Ep 12

Sudah tiga hari Yuri selalu menemani Jimmy sehabis pulang sekolah. Ia juga tidak mengikuti ekskul Teater hanya untuk menemani Jimmy di rumah sakit.

"Si Yuri akhir-akhir ini lebih suka pulang cepat ya?" Tanya Marsha ke Kenzie.

"Majikannya sakit." Jawab singkat Kenzie sambil menutup buku yang telah ia baca.

"Ken, kamu kenapa gak ngomong aja ke Yuri?" Tanya Kevin.

"Emang ada Vin?" Tanya Marsha. Kevin cukup melirik ke Kenzie.

"Kamu suka sama Yuri?" Tanya Marsha lagi.

"Bukannya kalian ribut terus?" Marsha masih tidak percaya.

"Sudahlah, aku mau pulang duluan. Berhentilah kalian menggosip!" Jawab Kenzie sambil beranjak pergi.

Kenzie tak pernah pulang langsung ke rumah. Ia selalu mampir dulu ke markas mereka.

"Gimana bang? Ramai hari ini bang?" Tanya Kenzie pada karyawannya.

"Ramai bos, tadi si Arif baru saja beli stok." Jawab karyawannya yang bernama Hanif.

"Eh Kenzie!" Sapa seorang cewek.

"Hei Nik, sudah balik?" Membalas sapaan Monik.

"Baru balik nih." Kata Monik.

"Tumben, biasanya pacaran dulu sama si mas brewok." Kenzie meledek Monik.

"Hahaha, sial aku di selingkuhi sama dia!" Curhat Monik.

"Emang dasar cowok! Kelakuan cowok! Lihat yang lebih cakep dikit langsung banting stir!" Lanjut Monika.

"Eh, tolong ya di ralat! Aku cowok tapi gak gitu ya. Gak semua cowok kayak dia loh. Kamu saja yang salah pilih pasangan." Kenzie membela dirinya yang sebagai cowok.

"Nih ya, cowok juga sama seperti cewek. Mereka itu ibarat kerang di laut. Gak semua kerang yang bagus itu, bisa menghasilkan berlian." Lanjutnya.

"Gitu juga sama cowok, gak semua cowok kayak gitu. Tapi, kalo kamu bisa mendapatkan cowok yang seperti berlian. Kamu akan di perlakukan layaknya seorang putri. Kamu akan di manjakan." Jelasnya lagi.

Mendengar penjelasan Kenzie yang panjang, Monik pun tertidur pulas di sofa milik Kenzie. Kenzie cukup memberikan senyumannya pada sahabatnya itu. Lalu, ia berkumpul bersama yang lain.

"Gimana bro?" Tanya Gilang.

"Yah, nanya gimana ke dia. Udah pasti jawabannya masih tetap sama." Rama menyambar pertanyaan Gilang.

"Ken, kalau kamu begini terus gimana dia bisa tahu kalau kamu suka sama dia?" Tanya Rama.

"Ujung-ujungnya keduluan orang lain." Sambung Gilang.

Kenzie kembali ninggalin sahabatnya dan pergi ke kamarnya. Ia memetik gitarnya perlahan.

***

"Sudah Yay?" Tanya Yuri.

"Ya kamu gimana? Kan kamu yang repot Yay." Jawab Jimmy sambil duduk di sofa rumah sakit.

"Baju sudah, buah sudah, Hp sama casan sudah." Yuri mengecek kembali barang bawaan Jimmy.

"Jaket kamu mana Yay?" Tanya Yuri.

"Sepertinya masih ada di lemari Yay." Jawab Jimmy.

Selesai merapikan barang bawaan Jimmy, mereka pulang menggunakan taksi online. Untungnya, hari ini adalah hari libur sekolah. Jadi, Yuri bisa menemani Jimmy dari pagi.

Selama perjalanan, Yuri menyempatkan diri untuk belanja di supermarket. Yuri membuatkan makanan untuk Jimmy.

Ia membuat Sup Tahu, Tim Ayam dan bubur. Dokter berpesan agar Jimmy memakan makanan lembut sampai dia benar-benar pulih.

Yuri mengikuti secara detail tutorial masak di YouTube. Sesekali ia mencicipi rasanya setiap ia ingin menambahkan bumbu.

"Yay, makanan sudah siap. Makan yang banyak ya Yay." Pinta Yuri sambil menyiapkan bubur di mangkuk.

"Banyak banget Yay. Kamu beli dimana?" Tanya Jimmy.

"Cobain dulu dong Yay. Kalau enak, berarti itu aku yang buat. Tapi, kalau gak enak itu aku beli di luar." Jawab Yuri sambil tersenyum.

Jimmy mencicipi masakan Yuri. Awalnya dia ragu untuk memakannya. Ia mencicipi buburnya lebih dulu. Buburnya terasa lembut dan nyaman saat di telan. Sup tahunya juga enak sekali, tahu sutranya lembut. Ayam Timnya gurih dan menghangatkan tubuhnya.

"Gimana Yay?" Tanya Yuri.

"Biasa saja." Jawab singkat Jimmy.

"Padahal itu aku yang masak loh." Kata Yuri.

"Aku sudah kenyang, kamu pulang saja." Jimmy berdiri dan meninggalkan Yuri.

Jimmy masuk kamar, Yuri merapikan sisa makanannya dan membersihkan rumah Jimmy. Setelah semua sudah bersih dan rapi, Yuri pulang.

***

Jimmy mondar-mandir mencari sesuatu. Sampai ia mendapatkan yang dia cari, Jimmy langsung mengambilnya.

"Makananku!" Ucap Jimmy dengan mata yang berbinar-binar.

"Oh astaga, ini makanan enak sekali!" Jimmy memakannya dengan sangat lahap.

Bel rumah Jimmy kembali berbunyi. Jimmy berpura-pura lemas membuka pintunya. Ternyata, Joshua yang datang menjenguknya.

"Aku dengar kamu sudah balik. Jadi aku sama yang lain datang kesini. Tapi, mereka masih ada di jalan." Joshua masuk sebelum di suruh masuk oleh pemilik rumah.

"Wah, ada makanan enak nih." Joshua melihat makanan yang di lihat Yuri masih terlihat banyak.

"Aku mau ah." Joshua mengambil mangkuk dan sendok.

Belum sempat menyentuh makanannya, Jimmy sudah lebih dulu mendorong Joshua untuk menjauh dari makanannya.

"Dih, pelitnya!" Joshua menaruh mangkuk tadi ke meja.

"Aku masih lapar! Sudah sana!" Jimmy menyuruh Joshua untuk ke ruang TV lebih dulu.

Banyaknya makanan yang masuk membuat Jimmy merasa kekenyangan walau masih tersisa sedikit.

Joshua melihat sisa makanan masih ada. Ia ambil kembali mangkuk dan sendoknya. Ia menghabiskan sisa makanan Jimmy.

"Woah, ini enak sekali! Pantas saja dia tidak ingin berbagi. Giliran makanan yang gak enak saja, langsung kasih ke aku!" Gerutu Joshua.

Sahabatnya Jimmy semua berkumpul di rumah Jimmy yang tidak terlalu besar. Tapi, semua barangnya bernilai mahal.

Tawa dan canda meramaikan rumah Jimmy. Kedua orangtuanya tak pernah lama di rumah. Bahkan mereka hanya seperti numpang beristirahat saja. Mereka juga lebih sering dinas ke luar kota.

Kali ini, Mamanya pulang lebih awal. Ia datang di saat teman-temannya Jimmy sedang berkumpul. Kedatangan Mamanya seketika membuat suasana mendadak sunyi.

"Wah, lagi pada kumpul ya?" Sapa Mamanya Jimmy.

"Iya Tante." Balas Gwen.

"Jimmy gimana di sekolah? Pasti nakal ya?" Tanya Mamanya Jimmy.

"Kamu tuh seharusnya~" Tanpa sebab Mamanya malah menceramahi.

"Kamu jangan malu-maluin Mama ya! Mama sama Papa banting tulang buat sekolahin kamu." Lanjutnya lagi.

"Engga Tante, Jimmy anak baik di sekolah. Nilainya juga tidak buruk." Sambung Lily.

Mamanya kembali menceramahinya. Bahkan sesekali ia juga suka membanding-bandingkan anaknya dengan yang lain. Di rasa suasana mulai tidak kondusif, teman-temannya mulai berpamitan.

"Sudah? Mama sudah marahnya?" Tanya Jimmy.

"Kalau Mama pulang cuma untuk marah-marah, aku ikhlas Ma, mama gak pulang." Lanjut Jimmy.

Jimmy kecewa dengan Mamanya. Sangat jarang sekali Mamanya memuji dirinya. Bahkan mamanya lebih sering membandingkan dirinya dengan orang lain.

"Sabtu besok acara perjodohan kamu dengan anaknya Nyonya Stefanny. Mama yang akan meminta izin ke sekolah." Ucap Katherine.

"Apa? Perjodohan? Aku gak setuju Ma! Aku sudah punya pilihan aku sendiri dan aku juga masih ingin kuliah!" Jawab Jimmy.

"Ini bukan pertanyaan untuk kamu jawab Jimmy!" Mendengar perkataan Mamanya, Jimmy kembali ke kamarnya.

Terpopuler

Comments

golddiamond

golddiamond

sudah aku masukkan ke dalam favorit ya..TKS atas bunganya...lanjut up terus semangat

2022-12-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!