Bab 15

Dafa dan Amanda naik ke mobil melanjutkan perjalanannya ke mall

“kamu suka makan apa”

“eum apa ya pecel lele kamu suka gak”

“boleh kalau kamu suka, kamu tahu tempatnya biar kita ke sana”

“biasa dekat-dekat sini ada yang jual pecel lele deh seingat aku” melihat ke kanan kiri jalan”eh itu ada Daf”

“kamu yakin mau makan dipinggir jalan”

“kenapa kamu gak suka, enak tahu makanannya walaupun di pinggir jalan tapi mereka bikin pakai hati gak sembarangan”

“berarti kita makan di sini ya” memarkirkan mobilnya

“pak pecel lelenya 2 ya, minumnya es teh manis juga 2” memesan makanan

“iya sebentar ya dek dibuatkan”

Setelah beberapa menit pesanan mereka datang “ini ya dek pesanannya” menaruh dua piring pecal lele, dua gelas es teh manis, dan dua tempat cuci tangan.

“sendoknya mana kecil”

“aduh bucin makan yang gitu tuh gak enak pakai sendok, enaknya pakai tangan langsung contohnya kaya gini ni” mencuci tangannya di mangkok cuci tangan kemudian mengambil nasi dan lelenya lalu menyuapi Dafa “nih coba buka mulutnya”

Dafa membuka mulutnya.

Kalau disuapin kaya gini aku jadi ingat cantik, dia selalu nyuapin aku kalau makan, aa aku kangen cantik, batinnya

“hei kok bengong, enakkan makanannya gak kalah sama makanan restaurant”

Dafa sadar dari lamunannya “iya enak apalagi disuapi kamu”

“kamu gombal aja ni”

Gombal, kan biasa aku gombalin cantik ya Allah aku ingat dia lagi, batinnya

“kamu bengong mulu dari tadi, apa ada yang kamu pikirkan”

“iya nih, aku mikirin kok kamu cantik banget ya, beruntung kali kalau ada cowok yang ngedapatin kamu”

“kamu bisa saja”menepuk pundak Dafa sambil tersenyum malu. lagian siapa yang mau dengan cewek penyakitan kaya aku, batinnya.

Winda dan Denis telah sampai di rumah Winda

“masuk kibo” membawa Denis ke ruang tamu rumanya

“silahkan duduk ya, aku buat minuman dulu ya buat kamu”

“Ting” menarik tangan Winda yang mau menuju ke dapurnya untuk membuatkan ia minuman, aku punya sesuatu buat kamu”

“Apa itu” penasaran

“aku bawa ini buat kamu” mengeluarkan setangkai mawar putih untuk Winda

“Mawar lagi” mengambil bunganya lalu menghirup aroma bunga yang begitu wangi “aku senang banget dikasih bunga selalu sama kamu kibo”

“iya kan bunga itu aku kasih pas kita jadian, oh ya adik kamu mana aku mau main PS sama dia”

“gak tahu, bentar ya aku cari di kamarnya sekalian aku mau buatin kamu coklat panas mumpung di luar hujan biar kamu gak kedinginan”

“ah sweet sekali sih kamu”

“iya dong, buat pacar sendiri”

“kalau kamu buat untuk orang lain bisa habis kamu sama aku”

Winda tertawa dengan kecemburuan Denis kepadanya “kejam sekali kamu ya bapak kibo”

“oh jelas itu, kamu Cuma milik aku jadi siapapun gak berhak nyentuh kamu kecuali orang tua kamu”

“iya percaya deh’

“kamu buatin aku minuman aja ni” cengengesan

“kamu mau aku buatin mie goreng” tertawa dengan tingkah Denis yang gak malu-malu tapi malu-maluin

“eum boleh deh mbak satu mie goreng”

“lo panggil guwe mbak?, emang aku mbak-mbak apa”

“mirip dikit sih” memperagakan dengan tangannya

‘iya aku buatin dulu ya bos”

“iya sayangku, makasih ya”

“iya, sekalian aku panggil Adit dulu ya” pergi ke kamar adiknya “Dit, ada kak Denis tu di depan dia ngajak kamu main PS”

“mana kak” keluar kamar dengan semangat karena dia punya teman untuk main PS yang tidak seperti kakaknya yang sangat malas ketika ia mengajak main PS.

