Q pun semakin tergelitik untuk terus menggoda K. Namun gadis itu segera mengurungkan niatnya ketika dia melihat ekspresi K yang makin serius.
"Kau mulai hening lagi.. Ah.. Aku jadi penasaran kenapa Tuan Federick memberikan partner yang membosankan seperti ini.."
"Kau bisa mundur dari pekerjaan ini jika begitu bosan."
"Aku ingin seperti itu, tapi janji adalah janji. Tak peduli se bosan apa diriku, aku akan menepati janjiku pada pria tua itu."
"Pastikan saja kau tidak merepotkan ku nantinya."
Q menghela napas panjang. Dia lalu masuk ke dalam tenda dan tengkurap di atas tanah yang hanya dibatasi oleh selembar kain.
Gadis itupun membaca buku yang dia bawa sambil mulai mengayun-ayunkan kaki.
"Aku lihat kau begitu percaya diri dengan kemampuan yang kau miliki. Benarkah kau begitu hebat seperti yang Tuan Federick katakan? Sejujurnya aku pun tak mau repot dan ingin segera menyelesaikan pekerjaan ini. Begini saja, aku biarkan kau yang memimpin. Aku juga tak akan mencampuri setiap pertarungan mu sampai kau sendiri yang meminta. Adil, kan?"
**
Bau amis masih tercium tajam dari bekas pengeboman di jantung kota Suiden.
Sudah lama sejak tragedi pengeboman berlalu, namun rupanya para petinggi Suiden membiarkannya begitu saja. Mereka hanya mengevakuasi mayat yang bergelimpangan dan membersihkan puing-puing reruntuhan dengan seadanya.
"Dimana tepatnya manset itu ditemukan?"
"Di sana."
K pun mengikuti kemana arah telunjuk dari Q. Keduanya lalu mendekat ke titik itu.
"Di sekitar sini sepertinya tidak ada toko pakaian. Lalu bagaimana sebuah manset mahal seperti itu bisa ditemukan di lokasi ini?"
"Artinya benda itu memang milik pelaku. Yang perlu kita selidiki adalah dimana toko yang membuat manset itu. Dengan begitu akan lebih mudah melacak pemiliknya." jawab K.
"Baiklah."
Tanpa menunggu reaksi dari K, Q pun langsung beranjak dan menghilang di kegelapan. Di sisi lain pria itu hanya menatap kepergian Q sambil tersenyum kecil.
Sedetik kemudian K menghilangkan senyum itu dari wajahnya. Dia juga heran mengapa dia bereaksi demikian.
K begitu kebingungan hingga tak menyadari bahwa tangannya telah tergores sesuatu.
Pria tampan itupun mengambil benda yang membuat darah menetes dari jarinya. Sebuah serpihan pisau pun segera menyita perhatiannya.
Serpihan pisau itu begitu kecil, mungkin hanya berukuran 1x1 cm. Warna kemilaunya pun sudah memudar sehingga jika tangan K tak tergores, dia tak mungkin tahu keberadaan benda itu.
Mata K menyipit di depan serpihan pisau. Ada sebuah cekungan kecil yang tertinggal di atasnya.
(Kenapa aku seperti tak asing dengan bagian ini? Dimana aku pernah melihatnya?)
Srek..
Dengan cepat K menyelinap di antara reruntuhan lalu memanjat atap bangunan yang masih tersisa tak jauh dari tempatnya menemukan serpihan pisau.
Ditajamkannya indera pendengaran pria itu sembari menyelidik siapa gerangan yang telah membuat suara.
Seorang pria dengan postur tubuh yang tak begitu besar pun muncul dari kejauhan. Dia berkali-kali menoleh ke sisi kiri dan kanan yang semakin membuat gerak-geriknya mencurigakan.
Sosok itu memakai topi dan berpakaian serba gelap. Ditambah lagi kini dia terlihat mengais-ngais tanah yang mengisyaratkan bahwa sedang mencari sesuatu.
"Sial!"
Diapun mendengus kesal karena belum menemukan yang dia cari.
Semua gerak-gerik sosok itu telah terekam di ingatan K. Namun ada sesuatu yang menarik perhatian K sehingga membuatnya melompat turun dan berdiri tepat beberapa langkah dari pria misterius itu.
"Mencari ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Miss_Ay
🥰
2023-01-11
0
Rhiyaaa
ok lanjut kak author semangat
gemes liat interaksi k&Q😅
2023-01-11
0