Bab 12

*******

Sementara Amanda yang masih terbaring lemas tak berdaya, ibunya kembali masuk ke kamarnya membawa segelas air dan beberapa obat.

“Sayang, bangun yuk minum obat dulu” membangunkan Amanda dan menyenderkannya di kepala ranjang tempat tidur

“Iya ma” bangun mengambil obat di tangan ibunya lalu meminumnya “kasian ya ma jadi aku hidupnya harus bergantungan sama obat, jika gak ada obat ini hidup aku akan terhenti”

“Jangan ngomong gitu sayang, mama sayang banget sama kamu, kamu satu-satunya harta mama di dunia ini, papa kamu udah ninggalin mama, mama cuma punya kamu di dunia ini sayang” memeluk Amanda “Kamu istirahat ya jangan ngomong yang aneh-aneh lagi”

Keesokan harinya Dafa menelpon Rara menanyakan perihal kiriman dia kemaren

“Hallo cantik, selamat pagi”

Hai kece

“Gimana kamu udah dapat kiriman dari aku gak”

Belum ni, dari tadi gak ada yang datang ke rumah

“Mungkin sebentar lagi”

Tak lama setelah itu ada bunyi bel rumah

“Kece bentar ya kayanya ada yang datang di luar”

Iya cantik

Rara membukakan pintu ya yang datang adalah kurir yang mengantar kiriman

“Hallo kece”

Iya cantik

“Makasih ya bunganya cantik banget”

Iya sama-sama cantik, kamu suka kan

“Iya suka banget”

Panggilan itu pun berakhir. Rara yang begitu sangat bahagia karena mendapatkan kiriman bunga dari Dafa, yang artinya Dafa tidak melupakan dia.

Denis pun mengirimkan pesan ke Rara

“Hai Ra, apa kabar”

Rara yang lagi di Pantai jalan-jalan melihat handphonenya yang berdering

“Denis, kenapa ya kok whatsapp aku” melihat isi pesan lalu membacanya dan membalasnya

“Hai juga Den, aku baik-baik saja, kamu gimana sama winda, baik-baik juga kan”

Aku baik-baik saja sama winda, kamu gimana di sana?, balasnya

“Ni aku lagi di pantai aku lagi bahagia banget hari ini”

Bahagia kenapa, tanyanya

“Dapet kiriman bunga dari Dafa”

Oh jadi kemaren dia ke toko bunga beli bunga buat kamu ya, tanyanya

“Eum dia perginya sama kamu”

Enggak, Dafa perginya sama Amanda

“Oh” Rara yang syok membaca balasan dari Denis

Iya kan Dafa sama Amanda lagi PDKT sampai Dafa bilang kamu teman kecilnya, berarti dia rela berbohong buat ngedapatin Amanda, jelas Denis

“Ha! Dia bilang sama Amanda kalau aku ini teman masa kecilnya bukan mantannya”

Iya, aku dengarnya gitu sih

Chattingan berakhir, Rara kesal dengan pengakuan Dafa kepada Amanda yang mengaku bahwa dirinya cuma teman masa kecilnya bukan mantannya.

“Kamu jahat Daf, kamu jahat, kamu rela bohong demi cewek itu, aku salah menilai kamu, aku pikir kamu bakalan selamanya sayang sama aku, sampai kamu kirimin aku bunga jauh-jauh dari sana, tapi ternyata kamu perginya sama dia. Mungkin bunga ini bunga terakhir dari kamu sebagai tanda perpisahan kita” melempar bunga yang di tangannya ke tanah

“Aku gak mau ingat kamu lagi, kamu jahat, mending sekarang aku ganti nomer aku biar mereka semua gak ada yang bisa ngehubungi aku lagi”

Sementara Dafa yang menghampiri teman-temannya di Cafe tempat biasa mereka berkumpul

“Hai Daf, guwe baru saja chattingan sama cantik”

“Lo ngomong apa” duduk di sebelah Denis

“Ini coba lo liat” memberikan handphonenya

“Apa lo bilang kek gini kecantik, wah Den lo tega banget” ngelempar handphonenya

“Tapi kan guwe bilang berdasarkan kenyataannya”

“Tapi gak kek gini Den, sekarang pasti cantik lagi sedih, pasti bilang guwe jahat, lo keterlaluan banget Den, dia pasti mikir kalau guwe gak sayang sama dia lagi” mukanya memerah emosinya meledak-ledak

“Guwe minta maaf, lagian lo sih sama Amanda mau sama cantik juga mau serakah lo”

“Lo kan yang nyaranin guwe buat dekat sama Amanda, kok sekarang lo malah bilang guwe serakah” Dafa memegang kerah baju Denis dan menggepal tangannya untuk memukul Denis

Kiki dan Aldi memisahkan mereka supaya tidak terjadi perkelahian

“Lepas bang, guwe pengen ngehajar dia”

“Udah Daf udah”

Dafa akhirnya pergi meninggalkan mereka

“Lagian lo sih Den, ngapain ikut campur sama masalah mereka” bisik Aldi

“Karena guwe peduli sama mereka”

“Kamu minta maaf sekarang sama Dafa ya demi persahabat kita” pinta winda pada kekasihnya

“Iya aku samperin dia dulu”

“Aku temanin ya”

Dafa yang duduk termenung sendiri di taman

“Apa benar guwe serakah ya, aku yang salah udah ngaku cantik teman masa kecil guwe sama Amanda, pasti cantik marah banget sama guwe, ya allah aku harus gimana, aku masih sangat menyayangi cantik, tapi guwe juga harus move on dan mencoba untuk menyayangi Amanda”

Winda dan Denis pergi ke taman untuk menemui Dafa.

“Daf” panggil winda lembut

Dafa membalikkan punggungnya melihat orang yang memanggilnya

“Kalian, ngapain kalian ke sini”

“Denis mau minta maaf sama lo, karena dia udah ikut campur dalam percintaan kalian”

“Kenapa lo yang ngomong, Denis kenapa diam saja”

“Maafin guwe bro, gak seharusnya guwe ikut campur sama masalah kalian, jujur guwe begini karena guwe peduli sama lo peduli sama cantik, ya mungkin cara guwe yang salah, maafin guwe ya” memeluk Dafa

“Iya guwe maafin lo, tapi guwe bingung mau ngejelasin gimana kecantik”

“Nanti guwe sama Winda bantuin lo buat jelasin semuanya ke cantik”

“Iya makasih ya Den,win”

Sementara Rara yang di pantai pulang ke rumah dengan muka yang sangat lecek karena menangis sepanjang jalan

“Guwe masih gak nyangka sama Dafa yang tega sama guwe, dia sampai rela berbohong demi cewek itu, mana janji dia yang bakalan terus sayang sama guwe, baru juga sehari dia ketemu sama cewek itu udah gini sama guwe”

Rara pun sampai di rumah

“Kamu kenapa sayang” tanya mamanya yang melihat anaknya pulang dengan wajah yang lesu

“Dafa jahat ma, dia udah ngelukain hati aku ma, dia sekarang sudah dekat dengan cewek lain, padahal janjinya dia selalu sayang sama aku ma” memeluk mamanya

“Kamu yang sabar ya sayang, kalau memang kamu jodohnya Dafa, pasti suatu saat Dafa akan jemput kamu ke sini, kamu jangan nangis lagi, mending sekarang kamu fokus sama sekolah kamu di sini, kamu cari sahabat-sahabat baru di sini ya”

“Iya ma”

“Maafin mama ya sayang udah pisahin kamu sama Dafa dan sahabat-sahabat kamu di sana, jadi kamu sedih kaya sekarang, maafin mama ya”

“Iya mama, mama gak usah bersalah kek gitu ya, kita bisa kok ma ngelewatin ini semua”

“Iya sayang”

Denis menghubungi cantik

“Kok gak masuk ya telponnya”

“Coba aku yang telpon”

“Gak bisa juga ni, kayaknya kita diblok Den”

“Kalian diblok cantik, coba guwe yang telpon ya”

“Guwe juga diblok sama dia, ya Allah cantik kenapa kamu harus gini, aku bisa jelasin ini semua”

“Maafin guwe ya Daf, ini semua salah guwe”

“Iya Den mau gimana, mungkin dia mau lupain guwe, guwe merasa bersalah banget sama dia”

“Udah mungkin sekarang emang waktunya lo buat ngelupain dia, cukup simpan dia di hati lo yang paling dalam, sekarang mending lo fokus sama Amanda yang jelas-jelas ada di depan mata lo”

“Iya Daf, mending lo sekarang ngebuka hati lo buat dia”

Dafa, Winda dan Denis kembali menemui teman lainnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!