Bab 18 : Amanda hampir diambil orang

Pulang sekolah Ares telah menunggu Amanda di parkiran. Sayup-sayup mengharap kedatangan Amanda menyapanya. Amanda sampai sekarang masih di kelas bersama sahabatnya.

“Kibo, kamu gak mau main PS sama Adit lagi hari ini” tanya Winda kepada Denis yang lagi memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan bersiap untuk pulang

“Gak kiting, aku mau nemenim mama hari ini pergi ke tempat paman” tangannya berhenti memasukkan buku untuk melihat Winda yang ada di belakangnya

“Oh baiklah kalau begitu aku pulang duluan ya” winda pergi meninggalkan mereka yang masih membereskan bukunya

“Ki main ke mall lagi yuk”

“Gak mau guwe, sudah cukup kemaren lo ninggalin guwe” kiki sangat kapok dengan kejadian yang menimpanya kemaren

“Ayolah ki, guwe traktir lo nanti”

“Sorry ya guwe gak akan termakan sama bujuk rayuan lo “

“Bucin kamu main dulu apa langsung pulang” tanya Manda kepada Dafa yang sedari tadi masih lesu

“Aku pulang saja” mengambil tasnya lalu pergi tanpa berpamitan kepada siapa-siapa

“Dafa kenapa” tanya Kiki menghampiri Manda

“Gak tahu tuh dari tadi aneh banget gak ngomong apa-apa sama aku”

“Mungkin dia galau” Aldi kecoplosan

“Galau kenapa”

“Eh enggak aku salah ngomong mungkin dia lagi gak enak badan” jelas Aldi mencoba untuk Amanda supaya tidak curiga dengan omongannya

“Ya sudah guys guwe duluan” Manda pergi meninggalkan Aldi dan Kiki yang masih di kelas ia menemui Ares yang menunggunya di parkiran

“Kok lo lama banget”

“Maaf kak tadi lagi ngobrol sebentar sama sahabat aku”

“Kita pergi ya” menggandeng tangan Amanda. Dikejauhan Aldi dan kiki melihat Ares yang menggandeng tangan Amanda

“Ki kita gak salah lihat ni, bukannya Manda suka sama Dafa ya kok dia malah gandeng tangan Ares”

“Sudah ah gak usah perduliin urusan orang nanti kaya Denis lagi yang terlalu mencampuri urusan Dafa sama cantik”

“Iya juga ya” mereka pergi tanpa memperdulikan apa sebenarnya yang terjadi kenapa Ares mengandeng tangan Amanda dan pergi kemana mereka.

Di cafe

“Manda, sudah punya pacar?” Ares menggemgam tangan Amanda

“Gak kak” jawabannya spontan. Ia berharap pertanyaan itu ditanyakan oleh Dafa bukan Ares.

“Bagus, jujur ya guwe jatuh cinta sama lo sejak hari ini guwe jadi teringat lo selalu”

Amanda hanya diam membisu, dia bingung harus menjawab apa, dia sama sekali tidak menginginkan pertanyaan itu tapi harus bagaimana dia harus menghadapi kenyataannya.

“Kamu mau gak jadi pacar aku”

Amanda tidak tahu harus menjawab apa. “Aku gak bisa jawab sekarang kak, jujur ini sangat mendadak buat aku”

Ares melepas genggamannya ia merasa kecewa dengan jawaban Amanda “guwe tunggu jawaban lo cantik”

Mereka pergi

Di perjalanan

“Duh kenapa kak Ares malah nembak guwe sih guwe kan sukanya sama Dafa, Dafa lagi gak peka banget sama perasaan guwe”

“Jadi gak ya manda pergi sama kak Ares” Dafa tiba-tiba memikirkan Amanda

“Guwe telpon dia saja kali ya” mengambil handphonenya mencari kontak amanda

Dafa

Assalamualaikum manda

Manda

Waalaikumusalam kenapa bucin kangen aku ya

Dafa

Gak guwe mau tanya kamu dimana sekarang

Manda

Guwe di rumah bucin

Dafa

Kita dinner nanti malam bisa

Manda

Boleh

Dafa

Nanti guwe sharelock ya

Kenapa ya bucin ngajak guwe dinner, apa jangan-jangan dia mau nembak guwe, ah jadi mau cepat-cepat ketemu dia, batinnya

