Manis
4
Bukan Perasaan Terlarang
5
Perasaan Aneh Nachya
6
Healing Malam
7
Tertolak
8
Guru Baru Nachya
9
Diantar siapa?
10
Rivalnya Boy
11
Dilema Berat
12
Nachya Menggemaskan
13
Dugaan Ruby
14
Penasaran kan?
15
10 Soal Pertama
16
Cerita Nachya
17
Penjelasan Mama Ecca
18
Tetangga Baru
19
Dimana Soal Math Aku?
20
Percakapan di Mobil
21
Tawaran Pak Adit
22
Dering Ponsel
23
Makan Siang
24
Terlambat Jemput
25
Dilema Boy
26
Do Homework
27
Nah, Ketemu!
28
Tip Pertama Boy
29
Aku Cemburu
30
First Kiss??!
31
Les Math
32
Kenapa bukan kamu sih
33
Mengidolakan Pak Adit
34
Belum Final
35
Pagi di Rumah Nachya
36
Maaf Ya
37
Pernyataan Perasaan
38
Ditembak
39
Pindah Sekolah?
40
Kalang Kabut
41
Pagi Menyebalkan
42
Waduh!
43
Terngiang - ngiang
44
Surprise
45
Cinta Monyet
46
Tertimpa Durian
47
Plot Cepat
48
Iklaaan
49
The Day
50
Bad or Good News?
51
Shock!
52
Ketahuan kan?!
53
Sama-sama Lapar
54
Not Agree
55
Kamu, bukan Anak Papa!
56
Kita Putus, Boy!
57
Jangan Kalah Mesra!
58
Ternyata...
59
Salah Kaprah
60
Adit Kritis
61
Melepas Diri
62
Kencan Pertama
63
Menikmati Sun Set
64
Kecelakaan
65
Gubraaak!
66
Lamaran
67
Monica Menyerah
68
Otewe Kencan
69
Kencan Romantis
70
Kelulusan
71
Tantangan
72
Perpisahan (Go to London)
73
Welcome London
74
Tantangan Baru
75
Kado dari Boy
76
Dean Mulai Tertarik
77
Keputusan Dean
78
Rencana Baru
79
Dua Minggu Kemudian
80
Penemuan Baru Nachya
81
Tersulut Emosi
82
Sisi Lain Nachya
83
Akung Keras Kepala
84
Nachya VS Akung Mario
85
Boy Arrived
86
Bertemu dalam Diam
87
Ketahuan Bo-ong
88
Epping Forest
89
Yonna Is Nachya
90
Pertolongan Pertama
91
Boy Pamit
92
Kedatangan Papa Belva dan Mama Ecca
93
Terbongkar
94
Kemarahan semuanya
95
Boy Meet Nachya
96
Ini Serius?
97
Pulang dari RS
98
Menuju Hari H
99
The Day
100
In room with you
101
You're Mine
102
Ke Rumah Sakit
103
Minuman Racikan Uti
104
Efek Racikan Uti
105
Penawaran Boy
106
Tugas Nachya
107
Nakal ya
108
Tidak tega
109
Jelous
110
Perhatian Boy
111
Istri Sempurna
112
Bayar Hutang
113
Once again
114
Pencapaian Nachya
115
Menuju ke London
116
Kedatangan Boy
117
Pentas Budaya
118
Perpisahan dan Perjumpaan
119
Meluahkan Rindu
120
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!