Malam harinya
Suasana begitu indah di lapangan sekolah dengan berbagai macam pernak pernik dekorasi. Semua orang telah bersiap-siap dengan tugasnya masing-masing.
“Al lo udah hubungin cantik kan?” Tanya Dafa yang masih deg degan
“Udah lo santai aja, tenangin diri lo biar gak gugup nanti”
“Iya Daf semua udah aman kok tinggal nunggu Rara datang aja”
Tak lama setelah itu Rara dan Winda pun datang.
“ Ra sini dulu “ menarik tangan Rara dan mengikat penutup mata
“Kok mata guwe ditutup sih”
“Udah lo ikutin aja” menuntun Rara ke tempat acara dan menggandeng Winda
Setelah berjalan beberapa menit sampai lah mereka ke lapangan. Rara berdiri tepat di tengah lapangan.
“Hallo kok sepi sih, kemana orang-orang”
Dafa pun menuju lapangan dengan membawa setangkai mawar putih lalu perlahan membuka ikat pada mata Rara setelah itu Dafa pun jongkok di depan Rara.
“Ra, guwe mau bilang sesuatu sama lo malam ini, sebenarnya guwe ada alasan kenapa selama ini guwe manggil lo cantik, itu karena memang lo cantik tapi lo cantik bukan di wajah aja tapi semua, sikap lo, kepribadian lo dan karena itu guwe jatuh cinta sama lo (memegang tangan Rara) lo mau kan jadi pendamping guwe mau kan jadi orang yang selalu ada di samping guwe yang selalu menemani hari-hari guwe hari ini dan selamanya lo mau kan cantik”
Teman-teman yang membawa karton pun berjejer di tepi lapangan sambil berteriak terima-terima
“Daf bangun yuk (membangunkan dafa yang jongkok di depan nya) gu guwe mau kok jadi pendamping lo hari ini dan selamanya guwe mau lo yang mengisi hari-hari guwe dan mengukir senyum di bibir guwe dan gua maunya kita bukan sekedar cinta monyet”
“Yeee” semua bersorak gembira termasuk denis, winda, dan aldi
Sementara kiki keluar dari semak-semak sambil membawa gitar
“Baru aku mengerti artinya bidadari
Sejak di hari ini jumpa kamu di sini
Pasti inilah surga, ku di dalam nirwana
Meskipun sementara saat kita berjumpa
Dafa begitu bahagia karena cintanya diterima oleh Rara
“Makasih cantik” memeluk erat Rara
“Iya kece, makasih buat malam ini indah banget”
Sementara Denis dan Winda
“Duh romantis banget sih Dafa, jadi iri guwe”
“Lo mau kek gitu juga win “
“Ah apa sih kibo”
“Hehe gak pesek, nanti ya suatu saat”
“ maksud lo apa”
“Gak apa -apa, ke Dafa aja kita yuk” menarik tangan winda
Satu persatu orang pun memberi selamat kepada Dafa dan Rara
“Daf selamat ya sumpah lo keren banget”
“ Makasih Den, ini berkat lo semua guwe berani kek gini” merangkul Denis, kiki dan Aldi
“Iya Daf guwe iri deh sama lo lo berani banget nyatain cinta ke Rara, btw selamat juga ya ra apa yang lo impikan akhirnya jadi kenyataan”
“Makasih wiwin” memeluk winda
“Dan buat semua teman-teman yang sudah hadir dan berpartisipasi dalam acara ini guwe ucapin makasih banget sama kalian semua tanpa kalian acara ini gak akan sukses” seru kiky yang mewakili Dafa
Setelah acara selesai mereka pun membersihkan kembali lapangan sekolah dan setelahnya mereka pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan paginya Dafa menjemput Rara ke sekolah
“Assalamualaikum” mengetuk pintu
“Waalaikumussalam” melihat seorang anak laki-laki “kamu siapa ya”
“(Salim) saya Dafa Tante saya temannya cantik eh Rara maksudnya saya mau minta izin pacaran sama Rara tante, apa tante mengizinkan”
“Hmm tentu saja asal kamu janji sama tante kamu gak macam-macam sama Rara dan yang paling penting kalian jangan lupa belajar karena sekolah nomer 1”
“Baik tante, Dafa janji akan selalu menjaga Rara dan tidak melupakan kewajiban kami untuk sekolah”
“Yasudah kalau begitu, sebentar tante panggilin Rara” meninggalkan Dafa di ruang tamu
“Ra.. sudah siap nak turun terus ya pacar kamu nungguin tu”
“Iya ma udah kok ini” turun dari tangga dan menuju ke ruang tamu
“Pagi cantik”
“Kece (menyapa balik), ma Rara berangkat sama Dafa ya”
“Iya hati - hati ya di jalan” salim dengan Dafa dan Rara
Sementara di sekolah kiki dan aldi yang baru sampai
“Kok baru kita sih yang sampai”
“Iya nih deden sama wiwin kemana terus dara mana”
“Dara?”
