"Kamar tidur adalah zona paling berbahaya"
~~ LYSM ~~
Aldrina turun dari motor Dandra dan langsung melenggang masuk ke rumah tanpa menunggu tuan rumah.
“Halo tante”seru Aldrina ceria tanpa rasa malu dan menyalam ibunda Dandra
“Eh ada gadis cantik tumben main ke rumah tante datang sama Dandra lagi”balas ibu Dandra tidak kala senangnya melihat putranya membawa seseorang ke rumah mereka
Baru kali ini Dandra mengajak oranglain ke rumah mereka, tidak pernah sekali pun Dandra membawa temannya atau bahkan tidak punya teman itulah yang dpikirkan ibu Dandra selama ini.
“Hehe iya tan mau minta diajarin nih sama kak Dandra"
“Oooh gitu jadi kalian udah makan?”
Aldrina spontan menggosok-gosok perutnya “belum tan hehe..”kata Aldrina dengan cengiran kuda
“Dasar gak tau malu”gumam Dandra
“Ma aku ke atas dulu ya ganti baju”seru Dandra sambil menaiki tangga
“Gak ngajak Aldrina lihat kamar kamu?”balas ibu Dandra teringat nama Aldrina sambil menyiapkan makanan
Dandra tidak mendengar apa yang baru dibaru diucapkan ibunya “Eh nak Aldrina kalau mau lihat kamar Dandra boleh tuh naik”tawar ibu Dandra
“Beneran tante boleh?”tanya Aldrina dengan mata yang berbinar
“Iya naik aja kamar pertama dapat setelah naik itu kamar dia”
Aldrina mengangguk paham dia menaiki anak tangga diliriknya kamar itu, tidak terkunci bahkan pintunya pun sedikit terbuka. Aldrina mengangak tidak percaya dihadapannya terpampang ciptaan Tuhan yang membuat dirinya begitu takjub.
CEKLEK
Dikuncinya pintu kamar itu dengan kunci yang sudah bertengger di knop pintu. Tentu hal itu membuat Dandra membalikkan badannya.
“Apa-apaan maksud nih bocah”kata Dandra dalam hati was-was sambil terus melihat Aldrina yang mendekatinya
Dandra lupa menutupi tubuhnya yang kini hanya menggunakan boxer saja “Keluar”seru Dandra dengan tatapan tajam
Bagi Aldrina itu hanya angin lewat dan tidak memperdulikannya. Dihadapan Dandra Aldrina meneguk salivanya entah sudah dimana otaknya berkeliaran, tangannya mulai terangkat menyentuh dada bidang Dandra. Secepatnya Dandra menepis tangan itu, Aldrina mengulanginya lagi dan langsung ditepis oleh Dandra. Dilakukan Aldrina lagi kemudian ditepis Dandra lalu dengan sigap Aldrina menarik tangan Dandra yang menepis tangan Aldrina. Tanpa aba-aba keduanya jatuh ke tempat tidur Dandra, Aldrina berada dibawah Dandra.
DEG DEG DEG
Jantung keduanya berpacu begitu kencang lagi-lagi Aldrina menggoda Dandra. Kali ini Dandra seakan terlena posisi keduanya masih tetap seperti itu dengan mata yang saling memandang. Dandra mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Aldrina.
TOK TOK TOK
Keduanya tersadar akan ketukan ibu Dandra yang menyuruh makan lalu membenarkan posisi masing-masing. Secepat kilat Aldrina keluar dari kamar itu.
“Wah apa-apaan itu apa kak Dandra berniat menciumku?”tanya Aldrina sambil memengang bibirnya menuruni tangga
“Dia benar-benar mengujiku”kata Dandra lalu memakai pakaian santainya
Keduanya pun makan bersama ibu Dandra, sesekali ibu Dandra bertanya dan keduanya menjawab seadanya dengan sedikit canggung.
