"Pepustakaan adalah tempat ternyaman untuk membaca dan juga tempat terbaik untuk tidur"
~~ LYSM ~~
Waktu terasa cepat berlalu tidak terasa hari ini adalah hari sabtu dan hari senin sekolah Aldrina akan mengadakan UTS.
“Kenapa harus ada ujian”teriak Aldrina frustasi dibangkunya
“Biar dapat nilai”jawab Shirene begitu santai sambil menguyah makanannya
“Kok elo santai banget sih mut?"tanya Aldrina sambil menatap kesal Shirene
“Abis gimana emang gue udah bodoh dari sononya hehe, trus nyokap gak masalah kok asalkan gue hadir sekolah nyokap dah bangga”balas Shirene polos
“Heh bangga kayak elo sekarang”kata Aldrina sambil menekuk wajahnya di meja
"Enak sih kayak gitu, gue juga sama pengen berpikiran kayak gitu cuma malu aja sama kak Bimo yang pintarnya kelewatan tanpa belajar aja ujiannya 100 semua"sambung Aldrina mengingat kakak satu-satunya yang terlalu pintar
"Sabar-sabar"kata Shirene dengan wajah turut sedih
Sepulang sekolah Aldrina memutuskan ke perpustakaan sekolah dia berharap nantinya setelah pergi ke perspustakaan akan mendapatkan keajaiban disana. Hari ini perpustaakaan sekolah di tempat Aldrina diperlama tutupnya mengingat siswa-siswi banyak yang ke perpustakaan karena hari senin ujian. Banyak jiwa-jiwa SKS (Sistem Kebut Semalam) yang berdatangan ke perpustakaan termasuk Aldrina.
Aldrina memasuki perpustakaan “Annyoeng unnie”seru Aldrina pada bu Rida yang menjadi penjaga perpustakaan sekaligus fans berat dunia drama korea
“Annyoeng dongsaeng”balas bu Rida sambil tersenyum senang
“Tumben pulang sekolah ke perpus biasa juga kamu kesini cuma nanya apa ada novel yang baru atau tidak yang masuk”sambung bu Rida mengingat Aldrina satu-satunya siswi yang sering mondar-mandir ke perpustakaan hanya untuk menanyakan novel terbaru
Aldrina cengengesan “Daya ingat ibu very good”seru Aldrina sambil mengacungkan kedua jarinya
“Jelas istrinya oppa Lee Min Hoo”kata bu Rida begitu bangganya
“Itu mah ibu ngarep oppsss”seru Aldrina sambil menutup mulutnya
“HAHAHA, tidak ada salahnya berharap asal tidak berlebihan, pergilah sana cari apa yang mau kamu cari jangan ganggu waktu ibu dan ingat ibu akan menutup perpustakaan pukul 4 sore nanti”
“Okee siap unni”balas Aldrina sambil memberi hormat dan pergi berlalu kearah rak buku yang berjejer layaknya perpustakaan umum
Aldrina memilih-milih buku yang ada mengingat dia akan ujian matematika, pkn, dan ekonomi (Mata pelajaran minat yang dipejari anak MIA yang seharusnya hanya dipelajari di jurusan IPS). Setelah mendapatkan buku-buku yang berhubungan Aldrina mengambil posisi di salah satu bangku panjang yang ada di perpustakaan.
“Aldrina Fighting”seru Aldrina menyemangati dirinya sendiri
Aldrina mulai mengeluarkan peralatan menulisnya tidak lupa juga satu buku tulis. Yang pertama dibukanya adalah buku yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari saat bidang studi matematika. Jika ada yang melihat Aldrina saat ini mereka akan mengatakan bahwa Aldrina adalah siswi yang pintar akan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Hanya mengerjakan soal persamaan linier 2 variabel otak Aldrina langsung tersumbat seakan semua darah yang ada di otaknya berhenti mengalir.
“Hoam” Aldrina menguap beberapa kali belum ada 30 menit Aldrina sudah tepar dengan posisi kepala yang kini menindih buku, bu Rida yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala
“Sudah kuduga”gumam bu Rida melihat tingkah Aldrina
Satu jam kemudian jam menunjukkan jam 3 kurang dan Aldrina belum mendapatkan apa-apa dan masih berkeliaran di dunia mimipi. Tentu saja kehadirannya disana membuat para siswa yang lain mendongak dan melihat siapa yang tidur namun tidak sampai membangunkan Aldrina.
Dandra sudah selesai mengajari Luna dan Dandra yakin Luna akan berhasil dalam UTS persis seperti yang dikatakan Aldrina, Luna adalah siswi yang cerdas dan sangat cepat menangkap akan apa yang dikatakan oleh oranglain.