“itu diruang tamu, kamu kesana terus temanin dia, kakak mau buat minuman dulu”

“iya kak” pergi menemui Denis sambil berlari kecil

  Sementara Kiki dan Aldi pasangan sejoli yang tidak bisa dipisahkan sama siapapun dan oleh apapapun

“Di kaya biasa ya siapa yang kalah traktir yang menang”

“oke siap, guwe yakin hari ini lo yang kalah”

“jangan PD dulu bosku, kita buktikan di arena ini, siap” mengambil ancang-ancang “mulai” teriaknya

Pertarungan sengit itu pun dimulai Aldi yang tampak bersemangat untuk menang, begitu juga dengan Kiki yang tidak mau kalah

“ayo dikit lagi kita menang” teriak kiki

“guwe gak akan biarin lo menang kali ini ki” teriak Aldi

Dan yang menang adalah

“ye guwe menang” teriak Aldi

“yah kalah deh guwe”

“bangun-bangun yuk kita makan, eum guwe mau makan di restauran jepang”

“jangan banyak-banyak ya Di guwe bokek nanti, kantong guwe mulai menipis ni”

“gampang itu, kalau gak cukup uang nanti lo tinggal cuci piring di sana”ledek Aldi

“tega banget lo Di” Kiki dengan muka cemasnya

“udah buru jalan”

Mereka berdua mencari restauran makanan Jepang

“mbak aku pesan sushi dua, ramen satu”

“jangan banyak-banyak Di” bisik ke telinga Aldi

“Ada lagi mas?, kalau mas mau pesan apa” menunjuk kiki

“saya okonomiyaki aja mbak sama air mineral yang dingin ya mbak

“iya mas, ada lagi”

“okonomiyaki nya dua ya mbak satu lagi udon ya mbak, minumnya air mineral saja’

“itu saja, mohon ditunggu ya mas’

Setelah makan Dafa dan Amanda kembali ke mobil “cantik, eh maaf kecil sekarang sudah jam 5 sore kita lanjut jalan apa mau pulang saja”

“kita pulang saja ya, takut dicariin mama nanti”

“iya boleh, aku anterin kamu sekarang”

“Bucin makasih ya sudah bawa aku jalan-jalan, karena sebelumnya aku gak pernah jalan-jalan, pulang sekolah aku langsung dijemput mama pulang”

“masa sih kamu gak pernah jalan-jalan, terus sama cowok dulu kamu mungkin”

Amanda tertawa “aku gak pernah pacaran kecil, ini baru sama kamu aku dekat sama cowok, sebelumnya gak pernah sama sekali”

Tak lama setelah itu Dafa dan Amanda sampai di rumah Amanda

“Assalamualaikum ma” mengetuk pintu

“waalaikumsalam” membukakan pintu “sayang” memeluk Amanda “untung kamu cepat pulangnya”

“Dafa masuk dulu yuk”

“gak usah tante Dafa mau langsung pulang saja, Dafa pamit ya tante” mencium tangan mamanya Amanda

Dafa kembali ke mobilnya sementara Amanda dan ibunya masuk ke dalam rumah

“untung kamu segera pulang sayang, mama khawatir dari tadi kamu belum minum obat”

“ma” duduk di sofa ruang tamu “susah ya jadi aku yang selalu bergantungan sama obat, aku gak bisa bebas main, selalu bikin mama khawatir sama kondisi aku”

“sayang” memeluk Amanda “jangan ngomong gitu mama khawatir karena mama sangat sayang sama kamu, apapun akan mama lakukan demi kamu”

“iya ma, makasih ya ma sudah sayang sama aku sampai begini”

“kamu istirahat ya sekarang, besok kamu sekolah lagi kan”

“iya ma” masuk ke kamarnya.

Di dalam kamar Amanda senyum-senyum mengingat pertemuannya dengan Dafa

“duh Daf kok ada ya cowok seperti kamu yang super baik, ganteng, manis, sholeh dan mempunyai akhlak yang bagus, aku sendiri kagum sama kebaikan kamu, kamu selalu membuat aku nyaman dekat sama kamu, andai kamu bisa pacar aku pasti aku senang banget, tapi apa mau Dafa sama aku cewek penyakitan”

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***