Bab 3

Setelah beberapa saat kemudian ibunya Rara kembali ke ruang tamu.

“Eum Dafa boleh ikut ke sana lagian di sana rumahnya luas ada banyak kamar dan kamu di sana nanti tidak boleh macam-macam sama Rara, apa kamu bisa janji?” Menengaskan sejelas-jelasnya pada Dafa

“Makasih tante” kegirangan mendengar jawaban ibunya Rara

“Kamu ya kecil-kecil udah mau ikut-ikut sama aku” menggoda Dafa yang duduk di sebelahnya

“Tapi tante nanti siapa yang minta izin ke bunda”

“Tenang nanti sehabis om pulang kita izin ke rumah kamu dan packing keperluan kamu di sana”

Tak lama setelah itu Ayahnya Rara pulang dari kantornya. Mereka pun berangkat dan mampir ke rumah Dafa.

“Assalamualaikum bunda” masuk dan mencari keberadaan bundanya. “Masuk om tante Ra” mempersilahkan mereka masuk dan menunggu di ruang tamu

“Waalaikumussalam, bunda di dapur sayang” menyaut dari dapur

“Bun kita ke ruang tamu dulu yuk, ada tamu” menghampiri bunda

“Iya sayang” berjalan menuju ruang tamu bersama Dafa

“Bun kenalin ini Rara” menunjuk Rara yang duduk di hadapannya “dan ini ayah sama mamanya”

“Salam kenal pak buk, tapi maaf ada apa ya apa Dafa membuat masalah” wajahnya panik seketika takut anaknya membuat masalah

“Oh gak buk, jadi kan Dafa sama Rara punya hubungan, rencananya kami mau ke Bogor menjenguk neneknya Rara yang lagi sakit di sana, nah si Dafa katanya gak mau jauhan sama Rara jadi kepengen ikut juga, apakah ibu mengizinkan kami membawa Dafa ikut bersama kami” menjelaskan perihal kedatangan mereka ke sana

“Apa benar sayang” menepuk pundak Dafa yang duduk di sebelahnya

“Iya bunda, apa bunda mengizinkan Dafa ikut bersama mereka” memasang wajah melas

“ tenang aja kok buk di sana banyak orang nanti kami juga akan selalu mengawasi mereka”

“Baiklah kalau begitu bunda izin kamu ikut sama Rara asal kamu janji gak akan macam-macam di sana”

“Iya makasih bunda Dafa janji” memeluk bundanya

“Yawdah kamu packing dulu, sebentar ya pak buk” berjalan menuju ke dapur untuk membuatkan mereka minuman.

Setelah Dafa membawa keperluannya selama di sana mereka pun masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk berangkat

“Dafa pergi ya bu” memeluk bundanya “bun sekalian izinin Dafa ke sekolah ya”

“Iya besok bunda ke sekolah, kamu hati-hati ya” mencium kening Dafa

“Berangkat ya tante” mengulurkan tangannya

“Iya sayang” mencium kening Rara

“Pamit ya buk” melambaikan tangan dari dalam mobil

Di dalam mobil ayah yang menyetir dan ibu Rara duduk di sampingnya, sementara Dafa dan Rara duduk di barisan kedua mobil.

“Cantik kita nyanyi lagu ini yuk” memutarkan musik di handphonenya

“Anak zaman sekarang ya ma” menggenggam tangan istrinya

“Iya yah sama kayak kita dulu” membalas genggaman

Tak butuh waktu lama mereka akhirnya sampai ke bogor. Mereka pun turun

“Aaaa sejuknya di sini” Dafa yang turun dari mobil dan menghirup udara segar

“Iya dong kampung aku” Rara yang turun dari mobil dan mengikuti Dafa

“Mama sama papa masuk duluan, kalian masuk terus ya temui nenek dulu di dalam sekalian barangnya langsung di bawa ya” membawa kopernya masuk ke dalam dan ayah memarkirkan mobil di halaman depan.

“Iya ma, yuk kece kita masuk dulu” masuk bersama Dafa “asalamualaikum, yuk kece masuk terus ke sini”

“Waalaikumsalam, duh cucuk nenek sudah besar” mencium Rara dan melihat anak cowok di sebelah Rara “loh ini siapa”

“Hai nek, kenalin nama aku Dafa aku pacarnya Rara nek” mengulurkan tangannya ke nenek untuk bersalaman

“PD banget sih kamu” mencoleh tangannya Dafa yang di sebelahnya

“Hehe” Dafa ketawa pelan melihat ke arah Rara

“Duh ganteng banget sih kamu, selamat datang di rumah nenek ya, yuk nenek tunjukin kamar kalian” berjalan menuju ke arah kamar “nah ini di sebelah kanan kamar untuk Rara” menunjuk kamarnya “dan di samping jendela sana kamar untuk Dafa”

“Yasudah kami masuk ke kamar dulu ya nek, yuk kece”

Dafa dan Rara yang masuk ke kamar masing-masing yang telah di tunjukkan nenek.

Sementara Denis dan Winda. Denis menelpon winda dan mengajaknya ke pantai.

Tak berapa lama mereka akhirnya sampai di pantai.

“Ting kita duduk di pasir itu yu” menujuk pasir yang berada di depan mereka

“Yuk”

Denis dan winda berjalan menuju pasirnya sambil bergandengan tangan

“Kamu mau makan es krim” melepas gandengan

Winda hanya mengangguk

“tunggu di sini ya aku beliin dulu kamu jangan kemana-kemana”

Winda yang menunggu Denis membelikannya es krim dan melihatnya dari kejauhan ‘kenapa sih Denis gak peka kalau aku tuh suka sama dia, apa Denis gak suka sama aku, aaaakh’ batin winda seakan bergejolak, berteriak dengan rasa yang ada di hatinya.

Setelah membeli eskrim Denis menemui Winda dengan dua es krim di tangannya

“Kamu mau yang mana” mengangkat kedua eskrimnya

“Aku ini aja deh” mengambil es krim yang berada di tangan kiri Denis dengan rasa Strawberry

“Yuk kita makan di sana” kembali menggandeng tangan winda dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang eskrim.

Sementara pasang dua sejoli fenomenal Aldi dan Kiki yang lagi main game mobil di sebuah mall.

“Ki kalau guwe menang lo traktir guwe ya” mengajak Kiki taruhan

“Kalau lo yang kalah berarti lo yang harus traktir guwe”

“Ah gak mau guwe bisa-bisanya nanti guwe bangkrut kan lo makannya banyak banget”

“Kurang ajar lo, pokoknya kalau guwe menang lon traktir guwe dan kalau lo yang menang guwe yang traktir lo” mengulurkan tangannya

“Deal” mengulurkan tangan bersalaman

Pertarungan sengit akhirny di mulai.

“Yo yo cepat guys cepat” memainkan gamenya dengan sangat berisik

“Selow selow yaaak belok kiri belok kanan mari kita kalahkan Aldi kodok itu”

“Ya yah yah ya”

“Yeeee guwe menang” berdiri dan bertepuk tangan “guwe menang, yuk yuk lo traktirin guwe makan, makan banyak kita” mengambil dan menarik tangan Aldi “bangun lo”

“Sial-sial” menggerutuk kesal karena kekalahannya malam ini

Kembali ke pasangan teromantis sejagad raya Dafa dan Rara. Mereka kini makan malam bersama. Setelah selesai makan Dafa dan Rara pergi ke taman belakang rumah.

“Cantik duduk di sana yuk” menunjuk sebuah bangku kosong yang terletak di sana

“Ayo” berjalan ke bangku taman

Mereka berdua duduk di bangku taman dengan di temanin bunga-bunga yang ditanamin nenek dan mereka duduk tepat di bawah bulan purnama yang membuat suasana malam itu tambah romantis.

“Cantik makasih ya sudah bawa aku ke sini, indah banget tempatnya, udaranya sejuk, adem beda kayak di jakarta yang panas”

“Iya kece sama-sama” menyenderkan kepalanya di bahu Dafa “kamu tau gak kenapa di sini indah?”

“Enggak, emangnya kenapa” wajahnya yang mulai penasaran

“Ya karena ada kamu di sini” senyum melihat wajahnya Dafa

“Kamu mau gombalin aku”

“Enggaklah siapa juga yang gombalin kamu, aku senang banget bisa berduaan sama kamu”

“Aku bersyukur banget bisa jumpa sama kamu, dekat sama kamu, kamu segalanya buat aku gak ada yang bisa gantiin kamu di hati aku, kamu benar-benar cinta pertama aku dan aku berharap kamu juga yang menjadi cinta terakhir aku dan aku janji gak akan ninggalin kamu” mengelus kepalanya Rara yang masih bersender di bahunya

“Aaamiin, makasih ya kamu sudah mencintaiku aku sedalam itu aku juga berharap aku dan kamu bukan hanya sekedar cinta monyet tapi cinta selamanya dan aku berharap

kamulah yang ada di masa depan aku”

Malam itu berakhir dengan sangat romantis. Mereka semua pun akhirnya terlelap tidur.

Keesokan pagi di sekolah siswa-siswa mulai berdatangan satu persatu.

“Si kiki kok belum datang”

“Tau tu” jawab Aldi singkat

“Kan dia biasa sama lo Di”

“Iya kan kalian pasangan sejoli yang paling romantis sejagad raya sealam semesta sedunia lah pokoknya” Winda yang berjalan dan duduk di kursinya

Krriiing bunyi telpon Aldi. Aldi pun melihat handphonenya dan menjawab panggilan. Ternyata yang menelpon Aldi adalah kiki yang tidak bisa hadir ke sekolah lantaran sakit.

“Kiki lagi sakit ni makanya gak bisa masuk sekolah”

“Yah sepi deh kita hari ini, bang kiki gak ada Dafa sama Rara lagi liburan” mengerutkan bibir

“Lah guwe ni yang puyeng”

“Emang lo kenapa” memeriksa kepala Aldi apakah dia mendadak demam

“Ahk gak sakit guwe” menepis tangannya Deden “guwe malas aja bentar lagi guwe jadi nyamuk”

“Nyamuk??” Berdiri dari tempat duduknya dan memperagakan suara nyamuk “ngeeeng ngeeeng, kok lo jadi nyamuk”

“Iyalah lo berdua pasangan lah guwe hari ini sendiri”

“Oh jadi lo kesepian nih gak ada bang kiki, Duuh elah yang kangen aja sama pasangannya” menggoda Aldi habis-habisan

“Utu utu sabar ya” mencolek dagunya Aldi

Bel masuk kelas pun berbunyi dan guru pelajaran sejarah masuk ke kelas yang langsung memberi materi pelajaran.

Sementara Dafa dan Rara.

“Hai cantik selamat pagi” menyapa cantik yang lagi duduk sendiri di ruang tamu

“Oh hai kece pagi juga” menyuruh kece duduk di sampingnya “duduk sini kece”

Kece langsung duduk di samping cantik ”lagi apa kamu”

“Ini lagi liatin album foto” menunjukkan album foto yang ada di tangannya

Dafa dan Rara membuka satu persatu halaman albumnya “eh bentar” berhenti di salah satu lembarannya “anak kecil ini kayak kenal, kok mirip kamu ya dia”

“Mungkin itu aku”

“Gak mungkin, secara yang difoto ini cantik dan imut banget anaknya lah kamu” menunjukkan Rara.

“Emang aku gak cantik dan imut apa”

“Duuh neng siapa coba yang mau bilang kamu cantik dan imut jauh banget dari kata-kata itu”

“Tapi kamu panggil aku cantik, berarti aku cantik dong”

“Eum”

“Eum apa, apa jawabannya, bingungkan jawabnya. Kamu sih ngaku aja kali kalau aku cantik dan imut”

“Iya deh kamu yang cantik dan imut”

“Ikhlas gak nih”

“Ikhlas banget cantik”

“Gitu dong” memberantakan rambutnya kece

Mamanya Rara datang memanggil mereka untuk sarapan.

“Sayang kita sarapan dulu yuk” mengajak Dafa dan Rara

“Iya ma” mengangguk pelan

“Iya tante, yuk cantik” pergi menuju ruang makan bersama cantik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!