“Waktu untuk bertindak kini sudah lewat dan menyisahkan maaf yang terus berjuang”
~~ LYSM ~~
Kini Aldrina melahap bakso yang ada dihadapannya dengan ganas yang membuat Shirene bergidik ngeri “Kerasukan jin apa sih Rin seram amat”komentar Shirene yang kini seakan tidak berselera lagi melahap makanannya
“Kesal aja sama kak Bimo semalam dan juga elo”balas Aldrina lalu menatap tajam Shirene dan kembali melahap baksonya
“Kok jadi gue sih?”tanya Shirene tidak mengerti
“Eh pelan-pelan dong Rin busyet dah gak bakalan gue curi tuh bakso”komentar Gilbert yang kini mendekati mereka turut berkomentar memang manusia itu tidak sedkit pun bisa menahan keinginannya untuk berbicara
“Kami boleh duduk bareng kalian gak?”tanya Tian yang kini melihat tidak ada lagi bangku kosong
“Gak usah ijin kali duduk aja kalo mau duduk”balas Shirene menanggapi perkataan Tian
Aldrina memilih diam. Semenjak kejadian perlombaan 17 Agustus saat itu Aldrina merasa tidak nyaman dengan Tian dan semenjak itu pula Aldrina sering memergoki mata Tian yang secara terang-terangan memperhatikan dirinya. Keempatnya pun duduk bersama dan menyantap makanan masing-masing sesekali Gilbert melontarkan candaan yang membuat Shirene tertawa dan Aldrina memasang wajah datar.
“Woy Aldrina bisa gak sih wajah lo itu ademan dikit sakit mata gue liatnya”komentar Gilbert pada Aldrina yang sedari tadi memasang wajah datarnya
“Emang lo siapa?’balas Aldrina acuh yang membuat Gilbert terngangak seakan tidak percaya
“Tega kamu mas”balas Gilbert dengan nada suara seperti yang ada di sinetron
“Anjir seram gue dengar lo geb”Tian mendaratkan tangannya pada bahu Gilbert
Shirene pun tertawa “Eh lagi pada bicarai apaan nih boleh gabung?”seru seseorang mendekati keempatnya
Dia adalah Lucas “Gabung aja kalo mau gabung”balas Aldrina dingin
Lucas menaikkan alisnya sebelah dan duduk disamping Shirene. Lucas menenggelamkan wajahnya di atas meja dan tanpa sedetik pun tidak memalingkan wajahnya dari Shirene yang kini sudah tertunduk malu. Tian, Gilbert, dan Aldrina mengangak tidak percaya bisa-bisanya Lucas mengabaikan oranglain dan bersikap seolah dunia hanya miliknya.
“Siapa tuh?”bisik Gilbert penasaran pada Aldrina
“Ntah”jawab Aldrina malas
“Anak band”jawab Tian singkat
Aldrina melirik Tian darimana dia tau Lucas adalah anak band.
“Kak Lucas bisa gak sih engga ganggu pemandangan risih tau liat elo kayak gitu”komentar Aldrina akhirnya
“Sebentar doang”jawab Lucas tanpa melirik
Aldrina tidak percaya dengan apa yang dilihatnya secara terang-terangan Lucas menujukkan rasa tertariknya pada Shirene.
“Kakak suka ya sama Shirene?”tanya Aldrina yang kini membuat Shirene mengangkat kepalanya dan menatap Aldrina tajam
“Kenapa lo mut? Kok melotot gitu”tanya Aldrina dengan tawa karena baginya Shirene kini begitu lucu dan menggemaskan
Shirene mengkerucutkan bibirnya bagaimana bisa dia sesial ini.
“Dia ninggalin gue”kata Lucas lirih dan terus menatap Shirene yang tidak mau membalas tatapannya itu
“Yaiyalah kalo aku ditatap terus gitu yang ada risih”timpal Aldrina yang mendapat senggolan bahu dari Gilbert karena tidak peka
“Gak ngotak lo”kata Gilbert lewat pandangannya Aldrina mengerutkan dahi tanda tidak mengerti
“Jadi mau kakak apaan?”tanya Aldrina lagi
“Shirene mau natap aku”jawab Lucas yang membuat ketiganya bergeleng kepala mereka iba melihat Lucas yang seakan mengemis perhatian saat ini
“Tian Aldrina gimana kalau kita cau ninggalin keduanya biar saling terbuka”usul Gilbert
“Ah ogaa…”
Belum saja Aldrina selesai berbicara Gilbert sudah menyeretnya pergi dari kantin bersama Tian yang mengekor di belakang.
“Lepasin woi! Gue bisa jalan sendiri”sungut Aldrina kesal pada Gilbert yang masih menarik kedua tangannya secara paksa
“Lo pekaan kek dikit”kata Gilbert lalu melepas kedua tangan Aldrina
“Lah kok jadi gue?”
“Ya kan mereka butuh wakt…”
Perkataan Gilbert menggantung karena Aldrina kini sudah berlari meniggalkan mereka dan menghampiri Dandra dengan Luna yang ingin pergi ke perpustakaan.
“Yah si ogeb malah cabut”sungut Gilbert dan Tian hanya memasang wajah datarnya melihat kemana pergerakan Aldrina
“Seantusias itu dia melihat Dandra”gumam Tian dengan raut sedih
“Apaan geb?”tanya Gilbert yang tidak jelas mendengar perkataan Tian
“Enggak kita balik ke kelas sekarang”balas Tian lalu menarik Gilbert agar mengikutinya
Aldrina mengingat cerita ayahnya semalam yang berjuang mendapatkan ibunya dan kini Aldrina pun harus lebih berjuang mendaptkan Dandra. Luna menelusuri perpustakaan itu kemudian mengambil salah satu buku yang ada dihadapannya. Luna berjinjit karena sulit menggapainya dan tanpa aba-aba kaki Luna kehilangan keseimbangan. Luna memejamkan matanya bersiap merasakan rasa sakit yang luar biasa akan tetapi hal itu tidak terjadi dengan sigap Dandra menangkap pinggang Luna agar tidak terjatuh.
“Anjir drama banget”gumam Aldrina yang kini menjadi penonton
Luna yang menyadari kehadiran Aldrina entah kenapa dia ingin membuat Aldrina merasa kesal.
“Makasih banyak yah kak kalo gak ada kakak aku bakalan jatuh deh ke lantai”kata Luna setelah sepenuhnya berdiri dibantu Dandra dan dia pun langsung memeluk hangat Dandra
“Rasakan Drin”kata Luna dalam hati namun memasang wajah seakan masih ketakutan
“Iya, gak usah belebihan Lun”jawab Dandra pedas yang berusaha keluar dari pelukan Luna
Aldrina langsung berlari dan berdiri diantara keduanya yang membuat dahi Dandra berkerut “Sejak kapan dia disini?”tanya Dandra dalam hati
“Kak Dan aku mau juga dong diajarin”kata Aldrina memasang pupply eyes
Dandra tidak menghiraukannya “Kak ya ya”katanya lagi memohon sambil mengguncang tubuh Dandra
Dandra menatap tajam ke arahnya “Kau gak lihat saat ini Luna pun sudah merepotkanku ditambah kau lagi, gak gak”tolak Dandra secepatnya
“Luna pintar kok kak! Dulu aja aku rank bawah dia rank satu, aku yang butuh diajarin”kata Aldrina seakan berbangga diri bodoh
Sementara Luna yang mendengar itu seakan tidak percaya, Luna masih mengingat jelas kenangan mereka dan memang benar Luna dulunya selalu membantu Aldrina dalam belajar, menurut Luna sikap Aldrina sekarang seperti dulu saat Aldrina memohon padanya, lagi-lagi Luna mengingat kenangan bersama Aldrina.
“Apa kau begitu bangga mengatakannya? Gak malu?”tanya Dandra seakan tidak percaya
“Makanya ajarin sayang”kata Aldrina tanpa malu sedikit pun dihadapan Luna, baginya Luna sama seperti dulu yaitu sahabatnya Luna harus tahu bahwa Aldrina menyukai Dandra dan menandakan mereka harus membuat jarak
“Sekali lagi kau bicara saya laporin sama penjaga perpus udah buat kebisingan”ancam Dandra
Aldrina pun mengerucutkan bibirnya lalu pergi meninggalkan keduanya mengingat bel juga sudah berbunyi. Sementara Shirene setelah kepergian Aldrina masih membeku diposisinya yang masih saja ditatap oleh Lucas
“Oke kak aku nyerah ia ini aku paumu”kata Shirene akhirnya menatap Lucas
Pau adalah panggilan sayang Lucas pada Shirene. Lucas tersenyum senang kini Shirene mau menatapnya walau tatapannya tidak seperti dulu lagi biasanya mata Shirene berbinar-binar ketika melihat Lucas
“Pau… Kenapa ninggalin aku”kata Lucas penuh harap Shirene menjelaskannya
“Bukannya udah jelas? Aku udah ninggalin kakak dan itu berarti aku enggak mau lagi sama kakak”balas Shirene dengan berusaha menatap mata lelaki itu
Lucas menarik tangan Shirene menjauh dari kerumunan kini keduanya sudah berada di tempat paling sepi yaitu belakang sekolah
“Lepasin ah”ucap Shirene memberontak
“Cerita baik-baik pau aku butuh penjelasan”
“Kenapa seakan-akan aku yang jahat disini sih”kata Shirene yang merasa Lucas seolah menyudutkannya
“Kakak yang memeluk Olivia di pesta ulangtahun kakak 2 tahun lalu”kata Shirene dengan mata berkaca-kaca
Lucas kaget mendengar penuturan itu, Shirene sudah salah paham selama ini
“Kau tau pau aku tidak menyukai dia sejak dulu”
“Tapi kau membiarkannya disampingmu”
“Itu karna aku tak…”kalimat Lucas terpotong karna bel sekolah sudah berbunyi
Mendengar bel berbunyi Shirene langsung belari meninggalkan Lucas yang masih berdiam diri sambil terus memperhatikannya.
“Maaf pau”kata Lucas lirih
Akhirnya Lucas sadar ternyata Shirene meninggalkannya bukan karena tidak mencintainya lagi tapi karena Olivia pantas saja dia tidak pernah melihat Shirene di sekolah itu padahal sudah berbulan-bulan Shirene ada disana pasti Olivia mengganggunya itulah yang bisa disimpulkan Lucas lalu berjalan menuju kelasnya.
"Aku akan perbaiki semuanya pau, aku janji"ucap Lucas dalam hati sambil terus berjalan
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Putri Minwa
hai, Dendam mampir ya thor
2023-02-08
1
Nika
👍👍
2023-02-08
1
Yukity
mampir untuk like kembali...
salam dari
GADIS TIGA KARAKTER
2021-08-22
1