Bab 17 Kejadian di Kolam Renang

"Maksud kamu apa sih, Mas? Jangan membuat aku malu di sini," ucap Rania.

Rania segera melangkah pergi meninggalkan minimarket setelah berpamitan kepada pria yang tak lain adalah kepala toko di minimarket tersebut. Kebiasaan Alif yang selalu mengambil kesimpulan sendiri membuat dirinya kesal bukan main, betapa teganya ia menuduh perceraian yang ia minta di sangkut pautkan dengan pria tadi.

"Nia, tunggu! Kamu harus menjelaskan semuanya,"

Alif berusaha mengejar Rania, namun istrinya sudah pergi karena malu. Kata-kata suaminya tadi cukup keras sehingga membuat beberapa pasang mata karyawan dan pengunjung menatap ke arah mereka.

Alif segera masuk ke toko lagi untuk berbicara dengan pria tadi, bahkan ia lupa dengan anaknya yang bingung melihat ini semua.

"Kamu itu siapa? Ada hubungan apa dengan istri ku?" tanyanya dengan angkuh.

"Maaf, saya tidak ada hubungan apa-apa dengan ibu Rania. Hanya saja dia adalah pelanggan setia kami, dia sering berbelanja di sini dalam jumlah banyak," jawab pria itu.

"Yang benar? Kenapa dia hanya berbicara kepada Kamu, kan banyak pegawai yang lain?" tanya Alif masih dengan sikap sinis.

"Maaf ya Pak, biasanya bu Rania memang berinteraksi dengan semua karyawan yang bertugas. Saya kepala toko di sini, kebetulan tadi sedang bertugas, jadi sedikit berbincang karena bu Rania berencana mengambil barang lagi. Namun karena bapak datang, ibu Rania justru pergi dari sini,"

Alif menatap pria itu, sepertinya ia memang kepala toko karena paling tua di antara karyawan yang lain. Ia segera pergi membawa anaknya karena merasa malu sudah menuduh yang bukan-bukan terhadap pria itu dan istrinya. Alif sangat menyesal sekali, mengapa ia selalu tidak bisa mengontrol emosinya dan cepat menuduh. Sudah bisa di pastikan Rania akan semakin sulit memaafkannya.

Ingin rasanya ia mengejar Rania dan meminta maaf, tapi pria itu tidak tahu harus mencari istrinya di mana. Akhirnya ia putuskan untuk tetap mengajak anaknya berenang. Sepanjang perjalanan hatinya di selimuti kegelisahan.

"Ayah... awas,"

Alif tersentak dari lamunannya, hampir saja ia menabrak pembatas jalan jika saja Alisa tidak mengingatkannya.

"Astagfirullah, kalian tidak apa-apa?" tanyanya.

"Tidak apa-apa, tapi Ayah kenapa sampai mau menabrak sih?"

"Maaf Nak, ayah janji akan lebih waspada,"

Alif segera melanjutkan perjalanannya, beberapa menit saja mereka telah sampai di tempat tujuan. Kolam renang yang sama yang Rania kunjungi bersama kedua anaknya waktu itu. Mereka segera berganti pakaian renang, Alif menemani kedua anaknya. Sejenak ia terlupa akan masalahnya dengan Rania.

☆☆☆

Sementara di tempat lain.

Rania sangat kesal di permalukan di depan umum oleh suaminya. Tadinya ia akan berbelanja cukup banyak di minimarket tersebut, tapi terpaksa beralih ke minimarket yang lain karena ulah suaminya. Sebenarnya ia paling suka belanja di toko tadi, selain bisa memborong juga semua karyawan bahkan kepala tokonya sangat baik dan ramah.

Rania segera mengambil barang yang ingin ia beli, ia terpaksa ambil di beberapa toko karena tidak semua toko memperbolehkan membeli dalam jumlah yang banyak. Ia terpaksa melakukannya karena setelah ini barang-barang tersebut akan segera dia antarkan.

"Terima kasih ya Mbak, ini buat mbak,"

Rania memberikan sebotol minuman kepada kasir sebagai rasa terima kasih telah mengizinkannya mengambil barang banyak.

"Tidak perlu Bu, ini ambil saja. Saya ikhlas kok membantu,"

"Sudah Mbak ambil saja, tidak apa-apa. Saya juga ikhlas kok,"

Akhirnya kasir itu menerima pemberian Rania dan mengucapkan terima kasih. Rania segera meminta nomor wa nya agar transaksi selanjutnya bisa lebih mudah ia lakukan. Ia juga bisa menanyakan stok barang kepada kasir tersebut tanpa harus datang ke toko langsung.

Rania segera lanjut untuk mengantarkan barang-barang tersebut kepada pemesan, semua pekerjaan akhirnya bisa ia selesaikan. Tepat pukul 11.00 ia pun kembali pulang ke rumah.

"Alhamdulillah, hari ini dapat untung 300 ribu. Terima kasih ya Allah atas rejeki yang Engkau berikan, semoga lelah ku mendapat ridha mu. Amin,"

Rania begitu bersyukur keuntungan hari ini cukup banyak, bahkan tadi reseller nya ada yang mentraktirnya makan bakso sehingga ia tidak perlu keluar uang untuk membeli makan. Baru saja rebahan ponselnya berdering tiada henti, tertera nama suaminya di kontak nya. Tadinya dia malas mengangkat, namun mengingat dia sedang bersama kedua anaknya maka ia pun mengangkat.

"Ada Apa?" tanya Rania datar.

"Nia cepat kamu kesini, Bintang tenggelam,"

"Apa? Kok bisa sih?"

"Sudah, nanti saja aku ceritakan. Kamu cepat kesini,"

"Iya, aku kesana sekarang. Masih di Kolam renang atau rumah sakit?"

"Di kolam renang,"

Tanpa banyak bertanya lagi dia segera melajukan motornya dengan lebih cepat dari biasanya, pikirannya benar-benar kalut. Ia memikirkan kondisi Bintang yang masih kecil, bagaimana mungkin anak itu bisa tenggelam padahal ada suaminya yang menjaganya. Ia benar-benar kesal kepada Alif yang tidak bisa menjaga putranya dengan baik.

Beberapa menit kemudian dia telah sampai, ia segera membeli tiket agar bisa masuk. Ia bahkan lupa bertanya posisi mereka di mana karena terlalu kuatir. Ia segera mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru tempat itu. Suasana yang cukup ramai cukup menyulitkan pencariannya. Karena tidak sabar ia memutuskan untuk menghubungi Alif.

"Kalian ada dimana?" tanyanya tanpa basa basi.

"Kami ada di ruang ganti, sedang berganti pakaian," jawab Alif.

"Katanya Bintang tenggelam, kenapa malah sibuk berganti pakaian?"

Rania merasa ada kejanggalan, jika putranya tenggelam kenapa mereka justru berganti pakaian. Namun rasa kuatirnya mampu menghilangkan rasa curiganya. Rania segera ke tempat berganti pakaian. Beberapa menit kemudian ia melihat Alif dan kedua anaknya telah berganti pakaian.

"Mas, tadi kamu bilang Bintang tenggelam? Kenapa dia terlihat baik-baik saja?" tanya Rania geram.

"Aku tidak berbohong Nia, tadi dia memang sempat tenggelam tapi aku berhasil menolongnya tepat waktu,"

Rania merasa di bohongi, biasanya Alif lebih bersikap tenang bahkan saat anak mereka sakit. Tapi kejadian ini menurutnya sangat aneh, jika Bintang baik-baik saja lalu apa maksudnya meneleponnya dan membuatnya sangat kuatir tentang keadaan anaknya itu.

"Maksud kamu apa sih, Mas? Jika Bintang baik-baik saja, untuk apa kamu menelepon dan membuat ku panik?" tanya Rania kesal.

