Untitled Love
Alarm yang berada di sudut meja kecil berbunyi kencang. membangunkan seorang gadis yang sedang asik tenggelam dalam mimpi.
Dug, Dag, Dug, Dag.
Begitulah kiranya suara langkah kaki turun dari tangga. Dengan cepat gadis itu turun dan langsung mendarat di meja makan.
Segelas teh manis dengan pisang goreng yang berada di tangannya. Ia habiskan dengan cepat.
"Ma, berangkat dulu ya." Teriak gadis tersebut sambil keluar dari rumahnya yang sangat sederhana.
"Kak, bareng!" Teriak adik laki-lakinya.
"Gak! Berangkat sendiri!" Gadis itu langsung lari agar adiknya tidak ikut.
Gadis itu bernama Yuri Handayani. Yuri memiliki wajah oriental yang menurun dari ibunya. Yuri juga memiliki rambut lurus dan hitam pekat.
Sejak Sekolah Dasar, Orangtua Yuri memasukkannya di sekolah terdekat dari rumahnya. Kini, ia memilih sendiri sekolah yang diinginkan.
TBC School, Sekolah bergengsi bagi kalangan remaja. Selain seragamnya yang berbeda dari sekolah yang lain, TBC School juga cukup di kenal melahirkan penerus bangsa yang unggul dalam pendidikan.
Selain itu, alasan Yuri memilih sekolah TBC School agar ia tidak bertemu dengan orang yang ia kenal.
Hari pertama ia menjadi siswa sekolah menengah atas. Yuri berdiri di depan pintu gerbang sekolahnya. Ia menatap banner yang terpasang di depan gerbang untuk menyambut siswa baru di tahun ajaran baru.
"Semoga tidak ada orang yang mengenaliku." Batin Yuri sambil melangkah.
Pertama yang ia lihat adalah halaman parkir yang luas. Tidak hanya sepeda motor ataupun sepeda yang terparkir di halaman tersebut. Ada juga yang di antar oleh supir menggunakan berbagai jenis mobil.
Kini, Yuri masuk ke dalam gedung utama. Begitu masuk, ia sudah melihat lapangan olahraga yang luas dan gedung bertingkat sekolah tersebut.
TBC School memiliki 4 Gedung bertingkat yang berjajar dengan rapi. 4 Gedung tersebut terdiri dari Playground, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas hingga Gedung serbaguna.
"Wah, bagus banget ya ternyata." Yuri mengagumi sekolah barunya.
Satu-persatu siswa lain sudah mulai berdatangan. Karena hari ini adalah hari pertamanya, ia masih menggunakan seragam putih biru. Sama seperti siswa baru lainnya.
Yuri naik ke lantai tiga melalui tangga yang di sediakan. Masing-masing gedung memiliki dua tangga yang berada di sisi kanan dan sisi kiri.
Yuri masih mencari namanya yang tercatat di depan kelasnya. Ia di tempatkan di kelas 1-5, setelah menemukan namanya, Yuri masuk ke dalam kelas. Ia mendapatkan tempat duduk yang berada di baris kedua dari belakang.
"Ah, itu masih kosong. Semoga saja yang duduk di sebelahku dia pintar dan baik." Batin Yuri melewati meja lainnya.
Ia langsung mengeluarkan buku dan tempat pensilnya. Yuri merupakan sosok gadis yang pemalu pada awalnya. Sehingga, ia tidak berani untuk memulai perkenalan di awal.
Yuri keluar dari kelasnya sambil melihat keramaian di hari pertama tahun ajaran baru. Banyak yang seperti dirinya, ada yang saling kenal, ada senior yang langsung bergabung ke sebuah kelompok dan masih banyak lagi.
Bel masuk sudah berbunyi, para siswa langsung berlarian menuju kelasnya masing-masing. Begitu juga dengan Yuri yang kembali masuk ke kelasnya.
Guru sudah mulai masuk ke masing-masing kelas. Semua orang yang ada di kelasnya sudah saling berpasangan mengisi tempatnya. Tersisa satu kursi yang berada di samping Yuri.
Sampai akhirnya, Yuri terkejut melihat satu siswa yang baru datang. Yuri menutupi wajahnya, siswa tersebut sempat tertahan oleh guru. Setelah mendapat teguran siswa tadi duduk di samping Yuri.
"Eh, kamu Yuri alumni SD Cemara ya?" Tanya siswa tadi.
"Aduh, kenapa harus Kenzie sih?" Ucap Yuri dalam hati.
"Ya, ketemu lagi kita. Kamu masih pendiam saja sih?" Tanya Kenzie.
Kenzie adalah teman sekolah Yuri saat duduk di bangku sekolah dasar. Baginya Kenzie adalah musuh yang harus ia hindari. Ada saja tingkah Kenzie yang membuat Yuri kesal bahkan suka membuatnya menangis.
Harus di hindari, tapi malah berada di sampingnya saat ini. Duduk bersebelahan dengan orang yang tak ia harapkan.
Guru tadi adalah wali kelas mereka yang bernama Nasya. Selain menjadi wali kelas 1-5, Nasya juga bertugas sebagai Guru konseling.
Semua murid saling memperkenalkan diri mereka satu-persatu. Sampai semua sudah memperkenalkan dirinya, Nasya menjelaskan mata pelajarannya.
Tiga jam berlalu, sebelum bel istirahat berbunyi, seluruh anggota OSIS di sekolah tersebut mengajak murid-murid baru untuk bergabung di ekskul yang tersedia.
Tatapan Yuri tak hentinya menatap salah satu anggota OSIS yang ada di depan kelas. Kenzie yang menyadari tatapan Yuri langsung menepuk pundak Yuri hingga terkejut.
"Kenzie! Apaan sih kamu?" Yuri kaget. Sambil mengelus pundaknya.
"Takutnya kamu kesurupan. Habis itu mata gak berkedip." Jawab Kenzie.
"Apa sih kamu? Gak jelas deh." Balas Yuri.
Setelah menjelaskan beberapa ekskul, seluruh anggota OSIS tadi keluar kelas dan kembali masuk ke kelas lain.
Jam istirahat tiba, Yuri hanya keluar dan berdiri di depan kelasnya sambil menatap lapangan yang begitu luas.
Seorang anak laki-laki melambaikan tangannya pada Yuri. Yuri memperbesar pandangannya hingga ia melihat wajah senyum adiknya.
Yuri berbalik badan dan tepat berhadapan dengan Kenzie. Terkejut? Jantung Yuri berdetak sangat kencang. Bagaimana tidak, kini wajah Kenzie berada 5cm di depannya.
"Keenan sekolah disini juga?" Tanya Kenzie menjauh dari Yuri dan mengalihkan pembicaraan.
"Ya, kamu lihat sendiri kan? Jadi gak perlu nanya." Jawab Yuri. Yuri mengatur nafasnya yang mulai tak beraturan.
"Woi Zie!" Teriak seorang laki-laki dari arah lain.
"San?! Kamu disini juga?" Tanya Kenzie.
Irsan adalah teman sekolah Kenzie saat masuk ke sekolah menengah pertama. Mereka berteman akrab, tak hanya Irsan, bahkan ada beberapa teman kelompoknya yang ikut masuk ke TBC School agar bisa tetap kumpul.
Yuri kembali menatap lapangan yang luas. Kini, tak lagi Keenan yang ia lihat. Ia melihat sosok kakak kelas yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Jimmy, ketua OSIS serta anggota ekskul Band. Dia juga berbakat dalam bermain basket. Wajahnya yang mungil dan tampan cukup membuatnya di kenal oleh seluruh siswa perempuan. Bahkan sampai terkenal di sekolah lain.
Jam istirahat berakhir, Jimmy menyudahi permainannya walau hanya sebentar. Lalu, pengeras suara yang berada di masing-masing kelas berbunyi.
"Untuk seluruh siswa baru di harapkan turun ke lapangan untuk menyaksikan penampilan dari masing-masing ekskul." Bunyi dari pengeras suara tersebut.
Kegiatan yang di tunggu-tunggu oleh Yuri. Berhubung di hari pertama ia belum memiliki teman baru, ia bisa menikmati penampilan dari berbagai macam ekskul.
Tiba waktunya acara di mulai. Ekskul band membuka acara dengan penampilannya yang membuat semua siswa berteriak histeris. Termasuk Yuri yang langsung di suguhkan pemandangan indah.
Iya, sudah pasti penampilan Jimmy yang langsung memukul alat musiknya. Jimmy berperan memainkan drum dengan keahliannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
auliasiamatir
nyicil baca dulu yah thor
2023-02-20
1
Mat Grobak
👍👍👍
2022-12-21
0