"Urusan cinta pasti akan selalu ada gengsi"
~~ LYSM ~~
Suasana kamar itu bernuansa putih terdapat sepasang mata yang kini menatap lurus ke atas. Malam sudah larut Dandra tidak bisa tidur mengingat kedekatan Aldrina tadi sore dengan Felix di sekolah ada rasa sakit yang dirasakan membuatnya susah memejamkan mata. Aldrina menarik selimut sampai menutup lehernya setelah seminggu lebih dirinya merasa layu karena Dandra tidak pernah meliriknya dan kehadiran Felix tadi sore membuatnya sedikit bersemangat.
“Kak Felix baik sih tapi…”
“Ah udahlah aku gak menginginkan hubungan lebih dengannya dan membuat jarak yang lebih jauh dengan Luna. Terus kak Dandra kenapa sedikit pun dia gak peduli dengan hatiku? Luna kan udah besar iya kali kemana-mana harus ditemani mulu, kalau pun harus kekgitu kenapa gak aku aja disuruh? Ah Aldrina stop mikiri anak orang waktunya tidur”kata Aldrina pada dirinya sendiri
Di pagi hari seperti biasa saat Aldrina bangun ayahnya belum pulang dari kantor karena terlalu banyak urusan sementara Bimo kakaknya yang jadwal kuliahnya tidak menentu terlebih sekarang adalah hari sabtu tidak masuk kuliah masih setia bergulat di mimpinya.
“Hemm sendiri mulu sarapan”gumam Aldrina sambil menuruni anak tangga tidak lupa menggendong ransel miliknya
Setelah selesai bersiap Aldrina keluar rumah dan langsung menelusuri komplek untuk pergi ke sekolah. Langkah Aldrina sekarang sudah mendekati rumah Dandra.
“Dah pergi gak ya?”tanya Aldrina pada dirinya sendiri sambil melirik rumah Dandra
“Ah ngapai juga mikiri dia toh juga nanti gue dicuekin lagi”kata Aldrina mengurungkan niatnya kemudian melanjutkan langkahnya
Dandra keluar dari rumah dari kejauhan dilihatnya Aldrina sedang berjalan. Dandra mengikuti Aldrina dari belakang sebenarnya sedari tadi Dandra sudah menonton Aldrina secara diam diam terlebih saat mengintip rumahnya. Aldrina menaiki bus mengambil tempat dekat dengan jendela lalu memejamkan matanya, Dandra pun mengikutinya dan duduk disamping Aldrina. Dandra menatap bulu mata indah milik Aldrina tanpa sadar dia tersenyum bahagia seakan merindukan wajah itu. Karena bus yang sedikit berguncang kepala Aldrina kini bersandar di bahu Dandra, Dandra meliriknya dan tidak berniat membangunkannya.
“Apa yang dilakukannya semalaman hingga terlelap seperti ini?”tanya Dandra dalam hati sambil terus memperhatikan Aldrina
Aldrina tau jelas aroma ini, aroma segar yang selalu didapatkannya saat berdekatan dengan Dandra, Aldrina mengintip dengan membuka sedikit matanya dan benar itu Dandra, saat ini Aldrina hanya berakting tidur.
“Kak Dandra jahat”gumam Aldrina seperti mengigau tapi terdengar jelas di kuping Dandra
Dandra melirik Aldrina tidak percaya kini Aldrina mengigaukan dirinya dan apa jahat sejak kapan Dandra menjadi orang jahat. Aldrina mengintip lagi ditemukannya wajah Dandra seakan kesal mendengar ucapannya dan itu membuat kesan lucu tersendiri baginya, tidak ingin membuang kesempatan Aldrina memeluk rindu sebelah tangan Dandra dan masih setia bersandar dibahu Dandra.
“Aku rindu kak”kata Aldrina lalu menatap mata Dandra dan Dandra pun balas menatap Aldrina
Tidak berselang lama bus berhenti mereka telah sampai di sekolah “Duh cepatnya”protes Aldrina setelah melihat Dandra beranjak dari tempat duduknya dan diikuti Aldrina
“Kak Dan kita sama masuk dong”seru Aldrina mengejar langkah Dandra
“Kapan sih kakak bisa bersikap manis ke aku? Lagi rindu tau”protes Aldrina
Dandra diam saja tetapi dalam hatinya Dandra sangat bahagia kini Aldrina kembali bermanja ria padanya, seminggu ini Aldrina seakan menjauhinya karena kedekatannya dengan Luna.
“Yaudah deh kak aku nyerah sekarang kelas kakak udah mau nyampe juga”kata Aldrina sambil tertunduk pasrah dan berjalan ke arah kelasnya dan anehnya Dandra mengikutinya
“Kakak mau kemana? Mau ngantar aku ya?”kata Aldrina kembali ceria
“Luna”jawab Dandra singkat yang membuat Aldrina memberhentikan langkahnya
“Kenapa berhenti?”
“Duluan”perintah Aldrina lalu berlari ke kamar mandi
“Sepertinya aku salah lagi”gumam Dandra setelah melihat reaksi Aldrina lalu memutar langkahnya kembali ke kelasnya
Sebenarnya tujuan Dandra adalah mengantar Aldrina karena gengsinya kini membuat semuanya tidak berjalan lancar. Sepulang sekolah Aldrina menelusuri jalanan sudah banyak bus yang berlewatan Aldrina tidak menaikinya Aldrina memilih berjalan tanpa arah dan tertunduk lesuh.
“Awas!”teriak seseorang lalu dengan cepat menarik tangan Aldrina menjauh dari motor yang hampir menyenggolnya
Aldrina begitu syok “Mau mati kamu”kata orang itu dengan nada marah
Aldrina hanya mendiamkan perkataanya karena itu adalah Dandra yang sudah merusak moodnya seminggu lebih, Aldrina menarik tangannya dengan kasar karena Dandra masih memegangnya.
“Makasih”kata Aldrina lalu melanjutkan langkahnya
“Mau kemana?”tanya Dandra kini berjalan disampingnya mengawasi Aldrina agar tidak ceroboh lagi
“Gak urusan kakak”balas Aldrina cuek tidak berniat melihat Dandra
“Kayaknya dia masih marah”kata Dandra dalam hati
Keduanya pun hanya berjalan diam begitu saja entah kemana tujuan keduanya. Di tengah jalan mereka bertemu dua orang pria aneh yang sepertinya ingin menggoda Aldrina. Secepatnya Dandra merangkul Aldrina begitu posesif yang menyatakan dia milikku jangan berani-berani menyentuhnya. Melihat sikap Dandra kedua pria itu pun hanya berlalu saat berpapasan dengan Aldrina dan Dandra.
“Lepas”kata Aldrina dengan wajah kesal
“Enggak”tolak Dandra dan tetap merangkul Aldrina
Tanpa basa basi Aldrina menjinjit dan mendaratkan bibirnya di pipi Dandra “Itu balasan buat kakak udah buat aku kesal”kata Aldrina yang sudah merona lalu berlari mengejar bus yang sedang berhenti didepan mereka
Yang tadinya Dandra kehilangan kesadaran akibat tingkah Aldrina kembali tersadar dan mengikuti langkah Aldrina keduanya pun pulang ke rumah.
“Kak Dan kapan nih aku jadi pacar kamu?”bisik Aldrina pada Dandra yang kini duduk disampingnya
Dandra hanya meliriknya lalu pura-pura memejamkan matanya
“Sedih tau dianggurin melulu kakak beneran gak mau sama aku? Apa aku sama yang lain aja”kata Aldrina ngasal yang membuat Dandra melotot tajam padanya dan kini Aldrina hanya bisa berdiam diri melihat reaksi itu Aldrina bingung mengartikannya
Malam hari pun tiba Shirene kini sudah berada di sebuah cafe terlebih karena ini adalah malam minggu, Shirene dan Aldrina sudah berencana akan bertemu di cafe itu. Tidak lama kemuadian Aldrina datang menggunakan celana jeans panjang dan sweater biru muda menyelimuti tubuhnya walaupun seperti itu tetap saja kecantikan Aldrina tidak pudar, Aldrina begitu cantik sehingga banyak pria di cafe itu secara terang-terangan melihatnya.
“Lama banget sih neng”kata Shirene sambil melahap makanan miliknya
“Maklum nuggu kak Bimo tadi nganterin gue, tau sendirilah”
“Hemm iya deh iya”
Keduanya pun menikmati suasana cafe terlebih saat ini ada beberapa band yang tampil bernyanyi yang membuat suasana cafe semakin hidup. Aldrina memicingkan matanya sepertinya Aldrina kenal dengan pria yang kini memegang gitar itu. Kemudian Aldrina mengingat-ngingat kembali kapan ia bertemu dengan pria itu semakin penasaran tanpa basa basi Aldrina berjalan mendekati pria itu dan tidak lupa menarik tangan Shirene.
“Yaelah neng mau kemana kita”sungut Shirene yang kini ditarik paksa
“Kak Lucas kan?”tanya Aldrina sambil tersenyum tidak percaya dunia terlalu sempit pikirnya
Mendengar nama itu Shirene pun syok ditutupinya wajahnya dengan rambutnya yang kini terurai lalu menundukkan kepalanya.
Lucas seakan berpikir “Ahhh artis 17 Agustus yaa”balasnya dengan diakhiri tawa
“Yaelah Aldrina kak punya nama saya”
“Ah iya Aldrina, ngapai disini?”
“Nih nongkrong bareng sahabat aku”balas Aldrina sambil menunjuk Shirene yang kini menundukkan kepalanya
“Woi mut napa lo? Cepat kenalan sama kak Lucas”bisik Aldrina pada Shirene
Shirene tidak menanggapinya “Kenapa teman kamu? Lagi sakit?”tanya Lucas heran
“Enggak tuh kak tadi doyan-doyan aja makan”jawab Aldrina tidak kalah heran
Lucas pun mengerutkan dahinya dengan sebelah alisnya yang kini terangkat dia merasa seperti tidak asing dengan gadis itu tubuhnya mirip dengan gadis yang selalu memenuhi otaknya yang menghilang tanpa kabar.
“Hei sayang”seru seorang gadis tiba-tiba dengan suara manjanya berasal dari belakang mereka
Gadis itu pun kemudian menggandeng Lucas posesif yang membuat mata Aldrina melotot tidak percaya.
"Dunia benar-benar sempit"gumam Aldrina melotot pada gadis itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Putri Minwa
Jangan berpikiran seperti itu Adriana.
2023-02-08
1
R_armylove ❤❤❤❤
lanjut mampir 💜
2021-03-09
1
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
lanjuuut
2021-02-10
1