"Dia tadi tenggelam, tentu saja aku kuatir. Jadi tidak salah jika aku menghubungi kamu, bukannya kamu selalu kuatir dengan keadaan mereka," jawab Alif.

"Tapi kamu bisa menceritakannya di rumah, tidak perlu membuat aku kuatir. Aku lihat Bintang juga baik-baik saja,"

"Apa kamu sudah tidak peduli dengan anak mu? Apa karena sudah ada pria lain yang berhasil mengisi hati mu?"

Oh, ternyata ini yang di pikirkan suaminya sehingga membuat drama yang menurutnya tidak lucu. Suaminya ternyata punya pikiran picik. Rania segera pergi membawa kedua buah hatinya tanpa memperdulikan Alif yang terus berbicara sampai menjadi tontonan orang, suaminya memang tidak punya malu.

Terpopuler

Comments

Dewa Rana

Dewa Rana

astaga...alif norak

2024-09-16

0

SBY army

SBY army

alif oh alif

2023-03-16

0

Alifia Najla Azhara

Alifia Najla Azhara

dasar Alif

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bertengkar Lagi
2 Bab 2 Lelah Yang Terbayar
3 Bab 3 Sabar
4 Bab 4 Mertua Cerewet
5 Bab 5 Tidak Pernah di Hargai
6 Bab 6 Status Whatsapp
7 Bab 7 Ceraikan Aku
8 Bab 8 Ku Beri Waktu Sebulan
9 Bab 9 Rasa Yang Memudar
10 Bab 10 Rezeki Yang Tak Terduga
11 Bab 11 Tamu Tak di Undang
12 Bab 12 Tamparan
13 Bab 13 Akhir Dari Segalanya
14 Bab 14 Minta Maaf
15 Bab 15 Mengenang Masa Lalu
16 Bab 16 Cemburu
17 Bab 17 Kejadian di Kolam Renang
18 Bab 18 Mengancam Bunuh Diri
19 Bab 19 Demi Rasa Kemanusiaan
20 Bab 20 Perubahan Sikap
21 Bab 21 Membayar Kontrakan
22 Bab 22 Bertemu Mantan
23 Bab 23 Permintaan Maaf
24 Bab 24 Bertemu Lagi
25 Bab 25 Belajar Ikhlas
26 Bab 26 Ketahuan
27 Bab 27 Terusir
28 Bab 28 Kejadian di Rumah Alif
29 Bab 29 Kedatangan Ibu Mertua
30 Bab 30 Lapor Polisi
31 Bab 31 Mencabut Laporan
32 Bab 32 Surat Panggilan
33 Bab 33 Di Tuduh Selingkuh
34 Bab 34 Sidang Pertama
35 Bab 35 Alisa Menghilang
36 Bab 36 Peringatan Keras
37 Bab 37 Kebun Binatang
38 Bab 38 Resmi Bercerai
39 Bab 39 Alif Sakit
40 Bab 40 Liburan
41 Bab 41 Mengunjungi Orang Tua Rangga
42 Bab 42 Tidur Satu Ranjang
43 Bab 43 Menyatakan Perasaan
44 Bab 44 Alif dan Desi
45 Bab 45 Kenikmatan Satu Malam
46 Bab 46 Pertemuan Tidak Terduga
47 Bab 47 Ke Sekolah Alisa
48 Bab 48 Desi si Penggoda
49 Bab 49 Lewat Masa Iddah
50 Bab 50 Pencurian
51 Bab 51 Undangan Pernikahan
52 Bab 52 Alif Menikah
53 Bab 53 Mantan Menantu Yang Sukses
54 Bab 54 Terjebak
55 Bab 55 Di Sekap
56 Bab 56 Berhasil Kabur
57 Bab 57 Di Rumah Rangga
58 Bab 58 Kedatangan Alif
59 Bab 59 Bertemu Teman Lama
60 Bab 60 Restu Orang Tua
61 Bab 61 Sifat Asli Desi
62 Bab 62 Alif Minggat
63 Bab 63 Makan Malam Keluarga
64 Bab 64 Membeli Seserahan
65 Bab 65 Lamaran
66 Bab 66 Pisah Ranjang
67 Bab 67 Keputusan Ku Sudah Bulat
68 Bab 68 Persiapan Pernikahan
69 Bab 69 Akhirnya Menikah
70 Bab 70 Malam Pertama
71 Bab 71 Rania Bahagia, Alif Terluka
72 Bab 72 Bulan Madu
73 Bab 73 Alisa di Bully
74 Bab 74 Sosok Laila
75 Bab 75 Cemburu
76 Bab 76 Hamil
77 Bab 77 Rahasia Alisa
78 Bab 78 Ngidam
79 Bab 79 Keadilan
80 Bab 80 Kunjungan Alif
81 Bab 81 Jadi Korban Preman
82 Bab 82 Acara Empat Bulanan
83 Bab 83 Ayah Untuk Akila
84 Bab 84 Jalan-Jalan
85 Bab 85 Dona Salah Paham
86 Bab 86 Rahasia Yang terungkap
87 Bab 87 Menyakiti Rania
88 Bab 88 Masuk RSJ
89 Bab 89 Menikah Ke-3 Kalinya
90 Bab 90 Alif Dan Laila
91 Bab 91 Melahirkan
92 Bab 92 Selamat Datang Abhinaya
93 Bab 93 Derita Laila
94 Bab 94 Akila Jadi Rebutan
95 Bab 95 Kedatangan Teman Lama
96 Bab 96 Ambisi Michelle
97 Bab 97 Paket Misterius
98 Bab 98 Isinya Mengerikan
99 Bab 99 Ternyata Dia Pelakunya
100 Bab 100 Baby Naya di Culik
101 Pengumuman
102 Bab 101 Selamat Tinggal, Sayang
103 Bab 102 Bu Nani Pembunuh?
104 Bab 103 Meninggalkan Rumah
105 Bab 104 Minta Maaf
106 Bab 105 Bayar Hutang Kalian
107 Bab 106 Bertemu Rania
108 Bab 107 Mengunjungi Laila
109 Bab 108 Mengerjai Mertua Laila
110 pengumuman update
111 Bab 109 Michelle Menyukai Anto?
112 Bab 110 Permintaan Michelle
113 Bab 111 Ternyata Dia Masih Mencintainya
114 Bab 112 Bunuh Diri
115 Bab 113 Cinta Yang Datang Terlambat
116 Bab 113 Kecelakaan Membawa Berkah
117 Bab 114 Akhir Yang Indah
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1 Bertengkar Lagi
2
Bab 2 Lelah Yang Terbayar
3
Bab 3 Sabar
4
Bab 4 Mertua Cerewet
5
Bab 5 Tidak Pernah di Hargai
6
Bab 6 Status Whatsapp
7
Bab 7 Ceraikan Aku
8
Bab 8 Ku Beri Waktu Sebulan
9
Bab 9 Rasa Yang Memudar
10
Bab 10 Rezeki Yang Tak Terduga
11
Bab 11 Tamu Tak di Undang
12
Bab 12 Tamparan
13
Bab 13 Akhir Dari Segalanya
14
Bab 14 Minta Maaf
15
Bab 15 Mengenang Masa Lalu
16
Bab 16 Cemburu
17
Bab 17 Kejadian di Kolam Renang
18
Bab 18 Mengancam Bunuh Diri
19
Bab 19 Demi Rasa Kemanusiaan
20
Bab 20 Perubahan Sikap
21
Bab 21 Membayar Kontrakan
22
Bab 22 Bertemu Mantan
23
Bab 23 Permintaan Maaf
24
Bab 24 Bertemu Lagi
25
Bab 25 Belajar Ikhlas
26
Bab 26 Ketahuan
27
Bab 27 Terusir
28
Bab 28 Kejadian di Rumah Alif
29
Bab 29 Kedatangan Ibu Mertua
30
