Bab 14

*****

“Alah Kel palingan Ares lagi ngerjain siswa baru”

Kemudian Dafa menghampiri Rachel untuk meminta tanda tangannya

“Maaf kak Rachel boleh minta tanda tangannya”

“Kel sikat Kel cowok ganteng”

“Oh adik manis mau tanda tangan kakak ya” goda Rachel dan menoel dagu Dafa

“Maaf kak” menepis tangannya kak Rachel

“Oke, lo harus beli in guwe permen dengan 5 rasa, baru guwe mau tanda tangan”

“Baik kak sebentar”

“Iya cepetan”

Dafa berlarian ke warung untuk mencari permen 5 rasa.

Sementara Denis yang harus mencari satu lagi tanda tangan kak Rachel

“Kak boleh minta tanda tangannya” tanya Denis dengan gaya tengilnya

“Emang guwe artis lo minta tanda tangan sama guwe”

“Ayolah kak, tinggal satu lagi ni tanda tangan kakak”

“Mana sini kertasnya guwe lihat”

“Ini kak” memberikan kertas tanda tangannya

“Oke kalau gitu lo harus nyanyi dulu buat guwe”

“Nyanyi apa kak, saya gak bisa nyanyi”

“Ayo lah, kita butuh hiburan ni” seru temannya Rachel

“Lo harus nyanyi lagu balonku tapi hurufnya diganti o”

Denis menarik nafas panjang mulai menyanyi lagu balonku

“Bolon ko odo lomo ropo-ropo wornononya”

Rachel dan temanya tepuk tangan dan tertawa “ayo teruskan”

“Hojou, konong, kolobo, moroh modo don boro, molotos bolon hojou door”selesai bernyanyi “sudah kak”

“Karena lo sudah menghibur kita jadi guwe mau tanda tangan kertas ini, nama lo siapa?”

“Makasih kak, Denis kak”

Dafa yang habis dari kantin kembali menghampiri Rachel

“Ini kak permennya” memberikan permennya dengan napas ngos-ngosan

“Oke, mana kertas lo biar guwe tanda tangan”

“Ini kak” memberikan kertasnya

Dafa dan Denis telah selesai mencari tanda tangan kakak leting

“Disuruh apa tadi” tanya Denis

“Itu tadi guwe disuruh nyari permen 5 rasa, untung ketemu di kantin, lo ada disuruh?” Tanya Dafa balik

“Guwe masa disuruh nyanyi lagu balonku terus abjadnya diganti huruf o”

“Tapi guwe sebel banget sama cewek itu masa tadi dia noel-noel dagu guwe emang dia pikir guwe cowok apaan”

Denis hanya tertawa mendengar ocehan Dafa.

Amanda yang masih menunggu tanda tangan kak Ares

Kepala guwe pusing banget ni, guwe sudah gak kuat, batinnya

“Lo kenapa” tanya Ares yang melihat Amanda memegang kepalanya

“Gak apa-a” belum habis berbicara Amanda pingsan yang ditangkap oleh Ares

“Bay pingsan Bay” muka nya panik

“Lo sih, ngerjain dia tadi, cepat gendong bawa ke UKS”

Amanda digendong oleh Ares dan dibawa ke UKS.

“Bu ada yang pingsan ni” menaruhkan Amanda di ranjang

“Iya, kalian tunggu di luar dulu ibu periksa”

Bayu dan Ares menunggu Amanda yang sedang diperiksa dokter.

Setelah diperiksa dokter keluar dari UKS, Ares dan temannya yang menunggu Amanda di depan pintu

“Gimana keadaan dia dok”

“Gak apa-apa, kayanya dia kecepean sebentar lagi juga siuman”

“Boleh kami masuk dok”

“Boleh silahkan”

Ares dan Bayu masuk ke ruang UKS, melihat Amanda yang terbujur kaku di atas ranjang. Tak lama setelah itu Amanda siuman.