Jam 7 malam

Dafa telah bersiap-siap menuju cafe mentari, selagi menunggu kedatangan manda ia merencanakan sesuatu

Manda telah sampai di cafe. Ia langsung saja masuk

“Selamat datang mbak”

“Mbak meja atas nama Dafa“

“Di sana mbak, mari saya antarkan”

Meja yang telah disiapkan Dafa berada di dekat jendela dengan penuh bunga dan lilin benar-benar candle light dinner yang sangat romantis di sampingnya ada orang yang bermain biola

“Makasih udah datang kecil, silahkan duduk” menarik kursi untuk manda

“Kamu buat semua ini buat aku”

“Iya kamu suka”

“Iya aku suka banget”

“Aku mau ngomong sesuatu sama kamu” permainan biolanya berhenti. Dafa mengambil setangkai mawar merah “kamu mau gak jadi pacar aku”

“Mau” sontak jawab Amanda yang tidak pikir panjang, itu benar-benar sesuai dengan apa yang dia inginkan. Ia memeluk Dafa untuk pertama kalinya “aku sayang banget sama kamu”

“Iya aku juga, temani aku hari ini dan selamanya ya jangan pernah bosan sama aku” pelukan Amanda terasa begitu hangat seakan luka di hatinya sedikit terobati.

“Kita dansa ya”

“Tapi aku gak bisa dansa”

“Coba dulu” tangannya memegang pinggang Amanda, tangan Amanda berada di pundak Dafa suara biola terdengar merdu suasana malam itu begitu romantis.

Keesokan harinya di sekolah. Dafa datang menjemput Amanda ia menggandeng tangannya menunjukkan apa yang terjadi kepada orang lain

“Kayaknya ada yang sudah jadian ni” ledek Denis yang duduk di samping Winda, ia memperhatikan Amanda yang begitu bahagia.

“Selamat ya buat kalian berdua” ucap winda lalu bersalaman seperti pada pengantin

“Guys ada jadian ni, pj nya mana”

“Pj apaan”

“Pajak jadianlah”

Dafa dan Amanda tertawa mendengar apa yang di minta Denis

“Iya traktir kita dong”

“Oke karena guwe sama Dafa lagi bahagia jadi lo semua boleh makan apa saja di kantin”

“Yee”

Di kantin

“Kecil kamu mau makan apa”

“Seh pengantin baru, makin romantis ni”

“Apa sih kalian” muka memerah karena godaan Kiki

“Iya gak kayak Denis sama winda udah basi”

“Ye dari lo jomblo” ejek Denis lalu tertawa terbahak-bahak. Kiki dan Aldi sampai sekarang masih jomblo tidak ada cewek yang berhasil mendekati mereka.

“Guys gimana kalau nanti malam kita triple date” usul winda

“Triple date”

“Iya guwe sama Denis. Dafa sama Manda terus lo sama Kiki”

“Ye kalian enak sama cewek masa guwe sama kiki”

“Gak papa kali, kali-kali latihan sebelum kalian punya pacar”

“Oke lah”

Aldi, kiki, Dafa, Amanda, winda dan Denis pergi ke cafe cemara.

“Ah gak asik ya bro masak kita berdua gak ada cewek”

“Udah nikmati sajalah”

“Mau pesan apa mas mbak”

“Guwe mau steak”

“Guwe sama juga steak”

“Ciie pasangan sejoli banget kalian” semua menertawai kiki dan aldi yang benar-benar kompak termasuk dalam urusan makanan

“Kamu mau makan apa kecil”

“Sama kaya kamu saja”

“Mbak, burgernya dua jangan terlalu pedas ya”

“Kamu makan apa ting”

“Kayak kamu aja”

“Iya sama mbak ya jadi burgernya 4, minumnya semua orange jus aja”

“Baik silahkan di tunggu ya” pergi meninggalkan mereka

Setelah beberapa saat makanannya telah siap dihidangkan, mereka menyantapnya tanpa bersuara.

“Guys habis ini kita ke tempat karauke ya”

“Aku gak bisa, aku gak dibolehin pulang larut malam sama mama”

“Guys sorry guwe harus anterin kecil”

“Guys kita gimana lanjut”

“Lanjut” sorak Aldi, kiki dan Denis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!