Semua orang seketika berkerumun untuk melihat apa yang sedang terjadi. Mereka semua terlihat panik saat melihat kondisi Xie Jun Ze yang sudah tak sadarkan diri dengan bersimbah darah.
Xu Kai yang menyadari jika sedang terjadi sebuah kecelakaan yang terjadi tak jauh dari tempatnya berada, kini segera mendatanginya karena ingin tau.
"Apa yang sedang terjadi, Bibi?" tanya Xu Kai kepada seorang wanita paruh baya yang juga sedang berkerumun.
"Seorang pemuda tertabrak sebuah mobil yang melaju dengan kencang. Dan si penabrak malah melarikan diri." ucap wanita paruh baya itu.
KLANG ...
Tiba-tiba saja ada sekaleng minuman dingin yang mulai menggelinding dan mengenai sepatu sport mewah Xu Kai. Dan tentu saja Xu Kai begitu mengenal minuman dingin itu adalah minuman kesukaan Xie Jun Ze.
"Jun Ze ... ti-tidak ..." gumam Xu Kai berusaha untuk menepis pikiran buruknya.
Bukan! Ini pasti hanya kebetulan saja bukan? Di dunia ini bukan hanya Xie Jun Ze saja yang menyukai minuman kaleng itu bukan?! Hhm ... Jun Ze pasti masih berada di mini market bukan?
Batin Xu Kai menepis rasa gelisahnya sendiri dan berharap korban tabrak lari itu bukanlah sahabatnya.
Pemuda berambut keemasan itu mulai mencari jalannya melewati kerumunan itu dengan jantung yang berdebar semakin keras. Hingga akhirnya Xu Kai mulai melihat sang korban tabrak lari itu.
Namun betapa terkejutnya Xu Kai ketika melihat seorang pemuda yang sangat dia kenali dengan baik, kini sudah terbaring lemah dan tak sadarkan diri di atas aspal itu. Dengan cepat Xu Kai segera berlari mendekati pemuda itu dan duduk bersimpuh di sebelah pemuda itu.
"Jj-Jun Ze!! Jun Ze, kamu harus bertahan!! Kamu baik-baik saja kan?" ucap Xu Kai begitu gelisah dan khawatir sambil meraih tubuh Xie Jun Ze yang sudah bersimbah darah itu.
"Ayo bantu aku mengangkat Jun Ze!" teriak Xu Kai kepada orang-orang yang sedang berkerumun itu.
Beberapa orang pria mulai membantu Xie Jun Ze untuk membawanya menuju ke mobilnya yang kebetulan sedang terparkir tak jauh dari tempat itu. Xu Kai segera mengemudikan mobilnya untuk menuju ke rumah sakit terdekat.
...🍁🍁🍁...
Selama beberapa saat Xu Kai menunggu di depan ruangan ICU dengan begitu gelisah. Tak ada satupun orang terdekat Xie Jun Ze yang dihubunginya. Xu Kai juga tidak menghubungi satupun keluarganya atau kenalannya.
Hingga akhirnya setelah beberapa saat pintu ruangan ICU mulai terbuka. Terlihat seorang pria paruh baya dengan jas almamater putih kebanggannnya serta masker medis yang masih menutupi wajah bagian bawahnya keluar dari ruangan ICU.
Dengan cepat Xu Kai segera menghampiri sang dokter, karena sudah merasa tak sabaran dan sangat was-was akan keadaan dari sahabatnya.
"Bagaimana keadaan Xie Jun Ze, Dok?" todong Xu Kai tak sabaran.
Sang dokter mulai melepaskan masker medisnya. Wajahnya terlihat sudah begitu lelah karena sudah berusaha keras untuk menyelamatkan Xie Jun Ze bersama para perawat lainnya. Peluh pada pelipisnya juga masih terlihat membasahi wajahnya.
"Tuan Xie Jun Ze mengalami benturan yang cukup keras pada bagian kepala dan mengakibatkan sedikit pendarahan. Namun operasi baru saja dilakukan. Dan semuanya berhasil dilakukan dengan lancar. Semoga tuan Xie Jun Ze bisa segera sadar kembali." ucap sang dokter.
"Terima kasih banyak, Dok." ucap Xu Kai terlihat begitu lega.
"Sama-sama, Tuan Muda Xu Kai. Sebentar lagi perawat akan memindahkan tuan Xie Jun Ze ke ruangan rawat VVIP seperti yang sudah tuan perintahkan."
"Baiklah. Aku akan menjaga dan menemani temanku dulu kalau begitu."
"Silakan, Tuan Muda Xu Kai." sahut sang dokter dengan ramah.
Xu Kai mulai berjalan cepat menuju ruangan ICU, namun bersamaan dengan itu beberapa perawat datang untuk segera memindahkan Xie Jun Ze ke ruangan rawat. Hingga akhirnya Xu Kai mulai mengikuti mereka.
...🍁🍁🍁...
Ruangan VVIP 27-27, Tokyo Luke's International Hospital.
Sudah cukup lama Xu Kai menunggu di ruangan ini. Pemuda tampan berambut keemasan ini menghabiskan waktunya untuk membaca beberapa buku untuk mengusir rasa bosannya. Sesekali dia juga mendengarkan lagu milik sahabatnya melalui headset-nya.
Rasanya Xu Kai ingin segera melihat sahabatnya bangun kembali dan bernyanyi kembali seperti hari-hari sebelumnya. Karena Xi Jun Ze akan terlihat begitu berbinar, dan malah paling berbinar ketika dia sedang menyanyi, yaitu menyanyikan lagi miliknya. Seakan menyanyi adalah benar-benar dunianya dan impiannya selama ini.
"Jun Ze, bangunlah ... aku ingin melihat dan mendengarmu menyanyi lagi ..." gumam Xu Kai lirih dan menghembuskan nafas kasarnya ke udara.
Pemuda berambut keemasan itu kini mulai bersandar di sofa empuknya dan masih menatap nanar Xie Jun Ze yang masih terbaring di atas brankar dengaj beberapa selang dan perban yang melilit beberapa bagian tubuhnya.
Perlahan sepasang mata tanpa eyelid itu mulai terpejam saking lelah dan mengantuknya.
.
.
.
.
.
Xie Jun Ze mulai membuka sepasang matanya. Pandangannya masih terlihat begitu kabur dan berbayang. Kepalanya juga masih terasa sedikit pusing.
"Ughh ... kepalaku ... sakit sekali ... agghhh ..." denyutan yang sangat menyakitkan mulai dirasakan kembali oleh Xie Jun Ze pada bagian kepalanya.
NGINGG ...
NYUTT ...
Suara berdenging dan denyutan menyakitka itu terasa begitu menyiksanya. Namun disaat-saat itulah Xie Jun Ze mulai mengingat sesuatu. Yeap, beberapa potong kenangannya di masa lalu mulai terlintas kembali olehnya.
Sosok pemuda yang begitu bersinar terlihat sedang berada di sebuah studio dengan memainkan gitarnya sambil menyanyikan sebuah lagu yang sama persis dengan lagu yang pernah dia nyanyikan bersama Xu Kai.
Pemuda itu terlihat begitu menikmati saat bermain musik. Dan pemuda itu adalah dirinya di masa lalu.
Potongan lainnya yang mulai diingatnya adalah seorang pemuda berambut jabrik yang berusaha untuk mencelakainya bersama anak buahnya, hingga membuatnya terjatuh di dalam tebing di dekat hutan Wild Kaazane.
Beberapa potongan lain juga mulai diingat oleh Xie Jun Ze, bahkan namanya di masa lalu dan seperti apa dirinya di masa lalu, pemuda itu mulai mengingatnya.
Namun disaat semua potongan itu kembali diingatnya, rasa sakit itu semakin terasa dirasakan oleh Xie Jun Ze.
NGINGG ...
NYUTT ...
Xie Jun Ze kembali memegangi kepalanya dan menahan rasa sakit yang begitu luar biasa yang sedang dia rasakan saat ini. Rasanya kepalanya mau pecah, saking sakitnya.
"Argghhh ..." kini Xie Jun Ze semakin memekik lebih keras dan tak bisa mengontrol dirinya kembali, hingga tak sengaja Xie Jun Ze menyenggol gelas di atas nakas hingga membuatnya terjatuh di atas lantai dan pecah begitu saja.
PRANGG ...
Xu Kai yang mendengar semua itu kini segera terbangun dan mendekati Xie Jun Ze. Dia juga segera menekan sebuah tombol merah pada sebuah benda yang berbentuk menyerupai sebuah remot kecil untuk memanggil dokter yang bertugas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ngiing... nyuut.... jun ze nyut-nyutan teringat masa lalu..
2023-08-24
0
khawatir banget ya Xu Kai sama Jun Ze,
syukur deh operasi nya berjalan dengan lancar dan sudah mulai sadar dan juga mulai mengingat semua nya
2023-02-28
1
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ𝚞𝚜
alhamdulilah sudah sadar Jun ze dan dia mencoba mengingat tentang masa lalunya kembali
2023-01-26
2