"Alkohol mungkin adalah musuh terburuk manusia akan tetapi alkohol membuat kita menjadi berani"
~~ LYSM ~~
Tidak lama kemudian Aldrina turun menggunakan pakaian yang membentuk lengkungan tubuhnya siapa saja yang melihatnya pasti akan terpikat. Aldrina terlihat lebih dewasa dengan pakaian yang dikenakannya sekarang terlebih rambutnya yang kini iya gulung dibelakang.
“Baju ganti atau tidak sama sekali”teriak Bimo pada Aldrina padahal masih di anak tangga
“Tapi..”
“Gak ada tapi-tapian”perintah Bimo dengan nada sangar dan tatapan tajam akhirnya Aldrina menuruti kakaknya itu
“Gila cantik banget si Aldrina, badannya…”
Kini Bimo dan Loy menoyor kepala Ley secara bersamaan
“Anjim gue juga laki-laki bambang”sungut Ley tidak terima
“Gak adek gue juga kali”seru Loy seakan Aldrina adalah adiknya diangguki Bimo
“Iya iya maaf saya khilaf hehe”kata Ley dengan kekehan diakhir katanya
Akhirnya Aldrina turun dengan celana jeans dan sweater abu-abu, walaupun begitu tetap saja Aldrina cantik dan nantinya akan menambah tugas Bimo menjaganya disana. Setahun lalu saja sudah begitu apalagi sekarang pertumbuhan Aldrina semakin sempurna.
Keempatnya sudah memasuki club walaupun Aldrina belum 17 tahun itu adalah hal yang mudah mengingat Loy dan Ley mengenal baik pemilik club itu. Baru saja memasuki ruangan sudah tercium aroma rokok yang menyengat berpadu dengan alkohol yang tersebar dimana-mana. Mereka memasuki sebuah ruangan di dalam sudah ada Felix bersama beberapa wanita.
“Playboy tetap aja playboy”kata Aldrina dalam hati lalu memalingkan pandangannya pada sosok lelaki yang berada dipojokan sedang menyendiri
“Eh Drin”seru Felix kaget dan berdiri meninggalkan wanita-wanita itu
“Eh kemana sayang”
“Lo kok pergi sih”
“Sini aku pijitin lagi”
Kata beberapa wanita berpakaian seksi disana “Yauda kali kak balik aja toh aku dah tau kok kakak gimana”seru Aldrina dengan wajah masam kemudian menghampiri lelaki yang ada di pojokan yang juga terkejut melihat kehadirannya
“Sabar bro”kata Ley lalu menjatuhkan dirinya ke sofa begitu juga Loy dan Bimo
Aldrina duduk disamping Dandra “Ngapai kamu disini?”tanya Dandra dingin dengan pandangan tidak suka
“Godain om om”bisik Aldrina pelan yang membuat Dandra bergidik ngeri
“Hati-hati bro jangan main kasar”seru Ley melihat pemandangan itu
“Awas aja adek gue sampai lecet”ancam Loy dan Bimo hanya memperhatikan keduanya dan tidak berkomentar
“Yang ada si monyet ngelahap tuh bocah”komentar Bimo yang hanya bisa didengar oleh mereka
Felix pun hanya bisa memasang wajah kecewa dia sadar mau sampai kapan pun hubungannya dengan Aldrina tidak akan pernah membaik seperti dulu lagi.
“Kamu mau jadi cewe murahan?”kata Dandra dengan wajah marah
“Asalkan itu kamu kak”jawab Aldrina begitu polosnya
Dandra pun menjauh dari Aldrina agar tidak menciptakan hal-hal yang aneh terjadi, Dandra juga manusia memiliki batas untuk segalanya. Aldrina pun tersenyum kecut.
“Gue cuma canda doang”batin Aldrina lalu menyesap secangkir vodka yang ada di meja sampai habis sebelum Dandra menarik tangannya
“Yaelah adek gue”gumam Bimo dengan tingkah adiknya itu baru kali ini ia melihat Aldrina tergila-gila pada seorang pria
Seseorang wanita masuk dengan body yang begitu bagus dan tidak kalah juga dengan wajahnya yang cantik
“Hai Dandra sayang”ucapnya manja dan duduk dipangkuan Dandra
“Dandra sayang?”Aldrina memproses kata-kata itu dengan pikiran yang kini mulai kehilangan kesadaran
“Woi cewek murahan menjauh dari punya gue”teriak Aldrina dan langsung menjambak kasar rambut wanita itu
Wanita itu pun balik menjambak rambut Aldrina “Sialan lo! ****** darimana beraninya ngejambak gue”balasnya sambil menarik rambut Aldrina yang kini tergulung
Lagi-lagi Aldrina membuat keributan “Wow”kata wanita penghibur lainnya
“Baru kali ini ada yang berani nyentuh Mila”bisik salah satunya
“Iya biasa juga dia yang gituin orang”
“Kharma”
“Hehh gak bagus ngomongi orang”komentar Ley
Wanita-wanita itu pun terdiam dan kembali bermanja ria. Dandra segera berdiri dari tempatnya dan menarik Aldrina menjauh dari wanita itu. Keduanya terpisah kemudian Aldrina keluar dari ruangan itu segera dan malah pergi menari diantara manusia yang ramai lelaki.
“Kejar dia Dan ada-ada aja nanti tingkahnya kalau mabuk”perintah Bimo melihat kondisi adiknya itu
“Maaf Mil..”kata Dandra lalu meninggalkan Mila yang masih terlihat berantakan dengan bibir membentuk kerucut
Aldrina menari begitu riangnya dan kini para lelaki mengelilinginya kemudian mendekati Aldrina untuk melecehkannya untung Dandra segera datang dan menepis tangan-tangan kotor itu.
“Maaf pacar saya mabuk”kata Dandra dan menarik tangan Aldrina
“Awas gak mau”kata Aldrina memberontak dan kembali bergoyang mengikuti musik
Dengan terpaksa Dandra mengangkat Aldrina ala bridle style akhirnya keduanya pun keluar dari kerumunan itu. Aldrina memandang Dandra marah digigitnya hidung Dandra yang mancung membuat Dandra terpaksa menurunkan Aldrina. Dengan cepat Aldrina berlari sambil memengang apa saja yang bisa dipegangnya akibat pengaruh alkohol yang mulai terasa. Aldrina berlari memasuki kamar yang terbuka dan itu kosong, Dandra pun mengejarnya dibelakang.
“Pesan satu kamar mas?”kata penjaga kamar-kamar itu menahan Dandra yang sedang mengejar Aldrina
Dandra pun terpaksa mengangguk dan mengambil nomor kamar yang dimasuki Aldrina kemudian membayarnya jika Dandra tidak melakukannya bisa saja Aldrina menghabiskan malam dengan pria lain karena disangka salah satu wanita murahan yang bekerja disana. Dandra memasuki kamar itu dan menguncinya baru saja memutar badannya Aldrina sudah meloncat kegendongannya.
“Lepas Aldrina”kata Dandra pelan namun penuh penekanan
“Emm… engga enggak gak bakalan nanti cewek murahan itu ngapai kakak lagi”jawab Aldrina manja dengan mata yang kini tertutup
“Aldrina kamu mabuk”kata Dandra lagi dengan nada lembut tidak ada nada yang terkesan kasar dikeluarkannya
“Gak mau”Aldrina tetap menahan posisinya agar tidak terjatuh akhirnya Dandra pun memeluk pinggang Aldrina
“Kakak manis banget”kata Aldrina dengan seyum indahnya dan menyentuh pipi Dandra yang memiliki lesung pipi
Dandra berjalan mendekati tempat tidur “Kenapa sih kakak gak pernah manggil nama aku, aku itu Aldrina pacar kakak, istri kakak nantinya”sungutnya kini dengan nada bergetar
“Tadi kan udah aku panggil Aldrina”
“Emm itu terpaksa”Aldrina mengalungkan kedua tangannya di leher Dandra
Dandra menjatuhkan Aldrina di tempat tidur “Lepas sekarang”
“Apa baju aku? Kakak mau?”bisik Aldrina masih memeluk leher Dandra
“Tangan kamu leher aku sakit”
Aldrina pun melepas tangannya dari Dandra lalu menariknya secepatnya dan jatuh di atas Aldrina. Dandra benar-benar diuji Aldrina.
“Aldrina aku juga laki-laki punya nafsu”kata Dandra seperti nada ancaman
“Yaudah silahkan kalo itu mau kakak gapapa nanti juga bakal jadi suami aku”bisik Aldrina menggoda Dandra
“Aku sudah mempunyai tunangan”balas Dandra agar Aldrina berhenti
“Aku gak bakalan membiarkannya”
Bukannya berhenti Aldrina langsung memegang kedua pipi Dandra dan mencium bibir Dandra penuh hasrat. Itu adalah ciuman sepihak tangan Aldrina mulai memegang leher Dandra agar Dandra membalas ciumannya. Dandra pun membalas ciuman itu sekilas dan sekuat tenaga menarik tubuhnya menjauh.
“Ini yang kau mau?”Dandra membuka bajunya dan menampakkan dada bidangnya Aldrina mulai merabanya
“Aldrina kamu masih sekolah”kata Dandra memberikan saran yang baik untuk Aldrina sekuat tenaganya Dandra menahan hasratnya
“Janji dulu tinggalin tunangan kakak hiks..hikss”kata Aldrina yang kini air matanya sudah banjir
“Iya janji tadi aku cuma bohong”balas Dandra lalu memeluk Aldrina mengelus puncak kepalanya
“Kakak jahat”seru Aldrina sambil membenamkan kepalanya di dada Dandra, Aldrina bisa dengan jelas mendengar detak jantung Dandra yang kini berdetak begitu kencang
“Kakak mau kukasi tau sesuatu?”bisik Aldrina sebelum kehilangan kesadaran
“Kakak pun menyukaiku”lanjutnya dan langsung tertidur pulas
Dandra pun tersenyum mendengar perkataan Aldrina walaupun Aldrina tidak melihatnya lagi. Dandra tidak bisa terus menyangkalnya dia memang sudah benar-benar jatuh hati pada gadis ini entah sejak kapan itu dimulai. Dirapikannya dirinya sebentar lalu menggendong Aldrina keluar dari kamar itu.
“Tidak jadi menginap tuan?”tanya penjaga itu sembari menerima kunci yang diberikan Dandra
Dandra menggeleng lalu membawa Aldrina ke mobilnya yang dibawa tadi bersama Felix ke club, nanti Felix akan ditelponnya agar menumpang pada Bimo DKK. Sesampai di kediaman rumah Aldrina yang begitu luas tidak ada seseorang pun disana. Lalu tidak berapa lama Dandra melihat seorang wanita paruh baya menghampirinya dengan wajah khawatir
“Ada apa dengan nona tuan?”
“Tidak apa-apa hanya ketiduran”jawab Dandra bohong
“Tapi saya seperti mencium…”takut-takut salah berbicara
“Oh itu saya bi, maaf kalo boleh tau dimana kamar Aldrina?”tanya Dandra yang sepertinya sudah mulai merasa keberatan
Bibi Inem pun menuntun Dandra ke kamar Aldrina. Diletakkannya Aldrina dengan hati-hati di kasur, tidak lupa melepas sepatu gadis itu dan memberikannya pada bi Inem lalu menarik selimut Aldrina.
“Mimpi indah”bisik Dandra di kuping Aldrina
Kemudian Dandra permisi pada bi Inem untuk pulang dan tidak lupa menitip salamnya pada Bimo dengan memberitahu siapa namanya mengingat Dandra tidak mungkin lagi pergi ke club pikirannya untuk saat ini sudah kacau karna Aldrina.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Putri Minwa
ceritanya menarik say
2023-02-09
0
kanjengprewty_
Mila siapa sihhhhh
2021-09-24
1
RN
like hadir dri playboy mengejar cinta kk
2021-06-13
1