“Ada apa dengan kalian?”tanya ibu Dandra heran
“Gak ada apa-apa ma”
“Gak ada apa-apa tan” jawab keduanya begitu serempak yang membuat ibu Dandra teratawa
HAHAHA
Keduanya pun menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan melanjutkan menyantap makanannya masing-masing. Aldrina mulai diajari oleh Dandra, keduanya terlihat begitu serius yang membuat ibu Dandra tersenyum senang lalu meninggalkan keduanya dan pergi ke kamar.
“Aku tau apa yang membuatnya bisa diam”kata Dandra dalam hati seolah mendapat kelemahan Aldrina
“Anjir mimpi apa gue hampir dicium pangeran gue walaupun kemaren udah tetap aja itu timingnya beda”kata Aldrina dalam hati heboh
Kini matahari sudah terbenam dan langit sudah mulai gelap, Aldrina sudah mulai menguasai beberapa materi yang diajarkan oleh Dandra terlebih lagi Dandra memberikan Aldrina catatan kecil berisikan ringkasan dan catatan penting materi yang bisa membantu Aldrina mengingatnya.
“Mmm… Makasih kak”kata Aldrina setelah menggunakan sepatunya
“Ehm ehm ya”jawab Dandra dengan berdeham
“Oke aku pulang ya”seru Aldrina sambil melangkahkan kakinya dan tidak lupa tadi iya berpamitan dengan ibu Dandra
Dandra menarik tas Aldrina yang membuat pergerakannya sia-sia Dandra terkekeh dengan tingkah Aldrina dan kembali memasang wajah datar.
“Ihh apa sih?”sungut Aldrina dengan wajah kesal kemudian Dandra hanya melihat datar kearah tas Aldrina
“Bilang kek sini aku bawa sayang kan gitu enak di dengar bambang”seru Aldrina langsung melangkah girang setelah melepas tasnya dan memberikan tas itu pada Dandra
Sesampai di rumah Aldrina “Eh makasih sayang”kata Aldrina sambil menerima uluran tasnya dari Dandra
“Hem”balas Dandra tanpa berniat mengomel sia-sia dia mengatakan apa yang ada dipikirannya wanita dihadapannya ini adalah batu yang tidak suka mendengarkan perkataan orang lain
“Aciee ciee ciee yang mau dipanggil sayang”goda Aldrina yang lagi-lagi mendapat tatapan tajam Dandra
“Duhh takut”kata Aldrina pura-pura takut
“Eh kak engga niat ngajakin aku malam mingguan?”tawar Aldrina sambil menaik turunkan alisnya
Dandra menggeram seakan amarahnya sudah sampai di ubun-ubun.
“Wih gak jadi deh dah kak! Malam baik”kata Aldrina akhirnya setelah melihat ekspresi Dandra
Aldrina langsung memasuki rumahnya, tidak lupa menutup pagar rumah. Dandra pun kembali ke rumahnya dengan wajah datarnya. Setelah mengembalikan fokusnya Aldrina melihat mobil Loy dan Ley sudah bertengger di depan rumahnya.
“Wah mau kemana mereka?”tanya Aldrina penasaran lalu melenggang masuk ke dalam rumah
“Halo kakak-kakak aku yang gantengnya parah”teriak Aldrina seakan ingin meruntuhkan rumah
“Bisa gak sih nyet suaranya dikecilin”protes Bimo yang kini sedang bersiap-siap
“Tau tuh untung kuping gue gak seken”kata Ley yang mendapat toyoran dari Loy
“Apasih lu Loy”kata Ley dengan wajah keselnya
"HAHAHA...Kok jadi kalian yang bertengkar sih! Eh eh pada mau kemana nih?”tanya Aldrina sambil duduk menyandari bahu Loy
Keduanya seakan tidak ingin memberitahu “Kamu sendiri darimana dek? Kok baru pulang masih bawa tas juga”balas Loy mengalihkan pembicaraan
“Aku?”
“Habis belajar”jawab Aldrina singkat
Ley tertawa terbahak-bahak “Sejak kapan adek lo ratu novel ini nyaman sama namanya belajar Bim”teriaknya pada Bimo yang masi di lantai atas
“Tanya kakaknya si Loy bukan gue”balas Bimo membalikkan semuanya pada Loy
“Lah lah sepele, gini nih manusia suka mandang orang sebelah mata (wajah kesal) tapi ada benarnya juga HAHAHA”balas Aldrina yang membuat semuanya heran dan mengikut saja untuk tertawa
“Eits jangan larikan topik untuk seperti ini Aldrina tidak bodoh, cepat kalian mau kemana? Jawab”kata Aldrina sambil menunjuk Loy dan Ley yang seolah menghindari pandangan Aldrina
“Mau ke club”jujur Ley akhirnya
“Club?”gumam Aldrina
“Aku ikutan dung”balas Aldrina
Keduanya saling menatap satu sama lain mereka sudah pernah membawa Aldrina sekali ke club yang pada akhirnya malah menyusahkan mereka.
“YA YA YA”rengek Aldrina
“Ahh gak boleh nyet gak bagus perempuan kesana”tolak Bimo lalu menuruni tangga yang sudah selesai bersiap
“Tuh kalian tau gak bagus tapi tetap aja jumpai cewek-cewek yang gak bagus di club"
“Itu beda dek”kata Loy sambil mengelus puncak kepala Aldrina
“Apanya yang beda?”
“Kan itu buat kesenangan kita”kata Ley yang membuat otak Aldrina yang polos tidak mengerti
“Lah aku juga bisa kok buat kalian senang”kata Aldrina yang membuat Bimo tiba-tiba menarik Aldrina kepelukannya
“Sempat kalian apa-apakan adikku mati kalian ditanganku”katanya dengan nada marah
“Wah wah santai bro gak bakalan! Aldrina udah gue anggap adik sendiri”balas Loy
“Gue juga kadang-kadang hahaha”balas Ley dengan tawa
Kalau tidak mengingat Aldrina adalah adik Bimo, Ley dengan mudah menginginkan Aldrina mengingat wajah Aldrina yang begitu cantik dan bentuk tubuh Aldrina yang cukup membuat lelaki menelan salivanya.
“Wah pembicaraan kalian ngaur nih, aku cuma punya kak Dandra seorang”balas Aldrina tidak kalah heboh
Ketiganya saling melempar tatapan “Dandra kawan si Felix maksudnya?”tanya Loy mengingat hari mereka pergi ke Ancol
“Yo yoi kakak”jawab Aldrina singkat padat dan jelas
“Pokoknya aku ikut titik, ingat ya kak Bim aku masih marah sama kakak soal waktu itu”sambung Aldrina mengingat kejadian di cafe dan langsung merampas kuncil mobil Loy dan Ley yang ada di meja
“Njir lupa”kata Loy mengingat kunci mobil yang tadi diletakkannya
“Adek lo keren bro”seru Ley sambil mengacungkan kedua jempolnya yang membuat Bimo memutar bola matanya malas
“Eh gimana Felix ikutan?”tanya Bimo mengingat Felix yang belum hadir
“Yoi katanya juga bareng siapa tadi yang disebutin adek lo lupa gue”balas Ley berusaha mengingat nama
“Dandra oon”balas Loy dan lagi lagi menjitak kepala Ley
Ley menatap tajam kearah Loy tanpa berniat membalasnya “Wah gimana nih?”tanya Bimo bingung
Keduanya pun mengangkat bahunya, akhirnya mereka pasrah dan menunggu Aldrina selesai bersiap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Putri Minwa
👍👍👍
2023-02-09
0
R_armylove ❤❤❤❤
like di sini ya
2021-05-09
1
Widihun02
like
2020-11-02
0