Ep 11

Hari berganti, tiba saatnya mereka mendapatkan hasil penilaian dari juri perlombaan. Sena dan Jihan menjadi perwakilan dari sekolah mereka.

Pulang sekolah, Yuri melihat Jimmy dan temannya sedang bermain basket di lapangan. Ia pun turun menuju lapangan. Ia duduk di kursi panjang yang ada di dekat lapangan.

Joshua lebih dulu melihat Yuri. Ia melambaikan tangan pada Yuri. Namun, Yuri hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ciye, yang di tungguin." Jimmy menoleh ke arahnya dan melihat Yuri yang sedang tersenyum.

Tak lama, mereka menyudahi permainan basketnya. Mereka kembali mengganti pakaiannya.

"Mana dompet kamu? Aku butuh lima ratus ribu!" Jimmy mengambil uang yang ada di dompet Joshua.

"Hei! Buat apa?" Joshua kalah cepat dengan Jimmy. Ia sudah lebih dulu mengambil uang yang ada di dompetnya.

"Kau bilang tiga bulan kan? Selama itu juga aku akan minta modal darimu untuk mengajak Yuri berkencan. Hahahaha." Jawab Jimmy.

"Apa? Sebulan!" Joshua tak mengerti lagi dengan sahabatnya.

"Kecuali Nindi, apapun akan aku belikan untuknya." Lanjut Jimmy.

Selesai berganti pakaian, Jimmy menghampiri Yuri. Begitu Jimmy keluar, Yuri melambaikan tangannya dan terus memandangi Jimmy.

"Aku memang cewek beruntung yang berhasil mendapatkan Kak Jimmy." Batin Yuri.

"Yuri awas!" Teriak Jimmy.

Belum sempat menghalangi, bola basket tersebut sudah lebih dulu mendarat di kepala Yuri.

Bugh~

Yuri pun terjatuh karena kencangnya bola yang menghampirinya. Jimmy membawa Yuri yang jatuh pingsan ke ruang UKS.

Saat terbangun dari pingsannya, Yuri masih merasakan pusing kepalanya. Yuri melihat Jimmy yang sedang memarahi murid lain.

"Yay, kamu sudah sadar?" Tanya Jimmy.

"Cepat minta maaf!" Perintah Jimmy ke dua orang lelaki.

Dua orang tersebut meminta maaf pada Yuri sesuai dengan perintah Jimmy. Usai meminta maaf, mereka kembali keluar.

"Tadinya aku ingin mengajakmu nonton Yay." Kata Jimmy.

"Tapi, karena insiden ini ~" lanjut Jimmy.

"Ayo, ayo kita nonton di Mall G. Aku lihat ada film seru sekarang." Sambung Yuri.

Jimmy dan Yuri langsung pergi ke Mall G dan langsung menuju ke bioskop. Tak lupa mereka membeli pop corn dan minuman.

Sambil menunggu film di mulai, Yuri dan Jimmy duduk di cafe yang berada di bioskop tersebut.

Mereka menikmati pop corn lebih dulu. Sambil sesekali mereka saling melempar popcorn.

Hari yang begitu indah bagi Yuri. Yuri sangat menikmati momen kebersamaannya dengan Jimmy.

"Yay, filmnya dah mulai tuh. Yuk kita masuk sekarang." Yuri menarik tangan Jimmy.

Ternyata, filmnya tak sesuai yang Yuri harapkan. Filmnya membuat Yuri bosan dan mengantuk. Yuri pun tertidur di tengah pemutaran film.

Film pun selesai dan semua penonton sudah keluar. Tapi, Yuri masih tertidur nyenyak. Melihat Yuri, Jimmy jadi tak tega membangunkannya.

"Ternyata, cantik juga ya. Saat tidur saja terlihat manis sekali." Ungkap Jimmy dalam hati. Ia terus menatap Yuri yang masih terlelap.

"Permisi Mas, tempatnya mau saya bersihkan." Pinta petugas kebersihan di dalam teater.

Suara petugas tersebut membuat Jimmy tersadar dari lamunannya dan juga membuat Yuri terbangun dari tidurnya.

"Loh kok sepi Yay? Bukannya tadi ramai?" Tanya Yuri.

"Baru saja selesai Yay filmnya." Jawab Jimmy.

"Baru selesai gimana toh mas? Orang selesainya udah dari tadi." Sambung petugas tadi.

Yuri dan Jimmy keluar dari ruang teater tersebut. Tangan Jimmy sama sekali tak mau melepaskan genggamannya.

"Yay, kamu lapar? Kita makan yuk." Belum menjawabnya, Jimmy sudah mengajak Yuri makan ke salah satu restoran di Mall G.

"Wah, ternyata restoran Nya bagus juga ya dalamnya." Kagum Yuri.

Jimmy memesankan makanan untuknya dan juga untuk Yuri. Jimmy membuatnya semakin mencintainya. Yuri sangat bahagia bisa memiliki Jimmy. Tak henti-hentinya ia memandang Kakak kelasnya itu.

"Yay, ayo dimakan." Kata Jimmy. Yuri masih saja menatapnya.

Jimmy memberi satu suapan pada Yuri. Yuri juga memberi satu suapan pada Jimmy. Sampai akhirnya mereka kembali makan sendiri hingga habis.

Selesai makan, Jimmy mengantar Yuri sampai depan rumahnya. Begitu Jimmy mulai jauh, Yuri senang sampai jingkrak-jingkrak di luar rumah.

Mamanya sudah menunggunya di dalam rumah. Dengan kaki menyilang dan tangan yang di lipat ke depan.

"Ri, darimana saja kamu?" Tanya Mamanya.

"Habis kerja kelompok Ma." Jawab Yuri.

"Oh, kerja kelompok sampai semalam ini?" Hani mulai curiga dengan Yuri.

"Lain waktu, kerja kelompok disini saja!" Lanjutnya.

Usai menasehati Yuri, Mama Nya masuk ke dalam kamar. Yuri pun juga masuk ke dalam kamarnya.

***

Sepanjang jalan, Jimmy selalu membayangkan wajah Yuri saat tidur di dalam studio bioskop.

Ia juga membayangkan senyumannya saat makan bersama. Jimmy sesekali tersenyum sendiri.

"Ah, tidak! Gak bisa! Cintaku hanya untuk Nindi! Aku hanya mencintai Nindi." Umpatnya. Namun ia tidak juga dapat membayangkan wajah Nindi. Hanya ada bayangan Yuri dalam pikirannya.

***

Sudah dua hari ia tidak melihat Jimmy. Di hubungi juga tidak bisa. Yuri sangat khawatir sekali.

"Kak, Kak Jimmy kemana ya?" Tanya Yuri pada Lily.

"Loh, kamu kan pacarnya." Jawab Lily.

"Aku coba hubungi gak bisa terus." Katanya lagi.

"Dia sakit tipus, sekarang masih di rawat." Sambung Gwen.

"Sakit? Sakit apa kak? Sekarang gimana? Ada dimana?" Tanya Yuri dengan penuh kekhawatiran.

"Yeh, nih anak ya." Lily menepuk jidat Yuri.

"Kan tadi sudah juga udah dia bilang. Dia sakit tipus dan sekarang lagi di rumah sakit TBC Hospital." Lanjut Lily.

"Kakak, udah pada kesana?" Tanya Yuri.

"Niatnya sih hari ini. Cuma lihat nanti ajalah." Jawab Gwen.

"Aku ikut kak. Boleh ya?" Pinta Yuri.

Pulang sekolah, Yuri dan sahabat Jimmy pergi menjenguk Jimmy. Yuri bersikap tak tenang selama di perjalanan.

Tak lama sahabatnya menjenguk. saat yang lain pulang, Yuri masih menunggu Jimmy dan membiarkannya istirahat.

Yuri tertidur di samping Jimmy. Ia pun heran melihat Jimmy yang hanya sendiri. Sehingga ia berinisiatif untuk menemani kekasihnya itu.

Jimmy terbangun dan mendapati Yuri yang sedang tertidur dalam posisi menunduk di sampingnya. Ia mengusap kepala Yuri sambil tersenyum.

"Yayang sudah bangun? Mau minum dulu?" Yuri terbangun dan langsung mengambilkan minum untuk Jimmy.

"Terimakasih ya Yay." Ucap Jimmy setelah minum air mineral.

"Sudah menjelang malam, kamu gak pulang?" Tanya Jimmy.

"Aku akan tetap disini nunggu kamu. Sampai mama dan papamu kesini." Jawab Yuri.

"Haha, pulanglah. Mereka tidak akan kesini." Jimmy tertawa.

Sejak kecil, orangtuanya selalu sibuk kerja. Ia hanya bersama kakak perempuannya dan pengasuhnya. Kini, kakak perempuannya sudah mulai sibuk dengan karirnya. Ia juga sudah tinggal di rumahnya sendiri. Tersisa Jimmy dan pembantunya di rumah.

"Pulanglah, aku baik-baik saja kok." Ucap Jimmy.

Yuri menuruti perkataan Jimmy. Dengan berat hati ia pergi ninggalin Jimmy sendiri di rumah sakit.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!