Siswa berpenampilan bak anak punk itu, kini mulai menatap tajam Xie Jun Ze.
"Kau anak baru!! Mau berlagak menjadi pahlawan?!!" geram siswa dengan gaya punk itu mulai mendekati Xie Jun Ze dan berkacak pinggang.
Bahkan pemuda itu juga kembali menendang perut siswa berkacamata itu kembali sebagai pelampiasan kekesalannya karena saat ini sudah ada yang berani menentangnya.
DUUAKKK ...
"Argghh ..." pemuda berkacamata itu memegangi perutnya dan mulai meringkuk menahan sakit akibat tendangan itu. "Uhukk ... uhukk ..."
Xie Jun Ze tanpa sadar mengepalkan tangannya melihat semua itu. Dan semua itu disaksikan oleh pemuda punk itu.
"Cckk ... benar-benar ingin menjadi seorang pahlawan rupanya!" gumam pemuda punk itu kembali menyeringai menyeramkan menatap Xie Jun Ze.
"Uhm, bukan seperti itu ... aku hanya ingin membantu dia bangun dan mengajaknya makan bersama." jawab Xi Jun Ze apa adanya dan masih merasa was-was, karena salah satu preman sekolahnya kini terlihat sedang kesal kepadanya.
"Apa?!! KAU ... mau menantangku rupanya?! Mau merebut dia dan menjadikan dia sebagai kacung untukmu?! Tapi sayang sekali, Anak baru! Aku yang lebih dulu menemukan dia! Jadi sebaiknya kamu mencari babu yang lain saja!" tandas pemuda itu dengan sangat garang.
"Buk-bukan!!" Xie Jun Ze mengibaskan kedua tangannya sebagai penyangkalannya masih dengan wajah polosnya. "Aku tidak begitu ..."
"Baiklah!! Mari kita berduel saja untuk memperebutkan si culun kacamata itu! Hadapi aku dan kalahkan aku! Hiiaathhh ..." tanpa menunggu jawaban dari Xie Jun Ze, pemuda punk itu langsung saja melayangkan pukulan lurusnya ke arah wajah Xie Jun Ze.
Ahhh ... bagaimana ini? Aku tak ingin membuat keributan? Tapi ...
Batin Xie Jun Ze malah tercengang dan seluruh tubuhnya membeku seketika.
GREPP ...
Tiba-tiba saja serangan anak berambut punk itu ditahan oleh Xu Kai, teman sekelas Xie Jun Ze yang terkenal selalu dingin dan tak mudah bergaul atau dekat dengan orang lain.
Seorang tuan muda di keluarga besarnya yang sebenarnya selalu dijaga oleh para pengawalnya, sehingga tak ada yang berani bermacam-macam dengannya.
Semua orang bertambah heboh dan bingung menyaksikan semua ini. Beberapa orang mulai bersorak dan malah mendukung mereka untuk bertarung.
Namun beberapa gadis malah terpesona oleh Xie Jun Ze dan Xu Kai akan kebaikan hati meereka untuk membela si siswa berkacamata.
"Xu Kai!! Minggir dan jangan ikut campur!" geram pemuda berambut punk itu menatap tajam Xu Kai dan segera menghempaskan tangan Xu Kai.
Dengan cepat pemuda berambut punk itu segera melayangkan kembali tinju lurusnya mengarah ke depan, tepat pada wajah Xie Jun Ze.
Xie Jun Ze sebenarnya merasa cukup gugup dan takut saat ini. Karena selama ini dia tak pernah berduel dengan siapapun. Dia hanya selalu mengerjakan pekerjaan rumah untuk membantu sang nenek yang sudah cukup tua renta.
"Hiatthh ..."
SRRTTT ...
DUAAKK ...
Dengan sangat ajaib Xie Jun Ze berhasil menghindari serangan itu dengan gesit dan cepat, dan pukulan itu malah mengenai sebuah loker hingga membuat loker baja itu menjadi ringsek.
Xie Jun Ze juga merasa keheranan sendiri karena pergerakan dari tubuhnya yang begitu ringan dan cepat. Dan semua ini tak pernah dia sadari sebelumnya. Karena Xie Jun Ze memang tak pernah berkelahi dengan siapapun selama ini.
Apa? Aku bisa menghindari serangannya dengan begitu cepat? Ini tidak mungkin ...
Batin Xie Jun Ze mulai menatap sepasang jemarinya keheranan.
Namun si siswa berambut punk itu tak menyerah, dia kembali melayangkan tinjunya. Namun Xie Jun Ze selalu bisa menghindarinya dengan sangat baik. Begitulah seterusnya.
Hingga akhirnya Xie Jun Ze mulai terpojok karena di belakangnya adalah sudah mentok mencapai dinding. Disaat itulah pemuda berambut punk itu kembali mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghantam Xie Jun Ze.
Masih dalam kegugupannya, kini Xie Jun Ze berusaha untuk untuk menghindarinya, namun Xie Jun Ze mulai mengepalkan tangan kanannya dan mulai nenghantamkannya tepat pada ulu hati si pembuat onar.
BUGHH ...
"Arrggghh ... uhukk ... uhuukk ..." siswa berambut punk itu langsung saja terduduk terbatuk-batuk dan memegangi perutnya, menahan rasa sakit yang sungguh luar biasa itu.
CEKREKK ...
CEKREKK ...
Beberapa dari mereka mulai mengambil gambar maupun foto. Dan hal ini sudah biasa mereka lakukan.
"Awas saja, Kau anak baru!! Lain kali aku tak akan memaafkanmu!!" siswa berambut punk itu dibantu oleh teman-teman satu servernya untuk berdiri dan segera meninggalkan kantin.
"Wow! Jun Ze mengalahkan Aress dengan sekali pukulan saja! Luar biasa!!" gumam seorang siswa takjub.
"Keren sekali! Aress si preman sekolahan kita yang sangat kuat dan tak pernah tekalahkan sebelumnya bisa dikalahkan Jun Ze begitu saja! Keren!" imbun siswa lainnya lagi.
Dan masih banyak sekali kicauan-kicauan dari para siswa dan siswi itu sambil menatap kagum Xie Jun Ze.
Zie Jun Ze mulai mengulurkan tangannya kembali untuk membantu siswa berkacamata yang masih terduduk di atas lantai itu untuk berdiri.
Namun siswa berkacamata itu malah menatap nyalang Xie Jun Ze, dia malah berusaha untuk berdiri sendiri.
"Mengapa kamu menolongku?" tanya siswa berkacamata itu menatap Xie Jun Zie dingin.
"Aku hanya ingin menjadi temanmu. Ayo kita makan bersama ..." ajak Xie Jun Ze dengan ramah tanpa menghiraukan mereka yang menatap aneh pemandangan ini.
Bayangkan saja seorang pemuda yang tampan bak seorang model sedang mengajak berteman seorang culun dan pecundang yang selalu menjadi korban bulli di sekolahannya.
"Mengapa kamu bersikap baik padaku? Kamu pasti sama seperti dengan mereka bukan? Hanya ingin memanfaatkanku saja bukan?" ucap siswa berkacamata itu masih menatap nyalang Xie Jun Ze.
"Buk-bukan seperti itu. Aku tidak seperti itu. Kita adalah sama, dan kita semua adalah teman ..."
"Kita sama? Apa kamu sedang bercanda, Jun Ze? Aku dan kamu sangat berbeda! Jangan berpura-pura baik dan menjadi pahlawan lagi! Kamu pasti hanya ingin pamer dan ingin mendapatkan perhatian serta pujian saja!" siswa berkacamata itu segera pergi begitu saja.
Sepertinya siswa berkacamata itu masih saja tidak mempercayai jika ada pemuda tampan atau kaya yang masih memiliki hati yang baik. Karena selama ini hampir semua orang yang pernah ditemuinya, mereka selalu memandang dan memperlakukan orang lain berdasarkan visual serta kekayaan saja.
Tak ada yang benar-benar tulus untuk berteman dan memperlakukan seseorang dengan baik! Xie Jun Ze cukup dibuat bersedih atas ucapan dari sikap siswa berkacamata itu. Padahal Xie Jun Ze benar-benar tulus ingin menolong dan ingin berteman dengannya.
"Jun Ze, sudahlah jangan terlalu dipikirkan lagi! Ayo kita lanjutkan saja makan siang kita!" Anzu mulai menarik Xie Jun Ze untuk mengambil makan siangnya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kenapa harus ada pembullyan begini ya? sungguh membunuh karakter orang2 yg terlahir kurang beruntung.
2023-08-10
1
hei sadar lah kamu itu sudah di tolong sama Jun Ze ucap terimakasih ke atau apa ini malah nuduh yang nggak2
hhmm Jun Ze secara reflek dia menghindari serangan dia juga punya kemampuan ilmu beladiri yang dia sendiri juga tidak atau bisa dikatakan lupa
2023-02-10
1
🍾⃝🐇ωεɪıɑ xɪɑи⍣⃝కꫝ 🎸
heeh makhluk, sudah ditolong nggak terima kasih kamu
2023-02-07
1