“Hmm” bergerak memegang kepalanya

“Eh dia sadar Res”

“Kamu gak apa-apa” membangunkan Amanda

“Gak apa-apa”

Aldi, Kiki, Denis, Winda dan Dafa yang duduk istirahat setelah berlarian, panas-panasan mencari tanda tangan kakak leting

“Si kecil mana ya” tanya Dafa sambil meneguk minumannya

“Maksud lo siapa ni”

“Itu si Amanda”

“Ciaaah panggilannya kecil”

“Jadi sudah nama panggilan ya sekarang”

“Udah ada kemajuan ni”

“Ah apa sih kalian, ya habis kemaren dia panggil guwe bucin yaudah guwe panggil dia kecil ya memang badan dia kecil kan”

“Jadi panggilannya bucin sama kecil ni”, ledek kiki lagi

“Ah udah kalian ini, jadi dia mana”

“Gak tahu guwe, guwe juga dari tadi sama Winda ya kan ting”

“Iya”

Amanda datang bersama Ares dan Bayu “ Makasih ya kak, sudah dianterin sampai di sini, itu teman-temanku” menunjuk Dafa dan kawan-kawan duduk  di sana

“oke” Ares dan Bayu pergi meninggalkan Amanda

 

“Hai guys” teriak Amanda dari kejauhan

 

“itu si kecil, kecil sini gabung” teriak Dafa yang melihat Amanda meneriaki mereka

 

“kamu darimana?”

 

“itu tadi habis dari toilet” membohongi mereka karena ia takut ketahuan akan penyakitnya

 

“oh aku kira darimana”

 

“cie Dafa khawatir” ledek Winda

 

Dafa tertawa dengan ledekan winda

 

“kita pulang yuk, gerah banget dari tadi lari-larian”

 

Mereka semua pun pulang ke rumah masing-masing.

 

“Ting, guwe ke rumah lo ya”

 

“ngapain?”

 

“mau main saja kan di sana ada adik kamu, aku mau main sama dia”

 

“okelah yuks”

 

“guys kita duluan ya”

 

“Ki, kita ke mall yuk main game balap kemaren”

 

“ayo, guwe juga lagi bokek ni, siapa tahu guwe menang kaya kemaren kan”

 

“wah, pada pergi main, aku sih mau pulang saja”

 

“Daf ajakin Amanda main tuh” bisik Kiki

 

“kita main juga yuk”

 

“hah, mau kemana?”

 

“ke mall saja, nanti kita makan-makan, jalan-jalan, dan lain-lain deh pokoknya”

 

“bentar ya aku tanya sama mama dulu”

 

Amanda menelpon mamanya. “ma aku gak pulang dulu ya, aku mau jalan-jalan sebentar sama Dafa”

 

Iya sayang, tapi kamu jangan pulang sore kali ya, takut telat minum obatnya, jawab mamanya

 

 

“udah ni Daf, mama ngizinin tapi jangan kesorean katanya”

 

“oke kita berangkat sekarang ya”

 

 

Sementara Rara yang pulang ke rumah

“duh anak mama sudah pulang sekolah, gimana sayang sekolahnya”

 

“biasa aja ma seperti sekolah pada umumnya tidak ada yang menarik”

 

“yasudah sekarang kamu bersih-bersih ganti baju habis itu makan, mama sudah nyiapin makanan kesukaan kamu di atas meja”

 

“makasih ma’ mencium ibunya lalu pergi ke kamarnya

 

 

Dafa dan Amanda yang jalan-jalan di mall “eh bentar itu ada toko bunga kita mampir bentar ya” memarkirkan mobilnya di depan toko bunga

 

“kamu beli bunga buat teman kecil kamu lagi”

 

“enggak, turun dulu bentar yuk” turun dari mobil kemudian membuka pintu mobil buat Amanda

 

Ya ampun so sweet banget Dafa, seumur-umur guwe belum pernah diperlakukan cowok kaya gini, batinnya

 

Dafa dan Rara ke toko bunga melihat-melihat bunga “mas saya mau mawar merahnya satu”

 

“iya mas sebentar ya” penjaga toko engambil pesanan Dafa “ini mas mawar merahnya” memberikan setangkai mawar merah ke Dafa

 

Dafa mengambil bunganya “berapa mas”

 

“50.000 mas”

 

“ini uangnya” memberikan uang ke penjaga toko kemudian mereka keluar dari toko bunga “ini kecil buat kamu”

 

“buat aku” mengambil bunganya sambil tersenyum bahagia “makasih ya, ini bunga kedua yang kamu kasih buat aku”

 

“kalau kamu suka aku bisa kasih kamu bunga itu setiap hari”

 

“gak usah nanti ngerepotin kamu’

 

“kita lanjut ke tempat makan ya” menggandeng tangan Amanda.

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!