"Aku begitu excited ketika kamu mengatakan ya kepadaku maka tolong bersiaplah"
~~ LYSM ~~
Kini Luna sudah terlihat rapi dan cantik menggunakan seragam barunya walaupun baru sampai di Indonesia Luna langsung ingin pergi sekolah dan orangtuanya pun sudah mendaftarkannya di SMA Tunas Utama tempat Aldrina bersekolah, selama di London dia tidak pernah menginjak yang namanya sekolah melainkan home schooling terlebih karena perawatan yang dia lakukan, Luna benar-benar merindukan masa sekolah kini dia tidaklah lagi siswi SMP melainkan siswi SMA. Tidak ingin terlalu tertinggal pelajaran terlebih masa UTS pun sudah mulai dekat Luna memutuskan langsung bersekolah.
“Bun.. Bun…”Panggil Luna sambil menuruni anak tangga
“Iya sayang ada apa?”tanya Mira yang sedang menyiapkan sarapan putrinya itu
“Bagus gak Luna pakai seragamnya?”tanya Luna meminta pendapat ibunya
“Emmm..”Mira bergumam lama
“Ayolah bun jangan bergurau denganku”
“Hahah iyaa sayang cantik banget lagian putri bunda kan dari sononya emang cantik keturunan bundanya, ayo sayang sini makan biar kamu berangkat ke sekolah”balas Mira menggoda Luna
Luna pun tersenyum manis mendengar apa yang dikatakan ibunya dan mengambil tempat duduk di dekat Mira untuk sarapan.
“Oh iya Lun uda ngabari Aldrina kamu udah di Indo?”tanya Mira mengingat Aldrina adalah sahabat Luna
Luna mematung mendengar apa yang dikatan ibunya. Luna mengingat Aldrina bahkan momen terakhir mereka bertemu adalah hal terburuk yang pernah dirasakannya masih ada rasa benci yang tependam pada sahabatnya tapi tidak dapat disangkal dibalik itu semua ada rasa rindu yang mendalam dirasakannya.
“Belum bun entaran aja”jawab Luna mengakhiri perasaan galaunya dan memakan sarapannya
“Yaudah sih kalo itu mau kamu, lagian kamu udah bunda daftarkan di sekolah Aldrina mungkin akan sekelas nantinya jadi kamu gak usah khawatir ya sayang bagaimana pun kalian pasti bertemu dan Luna tidak akan merasa kesepian”
Luna mengangguk paham dan sedikit melengkungkan sudut bibirnya. Senyum paksaan kini dia berikan pada Mira, Luna sangat bingung apa yang akan dilakukannya setelah mereka bertemu.
Pagi ini Aldrina terlihat cepat pergi ke sekolah seperti biasanya Aldrina akan menaiki bus. Dilihatnya motor Dandra keluar dari gerbang putih rumahnya.
“Kak Dandra…. Kak tungguin”teriak Aldrina mengisi kesunyian komplek terlebih kakinya sekarang berlari menghampiri Dandra
Dandra mengerutkan dahinya yang kini melihat Aldrina berlari, tidak tega akhirnya Dandra menunggu gadis itu.
“Kak nebeng dong hehe”kata Aldrina dengan cengiran
Dandra melihat Aldrina dari atas sampai bawah tentu dia tidak akan menolaknya namun Dandra bersikap sok jual mahal.
“Ya kak plis plis”kata Aldrina sambil memasang wajah imut
Dandra yang melihat itu ingin spontan tertawa sekuat tenaga dia menahan tawanya agar tidak terlepas. Dandra menghidupkan motornya dan menggunakan helmya.
“Cepat nanti terlambat”kata Dandra yang mengartikan Aldrina boleh mengikut dengannya pergi ke sekolah
“Hah gitu dong baru namanya pacar”kata Aldrina sambil tersenyum dan menaiki motor Dandra
Mendengar itu Dandra tidak melajukan motornya “Sejak kapan saya mau denganmu?”balas Dandra dibalik helm yang ia kenakan
“Yaelah kak gak usah disanggah napa lagian kita uda itu kok dipantai”balas Aldrina dengan pipi yang merona mengingat kejadian di pantai
Dandra kembali mengingat kejadian itu, Dandra bergidik ngeri membayangkan wanita yang ada dibelakangnya sekarang tiba-tiba seperti monster yang ingin melahapnya.
“Turun”kata Dandra dengan nada membentak
Aldrina terkejut mendengarnya namun tidak memperdulikannya.
