“Pada saat-saat tergelapku kau hadir menuntunku untuk melihat cahaya”
~~ LYSM ~~
Aldrina menggaruk lehernya yang tidak gatal kini air matanya sudah berhenti mengalir, seragam sekolah Dandra basah kuyup akibat air mata Aldrina yang membanjirinya. Dandra tersenyum manis pada Aldrina lagi-lagi Dandra tidak sengaja menunjukkan lesung pipinya.
“Gimana udah baikan?’tanya Dandra pada Aldrina mencairkan suasana
Aldrina mengangguk kemudian keduanya kembali melanjutkan perjalanan pulangnya. Didepan gerbang hitam ya rumah Aldrina, Dandra memberhentikan motornya. Mereka berdua bertemu dengan Bimo yang kini sudah menatap tajam keduanya terlebih pada Dandra.
“Ciee”ejek Bimo
“Apasih kak, dah ah aku kedalam dulu mau ngambil barangnya kak Dandra yang aku pinjam”tutur Aldrina
“Aciee ciee ciee udah saling pinjam pinjam barang”tambah Bimo lagi menggoda adiknya itu
Kini tinggallah Bimo dan Dandra disana.
“Eh Dan ayok masuk “ajak Bimo
“Gak usah kak disini aja”
“Ih panggil nama aja bro seakan gue tua amat lo manggil kakak” Dandra pun tersenyum
“Dan gue sebagai kakak yang sayang adek kalo lo emang suka sama adek gue gapapa lo di dekat dia gue terima, tapi kalo emang lo gak suka berhenti di dekat adek gue walaupun dia tetap ngedekatin lo, gak tega lagi lihat tuh bocah nangis berhari-hari di kama…”
“Kamar apa kak?”potong Aldrina yang ditengah pembicaraan keduanya
“Bocah gak boleh tau”balas Bimo mengedipkan matanya lalu mengacak-acak rambut Aldrina dan pergi meninggalkan keduanya
Untung saja Aldrina tidak mendengar semuanya, Aldrina mendengus kesal melihat tingkah kakaknya itu. Sementara Dandra penasaran akan cerita Bimo yang seakan menggantung.
“Apa itu ada kaitannya dengan kejadian tadi?’tanya Dandra dalam hati
“Eh kak ini jaketnya makasi lo udah ada aku cuci pakek cinta”kata Aldrina lagi-lagi menggoda Dandra
“Bisa gak sehari aja engga ngapa-ngapai saya”kata Dandra pada Aldrina yang sedang cengengesan
“HAHAHA, kalo aku diam yakin deh pasti kakak kangen, yaudah deh sana hus hus”balas Aldrina dengan nada mengusir
Dandra pun menatap kesal Aldrina baginya Aldrina adalah wanita yang penuh dengan kejutan yang tidak terduga Aldrina begitu menghiasi kehidupan Dandra yang biasanya terlalu sunyi. Setelah Dandra kembali ke rumahnya Aldrina menutup gerbang dan masuk ke rumah. Tadi saat dia sampai di rumah ayahnya Gandhi yang sudah di rumah memanggilnya, Aldrina cepat-cepat masuk kedalam rumah untuk menjumpai Gandhi.
“Eh papa... Kok tumben cepat pulang?’tanya Aldrina sambil memeluk ayahnya dan duduk disamping manusia yang paling dicintainya itu
“Duh putri papa udah besar ada yang ingin papa katakan”
“Apaan tuh serius amat pa?”tanya Aldrina penasaran
“Masih ingatkan Luna anaknya tante Mira? Hari ini baru aja kembali dari London sayang”tutur Gandhi pada putrinya itu
Aldrina membeku di tempatnya ada rasa bahagia yang sangat dirasakannya saat ini namun rasa kesedihan pun mulai menjalari pikirannya.
Flashback On
Aldrina memainkan bola basket begitu bersemangat, semenjak Luna menyuruhnya Aldrina menjadi sangat menyukai bermain basket disana ada juga Felix yang menemaninya bermain, hari sudah sore tapi keduanya masih nyaman pada posisi masing-masing sementara Luna yang tadinya ada urusan meninggalkan keduanya terlebih dahulu dan nanti akan kembali lagi membawakan minuman dan makanan untuk mereka bertiga. Aldrina mencoba berbagai gaya untuk memasukkan bola itu ke dalam ring basket melihat Aldrina begitu sangat ceria tanpa disadari Felix terpikat padanya. Kali ini Aldrina ingin menggunakan teknik memasukkan bola basket dengan cara slam dunk. Aldrina mulai mengambil ancang-ancang, tingginya saja sebenarnya belum memenuhi syarat untuk melakukannya namun keinginannya lebih kuat. Aldrina langsung melompat melayang di udara kakinya seakan sudah sangat jauh di udara. Aldrina bingung kenapa dia bisa mencapai ring basket itu rasanya mustahil. Ternyata dibawah sudah ada Felix yang menahan kedua kakinya.
“Eh kak Felix turunin cepatan bolanya udah masuk kok”kata Aldrina melihat aksi Felix
“Kalo gak mau gimana?”balas Felix sambil memandang Aldrina kearah atas
Aldrina pun memberontak yang membuat Felix hilang kuda-kuda keduanya terjatuh dengan posisi Aldrina berada tepat diatas Felix. Aldrina bisa mendengar detak jantung Felix yang tidak teratur dia pun sama halnya terlebih karena syok akibat kejadian itu, pandangan keduanya masih saling bertemu.
