Heels Berwarna Biru

“Raya!” panggil Karan. Karena tidak mendengar jawaban Raya, Karan memanggil lagi “Raya!”

Seketika Raya tersadar dari lamunannya. “Ah ya?” katanya bingung.

“Kita sudah sampai. Itu rumah Varen ada di sebelahmu”

Raya menoleh dan menemukan gerbang abu-abu milik rumah Varen di sebelah mobil mereka. “Astaga! Ternyata sudah sampai!” seru Raya kaget.

“Mau kuantar sampai ke dalam?” Karan menawarkan kebaikan lagi pada Raya.

Dengan cepat Raya menolak. Ia menggelengkan kepalanya. “Tidak usah. Aku bisa sendiri. Terima kasih sudah mengantarku. Hubungi aku kalau kekasihmu bersedia makan malam bersama.”

Karan tersenyum. “Ya, aku akan segera meneleponmu,” janjinya dengan lantang.

Begitu melihat mobil Karan meninggalkan jalanan, Raya membuka gerbang dan masuk ke rumah. Ia menyapa asisten rumah tangga Varen yang sedang membersihkan meja.

“Loh, Ibu Raya sudah pulang?” ucap wanita paruh baya itu. “Tidak sama Bapak, Bu?”

Raya membalas, “Tidak. Varen sedang sibuk jadi aku pulang sendiri.”

“Oh begitu.” Asisten rumah tangga itu mengangguk-angguk mengerti. Tak lama berserang, ia berseru lagi. “Oh iya Bu. Ada paket untuk ibu. Sebentar, saya ambilkan.”

Wanita tua itu menghampiri Raya dengan sebuah kotak di tangannya. Raya yang begitu penasaran, langsung mengambil kotak itu dan membacanya. Jelas alamat yang tertulis adalah alamat rumah Varen dan atas nama Varen pula. Awalnya Raya tidak mau membukanya karena menganggap itu milik Varen. Tetapi, saat melihat nama si pengirim yang berasal dari toko sepatu wanita favoritnya, Raya pun nekat membukanya.

Benar sekali dugaan Raya. Paket itu memang ditujukan untuknya karena di dalamnya ada sepasang sepatu bertumit setinggi sepuluh senti berwarna biru. Benar-benar sepatu yang indah. Raya bahkan sudah memikirkan akan menggunakan pakaian apa sebagai kombinasi yang cocok dengan sepatu tersebut.

Sayangnya, begitu Raya memakai sepatu itu, ukurannya tidak sesuai dengan kaki Raya. Sang super model mencobanya berkali-kali, dan hasilnya pun sama. Sepatu itu kebesaran untuknya. Apa toko itu salah mengirimkannya?

Raya menemukan secarik kertas di dalam kotak. Sebuah surat dengan tulisan tangan Varen. Raya tersenyum membacanya karena tidak menyangka Varen akan seromantis itu padanya. Manis sekali. Ingin rasanya Raya menghampiri Varen untuk melihat ekspresi pria itu saat menulis surat ini.

Senyum Raya tidak bertahan lama sebab beberapa detik kemudian, Raya membaca sebuah kalimat yang menyentakkan di atas kertas itu. “Semoga kau menyukainya, Cindy,” tulis Varen.

Cindy, wanita itu adalah teman Varen sewaktu kuliah. Wanita yang juga dikenal oleh Raya karena ia dan Varen berasal dari kampus yang sama, meskipun berbeda tahun angkatan. Cindy dan Varen adalah kakak tingkat Raya di bangku kuliah. Raya tahu seberapa dekat mereka karena Varen juga sering mengundang Cindy untuk makan malam bersama. Selama itu pula Varen mengaku tidak ada hubungan apa-apa dengan Cindy. Mereka hanya berteman.

Akan tetapi, ketika Raya menemukan surat itu di dalam sepatu biru yang ukurannya berbeda dari yang Raya gunakan biasanya, Raya menjadi curiga. Apa yang membuat Varen begitu baik hingga mengirimkan Cindy sepatu baru? Terlebih dilengkapi dengan secarik kertas berisi kalimat rayuan. Varen saja tidak pernah melakukannya kepada Raya, tapi sekarang wanita itu menemukan kekasihnya menuliskan surat untuk wanita lain.

Sayangnya Raya tidak bisa melakukan apa-apa. Ia hanya menunggu sampai Varen pulang. Setelah itu, ia akan menanyakan kebenarannya. Mungkin saja sepatu itu memang hadiah dari Varen untuk Cindy. Mungkin wanita itu sedang ulang tahun hari ini. Atau ada hal penting yang membuat Varen harus memberikan hadiah. Kendati Raya juga tidak mengerti mengapa Varen mengirimkan hadiah untuk wanita lain ke rumahnya? Atau jangan-jangan Varen memang sering mengundang Cindy ke sini?

Tidak! Raya menolak pendapat itu dengan tergas. Varen bukanlah tipe pria yang mudah berselingkuh. Raya sudah lama mengenal Varen. Ia adalah laki-laki paling setia di kampus mereka. Itulah mengapa Raya tidak ragu saat Varen meminangnya karena Raya yakin Varen tidak akan mengkhianatinya.

“Lho, Raya? Kau sudah pulang?”

Varen langsung menghampiri Raya yang sedang duduk sambil memandang ke arahnya. Ada kerutan di kening Raya yang membuat Varen bertanya-tanya. Apa yang terjadi pada wanita itu? Apa ada masalah dengan pekerjaannya?

“Ada apa? Apa ada masalah?” Varen tak kuasa untuk tidak bertanya pada Raya. Pasalnya, kekasihnya itu tidak pernah seperti ini jika tidak ada masalah yang serius.

Alih-alih menjawab pertanyaan Varen, Raya justru melontarkan pertanyaan. “Apa yang kau lakukan hari ini?”

“Aku? Hmm...” Varen menyentuh dasinya untuk melonggarkan benda itu dari lehernya. Kemudian ia menanggapi ucapan Raya. “Aku sedang memantau pembuatan proyek vila baru kita. Kau ingat kerja sama dengan Karan, bukan? Aku sedang mengurus izin pembangunannya.”

Alasan Varen terdengar masuk akal. Raya juga tahu tentang proyek itu. Karena itulah mereka mengundang Karan waktu itu. Untuk memuluskan pembangunan proyek vila Varen. Hanya saja Raya terlihat tidak puas mendengarnya.

“Hanya itu?” tanya Raya dengan sangat penasaran.

Varen mengangguk cepat. “Iya. Bagaimana denganmu? Apa pekerjaanmu lancar?”

“Tidak terlalu,” cetus Raya masih kesal. Wanita itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan ekspresinya, terutama di depan Varen, laki-laki yang sudah dikenalnya sejak lama. “Aku dapat kiriman dari toko sepatu langgananku. Kau membelinya untukku?” tanya Raya yang akhirnya menyasar pada inti pembicaraan. Ia sudah muak berbasa-basi ketika hatinya dilingkupi kegelisahan.

“Toko sepatu?” Varen mengernyit, mencoba menggali ingatannya. Kemudian, ia berseru dengan kencang. “Oh ya! Aku ingat sekarang! Apakah sepatu itu sudah datang?”

Raya mengangguk. “Ya, sudah datang. Tapi Varen, apakah sepatu itu memang kau beli untukku?”

“Apa?” Laki-laki itu tersentak, merasa tidak siap mendengar ucapan Raya. Terlebih saat matanya menatap netra milik Raya yang menyalak. Sepertinya ada yang tidak beres karena Raya terlihat sangat marah. “Tentu saja aku membelikannya untukmu. Aku bahkan menulis surat khusus di dalamnya. Apa kau sudah melihatnya?”

“Ya aku melihatnya. Kau romantis sekali,” komentar Raya.

Varen bergidik ngeri. Suara Raya memang terdengar tenang saat memujinya romantis, namun sorotan mata wanita itu seolah-olah hendak melemparkan sebuah pisau ke arahnya. Membuat Varen kebingungan sekaligus merinding.

Cepat-cepat Varen menyentuh bahu Raya untuk menjelaskannya. Varen pikir kalimatnya terlalu aneh bagi Raya sehingga wanita itu terlihat tidak menyukainya. “Kenapa Sayang? Apa kau tidak suka?”

Raya menepis tangan Varen yang ada di bahunya. “Kenapa tidak kau tanyakan saja pada orang yang bersangkutan?”

Kebingungan Varen semakin menjadi-jadi. Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Padahal Varen hanya ingin memberikan calon istrinya sepasang sepatu. Pria itu bahkan yakin kalau Raya pasti menyukainya. Tetapi mengapa ia malah mendapatkan reaksi seperti ini? Varen sama sekali tidak mengerti.

“Apa maksudmu, Raya? Orang yang bersangkutan?” Varen masih tidak mengerti ucapan Raya.

Dengan wajah merah padam menyimpan amarah, Raya mengambil kartu ucapan yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya. Kemudian, wanita itu melemparkannya di depan wajah Varen.

“Ukuran sepatuku 38, Varen. Bukan 39,” kata sang super model marah. “Dan namaku Raya Drisana, bukan Cindy.”

Kedua bola mata Varen terbelalak. Nama Cindy yang tercetus dari bibir Raya menyadarkannya akan sesuatu. Jangan-jangan memang ada yang salah. Dan Varen yakin ini ada kaitannya dengan hadiahnya.

Varen memungut kartu yang tergeletak di atas lantai itu. Apa yang ia khawatirkan ternyata benar. Ia salah menuliskan nama si penerima. Varen ingin memastikannya lagi dengan membuka sebuah kotak yang ada di meja. Kotak berisi sepatu berwarna biru dengan ukuran 39. Sepatu yang seharusnya ia kirimkan pada Cindy, bukan pada Raya.

“Sayang, dengar! Ini tidak seperti yang kau bayangkan.” Varen mendekati Raya, mencoba menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

“Memang apa yang sedang aku bayangkan sekarang?” balas Raya dengan ketus.

“Apa pun itu aku yakin kau sedang membayangkan hal-hal buruk tentangku.”

“Bagaimana mungkin aku tidak berpikiran buruk? Kau jelas-jelas memberikannya hadiah, Varen. Dengan tulisan tangan dan kalimat romantis yang sama sekali tidak pernah kau berikan padaku. Sekarang katakan padaku, bagaimana bisa aku tidak berpikiran buruk tentangmu?”

Tenggorokan Varen tercekat. Ia harus berusaha menelan salivanya agar bisa menetralkan gemuruh jantungnya. Sungguh, Varen sama sekali tidak ingin melihat Raya marah seperti ini karena tampak sangat mengerikan.

“Baiklah, akan kujelaskan. Benar, aku membelikannya untuk Cindy. Tapi itu sebagai hadiah karena aku baru saja mendapatkan proyek pembangunan vila itu. Aku hanya berterima kasih karena dia telah membantuku. Aku membeli dua pasang. Satu untukmu dan satu lagi untuk dia. Aku sudah mengatakan kepada pelayan toko agar tidak melakukan kesalahan, tapi mereka malah salah memasukkan alamatnya.”

Bukannya tenang Raya justru tampak semakin marah. Tiba-tiba ia teringat kata-kata Karan tentang Varen yang menyebut Cindy sebagai sekretarisnya padahal Cindy tidak pernah bekerja di perusahaan Varen. Yang lebih parahnya lagi adalah Varen benar-benar membelikan sepatu itu kepada Cindy yang terang saja semakin membakar api amarah Raya.

“Kau pikir aku akan tenang mendengarnya, Varen? Kau pikir aku senang mengetahui kau membelikan sepatu untukku juga?”

“Hey, bukan seperti itu.” Varen mencoba mendekati Raya, namun wanita itu menolak. “Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau jadi seperti ini, Raya?”

“Memangnya aku seperti apa?”

“Ya seperti ini. Marah-marah tak jelas. Kau tahu hubunganku dengan Cindy hanya sebatas teman. Tidak lebih. Dia hanya membantuku karena hanya dia yang bisa kuajak untuk bertukar pikiran.”

Raya meninggikan suaranya. “Kenapa kau bertukar pikiran dengannya? Kenapa tidak denganku? Aku ini tunanganmu, Varen. Calon istrimu!”

“Karena kau tidak mengerti tentang bisnis ini, Raya. Kau tidak mengerti tentang aku!” tukas Varen yang tersulut emosi. Ia sama sekali tidak menyangka harinya yang awalnya indah justru berakhir dengan pertengkaran seperti ini.

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

aish pasti si karan

2023-04-25

0

auliasiamatir

auliasiamatir

putus.... putus... putus....👏👏👏

2023-02-08

1

auliasiamatir

auliasiamatir

ouuuu jadi varel emang selingkuh 🙄🙄🙄

2023-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Kepuasan yang Tidak Seharusnya
2 Kemewahan Untuk Istriku
3 Sang Super Model
4 Tinggal Bersama
5 Rayuan Pertama
6 Ciuman Tidak Sengaja
7 Calon Nyonya Baru
8 Sekretaris Siapa?
9 Heels Berwarna Biru
10 Bukan Satu-satunya
11 Pertengkaran yang Dimanipulasi
12 Wanita Yang Ingin Kunikahi
13 Tertarik
14 Pernikahan yang Menguntungkan
15 Menjadi Lebih Kuat
16 Penderitaanmu dan Kesenanganku
17 Kenapa Dia Menciumku?
18 Aroma Parfum Wanita Lain
19 Bekas Lipstik
20 Kamar Hotel
21 Istri Boneka
22 Kedatangan Mertua
23 Pria Bermuka Dua
24 Tidak Normal
25 Mengapa Kau Menikahku?
26 Istri yang Malang
27 Sisi Karan yang Lucu
28 Sesuatu yang Janggal
29 Kembali Ke Dunia Hiburan
30 Gambar Provokatif
31 Tidak Mau Menurutimu
32 Hukuman Untuk Istriku
33 Ketakutan Raya
34 Mengutukmu
35 Kesalahan Besar
36 Karan Menyesal?
37 Perubahan yang Tidak Terduga
38 Foto Gadis Dalam Kamar Suamiku
39 Menjaga Jarak
40 Hadiah Untuk Istriku
41 Makan Malam yang Canggung
42 Cara Bernegosiasi yang Menggoda
43 Aroma Harum Tubuhmu
44 Sikap yang Melembut
45 Karena Kau Tidak Suka
46 Saingan yang Muncul Kembali
47 Pria Posesifku Yang Tampan
48 Masa Lalu yang Disembunyikan?
49 Ponsel yang Diretas
50 Anak
51 Pasangan Di Depan Kamera
52 Batasan
53 Rasa Ketidakpercayaan
54 Masa Kecil Karan
55 Sebuah Keajaiban
56 Sang Mantan Tunangan
57 Kecemburuan Raya
58 Keanehan Karan
59 Ruangan Misterius
60 Tidak Bisa Dibiarkan
61 Mencari Dompet Karan
62 Foto Mesra
63 Raya yang Cerdas
64 Kepulangan Mendadak
65 Dia Mengetahuinya
66 Sesuatu yang Menjijikan
67 Mengerikan
68 Tolong Hargai Aku
69 Foto Pernikahan
70 Lupa Ingatan?
71 Apa Pernikahanmu Membahagiakan?
72 Wanita yang Terlupakan
73 Hanya Kau Satu-satunya
74 Saingan Cinta
75 Tanda Lahir yang Hilang
76 Mengawasi Dari Jauh
77 Pemikiran yang Rumit
78 Panti Asuhan
79 Sesuatu yang Mengganjal
80 Ekspresi Lepas Sang CEO
81 Bola Basket
82 Jalan Asoka
83 Mencari Informasi
84 Tidak Ada Titik Terang
85 Saling Curiga
86 Senyum Yang Mencurigakan
87 Penggemar yang Aneh
88 Ruang Pesawat yang Panas
89 Laki-laki Yang Mengusik
90 Aku Muak Denganmu
91 Janji Masa Lalu Kita
92 Hanya Demi Dirimu
93 Mewujudkan Impianmu
94 Ayo Kita Putus
95 Alasan Yang Sebenarnya
96 Mengikutinya
97 Dia Terluka Lagi
98 Luka yang Sangat Parah
99 Cara Untuk Melindungimu
100 Pertunjukan Kemesraan
101 Baiklah, Aku Minta Maaf
102 Aku Mencintaimu
103 Tanda Merah Di Tangan
104 Ingatan yang Terbuka
105 Penyakit Raya
106 Bersemu Merah
107 Sentuhan Pertama
108 Sentuhan Membara
109 Menjaganya
110 Pria yang Manis
111 Aku Hanya Melihatmu
112 Pengobatan yang Menggoda
113 Andai Waktu Berhenti
114 Ayah
115 Pesan Singkat Mencurigakan
116 Mulai Mencurigai Karan
117 Siapa Wanita Itu?
118 Kebohongan yang Pertama
119 Tidak Bisa Diperbaiki
120 Terpisah
121 Sumber Masalah
122 Pertemuan Tak Sengaja
123 Kebenaran Dari Skandal
124 Kenapa Kau Melakukan Itu?
125 Ancaman
126 Hamil
127 Balik Mengancam
128 Keluar dar Rumah
129 Surat Cerai
130 Skandal Raya
131 Pencarian Besar-besaran
132 Kemunculan Raya
133 Jangan Sakiti Suamiku!
134 Raya Ditemukan
135 Jangan Temui Raya
136 Masa Lalu yang Terkuak
137 Gadis yang Malang
138 Tidak Ada Keinginan
139 Takdir
140 Tidak Ada Harapan
141 Puncak Masalah
142 Sebuah Pengorbanan
143 Bukan Ayah yang Sesungguhnya
144 Identitas yang Terlupakan
145 Apa Kau Menyesal?
146 Cara Kita yang Salah
147 Karan dan Farraz
148 Perceraian
149 Kehidupan yang Baru
150 Bayangan Raya
151 Harus Berbaikan
152 Siapa yang Lebih Cantik?
153 Kesempatan Untuk Bertemu
154 Berjarak Beberapa Meter
155 Pertemuan Ketiga
156 Pesan Mengejutkan
157 Satu-satunya yang Dicintai
158 Aku Tidak Bisa Melupakanmu
159 Melihat Kebahagiaannya
160 Luka yang Sulit Sembuh
161 Tidak Membutuhkanku
162 Membutuhkanmu
163 Mengejutkan
164 Putra Kita
165 Menyelesaikan Kesalahpahaman
166 Demi Semua Orang
167 Apakah Aku Pantas?
168 Orang Tua yang Sesungguhnya
169 Maukah Kau Kembali Padaku?
170 Penjelasan yang Sulit
171 Rasa Sayang yang Besar
172 Tidak Untuk Menggantikan
173 Akhir Indah Untuk Semuanya
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Kepuasan yang Tidak Seharusnya
2
Kemewahan Untuk Istriku
3
Sang Super Model
4
Tinggal Bersama
5
Rayuan Pertama
6
Ciuman Tidak Sengaja
7
Calon Nyonya Baru
8
Sekretaris Siapa?
9
Heels Berwarna Biru
10
Bukan Satu-satunya
11
Pertengkaran yang Dimanipulasi
12
Wanita Yang Ingin Kunikahi
13
Tertarik
14
Pernikahan yang Menguntungkan
15
Menjadi Lebih Kuat
16
Penderitaanmu dan Kesenanganku
17
Kenapa Dia Menciumku?
18
Aroma Parfum Wanita Lain
19
Bekas Lipstik
20
Kamar Hotel
21
Istri Boneka
22
Kedatangan Mertua
23
Pria Bermuka Dua
24
Tidak Normal
25
Mengapa Kau Menikahku?
26
Istri yang Malang
27
Sisi Karan yang Lucu
28
Sesuatu yang Janggal
29
Kembali Ke Dunia Hiburan
30
Gambar Provokatif
31
Tidak Mau Menurutimu
32
Hukuman Untuk Istriku
33
Ketakutan Raya
34
Mengutukmu
35
Kesalahan Besar
36
Karan Menyesal?
37
Perubahan yang Tidak Terduga
38
Foto Gadis Dalam Kamar Suamiku
39
Menjaga Jarak
40
Hadiah Untuk Istriku
41
Makan Malam yang Canggung
42
Cara Bernegosiasi yang Menggoda
43
Aroma Harum Tubuhmu
44
Sikap yang Melembut
45
Karena Kau Tidak Suka
46
Saingan yang Muncul Kembali
47
Pria Posesifku Yang Tampan
48
Masa Lalu yang Disembunyikan?
49
Ponsel yang Diretas
50
Anak
51
Pasangan Di Depan Kamera
52
Batasan
53
Rasa Ketidakpercayaan
54
