Ep 04

Kegiatan setiap tahun, Team OSIS mengajak seluruh anggota ekskul untuk mengikuti kegiatan malam bersama. Acara tersebut di adakan di hotel milik TBC School.

Kegiatan tersebut juga di awasi oleh beberapa guru yang ikut berperan dalam mengawasi kegiatan ekskul.

Dengan senang hati Yuri mengikuti acara tersebut. Ia merasa akan bisa lebih lama lagi menatap kakak kelasnya itu.

Pembagian kamar, di bagi sesuai jumlah ekskul di kalikan dua. Sehingga perempuan dan laki-laki terpisah.

Agar lebih kompak, Sena meminta anggotanya untuk berkumpul dan membuat lingkaran. Mereka membuat pesta di kamar mereka sebelum acara di mulai. Sampai akhirnya mereka tertawa bersama dan bercanda bersama.

"Eh Yur, kayaknya kamu punya satu fans deh." Ucap Gwen saat sedang bersantai.

"Yar, Yur, Yar, Yur aja. Sayur kali ah di panggil Yur." Sahut Lily.

"Wih, sekali tampil udah punya Fans. Mantap kan aku milih pemerannya?" Sena mulai memuji dirinya.

"Memang gak salah pilih aku tuh." Lanjutnya.

"Iya Na, tumben kamu pintar ya." Sahut Lily.

"Siapa sih yang ngefans?" Tanya Sena.

"Si Jojo, kemarin kan dia nonton paling depan." Jawab Gwen.

Mereka kembali membicarakan sosok Jojo. Harapan Yuri, Jimmy lah yang tertarik dengannya. Tapi ternyata sahabatnya yang tertarik dengan penampilannya.

Tiba acara di mulai, semua anggota ekskul berkumpul di aula yang telah di persiapkan. Berbagai macam kegiatan di lakukan sampai tengah malam yang di akhiri dengan menyalakan kembang api dari rooftop hotel tersebut.

Tanpa di sadari, Jimmy berdiri di samping Yuri. Yuri mengabadikan indahnya kembang api dengan ponselnya.

"Pak Timothy memang royal banget. Makanya perusahaannya selalu menjadi nomor satu di negara ini. Terutama TBC School." Ucap Jimmy. Yuri refleks mengarahkan ponselnya tertuju ke wajah Jimmy.

"Oh." Balas singkat Yuri. Yuri melihat ponselnya yang masih merekam senyuman manis Jimmy. Ia dengan cepat mematikan rekamannya dan menyimpannya di saku celananya.

Yuri kembali menundukkan kepalanya dan pergi untuk kembali ke kamarnya. Anggota lainnya masih menikmati kembang api yang menampilkan keindahannya di langit.

Yuri turun dan berjalan melewati lorong sendiri. Tiba-tiba ada seseorang yang menahan dan menarik tangannya. Tubuh Yuri dengan cepat berbalik dan mendekat ke orang yang menariknya.

"Kakak?!" Yuri menjauh dari Jimmy.

"Sorry, kamu gak usah buru-buru. Santai saja, ada aku kok di belakang kamu." Ucap Jimmy.

"Ma~maksudnya?" Tanya Yuri.

"Udah, kamu lanjutkan saja jalannya." Pinta Jimmy sambil memutarkan tubuh Yuri membelakangi dirinya.

Yuri jalan perlahan sambil di ikuti oleh Jimmy dari belakangnya. Sebenarnya perasaannya saat ini antara senang dengan canggung.

Ingin rasanya ia meminta Jimmy untuk berhenti mengikutinya dari belakang. Tapi, satu sisi ia senang sekali momen seperti ini. Tak ingin cepat sampai kamarnya.

Yuri berhenti di depan lift. Ia menekan tombol untuk membuka pintu lift. Begitu pintu lift terbuka, jantung Yuri semakin berdetak sangat kencang.

"Kak, sampai sini saja gak apa-apa." Ucap Yuri menunduk sebelum masuk ke dalam lift.

"Udah, masuk saja. Jalan saja terus." Jawab Jimmy.

Selama di dalam lift, Jimmy tak henti menatap Yuri. Yuri hanya bisa menunduk dan tak sedikitpun ia mengangkat kepalanya.

Dalam lift tersebut, terdapat satu sisi yang di pasang cermin. Jimmy melihat dirinya di cermin sambil memutarkan tubuhnya.

"Emang aku jelek ya? Atau aku menyeramkan? Sejak awal kamu tak pernah melihatku. Bahkan sampai sekarang hanya menunduk saja." Ucap Jimmy. Yuri tak menjawabnya.

"Padahal hanya turun 3 lantai, tapi mengapa terasa lama sekali sih?" Batin Yuri.

"Lihat aku! Sini lihat aku!" Jimmy mengarahkan wajah Yuri untuk menatapnya secara perlahan.

Tiba wajah Yuri dan matanya menatap ke arahnya, Jimmy terdiam dan terus membalas menatap Yuri.

"Cantik juga dia, manis juga." Batin Jimmy. Yuri kembali menarik dan menunduk lagi.

"Ah sorry, sepertinya kamu lupa mengeluarkan kartu kamarmu untuk membuat lift ini bergerak." Ucap Jimmy.

Yuri mengeluarkan kartu kamarnya dan menempelkan ke sensor. Di situ barulah liftnya bergerak turun dan berhenti di lantai tempat Yuri menginap.

Keluar lift, Jimmy masih tetap mengikuti Yuri. Yuri benar-benar merasa tidak enak dirinya diikuti seperti itu.

"Maaf Kak, sampai sini saja. Aku merasa gak nyaman ketika ada orang yang mengikuti ku dari belakang." Ucap Yuri sambil menunduk.

Jimmy menarik tangan Yuri dan menggandengnya. "Oke, kalau begitu aku akan berada di samping kamu, menggandeng kamu agar kamu merasa nyaman." Jawab Jimmy.

Sampai di depan kamar, Jimmy mulai melepas tangan Yuri. Yuri tak lupa mengucapkan terimakasih pada Jimmy.

"Hem? Terimakasih untuk apa?" Tanya Jimmy.

"Ah iya, berikan nomor ponselmu padaku!" Pinta Jimmy sambil memberikan ponselnya.

"A~aku lupa nomor ponselku Kak. Aku masuk dulu ya." Balas Yuri langsung masuk ke dalam kamar.

***

Pagi harinya, seluruh anggota ekskul berkumpul di restoran untuk mengadakan sarapan bersama.

Yuri yang sedang asik mengobrol dengan anggota teater lainnya, mulai diam secara tiba-tiba saat Jimmy dan sahabatnya datang.

"Terus Ri, gimana lagi? Ternyata kamu lucu juga ya." Ucap Jihan.

"Ngomongin apa nih?" Tanya Jimmy.

"Ini Jim, dia lagi menceritakan tentang adiknya dan dia. Lanjut lagi ayo Ri." Jawab Jihan.

Yuri tetap diam sambil berkata, "Cuma itu aja kak. Hehehe.". Jihan melongok heran. Dia yakin yang diceritakan Yuri belum sampai selesai. Lebih bingungnya lagi, Yuri berubah diam 100% tanpa melirik dan menatap yang lain.

Selesai sarapan mereka kembali ke kamarnya. Masih ada beberapa waktu untuk bersantai sejenak sebelum pulang.

"Ri, kamu tadi kenapa?" Tanya Jihan.

"Gak apa-apa Kak, aku tadi merasa makanannya enak banget dan begitulah aku Kak. Ketika ada makanan enak aku jadi lebih fokus makan." Jawab Yuri.

"Enak ya, fokus makan badan masih tetap segitu. Lah aku, lihat makanan langsung nambah sekilo." Sahut Sena.

"Gimana gak nambah? Habis makan langsung nyemil." Sambung Gwen.

"Yur, kamu dapat salam dari Jojo." Lanjut Gwen.

"Oh iya maaf ya Yur, aku tadi main kasih nomor kamu ke Jojo. Habis dia berisik nanyain kamu terus." Gwen merasa bersalah.

"Aku sih kasih tahu aja ya, hati-hati sama Lola anak 2 IPS. Dia itu naksir sama Jojo." Lily menceritakan tentang bagaimana Lola mengejar Jojo.

Entah kenapa, Yuri hanya menanggapinya biasa saja. Toh, yang ia suka itu hanya Jimmy dan saingan yang ada di depan matanya, ya hanya Jessy.

***

Keesokan harinya, sesampainya Marsha di bangkunya, Yuri langsung menarik Marsha dan bercerita tentang kejadian kemarin.

Kenzie yang tadinya meletakkan kepalanya di atas, terbangun dengan suara Yuri yang sedang seru bercerita.

Kenzie menendang-nendang kursi Yuri. Namun Yuri tak menanggapinya. Sampai ketika Yuri sudah terhimpit dengan meja.

"Kenzie! Apaan sih kamu?" Yuri kesal dengan Kenzie.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!