“Dafa Rara”
Beberapa menit kemudian Winda datang bersama Denis
“Hai guys selamat pagi” menyapa semua orang di kelas
“Selamat pagi juga wiwin”
“Ciee yang berduaan aja nih”
“Iya donk”
“Dara mana ?? Gak bareng kalian”
“Dara siapa? Siapa Dara”
“Ituloh Dafa sama Rara”
“Hahaha” Winda dan Denis menertawakan aldi
“Duh pagi-pagi udah rame aja kayak di pasar”
“Ini ni baru datang “ menunjuk Dafa dan Rara yang baru saja memasuki kelas
“Kenapa kita?, oh ya Tugas bak pak Budi kalian sudah belum
“Ah iya aku lupa” Denis panik melompat-lompat
“Udah cepetan kamu tulis kibo “
“What kibo”
“Hahaha” kiki yang tertawa terpingkal-pingkal mendengar panggilan Denis
“Udah punya nama panggilan kesayangan semua ni, Dafa sama Rara cantik dan kece, Denis kibo, tinggal kita aja nih ki yang belum punya nama panggilan”
“Eum apa ya!!! Bagaimana kalau bocil” menyarankan nama panggilannya agar bisa samaan dengan yang lainnya.
“Bocil? Bocah cilik maksud lo, emang guwe kek bocah?” Kiki yang kesal dengan nama panggilan yang disarankan Aldi.
“Sssssst udah-udah jangan berantem gimana kalau nama panggilan kesayang kalian berdua Bo dan Cil, kiki namanya BO dan lo Di namanya Cil” Dafa yang mendamaikan perdebatan diantara mereka sambil tersenyum manis.
“Gua setuju” nyamber Denis yang lagi duduk bersama winda.
“Oke deal” berjabatan tangan dengan kiki
Bel masuk pun berbunyi pertanda kelas akan dimulai. Guru bahasa indonesia pun masuk ke kelas dan memberikan materi yang mengaharuskan semua siswa mengerjakan latihan.
Sementara guru memberikan arahan Dafa nampak mencuri pandang terhadap Rara yang membuat Dafa tidak fokus dalam mengerjakan latihan.
“Oke baiklah anak-anak sekarang siapa yang sudah selesai ibu panggilan ke depan satu-satu untuk dikerjakan di papan tulis” ibu Reni yang memberi arahan selanjutnya
Sementara Dafa masih hanyut dalam lamunannya dalam hatinya berkata ‘beruntung sekali aku bisa mendapatkan cewek secantik dia sebaik dia, aku janji tidak akan menyia-nyiakan dia, atau menyakiti dia.
“Ayo Dafa ke depan” memanggil Rafa yang duduk melamun dengan tatapan kosong
“Dafa”berdiri di sampingnya dan memperhatikan dia
“Daf” panggil kiki pelan dan menarik tangannya
Dafa pun terjatuh karena tarikan kiki dan membuat ia tersadar dari lamunannya.
“Wooi kenapa” melihat kiki yang ada di sebelah kirinya
“Itu lihat” menunjuk pelan guru yang ada di sebelah kanan Dafa.