Masa Kecil Karan
55
Sebuah Keajaiban
56
Sang Mantan Tunangan
57
Kecemburuan Raya
58
Keanehan Karan
59
Ruangan Misterius
60
Tidak Bisa Dibiarkan
61
Mencari Dompet Karan
62
Foto Mesra
63
Raya yang Cerdas
64
Kepulangan Mendadak
65
Dia Mengetahuinya
66
Sesuatu yang Menjijikan
67
Mengerikan
68
Tolong Hargai Aku
69
Foto Pernikahan
70
Lupa Ingatan?
71
Apa Pernikahanmu Membahagiakan?
72
Wanita yang Terlupakan
73
Hanya Kau Satu-satunya
74
Saingan Cinta
75
Tanda Lahir yang Hilang
76
Mengawasi Dari Jauh
77
Pemikiran yang Rumit
78
Panti Asuhan
79
Sesuatu yang Mengganjal
80
Ekspresi Lepas Sang CEO
81
Bola Basket
82
Jalan Asoka
83
Mencari Informasi
84
Tidak Ada Titik Terang
85
Saling Curiga
86
Senyum Yang Mencurigakan
87
Penggemar yang Aneh
88
Ruang Pesawat yang Panas
89
Laki-laki Yang Mengusik
90
Aku Muak Denganmu
91
Janji Masa Lalu Kita
92
Hanya Demi Dirimu
93
Mewujudkan Impianmu
94
Ayo Kita Putus
95
Alasan Yang Sebenarnya
96
Mengikutinya
97
Dia Terluka Lagi
98
Luka yang Sangat Parah
99
Cara Untuk Melindungimu
100
Pertunjukan Kemesraan
101
Baiklah, Aku Minta Maaf
102
Aku Mencintaimu
103
Tanda Merah Di Tangan
104
Ingatan yang Terbuka
105
Penyakit Raya
106
Bersemu Merah
107
Sentuhan Pertama
108
Sentuhan Membara
109
Menjaganya
110
Pria yang Manis
111
Aku Hanya Melihatmu
112
Pengobatan yang Menggoda
113
Andai Waktu Berhenti
114
Ayah
115
Pesan Singkat Mencurigakan
116
Mulai Mencurigai Karan
117
Siapa Wanita Itu?
118
Kebohongan yang Pertama
119
Tidak Bisa Diperbaiki
120
Terpisah
121
Sumber Masalah
122
Pertemuan Tak Sengaja
123
Kebenaran Dari Skandal
124
Kenapa Kau Melakukan Itu?
125
Ancaman
126
Hamil
127
Balik Mengancam
128
Keluar dar Rumah
129
Surat Cerai
130
Skandal Raya
131
Pencarian Besar-besaran
132
Kemunculan Raya
133
Jangan Sakiti Suamiku!
134
Raya Ditemukan
135
Jangan Temui Raya
136
Masa Lalu yang Terkuak
137
Gadis yang Malang
138
Tidak Ada Keinginan
139
Takdir
140
Tidak Ada Harapan
141
Puncak Masalah
142
Sebuah Pengorbanan
143
Bukan Ayah yang Sesungguhnya
144
Identitas yang Terlupakan
145
Apa Kau Menyesal?
146
Cara Kita yang Salah
147
Karan dan Farraz
148
Perceraian
149
Kehidupan yang Baru
150
Bayangan Raya
151
Harus Berbaikan
152
Siapa yang Lebih Cantik?
153
Kesempatan Untuk Bertemu
154
Berjarak Beberapa Meter
155
Pertemuan Ketiga
156
Pesan Mengejutkan
157
Satu-satunya yang Dicintai
158
Aku Tidak Bisa Melupakanmu
159
Melihat Kebahagiaannya
160
Luka yang Sulit Sembuh
161
Tidak Membutuhkanku
162
Membutuhkanmu
163
Mengejutkan
164
Putra Kita
165
Menyelesaikan Kesalahpahaman
166
Demi Semua Orang
167
Apakah Aku Pantas?
168
Orang Tua yang Sesungguhnya
169
Maukah Kau Kembali Padaku?
170
Penjelasan yang Sulit
171
Rasa Sayang yang Besar
172
Tidak Untuk Menggantikan
173
Akhir Indah Untuk Semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!