“Oke kamu udah bisa pulang sekarang semoga sukses buat hari senin saya yakin kamu pasti bisa”seru Dandra datar dan memasukkan barang-barangnya ke tas
“Baik kak terimakasih”balas Luna dengan senyuman terbaiknya
Luna bukanlah Aldrina yang bisa membuat Dandra tersenyum walaupun Luna tersenyum manis dan bersikap sopan padannya itu tidak membuat Dandra ingin membalas senyuman itu. Setelah Luna pergi berlalu Dandra pergi menuju perpustakaan untuk membalikkan buku-buku yang sudah dipinjamnya beberapa hari yang lalu untuk mengajari Luna.
“Siang bu”sapa Dandra pada bu Rida
“Eh ada aktor korea”seru bu Rida sambil senyum-senyum sendiri
Seisi sekolah pasti kenal Dandra terlebih wajahnya yang begitu tampan megalahkan seluruh penduduk sekolah itu (Lah penduduk kayak uda negara aja hehehe). Cuma satu yang disayangkan Dandra lebih sering memasang wajah datarnya.
“Mau balikkan buku yang saya pinjam bu”kata Dandra sopan
“Aduh gak usah panggil ibu dong, panggil kakak ajah merasa tua nih ibu”kata bu Rida yang memang masih muda menggoda Dandra
“Ah iya bu eh kak maksudnya”kata Dandra tidak nyaman
“Yaudah balikkan aja ketempatnya ibu masih ada yang mau di check nih, sekalian dong Dandra buku-buku yang ini juga”kata bu Rida sambil menunjuk beberapa buku
“Baik bu eh kak”balas Dandra yang membuat bu Rida senyum-senyum tidak jelas
Ketika Dandra ingin melangkah “Eh nak maksudnya Dandra, minta tolong sekalian bangunin tuh si gelis takutnya buku yang ditidurinya kenak air liur”seru bu Rida sambil menunjuk ke arah Aldrina yang masih setia pada posisinya.
“Tapi banguninnya pakek hati yah pasti lehernya udah sakit tuh”seru bu Rida
Dandra mengangguk lalu pergi menyusun buku-buku yang sedang digenggamnya sekarang. Setelah beres Dandra mendekati Aldrina secara perlahan.
Dilihatnya wajah polos Aldrina “Cantik, diam gini kan nyaman”kata Dandra dalam hati
Dandra tidak sadar menyunggingkan senyumnya, lesung pipi Dandra kembali muncul. Tidak tega membanguni Aldrina, Dandra ingin mendiamkannya sebentar lagi lalu mengambil posisi tepat disamping Aldrina dan ikut menenggelamkan wajahnya diatas meja tidak lupa dengan pandangan mengarah pada Aldrina.
“Yaelah si ganteng bukannya bangunin malah ikut nyosor, eh tunggu-tunggu kok saya jadi kayak nonton drama korea gini sih hihihi, duh manisnya”seru bu Rida heboh melihat keduanya layaknya pasangan romantis di drama korea
Dalam alam bawah sadarnya lagi-lagi Aldrina mengendus bau Dandra. Bau itu sangat tajam yang membuatnya terus mengendus perlahan matanya terbuka.
“AAAAA”teriak Aldrina kaget layaknya melihat hantu di siang bolong bagaimana tidak setelah dia bangun yang dilihatnya adalah mata Dandra yang memplototinya padahal seingatnya dia hanya sendiri tadi
“Shusssst”seisi pepustakaan menyuruh Aldrina diam
“Ma.. maaf maaf.. A.. Auuuu duh duh sakit banget”seru Aldrina akhirnya merasakan sakit yang ada pada lehernya
Tidak berniat membantu Dandra hanya menyunggingkan senyumnya melihat Aldrina yang kini terlihat kesakitan.
“Yah si bambang bantuin kek sakit tau aa aau”seru Aldrina lagi, kini Aldrina merasa lehernya begitu tegang bagaimana tidak posisi tidurnya pun tidaklah baik
“Perpus tempat belajar bukan tidur”kata Dandra yang membuat Aldrina tampak begitu kesal
“Elo itu ya kak”kata Aldrina sambil menarik leher baju Dandra otomatis jarak wajah keduanya semakin dekat
Dengan posisi seperti itu Aldrina tidak lagi marah kini wajahnya malah merona dan salivanya seakan susah untuk ditelan.
“Awww”teriak Aldrina sambil memengangi kepalanya yang mendapat sentilan dari Dandra
“Shutt...”lagi-lagi semuanya menyuruh Aldrina diam dan bu Rida hanya bisa tersenyum sendiri sambil meminum tehnya dan tidak berniat menegur, baginya ini adalah adegan drama korea yang paling dia sukai (Lah dasar si ibu haha)
“Sakit woi”seru Aldrina pelan
Dandra mengalihkan pandangannya dilihatnya buku-buku yang kini berada diatas meja tidak tersentuh sama sekali kecuali buku yang menjadi alas wajah Aldrina.
“Perpus mau tutup”kata Dandra singkat padat dan jelas
“Sial! Seriusan kak?”tanya Aldrina heboh lalu menarik jam tangan yang ada di tangan Dandra
“Duh aku blum belajar apa-apa lagi”kata Aldrina lesuh mengingat setengah jam lagi perpustakaan akan ditutup
“Kak ajarin aku dong”pinta Aldrina
“Kemarin siapa yang nolak belajar padahal awalnya minta diajarin”kata Dandra mengingat senin lalu Aldrina memilih pergi dengan Felix daripada belajar dengan Dandra
“Heheh beda lagian aku gak mau ganggu kalianlah”jawab Aldrina seakan menyindir kedekatan Dandra dengan Luna
“Yang bilang ganggu siapa? Emang saya ada bilang ganggu”kata Dandra dengan wajah datarnya maju centi demi centi yang membuat Aldrina seakan terpojok
“Wow..”teriak bu Rida seakan takjub
Kini bu Rida yang mendapat teguran dari pengunjung perpus lainnya “Heheh”bu RIda cengengesan tanpa dosa
“Em.. anu ajari aku persamaan linear dong”kata Aldrina sambil mengangkat buku yang ditimpahnya tadi tepat di depan wajah Dandra
Dandra tersenyum senang dibalik buku itu. Akhrinya Dandra mulai mengajari Aldrina dengan kesabaran tingkat dewa seakan Aldrina begitu pintar atau tidak tau sama sekali, berbagai pertanyaan diajukannya.
“Kenapa variabel yang di pakek x?”
“Wah datangnya rumus ini darimana sih?”
“Kira-kira penemunya bahagia gak yah karna temuaannya kita pakek sekarang?”
“Loh ini kok kakak kurangi sih?”
Dan banyak lagi pertanyaan Aldrina yang seakan tidak perlu dijawab dilontarkannya
“FOKUS”kata Dandra dengan nada suara tinggi kini Dandra yang mendapat teguran dari siswa-siswi lainnya
“Shuuusst..” Aldrina terkekeh lalu mendapat sentilan lagi di kupingnya
Akhirnya Aldrina mulai fokus setelah Dandra memberikan contoh dan membantunya memahami konsepnya. Aldrina mulai menghitung dan memasang wajah serius kini Dandra yang tidak fokus malah asyik memandangi wajah Aldrina.
“Benar-benar drakor”gumam bu Rida lagi-lagi menonton keduanya seperti tidak memiliki urusan lain
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 sore “Yahh padahal aku baru belajar sedikit”seru Aldrina lemas, Dandra hanya sebagai pendengar dan tidak berniat untuk menanggapi
“Aku ke rumah kakak yah belajarnya”pinta Aldrina
Dandra diam membawa gadis ke rumahnya akan mendapat godaan dari ibunya tapi mau bagaimana lagi Aldrina bagaikan beo yang mengulang-ulang perkataannya sampai Dandra mengiyakannya. Keduanya pun beranjak keluar dari perpustakaan.
“Eh kalian”seru bu Rida pada keduanya sebelum keluar
“Eh unni, ada apa unni?”balas Aldrina sambil tersenyum
“Sering-sering mampir yah”kata bu Rida dengan ekspresi yang membuat keduanya heran
“Lah buat?”tanya Aldrina bingung
“Uda gak usah banyak tanya”kata bu Rida seakan galak
“Dih si ibu ada-ada aja efek kebanyakan nih”
“Kebanyakan apaan?”tanya bu Rida heran
“Tau ahh HAHAHA, dada bu”putus Aldrina perbincangan itu dengan tawa yang membuat Dandra tidak habis pikir
“Sama warasnya”gumam Dandra
“Hah apa Dan?”tanya bu Rida
“Ah enggak bu, permisi bu”jawab Dandra lalu menyusul Aldrina
“Lah dasar bocah sekarang jadi gak sabar nih nuggu kelanjutan drama 18 Again”kata bu Rida pada dirinya sendiri tidak lupa senyum yang selalu terpatri di wajahnya
Kemudian bu Rida membereskan barang-barangnya dan mengunci perpustakaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
ANAA K
Mampir lagi kak😄🙏🏿 udah boomlike juga😉✌🏾 jangan lupa mampir lagi yah kak🙏🏿😉
2021-09-18
1
R_armylove ❤❤❤❤
mampir lagi kaka
2021-05-09
1
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
like lagi
ditunggu feedbacknya yaa
2021-03-29
1