Dafa pun melihat keberadaan ibu Reni yang tepat disebelahnya.
“Maaf bu” menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal .
“Bisa-bisanya kamu ya ibu lagi di depan lagi jelasin pelajaran kamu malah melamun” menjewer telingan Dafa.
“Lamunin siapa kamu” memelototi Dafa dengan tangannya yang masih di telinga Dafa
“Rara bu” seru anak-anak sekelas.
Pelajaran bahasa indonesia pun berakhir dan sekarang waktunya istirahat. Semua siswa pergi ke kantik untuk menjajal makanan di sana. Begitu juga dengan Geng gabut ini .
“Guys kantik yuk” ajak Denis yang langsung menarik tangan winda untuk ikut bersama.
“Cantik, kamu sama aku ya ke kantinnya” mengandeng tangannya
“Iya kece” membalas gandengannya Dafa
“Kamu sama aku ya Cil” meledek Dafa dan Denis
“Ayu Bo” menggandeng tangan kiki
Kiki serasa pasrah dengan gandengan aldi yang membawanya ke kantin. Memang pasangan satu ini adalah pasangan yang super romantis, yang tidak dapat dikalahkan oleh pasangan lainnya. Bahkan kaum jomblo pun merasa sangat iri dengan pasangan fenomenal ini.
Sementara di kantin mereka memesan makanan kesukaannya masing-masing dan duduk bersama di pojokan kantin.
“Cantik aku pesanin kamu mie ayam ya” pergi memesan makanan
“Aku kamu makan apa ting” mencolek dagu winda
“Ting?” bingung dengan panggilan yang baru saja disebut Deni
“Rambut kamu kan keriting sayang” lari
Winda pun mengejar Denis.
Bel istirahat kini telah usai. Semua siswa kembali ke kelas masing-masing.
Di kelas mereka belajar dengan penuh keyakinan tanpa ada sepatah kata dari mereka. Kelas menjadi hening karena saat ini guru yang mengajar adalah guru killer.
Tak terasa dengan penuh ketegangan bel pulang pun berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelas.
“Cantik yuk kita pulang” mengandeng tangan Rara
“Yuk, duluan ya guys” pergi bersama Dafa
“Yuk cin kita pulang” menggandeng tangan Aldi
“ yuk bo” jalan ala-ala bencong taman lawang.
Sementara yang lainnya sudah pulang tinggallah winda dan dennis.
“Ting pulang bareng aku yuk” mengajak winda dengan kedipan mata genitnya.
“Gak ah, sopir aku udah jemput tuh” pergi meninggalkan Denis
“Denis Denis kenapa sih lo gak peka banget guwe itu suka sama lo kapan sih lo sadarnya” batin winda
“Ah… winda tunggu” mengejar winda yang sudah masuk ke dalam mobil
“Guwe suka sama lo tapi guwe gak berani ngungkapin guwe gak sanggup kalo lo nolak guwe. Tuhaaaan” ngomong sendiri sambil berjalan ke parkiran motornya.
Sementara Dafa yang sudah sampai di rumahnya Rara.
“Daf masuk dulu yuk” membuka pintu “assalamualaikum ma”
“Waalaikummusalam, kamu buruan ya packing” menyuruh Dara dengan tergesa-gesa
“Eemang kita mau kemana?” Panik mendengar perintah mamanya
“Nenek sakit di kampung, jadi kita harus ke sana sekarang, mama udah packing tinggal kamu packing sekarang dan kita tunggu ayah pulang dari kantor setelah itu kita langsung berangkat”
“Cantik jangan pergi dong” matanya berkaca-kaca
“Kan gak lama sayang, nanti aku pasti balik lagi kok” mengusap air mata Dafa
“Iya kita gak lama kok di sana palingan seminggu” jelas ibunya Rara
“Tante apa Dafa boleh ikut kesana” pintanya dengan lembut berharap untuk diberikan izin
“Eum sebentar ya tante telepon ayahnya Rara dulu” pergi menelpon suaminya ke kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments