Tak terasa waktu sudah mendekati ujian kenaikan kelas. Sebelum ujian, murid-murid di liburkan selama seminggu.
"Tidak ada yang boleh keluar main!" Teriak Hani.
Ting~ Ting~ Nong~
"Keenan buka pintunya!" Pinta Hani.
"Yuri! Nilai kamu akhir-akhir ini selalu menurun! Selama liburan tidak ada yang namanya keluar! Kamu harus fokus belajar!" Teriak Hani pada anaknya.
"Tapi Ma, justru sebaiknya aku jalan-jalan dulu Ma. Ketika semua sudah tenang hati dan pikiran baru bisa belajar dengan baik Ma."balas Jimmy.
"Ma, ada Kak Kenzie." Sambung Keenan.
Selama libur Hani di larang untuk pergi main. Hani meminta Kenzie untuk membantu Yuri belajar selama seminggu. Kenzie pun bersedia menemani Yuri belajar.
Kenzie dengan giat menjelaskan materi pelajaran yang tidak Yuri pahami. Hampir saja Yuri melupakan rasa sakit hatinya. Hal itu teringat kembali saat ia sengaja membuka sosial media Nya dan terlihat postingan Prisa yang sedang liburan dengan Jimmy.
Ia kembali tak bersemangat. Bahkan setiap Kenzie menjelaskan, ia tak mendengarnya. Pikirannya melayang entah kemana.
Kenzie menyadari hal itu. Ia menyodorkan segelas jus jeruk yang di berikan Hani langsung menempel ke mulut Yuri. Yuri pun kaget ketika bibir gelas itu menempel di mulut nya. Tak hanya itu, Kenzie juga mengangkat gelasnya sedikit agar jus jeruknya masuk ke dalam mulut Yuri.
"Asam!" Kejut Yuri.
"Oh, berarti emang ini murni air jeruk." Kata Kenzie sambil menarik kembali gelasnya.
Ia menengguk jus jeruknya. Ia berhenti menengguk jus jeruk tersebut ketika ia menyadari bahwa gelas tadi, baru saja menempel di bibir Yuri.
"Apakah ini secara tidak langsung aku telah menciumnya?" Batin Kenzie tersenyum.
Yuri kembali mengerjakan latihan soal di bukunya. Ia melihat aneh ketika Kenzie tersenyum tipis tiba-tiba.
"Apa? Kenapa lihat-lihat?" Tanya Kenzie sedikit malu.
"Sudah! Lanjutkan lagi belajarnya." Lanjut Kenzie.
Yuri tertawa melihat Kenzie yang salah tingkah setelah di lihatin olehnya. Mereka kembali belajar.
Selama seminggu Kenzie rutin main ke rumah Yuri setiap hari. Mereka belajar bersama, ngobrol bersama bahkan bercanda bersama. Kenzie yang biasanya suka menjahili Yuri. Kini ia berubah menjadi lebih perhatian.
Liburan telah berlalu, mereka masuk sekolah langsung ke hari pertama ujian. Yuri mencari ruangannya. Ia mendapati nomor kursinya di ruang 6.
Dengan orang-orang yang belum ia kenal dan akan bersebelahan dengan kakak kelas. Pagi itu, Kenzie mencari ruangan Yuri bersama Marsha dan Kevin. Mereka belajar bersama di kelas Yuri yang letaknya bersebelahan dengan mereka. Marsha di ruang 7, Kenzie dan Kevin di ruang 5.
"Ri, kamu duduk sama siapa?" Tanya Marsha.
"Gak tau, belum ada orangnya." Jawab Yuri.
"Kalo tampan kenalin ke aku ya." Pinta Marsha.
"Sha, apa deh kamu. Masih pagi kali." Bantah Kevin.
"Kalau cantik kenalin ke aku ya Ri." Lanjut Kevin. Marsha memukul kepala Kevin dengan bukunya.
Kenzie tertawa melihat Marsha dan Kevin. Ia melirik Yuri secara diam-diam. Ia senang bisa sedekat ini dengan Yuri.
Tawa mereka terhenti ketika orang yang berada di sebelah Yuri datang dan menaruh tasnya di meja.
"Kayaknya udah harus balik ke ruangan deh." Ucap Marsha.
Kenzie menarik bangku yang ada di belakang Yuri dan meletakkannya di sebelah Yuri. Ia menarik Yuri agar menggeser ke kursi tersebut dan membiarkan Marsha duduk di kursi Yuri.
"Duduk saja di situ, biar Yuri yang disini. Lagi juga belum bel masuk kan?" Kenzie berubah menjadi dingin.
Mereka menghiraukan orang yang kini berada di sebelah Marsha. Kevin selalu membuat bahan lelucon agar semua tertawa. Melihat Yuri tertawa membuat Kenzie senang dan semakin bersemangat.