“ALDRINA”pekik Luna seperti menahan tangis
“Eh Lun aku bisa jelasin”tutur Aldrina sambil berdiri kemudian berlari menghampiri Luna
Luna menangis tersedu-seduh ingin sekali dia melarikan diri dari tempat itu sekarang juga “Ini enggak seperti yang kamu bayangin itu cuma kecelakaan Lun, percaya sama aku”
Luna pun ingin mempercayai Aldrina tapi “Benar kak Felix ini cuma salah paham?”tanya Luna pada Felix yang kini melihat keduanya dengan tatapan heran
“Iya ini salah paham tapi bukan berarti aku tidak menyukainya”jelas Felix jujur
Mendengar itu Luna tidak bisa menerimanya tubuhnya seakan melemas dan hampir jatuh ke lantai. Baginya Felix adalah alasan utamanya untuk semangat hidup dan kini sahabatnya sendiri seakan merebut dunianya. Luna menatap benci pada Aldrina dan langsung berlari meninggalkan keduanya.
“Kalo lo ngejar gue, gue gak bakalan pernah maafin lo seumur hidup gue Drin”ancam Luna ditengah rasa sakit yang iya rasakan
Setelah kepergian Luna “Apa maksudnya tadi?”tanya Aldrina pada Felix dengan nada marah
“Yah kayak yang kamu lihat dia suka sama aku dan aku suka sama kamu”
“Kamu kira lucu kak”
“Enggak yang bilang lucu siapa”
“Apa kamu pernah kasih harapan sama Luna”
“Enggak cuma aku sering mengantarnya pulang dan check up ke RS bukan yang lain-lain”jelas Felix
“Disitu kakak udah kasih harapan”teriak Aldrina kini air matanya juga membanjiri pipinya
Selama ini Aldrina tidak sadar bahwa Luna begitu meyukai Felix dan Aldrina pun hampir menyukai Felix namun dengan kejadian ini yang ada Aldrina menjadi membencinya.
“Lo playboy kak”tutur Aldrina dengan nada gemetar dan marah lalu pergi meninggalkan Felix yang masih tidak menyangka kejadian ini
Aldrina tidak pulang ke rumahnya dia langsung pergi ke rumah Luna disana Aldrina bertemu dengan Mira.
“Maaf sayang bunda juga gak bisa-apa”kata Mira dengan wajah yang turut sedih
Luna mengancam Mira dengan hal bodoh jika membiarkan Aldrina memasuki kamarnya. Di depan pintu kamar Luna dengan isak tangis
“Lun hiks hiks hiks maaf jangan gini, aku sama sekali gak bermaksud nyakitin kamu Lun, Lun aku sayang banget sama kamu, kamu satu-satunya sahabatku dari kita kecil aku gak ingin kehilangan hadiah Tuhan ini, aku janji Lun bakal jauhin kak Felix kalo perlu aku gak usah lagi main basket hiks hiks, Lun keluar”kata Aldrina memohon dengan air mata yang terus mengalir bagi Aldrina kini Luna adalah segalanya setelah Gandhi dan Bimo
“Pulang Drin aku lagi gak butuh kamu dan seperti yang kamu katakan barusan jika kamu melakukannya aku gak akan mau jadi sahabat kamu, aku gak suka dikasihani karena aku penyakitan”balas Luna dengan nada marah diselingi tangis juga
Semenjak hari itu Aldrina tidak pernah bertemu lagi dengan Luna, Mira mengatakan bahwa Luna sudah pergi ke London sejak hari itu dan akan melanjutkan sekolahnya di London.
Flashback Off
Tidak terasa hari sudah gelap seperti biasa ketika Aldrina merasa bahwa dunianya tidak indah dia akan pergi ke taman komplek untuk menenangkan dirinya. Aldrina berbaring dibangku panjang ditatapnya bintang-bintang indah yang menghiasi angkasa.
“Disaat seperti ini aku butuh bunda”kata Aldrina dengan mata yang mulai berkaca-kaca sambil menatap langit
“Bunda lagi diataskan? Lagi lihat Aldrina? Bunda sehatkan? Aldrina lagi sedih bun, apa yang harus Aldrina lakukan bun? Hisks hiks Aldrina rindu"kata Aldrina mengeluarkan semua yang ada dibenaknya
Dandra yang sedari tadi sudah disitu baru melihat warna asli Aldrina. Aldrina yang biasanya hanya menampilkan senyum indahnya yang selalu membuat Dandra jengkel bahkan membuat Dandra sampai tidak berhenti memikirkan dirinya adalah wanita yang begitu rapuh dan kesepian ingin sekali Dandra memeluk Aldrina di dalam dekapannya memberikan rasa aman dan penguatan bahwa dia tidak sendiri masih ada Dandra yang peduli padanya.
“Ehmm” Dandra mengeluarkan suara agar Aldrina meyadari kehadirannya
Aldrina pun melonjak kaget dan spontan berdiri melihat reaksi itu Dandra tertawa lalu memeluk hangat Aldrina. Dia mematung dengan sikap Dandra namun Dandra sangat hangat Aldrina menyukainya.
“Tidak apa-apa.. tidak apa-apa..Semuanya akan baik-baik saja”kata Dandra seakan menyalurkan kekuatan sambil menepuk-nepuk bahu Aldrina
Mendengar itu Aldrina kembali menangis. Aldrina meluapkan segala emosinya semua beban berat yang dia rasakan seakan begitu ringan seketika.
“Kamu perempuan kuat Rin”tutur Dandra sambil terus memeluk hangat Aldrina
Aldrina begitu bahagia baru kali ini Dandra menyebut namanya itu pun dengan nada yang begitu lembut dan penuh kasih sayang
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
b.z
di mana² malah suka di gombalin, eh ini malah mnt sekali² jngn ngapa²in wkwkw
2023-02-17
1
Putri Minwa
dibalik kesetiaan Nayla mampir ya thor
2023-02-05
1
Yovana__IJ
Semangat thor
2021-05-26
1