Pertama kalinya Yuri tahu sebagian tentang Kenzie. Ia juga mendapatkan banyak cerita dari sahabatnya Kenzie. Ia baru tahu bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya Ken.
Satu-persatu sahabatnya pulang lebih dulu. Tersisa Yuri, Kenzie dan Monik. Monik masih ingin mencurahkan hatinya yang sedang sedih.
"Mon, kamu gak ada niatan untuk pulang gitu?" Bisik Kenzie.
"Mau ngapain kamu? Wah, parah! Jadiin aja dulu, ngomong aja belum. Aku gak mau pulang! Aku masih patah hati Ken." Jawab Monik dengan kencang.
Yuri merasa canggung dengan situasinya. Monik berada di tengah mereka. Yuri ikut mendengarkan cerita Monik.
Secara tiba-tiba Yuri memeluk Monik yang sedang menangis sesenggukan. Hanif masuk sambil membawakan roti bakar keju dan roti bakar blueberry.
"Loh, ini istri muda sama istri tua akur toh Bos." Canda Hanif.
"Siapa yang tua? Aku?!" Monik kesal.
"Loh? Aku gak ngomong loh ya. Aku cuma bilang istri muda sama istri tua akur. Gitu doang loh." Hanif meledek Monik.
"Bos, ini yang keju spesial ya. Ini yang punya Mbak Monik." Hanif memberikan roti bakarnya.
Monik langsung mengambil roti bakarnya dari tangan Hanif. Seketika ia berhenti menangis dan memakan rotinya.
"Ri, kamu cobain deh yang ini. Sekali-kali cobain selai blueberry ala Yukke." Monik menyodorkan rotinya.
"Gimana? Enakkan? Rasanya gak lebai kayak yang di luaran." Ucapnya.
Yuri masih kurang suka dengan Blueberry. Tapi tak bisa ia pungkiri, selai blueberry Nya memang enak dan nyaman di lidah Yuri.
"Kayak masih ada yang kasar-kasar nya gitu ya?" Tanya Yuri.
"Iya, Kenzie tuh yang olah selainya sendiri. Walaupun harganya agak mahal, tapi banyak yang suka. Karena asli dari buahnya sendiri." Monik mempromosikan selai blueberry.
"Udah nangisnya? Udah capek nangisnya?" Tanya Kenzie.
"Putusin aja udah! Banyak cowok di dunia ini." Lanjutnya.
"Banyak cewek di dunia ini. Tapi kamu masih aja nunggu dia. Bilang orang mah! Jangan di pendam terus." Balas Monik.
Yuri tidak menyadari bahwa dirinya yang sedang di bicarakan oleh Monik dan Kenzie. Ia tetap memakan roti kejunya.
Monik menceritakan bagaimana Kenzie menyukai seseorang sudah sejak lama. Tanpa menjelaskan bahwa orang yang Kenzie suka adalah Yuri.
Yuri menjadi penasaran dengan orang yang sudah membuat Kenzie segitu cintanya dengan orang itu. Karena yang dia tau, Kenzie itu sosok yang cuek. Di sekolah banyak yang mengejarnya, tapi tidak ada satu pun yang dia balas.
"Memang cewek mana yang buat Kenzie betah menjomblo?" Tanya Yuri.
"Uh~uk~" Monik langsung tersendat mendengar pertanyaan Yuri.
"Kamu mau tau? Benar-benar mau tau?" Tanya Monik.
"Mau tau aja sih. Tapi gak terlalu mau tau banget." Yuri memijat keningnya.
"Di ruangan dia tuh, banyak potret fotonya." Monik sambil menunjukkan ruangan Kenzie.
Ada tiga ruang kecil di belakang warung kopi milik Kenzie. Salah satunya adalah ruangan khusus milik Kenzie. Dia tidak mengizinkan sahabatnya masuk tanpa izinnya.
Monik mendapat izin masuk ke ruangan Kenzie karena saat itu, Kenzie datang terburu-buru dan langsung masuk ke ruangannya.
Monik dan Irsan memaksa untuk membuka pintu ruangan Kenzie saat ia mendengar suara sesuatu yang terjatuh ke lantai. Mereka melihat Kenzie sudah tergeletak lemas tak berdaya di lantai, wajahnya terlihat pucat.
Pada saat itu, mereka melihat seluruh ruangan Kenzie begitu banyak foto-foto seorang gadis dengan seragam sekolah lain. Pada awalnya mereka mengira bahwa Kenzie aneh. Tapi, saat mereka melihat secara seksama, semua gambar menunjukkan gadis yang sama.
Dari situ, Kenzie menceritakan bahwa ia sudah menyukai Yuri sejak duduk di sekolah dasar. Hanya Monik dan Irsan yang tau isi ruangan Kenzie. Sedangkan yang lain hanya tau bahwa Kenzie menyukai Yuri sejak Sekolah Dasar.
Kenzie alergi pada makanan laut. Saat itu, ada seorang gadis, teman sekolahnya yang selalu mengejarnya. Bahkan ia selalu membawakan bekal untuk Kenzie. Kenzie selalu memberikan bekal itu untuk Prisa. Ia tidak pernah memakan bekal dari gadis itu.
Gadis itu kesal dan memaksa Kenzie untuk memakannya dengan cara menyuapinya. Kenzie menolak berkali-kali, gadis itu tidak menyerah dan langsung memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Kenzie seketika mendorong gadis itu dan lari mengambil tasnya untuk pulang. Kepalanya terasa pusing dan sesak. Saat sampai warung kopinya, pandangannya sudah mulai buram. Kenzie hendak meraih obatnya yang berada di atas meja.
Baru sempat mengunci pintu, tubuhnya terasa lemas dan jatuh pingsan. Monik dan Irsan membawanya ke rumah sakit terdekat menggunakan taksi online.
Sejak saat itu, mereka juga memproteksi Kenzie. Saat di sekolah ada Irsan yang selalu menjaganya dan saat di luar sekolah ada Monik dan yang lain yang menjaga Kenzie.
Kenzie jarang sekali pulang ke rumahnya. Saat sudah malam, ia baru pulang ke rumahnya.
***
Liburan sekolah dimulai. Ekskul tetap berjalan, berlatih untuk tampil memperkenalkan ekskul Teater pada murid baru nanti.
Mereka akan menampilkan drama musikal andalan mereka. Di karena angkatan Sena sudah memasuki kelas 3, mereka tak dapat lagi aktif.
Yuri menyarankan agar seluruh angkatan Sena turut tampil. Sebagai penampilan terakhir mereka.
"Gimana?" Tanya Yuri.
Yuri juga menjelaskan bahwa dia tertarik masuk ekskul Teater saat melihat akting mereka yang terlihat sangat kompak dan nyata.
"Jadi, kelak adik kelas kita akan kenal semua anggota ekskul Teater." Jelas Yuri.
"Setuju, lagi juga Kitakan temanya Drama Musikal." Sahut Nathan.
Mereka semua turut berlatih bersama. Begitu lelah, mereka berhenti berlatih dan pulang sama-sama.
Kenzie sudah berada di depan gerbang menunggu Yuri. Karena sudah memasuki hari libur dan tidak banyak orang yang ada di sekolah, Kenzie memutuskan menggunakan mobil sportnya.
Sambil menunggu Yuri, Kenzie menikmati musik kesukaannya sambil memandang pintu gerbang sekolah.
Yuri keluar bersama teman-temannya. Kenzie keluar dari mobilnya dan melambaikan tangannya pada Yuri.
"Ri, siapa tuh? Cakep banget. Kayaknya tajir juga ya, bawa mobil sport gitu. Keren banget tuh." Tanya Gwen.
"Oh itu, dia teman sekelas aku Kak." Jawab santai Yuri.
"Teman atau teman? Hahaha." Canda Lily.
Dari belakang Yuri, ada motor yang melaju kencang. Yuri menghindar, namun kakinya tersandung batu. Kenzie lari dan segera menangkap Yuri agar tak jatuh.
"Kamu gak apa-apa?" Tanya Kenzie sambil menatap Yuri. Yuri masih terdiam memandang Kenzie.
"Ehem, betah banget. Kasian itu yang nahan." Sindir Gwen.
"Eh, maaf Ken. Terima kasih ya." Ucap Yuri dan langsung menjauh dari pelukan Kenzie.
Yuri menjadi malu dengan Kenzie. Sudah beberapa kali Kenzie melindungi Yuri dari kecerobohan dirinya.
Sepanjang jalan, Yuri tak berani berkata. Ia terus menatap jendela di sebelahnya. Kenzie beberapa kali melirik ke Yuri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments