Pria itu menghela napas dalam. Dari sudut pandang Q, entah mengapa gadis itu melihat kesedihan di mata K walau mungkin kesedihan itu tersamarkan oleh kekesalannya.
"Mengapa kau menatapku seperti itu? Aku pasti terlihat menyedihkan bagimu karena tidak bisa menangkap satu orang."
"Kenapa kau begitu yakin pria itu mengetahui sesuatu?"
"Dia mengaku sebagai orang yang sudah meninggal."
"Apa?"
K lalu menceritakan tentang pertemuan yang tidak disengaja itu.
Tentang seorang pria mencurigakan yang sedang mencari sesuatu hingga tentang K yang mengetahui kebohongan identitas pria itu karena sempat melihat kartu pengenal di dalam dompet yang dia temukan.
Kartu pengenal itulah yang diklaim oleh pria itu sebagai miliknya.
"Dompet itu milik Oberoy, salah satu Astorian yang tewas di insiden itu."
Seperti biasa, Q akan diam membisu saat mendengarkan sebuah cerita. Gadis itu lalu menoleh ke arah pintu masuk kandang kuda dan bersiul dengan irama tertentu setelah K menyelesaikan bicaranya.
Sepasang mata bercahaya pun muncul dari kegelapan diiringi geraman lirih dari sosok yang perlahan masuk ke dalam kandang.
Lynn lalu mengelilingi kaki Q beberapa kali sebelum akhirnya menyandarkan kepalanya di kaki gadis itu.
Q pun terlihat senang dengan kehadiran teman barunya. Dia mengelus kepala Lynn dan sedikit bermanja-manja dengan kucing besar itu.
"Apa kau sudah makan? Oh.. Sebaiknya belum karena sekarang waktunya untuk berburu."
Lynn lalu menghampiri K. Dia mengendus tubuh K terutama di telapak tangannya. Setelah mendapatkan sesuatu, hewan itupun pergi.
"Apa kau bisa bahasa kucing? Kau menyuruh kucing itu bekerja? Bukankah itu eksploitasi terhadap binatang?"
"Katakanlah itu pada para pemburu yang menjadikan hewan seperti mereka sebagai pemain sirkus. Lagipula apa yang kulakukan? Aku hanya membiarkan insting berburu Lynn muncul layaknya hewan buas pada umumnya. Terlebih lagi aku sedang tidak ingin berkeringat. Jadi sebelum kau menyuruhku untuk mengejar pria itu, aku membiarkan Lynn untuk mengambil alih."
Senyum manis dari Q tak lantas membuat K mengubah ekspresinya sehingga Q kembali memanyunkan bibir.
"Lalu apa yang kau dapat dari toko pakaian?"
"Peraturan. Ada peraturan aneh tentang penggunaan atribut di toko."
Q lalu menjelaskan dengan panjang lebar pada K mengenai peraturan itu.
"Jadi Tuan K, menurutku sebaiknya kita menuju Egras setelah Lynn berhasil mendapatkan pria yang kau bilang tadi."
Blarr!
Sebuah petir terdengar begitu menggelegar disertai hembusan angin kuat dari luar kandang. Kuatnya angin bahkan membuat lilin yang dinyalakan oleh K untuk menerangi ruangan pun menjadi padam sehingga kini tempat itu menjadi gelap gulita.
Kegelapan itu tentunya membuat K tak bisa melihat apapun. Saat dia meraba tanah untuk mencari korek api, tiba-tiba K melihat sepasang mata yang bercahaya diantara kegelapan yang mengepung tempat itu.
(Lynn sudah kembali? Cepat sekali!)
Ketika lilin kembali menyala, pria itu menoleh ke kiri dan kanan. Disapukan seluruh pandangannya di dalam kandang dan ternyata tak melihat Lynn di sana.
"Aneh.."
"Apa yang aneh?"
K tak menanggapi pertanyaan dari Q. Dia masih sibuk memikirkan mata siapa gerangan yang tadi menyala di dalam gelap.
Pria tampan itu lalu teringat bahwa mata Lynn berwarna kuning kehijauan. Sangat berbeda dengan dia lihat tadi dimana mata itu berwarna abu-abu. Hampir serupa dengan matanya sendiri. K lalu melirik ke arah Q.
"Apa?"
(Benar! Tak mungkin Nona Q! Mata gadis itu berwarna biru. Lantas siapa?!)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments