Bagian 2 (Gas !)

“Saya bukan orang lemah jangan mengundang saya untuk kasar, kamu bukan orang besar jadi jangan dibesar-besarkan”

~~ LYSM ~~

Aldrina bukanlah orang yang suka berdebat terlebih pada orang yang tidak dikenalnya. Namun mendengar itu Aldrina tidak terima jika seseorang menyinggung ibunya yang sudah meninggal kini yang ada diotaknya gaskan pun jadi. Aldrina langsung menjambak rambut wanita itu didepan mata Dandra sementara siswa-siswi lain yang terlambat heboh menyaksikan pertengkaran itu. Awalnya Olivia tidak mau membalas Aldrina karena adanya Dandra namun rasa keinginannya membalas kini jauh lebih besar. Dandra hanya terlihat cuek melihat itu dan tidak berinisiatif untuk melerai keduanya. Kemudian Felix datang berlari menghampiri kerumunan itu untuk melerai

“STOP”teriaknya sambil memisahkan keduanya

“Dandra bantu gue megangin Oliv” seru Felix pada Dandra yang masih berdiam diri

Mendengar itu Dandra merasa sangat kerepotan tapi mau tidak mau kini dia memang harus turun tangan. Dipeganginya Olivia yang sudah terlihat sangat berantakan begitu pula Felix menahan Aldrina yang masih memberontak.

“Stop Drin jangan buat malu”tegur Felix untuk mengembalikan kesadaran Aldrina

Aldrina pun tersadar kemudian menepis tangan Felix yang memeganginya sekarang.

“Awas”kata Aldrina kasar

“Sakit kali nih cewek"cibir Olivia melihat Aldrina yang sangat kasar pada Felix

“Kalo berani sini, cih”kata Aldrina geram

“Udah udah cukup! Kita ke BK sekarang”tegas Felix sambil menarik tangan Aldrina

“Ia gue bisa sendiri udah jangan sentuh gue, jijik tau gak!”seru Aldrina menepis tangan Felix kasar kemudian memungut tasnya yang sudah jatuh dan menuju ruang BK

Aldrina dan Olivia pun masuk ruang BK hal itu membuat Aldrina semakin kesal yang benar saja Olivia tidak dihukum hanya mendapat teguran ringan dari ibu Ika yang menjadi pengurus BK sementara Aldrina tidak diperbolehkan masuk ke dalam kelas yang berarti dia tidak dianggap hadir hari ini dan sialnya Aldrina juga tidak diperbolehkan untuk pulang.

“Tuhan apesnya aku kok gini kali ya”sungut Aldrina sambil menghempaskan kaki di bawah pohon rindang sekolah

Aldrina saat ini dihukum tapi apa boleh buat dia hanya bisa menerimanya agar tidak bosan Aldrina memilih untuk membaca novel dan tiba-tiba saja Dandra hadir di manik matanya yang membuat Aldrina mengikuti langkah itu. Ternyata hari ini kelas 12 MIA-1 ada jadwal olahraga bukannya memikirkan nasibnya Aldrina malah menonton Dandra dan sekelasnya bermain basket dalam jarak yang cukup dekat. Siapa saja bisa melihat apa yang dilakukan Aldrina sudah dihukum eh malah gak merasa di hukum.

“Kenapa sih gue kok kepo amat sama dia padahal tadi jahat banget, aih cakep amat daa”kata Aldrina tanpa sadar dengan pandangan tidak lepas dari Dandra

Entah apa yang dia pikirkan Aldrina berlari ke arah kantin kemudian kembali membawakan sebotol air mineral niatnya ingin memberikan kepada Dandra eh tau-taunya cewek-cewek sekelas Dandra sudah duluan melakukannnya termasuk Olivia namun ditolak begitu saja. Aldrina yang melihat itu justru melempar mineral yang dibelinya tadi tepat ke arah Dandra untung dengan mantap ditangkap oleh Dandra kalau tidak lebamlah kepala Dandra karena ulah Aldrina dan mungkin akan membuat Aldrina masuk ruang BK lagi. Setelah berhasil ditangkap oleh Dandra, Aldrina memilih untuk kabur. Walaupun langkah Aldrina cukup cepat namun tidak bisa dibandingkan dengan langkah Dandra yang kemudian mengejarnya. Dandra mencekal tangan Aldrina kini Aldrina bisa merasakan keringat Dandra telah menempel dilengannya dia memilih bersikap biasa saja kemudian menepis tangan itu.

“Bau”seru Aldrina membuat dahi Dandra berkerut kemudian mengembalikan botol minum itu yang benar saja Dandra mengembalikannya setelah meminum setengah pikir Aldrina.

“Tenang enggak diminum cuma nyuci muka”kata Dandra datar kemudian pergi

Mendengar itu Aldrina sedikit kecewa namun lebih baik baginya untuk tidak melama-lamakan dirinya dibawah terik matahari. Aldrina kembali ke depan kelas menunggu Shirene pulang. Akhirnya Shirene keluar yang berarti waktunya pulang.

”Woi Rin”teriak Shirene mengejutkan Aldrina yang serius membaca

“Eh monyet”kata Aldrina latah

“Parah lo Rin ninggalin gue seharian sendirian di kelas”kata Shirene merengut

“Gue lagi sial gini dihibur kek etdah! Pinjam buku-buku catatan tadi besok gue balikin, banyak gak catatan tadi?”balas Aldrina lebih merengut

“Gila Rin banyak banget malah apalagi catatan matematika untung gue selesai nyatat tadi, ini tuan putri”kata Shirene sambil memberikan buku-bukunya

Aldrina tersenyum kemudian mengecek apa yang ditulis Shirene sebentar lalu memasukkannya ke dalam tas.

***

Alarm Aldrina berbunyi kemudian dia segera bergegas mandi tidak ingin mengulangi hal yang sama untuk kedua kalinya

“Kumencintaimu lebih dari apa pun meskipun tiada satu orang pun yang tau…..”

Seperti biasa Aldrina konser di kamar mandi selain hobbi membaca Aldrina sangat suka bernyanyi dan memiliki suara yang cukup bagus.

“Pagi bibi...Sarapannya udah ada?”tanya Aldrina sambil memeluk bibi Inem yang bekerja dirumahnya

“Pagi non gelis, udah tinggal makan aja non”balas bibi Inem dengan sifat keibuannya

Bibi Inem adalah pembantu rumah tangga di rumah Aldrina sejak ia masih kecil, bibi Inem seperti ibu untuknya karena bibi Inem lah yang selalu menjaga Aldrina sejak kecil ketika ayahnya sibuk bekerja dan kakaknya pergi sekolah.

Sesampai di kelas, Aldrina meletakkan tas dibangkunya kemudian mengeluarkan buku-buku Shirene dan membuat buku-buku itu di laci Shirene. Lalu Aldrina kembali membaca novel. Aldrina memang terkenal pendiam di kelas dan hanya berbicara banyak pada Shirene saja. Saat ini seisi kelas membicarakannya dibelakang memberikan pandangan risih dan tidak suka pada Aldrina namun Aldrina tidak sadar akan hal itu.

“Hei hei Aldrina”teriak Shirene berjalan memasuki kelas dengan sebungkus keripik di tangannya

“Anak yang satu ini”gumam Aldrina sambil geleng-geleng kepala

“Rin kamu harus nyoba ini rasa baru tau enak banget tadi ada diskonnya gede lagi! Sayang uang aku gak cukup buat beli banyak”oceh Shirene seperti seorang spoiler film sambil mengunyah

“Diskon?”guman Aldrina

"Hooh"jawab Shirene mengangguk

“Beli dimana ndut?”tanya Aldrina penasaran

“Iiih apaan sih Rin jangan manggil gue gendut panggil imut aja kan kalem”kata Shirene merengut

“Receh lo ia ia gak bakal dipanggil kayak gitu lagi, dah ah dimana belinya? Kasih tau gue entar keburu masuk nyet”

“Gila lo Rin semangat amat! Itu di Indomaret deka…”

Kini Shirene yang geleng-geleng kepala melihat tingkah Aldrina, orangnya sudah kabur demi diskon jajanan. Aldrina pun belari keluar pagar masih ada 20 menit pasti cukuplah lagian cuma beli itu aja pikirnya. Aldrina kemudian melangkah memasuki Indomaret tanpa berlama-lama mencari, Aldrina menemukan jajanan yang dimakan Shirene tadi dia langsung mengambil 5 bungkus dan membawanya ke kasir. Kemudian buru-buru kembali ke kelas.

“Gila lo Rin, banyak amat itu woi, buat gue dua yah”kata Shirene sambil nyengir

“Ogah”tolak Aldrina mentah-mentah

Sementara teman-teman sekelas yang lain hanya merasa aneh melihat tingkah Aldrina dan tidak terlalu peduli. Tiba-tiba saja Gilbert orang paling tidak bisa tenang di kelas masuk dengan wajah khawatir

"GAWATTTTT.."teriak lelaki itu

“Kenapa soplak?”tanya Tian ketua kelas mereka

“Soplak jidat lu ah, nyesek gue”

“Idih baperan si curut”kata Tian lagi

“Lu ma ah gitu amat sama gue, hiks hiks..” pura-pura nangis, jeda bentar lalu kemudian

"RAZIAAAA"teriak Gilbert

Bagaikan sambaran petir di siang bolong bagi Aldrina.

“Anjir serius?”tanya Aldrina refleks yang membuat semuanya heran seperti yang dikatakan tadi Aldrina bukanlah orang yang mau berbicara di kelas dan sekarang sekali bicara ungkapan indah pun terlontar.

“Gue serius! Tadi gue lewat ruang OSIS mereka lagi diskusi nentuin siapa-siapa aja yang bakal masuk ke kelas”

“Gimana ini aduh jajan gue huah”kata Aldrina merengek

Yang membuat semuanya bertambah heran seorang Aldrina merengek dan mengeluh dengan sekelas ada apa dengan dunianya. Aldrina melompat-lompat tidak jelas didekat bangkunya berpikir mau menyembunyikan jajan itu dimana. Pasalnya OSIS tidak memperbolehkan membawa makanan ke kelas apalagi dari luar sekolah kecuali tidak ketahuan ya tidak masalah. Aldrina kemudian membawa kantongan itu dan ingin menyembunyikannya di kamar mandi namun bu Lili guru Biologi sudah terlanjur datang dan masuk ke kelas mereka.

“Pasrah ajah deh uangku hiks”batin Aldrina dengan wajah sedih

Tidak berselang lama anggota OSIS pun masuk dan yang masuk ke kelas X-MIA 3 adalah Felix dan Dandra

“Mereka lagi? Dunia sempit”oceh Aldrina pelan yang menarik perhatian Dandra

“Permisi bu ganggu waktunya bentar’’seru Felix pada Bu Lili yang mengangguk setuju

“Halo adik-adik”sapa Felix dengan sikap khas playboynya lalu memamerkan senyum indahnya

“Lagi-lagi sok”cibir Aldrina dia sangat tidak menyukai Felix yang seperti itu, dulu hampir saja Aldrina menyukainya untunglah Aldrina langsung tersadar akan adanya sikap buaya darat Felix.

“PAGI KAK’’Balas mereka semangat terlebih cewek-cewek

“idih gak bisa liat cowok dikit apa”omel Aldrina

“Rin kok lo sensitif amat dah! Dari tadi mereka dua dengar oi sadar napa kita duduk paling depan”bisik Shirene menyadarkan Aldrina, Aldrina pun hanya mayun dan tak peduli.

“Baik adik-adik biar cepat langsung aja jujur kemudian langsung membawa semua yang kalian anggap melanggar kesini! Kan kalian udah tau peraturan sekolah diwaktu MOS!” kata Felix menjelaskan sambil menggendong sebuah kotak

“Iaa ka..”

Mereka begitu penurut mungkin karena masih siswa baru banyak headset yang tertangkap, kosmetik, kaus kaki, tali pinggang bahkan sepatu.

“Baik trimakasih atas kejujuran adik-adik walaupun begitu kalian tidak keberatankan kami periksa kembali dan nanti yang butuh barangnya kembali silahkan melapor ke ruang OSIS”seru Felix lagi

Setelah seisi kelas setuju Dandra dan Felix pun melaksanakan tugasnya dan tibalah giliran Aldrina mata cipitnya membesar ketika Dandra mengeluarkan kantogan plastik jajanan tadi yang susah payah Aldrina masukkan ke dalam tas.

“Tau ini melanggar?”tanya Dandra tegas

“Siap enggak kak”jawab Aldrina bohong

“Tapi kalo kakak mau silahkan”lanjut Aldrina sembari tersenyum begitu manis

JLEBB

Semuanya terheran-heran ada juga yang tertawa dan berbisik-berbisik. Dandra pun merasa terpancing begitu pula Felix baru kali ini dia melihat Aldrina bersikap seperti itu.

“Maaf yah kak saya kemaren enggak ikut MOS mana saya tau ada peraturan begituan”jawab Aldrina polos, bu Lili pun hanya bisa geleng-geleng dan tidak berniat untuk ikut campur

“Baik alasan kamu masuk akal tapi peraturan tetap peraturan maaf ini tidak bisa kembali”kata Dandra sinis

“Yaudah ambil buat kamu”jawab Aldrina cuek lenyap sudahlah semuanya

Sepulang sekolah Aldrina terpikir akan jajanan itu uang yang dikeluarkannya pun lumayan untuk membelinya merasa sayang bila disia-siakan Aldrina pergi ke ruang OSIS.

TOK TOK TOK

Dengan wajah menunduk tanpa basa-basi “Bisa kasih ke aku kak sebungkus”kata Aldrina dengan nada sedikit memohon dan tidak berani menaikkan kepalanya tidak juga direspon Aldrina memberanikan diri menaikkan kepalanya betapa terkejut dan sedihnya Aldrina melihat jajanannya sudah mulai habis diterkam oleh anak-anak OSIS

“Sialan”kata Aldrina kasar lalu pergi begitu saja

“Gila tuh cewek! Bunga aja kalah’ respon Gery salah satu anggota OSIS

“Jaga mulut lo Ger”tegur Felix tidak suka kemudian mengejar Aldrina yang membuat dahi Dandra kembali bekerut.

***

Terpopuler

Comments

Matahari

Matahari

sabar aldriana.kalau pake emosi pasti bakal ribut .apalagi hari pertama sekolah.wah bisa dibawa ke ruang BK kalau ribut di sekolah

2023-02-18

4

Nadia

Nadia

aduh baru juga masuk sekolah udah ribut.ada ada aja pasti tomboy ni aldriana

2023-02-18

3

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Stargirl✨

Hmm... Hal seperti itu memang tidak baik, pantas saja temannya bisa naik emosi. Harusnya kan dia bisa sedikit paham hadeh... 🤦🏻

2023-02-18

4

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1 (Terlambat)
3 Bagian 2 (Gas !)
4 Bagian 3 (Rumah Dandra)
5 Bagian 4 (Perlombaan Day 1)
6 Bagian 5 (Perlombaan The End)
7 Bagian 6 (Merdekaku)
8 Bagian 7 (Kasar)
9 Bagian 8 (Ekstrakulikuler)
10 Bagian 9 (Kembali)
11 Bagian 10 (Luna)
12 Bagian 11 (Hari Pertama)
13 Bagian 12 (Api Cemburu)
14 Bagian 13 (Malam Minggu)
15 Bagian 14 (Masalah dan Kenangan)
16 Bagian 15 (Pertengkaran Antar Kekasih)
17 Bagian 16 (Beli Novel)
18 Bagian 17 (Aku datang Perpustakaan)
19 Bagian 18 ( Kamar Tidur Dandra)
20 Bagian 19 ( Club dan Kesadaran)
21 Bagian 20 (Jadian?)
22 Bagian 21 (Sekilas Tentang Mila)
23 Bagian 22 (Badmood atau cemburu?)
24 Bagian 23 (Mila Vs Aldrina)
25 Bagian 24 ( Kakak Adek)
26 Bagian 25 (Jatuh Pingsan)
27 Bagian 26 (Memasuki Cafe)
28 Bagian 27 (Penculikan Aldrina)
29 Bagian 28 (Menemukan Aldrina)
30 Bagian 29 (Protektif)
31 Bagian 30 (Bad Mood)
32 Bagian 31 (Drakor Dakjal)
33 Bagian 32 (Sampai di Rumah Aldrina)
34 Bagian 33 (Suit)
35 Bagian 34 (Sebelum Tanding Basket)
36 Bagian 35 (Sakit Perut)
37 Bagian 36 (Khawatir)
38 Bagian 37 (Drama Pagi)
39 Bagian 38 (Tragedi Basket)
40 Bagian 39 (Aku kembali, kamu pergi)
41 Bagian 40 ( Kembali ke Awal?)
42 Bagian 41 (Rumah Sakit Lagi)
43 Bagian 42 (Ujian Legend)
44 Bagian 43 (Kesialan yang Berujung Kebahagiaan)
45 Bagian 44 ( Berkunjung ke Rumah Luna)
46 Bagian 45 (Saling Terbuka)
47 Bagian 46 ( Sel Tahanan)
48 Bagian 47 (Ngambek Gak Jelas)
49 Bagian 48 (Malam yang Indah)
50 Bagian 49 (Gilbert mengulah lagi)
51 Bagian 50 ( Bertukar Pikiran)
52 Bagian 51 (Kehangatan Keluarga)
53 Bagian 52 (Kenzo Vs Aldrina)
54 Bagian 53 (Kesal)
55 Bagian 54 (Kenzo Tak Berperasaan)
56 Bagian 55 (Diantar Pulang)
57 Bagian 56 (Dandra Vs Kenzo)
58 Bagian 57 (Penampilan Yang Berbeda)
59 Bagian 58 (Atap Sekolah)
60 Bagian 59 (Mulan dan Kenzo)
61 Bagian 60 (Menangis)
62 Bagian 61 (Pembagian Rapor)
63 Bagian 62 (Malam Sebelum Perayaan)
64 Bagian 63 (Omelan Bimo)
65 Bagian 64 (Bahagia Natal)
66 Bagian 65 (Ajakan Kenzo)
67 Bagian 66 (Akan bertemu Papa Mertua)
68 Bagian 67 (Sahabat Dulu?)
69 Bagian 68 (Rencana ke London?)
70 Bagian 69 (Membujuk Papa)
71 Bagian 70 (Akan bertemu Mulan)
72 Bagian 71 (Kebisingan di Pagi Hari)
73 Bagian 72 (Penyebab Kematian Kaylee)
74 Bagian 73 (Rumah Kenzo)
75 Bagian 74 (Nadya Marah)
76 Bagian 75 (Semua tentang Keluarga)
77 Bagian 78 (Universitas London 2)
78 Bagiann 76 ( London)
79 Bagian 77 (Universitas London)
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1 (Terlambat)
3
Bagian 2 (Gas !)
4
Bagian 3 (Rumah Dandra)
5
Bagian 4 (Perlombaan Day 1)
6
Bagian 5 (Perlombaan The End)
7
Bagian 6 (Merdekaku)
8
Bagian 7 (Kasar)
9
Bagian 8 (Ekstrakulikuler)
10
Bagian 9 (Kembali)
11
Bagian 10 (Luna)
12
Bagian 11 (Hari Pertama)
13
Bagian 12 (Api Cemburu)
14
Bagian 13 (Malam Minggu)
15
Bagian 14 (Masalah dan Kenangan)
16
Bagian 15 (Pertengkaran Antar Kekasih)
17
Bagian 16 (Beli Novel)
18
Bagian 17 (Aku datang Perpustakaan)
19
Bagian 18 ( Kamar Tidur Dandra)
20
Bagian 19 ( Club dan Kesadaran)
21
Bagian 20 (Jadian?)
22
Bagian 21 (Sekilas Tentang Mila)
23
Bagian 22 (Badmood atau cemburu?)
24
Bagian 23 (Mila Vs Aldrina)
25
Bagian 24 ( Kakak Adek)
26
Bagian 25 (Jatuh Pingsan)
27
Bagian 26 (Memasuki Cafe)
28
Bagian 27 (Penculikan Aldrina)
29
Bagian 28 (Menemukan Aldrina)
30
Bagian 29 (Protektif)
31
Bagian 30 (Bad Mood)
32
Bagian 31 (Drakor Dakjal)
33
Bagian 32 (Sampai di Rumah Aldrina)
34
Bagian 33 (Suit)
35
Bagian 34 (Sebelum Tanding Basket)
36
Bagian 35 (Sakit Perut)
37
Bagian 36 (Khawatir)
38
Bagian 37 (Drama Pagi)
39
Bagian 38 (Tragedi Basket)
40
Bagian 39 (Aku kembali, kamu pergi)
41
Bagian 40 ( Kembali ke Awal?)
42
Bagian 41 (Rumah Sakit Lagi)
43
Bagian 42 (Ujian Legend)
44
Bagian 43 (Kesialan yang Berujung Kebahagiaan)
45
Bagian 44 ( Berkunjung ke Rumah Luna)
46
Bagian 45 (Saling Terbuka)
47
Bagian 46 ( Sel Tahanan)
48
Bagian 47 (Ngambek Gak Jelas)
49
Bagian 48 (Malam yang Indah)
50
Bagian 49 (Gilbert mengulah lagi)
51
Bagian 50 ( Bertukar Pikiran)
52
Bagian 51 (Kehangatan Keluarga)
53
Bagian 52 (Kenzo Vs Aldrina)
54
Bagian 53 (Kesal)
55
Bagian 54 (Kenzo Tak Berperasaan)
56
Bagian 55 (Diantar Pulang)
57
Bagian 56 (Dandra Vs Kenzo)
58
Bagian 57 (Penampilan Yang Berbeda)
59
Bagian 58 (Atap Sekolah)
60
Bagian 59 (Mulan dan Kenzo)
61
Bagian 60 (Menangis)
62
Bagian 61 (Pembagian Rapor)
63
Bagian 62 (Malam Sebelum Perayaan)
64
Bagian 63 (Omelan Bimo)
65
Bagian 64 (Bahagia Natal)
66
Bagian 65 (Ajakan Kenzo)
67
Bagian 66 (Akan bertemu Papa Mertua)
68
Bagian 67 (Sahabat Dulu?)
69
Bagian 68 (Rencana ke London?)
70
Bagian 69 (Membujuk Papa)
71
Bagian 70 (Akan bertemu Mulan)
72
Bagian 71 (Kebisingan di Pagi Hari)
73
Bagian 72 (Penyebab Kematian Kaylee)
74
Bagian 73 (Rumah Kenzo)
75
Bagian 74 (Nadya Marah)
76
Bagian 75 (Semua tentang Keluarga)
77
Bagian 78 (Universitas London 2)
78
Bagiann 76 ( London)
79
Bagian 77 (Universitas London)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!