Bab 30 Lapor Polisi
31
Bab 31 Mencabut Laporan
32
Bab 32 Surat Panggilan
33
Bab 33 Di Tuduh Selingkuh
34
Bab 34 Sidang Pertama
35
Bab 35 Alisa Menghilang
36
Bab 36 Peringatan Keras
37
Bab 37 Kebun Binatang
38
Bab 38 Resmi Bercerai
39
Bab 39 Alif Sakit
40
Bab 40 Liburan
41
Bab 41 Mengunjungi Orang Tua Rangga
42
Bab 42 Tidur Satu Ranjang
43
Bab 43 Menyatakan Perasaan
44
Bab 44 Alif dan Desi
45
Bab 45 Kenikmatan Satu Malam
46
Bab 46 Pertemuan Tidak Terduga
47
Bab 47 Ke Sekolah Alisa
48
Bab 48 Desi si Penggoda
49
Bab 49 Lewat Masa Iddah
50
Bab 50 Pencurian
51
Bab 51 Undangan Pernikahan
52
Bab 52 Alif Menikah
53
Bab 53 Mantan Menantu Yang Sukses
54
Bab 54 Terjebak
55
Bab 55 Di Sekap
56
Bab 56 Berhasil Kabur
57
Bab 57 Di Rumah Rangga
58
Bab 58 Kedatangan Alif
59
Bab 59 Bertemu Teman Lama
60
Bab 60 Restu Orang Tua
61
Bab 61 Sifat Asli Desi
62
Bab 62 Alif Minggat
63
Bab 63 Makan Malam Keluarga
64
Bab 64 Membeli Seserahan
65
Bab 65 Lamaran
66
Bab 66 Pisah Ranjang
67
Bab 67 Keputusan Ku Sudah Bulat
68
Bab 68 Persiapan Pernikahan
69
Bab 69 Akhirnya Menikah
70
Bab 70 Malam Pertama
71
Bab 71 Rania Bahagia, Alif Terluka
72
Bab 72 Bulan Madu
73
Bab 73 Alisa di Bully
74
Bab 74 Sosok Laila
75
Bab 75 Cemburu
76
Bab 76 Hamil
77
Bab 77 Rahasia Alisa
78
Bab 78 Ngidam
79
Bab 79 Keadilan
80
Bab 80 Kunjungan Alif
81
Bab 81 Jadi Korban Preman
82
Bab 82 Acara Empat Bulanan
83
Bab 83 Ayah Untuk Akila
84
Bab 84 Jalan-Jalan
85
Bab 85 Dona Salah Paham
86
Bab 86 Rahasia Yang terungkap
87
Bab 87 Menyakiti Rania
88
Bab 88 Masuk RSJ
89
Bab 89 Menikah Ke-3 Kalinya
90
Bab 90 Alif Dan Laila
91
Bab 91 Melahirkan
92
Bab 92 Selamat Datang Abhinaya
93
Bab 93 Derita Laila
94
Bab 94 Akila Jadi Rebutan
95
Bab 95 Kedatangan Teman Lama
96
Bab 96 Ambisi Michelle
97
Bab 97 Paket Misterius
98
Bab 98 Isinya Mengerikan
99
Bab 99 Ternyata Dia Pelakunya
100
Bab 100 Baby Naya di Culik
101
Pengumuman
102
Bab 101 Selamat Tinggal, Sayang
103
Bab 102 Bu Nani Pembunuh?
104
Bab 103 Meninggalkan Rumah
105
Bab 104 Minta Maaf
106
Bab 105 Bayar Hutang Kalian
107
Bab 106 Bertemu Rania
108
Bab 107 Mengunjungi Laila
109
Bab 108 Mengerjai Mertua Laila
110
pengumuman update
111
Bab 109 Michelle Menyukai Anto?
112
Bab 110 Permintaan Michelle
113
Bab 111 Ternyata Dia Masih Mencintainya
114
Bab 112 Bunuh Diri
115
Bab 113 Cinta Yang Datang Terlambat
116
Bab 113 Kecelakaan Membawa Berkah
117
Bab 114 Akhir Yang Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!