“Jika kamu suka maka raihlah tapi jangan sampai memaksa untuk mendapatkannya”
~~ LYSM ~~
Aldrina memasukkan jaket Dandra ke mesin cuci dan mengambil berus pakaian untuk mencuci seragamnya yang kotor. Mesin cuci tidak akan sanggup membersihkannya.
“Kenapa sih dia gak mau nanya penjelasanku!”sungut Aldrina begitu kesal dengan nada suara yang nyaring
Bibi Inem yang mendengar Aldrina seperti berteriak pun bertanya.
“Ada apa non?”
“Gak apa-apa kok bi aman”balas Aldrina spontan dari dalam kamar mandi
“Ooh yauda bibi di dapur ya kalo perlu sama bibi bilang ya non”
“Oke bi siap”jawab Aldrina kemudian meneruskan kegiatannya
Untuk pakaiannya sendiri Aldrina tidak ingin merepotkan bi Inem, Aldrina selalu dengan sigap membersihkan pakainnya. Setelah selesai mencuci dan mandi Aldrina pergi menuju taman komplek Aldrina sangat menyukai suasana saat disana, dia bisa menghilangkan rasa kesepiannya sambil bersantai-santai di taman. Keesokan harinya Aldrina kembali ke sekolah seperti biasa, Aldrina meletakkan tasnya dan tersenyum manis pada Shirene yang sedang asyik memakan jajanannya dengan begitu lahap.
“Eh Rin aku punya informasi nih”kata Shirene setelah melihat kehadiran Aldrina
“Apaan?”tanya Aldrina sambil melirik Shirene
“Itu tadi ada pengumuman tentang ekstrakulikuler yang bakalan diadakan tiap hari jumat”
“Oooh kirai apaan”jawab Aldrina setelah mendengarnya
“Kamu mau ikut apaan Drin?”tanya Shirene penasaran
“Kalo ada ekstrakulikuler baca novel aku daftar tuh”
“yaelah si bambang, serius ogeb”balas Shirene kesal
“HAHAHA.. iya iya aku sih bakal daftar basket”
“Gila panas tau ngapai main basket kalo aku sih mau ikut ekstrakulikuler masak-masak lumayan kan ngisi perut”balas Shirene seperti membayangkan makanan yang akan dimakannya setiap ekstrakulikuler
“Ha? Apaan tuh? Emang ada ekstrakulikuler masak? Bisa-bisa bahan mentahnya pun lo habisi”jawab Aldrina mengejek
Shirene tidak merasa tersinggung malah tertawa mendengarnya dan membenarkan apa yang dikatakan Aldrina dalam pikirannya.
“Terus-terus kapan kita daftarnya?’tanya Aldrina penasaran
“Ntar habis pulang sekolah semua anak kelas 1 ngantri di ruangan ekstrakulikuler buat daftar, eh yang mau ikut aja sih sebenarnya gak wajib! Disana udah ada perwakilan tiap ekstrakulikuler”tutur Shirene menjelaskan
Aldrina pun mengangguk paham lalu jam pelajaran pun dimulai.
Keduanya melangkahkan kaki di koridor secara beriringan, Aldrina melirik Shirene dia ingin sekali bertanya tentang kejadian semalam kepada Shirene namun melihat suasana hati Shirene yang sudah membaik Aldrina mengurungkan niatnya untuk kembali bertanya. Seperti yang dikatakan sebelumnya, Aldrina mengambil posisi mengantri dibagian penerimaan anak basket begitu pula Shirene bergabung dengan tim masak-memasak. Sebenarnya Shirene bergabung kesana bukan hanya karena doyan makan akan tetapi Shirene yang doyan makan itu ingin mengembangkan bakatnya dibidang memasak. Anggota Band yang melihat Aldrina mengantri di tim basket pun bergerak menghampirinya, dia adalah Lucas salah satu gitaris terbaik di SMA Tunas Utama.
“Eh kamu Aldrina yang waktu itu kan? Itu yang ikut lomba 17 Agustus yang nyanyi lagu bunda”kata Lucas pada Aldrina yang kini menatapnya heran
“Mmmm.. Iya kak, kenapa yah?”tanya Aldrina bingung
“Lah tau darimana kamu kita tidak seangkatan?”tanya Lucas begitu polosnya
“Yaelah nih orang ganteng sih tapi kok…”kata Aldrina dalam hati
“Hei hei dengar saya gak!”seru Lucas sambil menggerakkan kedua tangannya di depan wajah Aldrina karena melihat Aldrina yang malah melamun
“Ha ia ia kak”kata Aldrina sedikit terkejut
“Kenal lah kak, kan yang ngisi acara hiburan waktu 17 Agustus lalu band Dynamite, bandnya kakak kan? Semua pada neriakin siapa coba yang gak kenal”balas Aldrina dengan ekspresi kesal
“HAHAHAH”Lucas tertawa bangga
“Jadi ada urusan apa kak?’'tanya Aldrina mulai kesal
“Gini langsung aja kamu gak mau gitu gabung jadi anak band sekolah? Suara kamu kan bagus tuh”
“Ohh maaf kak kalo itu sih gak mungkin aku cinta basket”jawab Aldrina menolak tanpa basa-basi
Lucas tersenyum kecut mendengar perkataan Aldrina lalu ingin kembali ke meja penerimaan anak band.
“Yauda sih gapapa kalo mau ikutan nyanyi bareng gitu bilang ya, dah”kata Lucas akhirnya menyudahi perbincangan itu
Aldrina pun mengangguk dalam arti setuju. Aldrina yang sudah tidak sabar menunggu akhirnya gilirannya pun tiba, dia melihat sosok Felix sedang mendata anak basket dan kini giliran Aldrina.
“Duh aku lupa kak Felix kan sejatinya anak basket, bodohnya aku itu pun bisa lupa”gumam Aldrina yang membuat Felix tesenyum miring
“Nama siapa? Kelas Berapa? Alasan memilih basket apa?”tanya Felix sambil bersiap menulis
Padahal tanpa dia bertanya pun Felix tau itu siapa yang kini ada dihadapannya.
“Duh geramnya sama nih mahluk”umpat Aldrina dalam hati
“Oke sebelumnya terimakasih kak sudah menyambut saya, jadi nama saya Aldrina dari 10 Mia-3, alasan saya milih basket karena saya menyukainya dulu ada seseorang yang menuntun saya menyukai basket”jawab Aldrina jujur
Sementara Felix mengerutkan dahinya.
Flash back on
Luna memandangi bola yang sedari tadi ada dihadapannya sesekali Luna tersenyum kecut melihat bola itu. Aldrina yang sedang bermalas-malasan di bawah pohon menghampirinya.
“Napa Lun? Kepengen mainnya? Yaudah gih sana ambil bolanya iya kali diliatin mulu entar bolanya suka ke elo gimana kan susah HAHAHA”kata Aldrina diakhiri tawa
“Hemm lo enak ngomongnya geb mau tanggung jawab liat gue pingsan di lapangan”balas Luna dengan tampang kesal
“Duh duh iya deh sahabat aku, maaf”balas Aldrina sambil memeluk Luna
Aldrina tidak sadar hampir melukai perasaan Luna.
“Jadi gimana dong?”tanya Aldrina dengan raut sedih
“Bisa kali elo yang nerima hobbi ini”kata Luna sambil melirik Aldrina penuh harapan
“Lah kok jadi saya mbak?”
“Kamu harus mau titik”paksa Luna tanpa mau mendengar penolakan
Sepulang sekolah keduanya tidak langsung pulang Luna menarik lengan Aldrina mendekati lapangan basket.
“Liat deh itu”tunjuk Luna pada seorang lelaki yang terlihat begitu semangat memasukkan bola ke ring basket
“Dahh.... trus?’jawab Aldrina malas
“Ih lihatnya makek hati mbak! Gini deh bayangin kamu yang ada diposisi dia terus kamu lagi berusaha memasukkan bola saat kamu melayang di udara dan bola itu masuk ke ring basket aku yakin pasti itu bakal ngerubah pandangan kamu tentang basket”jelas Luna antusias tampak sangat menyukai bermain basket
Aldrina yang mendengarnya langsung mencoba apa yang dikatakan Luna, dia tampak bersemangat mewujudkan apa yang dikatakan sahabatnya itu.
“Eh lo yang megang bola pinjem dong”seru Aldrina tanpa adanya basa-basi pada lelaki yang bermain basket tadi
“Ih Drin sopan dikit napa, dia senior kita kelas 9 lo”protes Luna sambil menarik-narik lengan baju Aldrina
“OOO” Aldrina memperbaiki kata-katanya
“Anu kak boleh pinjam bolanya?”
Kini dengan nada suara yang lebih lembut. Tanpa basa basi lelaki itu melemparkan bola kearah Aldrina dan ditangkap dengan mantap olehnya. Aldrina mulai mengambil jarak dari ring kemudian memantul-mantulkan bola ke bawah.
“Arghh...”teriak Aldrina kesal ketika bola yang dia gunakan meleset jauh dari ring
“Ayoo semangat Drin gak ada yang pertama kali nyoba langsung bisa”teriak Luna dari pinggir lapangan
Walaupun Luna tidak bisa bermain melihat kedua orang yang paling dia sayangi bermain pun sudah membuatnya begitu bahagia. Yah Luna menyukai lelaki itu dia adalah Felix lelaki terpopuler dikalangan adik kelas terlebih di tim basket.
Flash back off
“Halo kak udah bisa kan gue cau?”tanya Aldrina membuyarkan lamunan Felix dengan suara yang sudah mulai kesal
Felix pun mengangguk yang berarti setuju lalu Aldrina pergi menemui Shirene yang sudah sedari tadi menunggunya, Aldrina melihat Shirene pandangannya tertuju pada anggota band.
“Kenapa mau gabung band juga nih?”tanya Aldrina membuat fokus Shirene teralihkan padanya
“Ah enggak kok! Yaudah yok lah go pulang”balas Shirene tak ingin membahasnya
Mereka berdua melangkah keluar sekolah. Diperjalanan keluar dari sekolah Aldrina tidak sengaja melihat Dandra akhirnya membiarkan Shirene pulang terlebih dahulu.
“Mau ngapai Rin?”tanya Shirene heran melihat Aldrina ingin kembali melangkah ke dalam sekolah
“Biasa job gue”balas Aldrina dengan wajah ceria sambil mengarahkan pandangannya ke Dandra yang sedang berdiskusi dengan kepala sekolah
“HAHAHA yaudah gue duluan yaaa semoga berhasil”kata Shirene mengerti yang dimaksud dengan job oleh Aldrina adalah Dandra
Aldrina pun pergi mendekati objek yang membuatnya tidak jadi pulang ke rumah. Dilihatnya Dandra memasang wajah gelisah tidak biasanya Aldrina melihat ekspresi seperti ini, biasanya Dandra hanya akan memasang wajah datar jika berbicara dengan orang lain.
"Ada apa dengan dirinya?"tanya Aldrina begitu penasaran
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
b.z
wah apa kah ada niat terselubung ikut kegiatan basket nih
2023-02-17
1
@Risa Virgo Always Beautiful
Aldrina rajin banget membersihkan pakaian sendiri
2023-02-17
1
Zahreeta Jinan
semangat thor
2023-02-10
1