“Aldrina saya bilang kamu turun sekarang”perintah Dandra kembali
“Yah jangan dong kak plis, janji gak bilang gitu lagi deh suer, sumpah kak gak bakalan deh, aku bakal diem sampe sekolah, jangan yaa kalo aku turun bisa-bisa aku telat, jangan ya kak”mohon Aldrina kini dengan suara yang terkesan meminta kasihan
Dandra pun melajukan motor sport hitam miliknya dibalik helm Dandra tersenyum senang akan kekalahan Aldrina kali ini sebenarnya tidak masalah baginya Aldrina mengatakan hal seperti itu karena dia pun mulai menyukainya tapi tetap saja Dandra adalah laki-laki yang tidak menyukai perempuan yang terlalu agresif. Motor Dandra memasuki gerbang sekolah dan juga Luna yang baru saja turun dari mobilnya diantarkan oleh supir pribadi. Luna mengenal betul siapa gadis yang ada diboncengan pria itu, tapi siapa pria itu dia tidak mengetahuinya.
“Mungkinkah itu Felix?”gumam Luna dengan nada cemburu padahal sudah 2 tahun berlalu,Luna mendekati keduanya karena penasaran
Dandra pun membuka helmnya dan Aldrina turun dari motor.
“Makasih ya sayang”kata Aldrina dengan cengiran dan langsung berlari seakan takut Dandra akan memarahinya lagi
Aldrina tidak mau melihat ke belakang kembali. Padahal kini Dandra sudah tertawa lepas melihat aksi konyol Aldrina.
“Wah kak Dandra ganteng banget”
“Gila hari apaan nih pagi-pagi dapat yang segar”
“Njir gue merinding liat Dandra ketawa”
“Kasep pisan Dandra”
Dan banyak lagi komentar-komentar yang terucap ketika tidak sengaja melihat momen langkah itu. Dandra pun kembali memasang wajah datarnya dan segera menuju ruangannya. Luna yang menyaksikan hal itu pun tersenyum, senyum yang sulit diartikan.
“Ohhh jadi bukan Felix” gumamnya sendiri
Kemudian Luna kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju ruangan kepala sekolah. Bel pun berbunyi seluruh siswa memasuki ruangan kelas, pak Handoko selaku wali kelas dan guru Bahasa Indonesia memasuki ruangan kelas Aldrina
Jual daging langsung laku
Beruntunglah yang punya
Buat Kalian semua anak-anakku
Selamat pagi semuanya
Ucap pak Handoko berpantun begitu antusias semuanya pun tersenyum dan tidak sedikit yang tertawa dan membalas sapaan pak Handoko “Selamat pagi pak”
Kamu kekgitu aku kekgini
Si bapak kasep pisan hari ini
Balas Gilbert tidak mau kalah dengan Pak Handoko yang mendapat jitakan dari Tian
“Kebiasaan lo geb gak nyambung juga”
Semuanya pun tertawa, jika pak Handoko masuk dan mulai berpantun Gilbert akan selalu setia membalas pantun itu yang membuat kelas semakin hidup walaupun terkesan tidak nyambung.
“Sudah-sudah hentikan”kata pak Handoko menertibkan
“Baiklah sebelum pelajaran hari ini kita mulai ada yang ingin bapak sampaikan pada kalian semua”kata Pak Handoko dengan jeda
“Ih si bapak, to the point napa bikin penasaran ajah dah”kata Gilbert berkomentar
“Penasaran? Penasaran?”kata pak Handoko dengan nada suara yang menjengkelkan
“Saksikan setelah iklan ini selesai”sambung pak Handoko yang mendapatkan sorakan
“Huhh si bapak bikin kesal”teriak Shirene
“Tahan! Tahan gue geb”kata Gilbert pada Tian
“Berapa menit iklannya pak?’”tanya Aldrina yang mendapat tatapan seluruh penghuni kelas
Aldrina mengangkat bahunya acuh tak acuh akan tatapan itu
“Garing ya?”bisiknya pada Shirene
Shirene pun mengangguk sambil menahan tawanya. Dari luar kelas ada yang melihat keakrapan keduanya. Pandangan risih, jengkel, dan tidak terima, benar-benar terpancar dari matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Putri Minwa
💪💪💪
2023-02-08
1
Titik pujiningdyah
like
2021-06-13
1
R_armylove ❤❤❤❤
balik lagi ka..bawa 2 like ya
2021-03-04
1