Bel sekolah berbunyi, mereka kembali ke ruangannya masing-masing. Kenzie menaruh kembali kursi yang ia ambil.
"Semangat ya belajarnya. Kalau ada yang sulit, kamu bisa menulisnya kembali di kertas. Nanti kita bahas sepulang sekolah." Ucap Kenzie sambil mengusap kepala Yuri.
Hal tersebut membuat orang yang berada di sebelah Yuri kesal. Ia terlihat sedang mengepalkan kedua tangannya. Yuri membalasnya dengan senyuman.
Guru pengawas sudah masuk ke ruangan. Ia membagikan kertas ulangannya. Secara bergantian, setelah membagikan lembar soal, ia juga membagikan lembar jawaban.
Seketika sekolah menjadi hening. Murid-murid sibuk membolak-balikkan kertas soal. Ada juga yang terlihat sedang tertidur di saat ujian berlangsung.
Yuri menyelesaikan ujian pertamanya paling terakhir. Ia mengerjakannya dengan hati-hati dan teliti. Selesai mengerjakan, ia menyerahkan soal dan jawabannya ke guru pengawas.
Yuri kembali ke mejanya. Ia mengambil buku pelajaran selanjutnya. Sambil menunggu jeda waktu.
"Ri." Sapa lirih Jimmy.
"Iya, ada apa ya Kak?" Tanya Yuri dengan santai.
"Eh, anu. Pulang sekolah kamu ada waktu?" Tanya Jimmy.
"Kenapa ya Kak?" Yuri berbalik nanya.
"Eh ~ ada yang mau aku bicarakan." Jawab Jimmy.
"Ri, ayo sini!" Teriak Marsha.
"Oh, oke." Yuri keluar begitu saja.
Kenzie kini lebih sering melirik Yuri secara diam-diam. Ia juga lebih sering tersenyum setelah melihat Yuri.
Tatapan dan senyuman maut khas Kenzie akhirnya keluar. Sangat jarang sekali Kenzie menampilkan senyum manisnya.
Yuri sedang sibuk menghafal materi untuk ujian selanjutnya. Terkadang ia sambil bercanda dengan Marsha. Kenzie terus menatapnya.
"Sudah! Sudah waktunya kamu balik ke ruangan." Kenzie menarik tangan Yuri.
"Dah~ Sha, Dah~ Marsha! Ih." Marsha tak membalas lambaian tangan Yuri.
"Hahaha,, Dah~ Bestie." Marsha akhirnya membalas lambaian tangan Yuri.
Di depan ruangan, Kenzie tak lupa mengusap kepala Yuri dan memberinya semangat. Terlihat romantis bagi setiap yang melihatnya.
"Belajar yang benar, teliti baca soalnya. Kalau nilai kamu jelek, aku akan bilang ke Tante Hani kalau kamu di sekolah pacaran sama kakak kelas." Ancam Kenzie dengan berbisik.
"Kenzie!" Teriak Yuri sambil tersenyum.
Selesai ujian di hari pertama. Yuri merasa tenang sesaat. Empat mata pelajaran telah ia lalui.
"Yuri, tunggu." Jimmy menarik tangan Yuri.
"Aku minta maaf." Ucapnya.
"Maaf sudah membuatmu kecewa." Lanjutnya.
"Aku salah. Tapi, aku benar-benar mencintaimu Ri. Aku suka sama kamu." Yuri menyingkirkan tangan Jimmy yang menahannya.
"Ri, aku mohon maafin aku Ri, aku cinta sama kamu." Jimmy mengejar Yuri.
"Kak, Kakak tuh udah milik Prisa. Seharusnya Kakak sayang dan cinta sama Prisa tunangan Kakak. Bukan sama aku Kak." Jawab Yuri.
"Itu semua bukan ingin aku Ri, aku hanya ingin kamu." Balas Jimmy.
"Maaf ya Kak, aku buru-buru." Yuri hendak keluar ruangan.
Namun sayangnya, Jimmy lebih dulu menarik tangan Yuri dan menciumnya. Jimmy mencium Yuri dan memeluknya.
Tak lama, Yuri mendorong Jimmy. Tenaga Jimmy yang tak kalah dengan Yuri berhasil menahannya. Ia melepaskan ciumannya tapi, ia tidak melepaskan pelukannya.
"Aku mohon izinkan aku untuk tetap di pelukanmu sebentar saja. Aku sangat merindukanmu Ri." Kata Jimmy.
Setelah Jimmy melepaskan pelukannya, Yuri menampar wajah Jimmy. Ia keluar dari ruangan sambil menangis.
Entah perasaan apa yang ia rasakan. Ia pun tak mengerti dengan perasaannya. Memang masih ada sedikit rasa yang tersisa, ada juga rasa kecewa dan sakit hati yang masih membekas, ia juga tidak bisa membohongi dirinya bahwa ia juga merindukan Jimmy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments